Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

A. PENGERTIAN
Bayi baru lahir adalah 24 jam pertama setelah kelahiran. Kelahiran adalah
saat segera ketika bayi terpisah dari ibunya dan plasenta (http://kumpulanasuhan-keperawatan.blogpot.com).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai
apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Yeyeh, Ai Rukiyah dkk, 2010).
B. TANDA-TANDA BAYI BARU LAHIR NORMAL
Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda antara lain :
1. Warna kulit (appearance color) : seluruh tubuh kemerah-merahan
2. Frekuensi jantung >100 kali/menit
3. Reaksi terhadap ransangan (grimace) : menangis, batuk/bersin
4. Tonus otot (activity) : gerakan aktif
5. Usaha napas (respiration) : bayi menangis kuat
C. PENAMPILAN PADA BAYI BARU LAHIR
1. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi ransangan
terhadap reaksi terhadap ransangan sakit, suara keras yang
mengejutkan atau suara mainan
2. Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan yang
simetris pada waktu bangun. Adanya tremor pada bibir, kaki dan
tangan pada waktu menangis adalah normal.
3. Simetris yakni seluruh badan seimbang, kepala: apakah terlihat
simetris?
4. Muka wajah, bayi tampak ekspresi mata, perhatikan kesimetrisan
antara mata kanan dan kiri, perhatikan adanya tanda-tanda perdarahan
berupa bercak merah yang akan menghilangkan dalam waktu 6
minggu.
5. Mulut, penampilannya harus semetris, mulut tidak mencucu seperti
mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi.
6. Leher, dada, abdomen : melihat adanya cedera akibat persalinan,
perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernapasan bayi karena bayi
biasanya bayi masih ada pernapasan perut.
7. Punggung, adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan
lekukan yang kurang sempurna.
8. Kulit dan kuku, dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan,
kadang-kadang

didapatkan

kulit

yang

mengelupas

ringan,

pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan kemungkinan adanya


kelainan.

9. Kelancaran menghisap dan pencernaan, harus diperhatikan tinja dan


kemih, diharapkan keluar dalam 24 jam pertama.
10. Refleks: refleks rooting bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh
pipi, refleks isap, terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir, yang
disertai refleks menelan, refleks moro dan refleks mengeluarkan lidah.
11. Berat badan: sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat badan lebih
dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukkan kekurangan cairan
(Prawirohardjo, 2002)
D. PENILAIAN APGAR SCORE
Tanda
Frekuensi Jantung
Usaha nafas
Tonus tot
Refleks
Warna

Nilai
0
Tidak ada
Tidak ada

1
2
<100 x/menit
>100 x/menit
Lambat
tidak Menangis kuat

Lumpuh
Tidak ada

teratur
Ekstermitas fleksi
Gerakan sedikit

Biru/pucat

melawan
Tubuh kemerahan, Seluruh
ekstermitas biru

Gerakan aktif
Gerakan
kuat/
tubuh

kemerahan

Apabila nilai apgar :


7-10 : bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam keadaan normal
4-6 : bayi mengalami asfiksia sedang
0-3 : bayi mengalami asfiksia berat

E. BOUNDING ATTACHEMENT
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun
ikatan) jadi Bonding Attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih
saying dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi. Bayi merasa
dicintai, diperhatikan, aman dan nyaman sehingga terbentuk social dan dapat
bereksplorasi yang merupakan awal pembentukan konsep diri. Jika gagal
gangguan perkembangan tingkah laku (stereotipi) misalnya menghisap jari,
menyakiti diri, tidur dilantai atau gangguan social/ketakutan, apatis,
kemunduran kognitif/verbal.
Cara untuk mempererat ikatan batin antaraibu dan anak, setetelah dilahirkan
sebaiknya bayi langsung diletakkan di dada ibunya sebelum bayi dibersihkan.

Sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang


dalam diantara ibu dan anak (Yeyeh, Ai Rukiyah, 2010)
F. PEMBERIAN ASI
Satu jam pertama setelah bayi dilahirkan, insting bayi membawanya untuk
mencari puting sang bunda, perilaku bayi tersebut dikenal dengan istilah
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) (Yeyeh, Ai Rukiyah, 2010).
Keuntungan pemberian ASI diantaranya adalah adanya keterikatan emosional
ibu dan bayi, sebagai kekebalan pasif (kolostrum) untuk bayi dan merangsang
kontraksi uterus.
Pedoman pemberian ASI antara lain: menyusui setelah lahir (dalam waktu 1
jam) jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI ekslusif
selama 6 bulan) kecuali ada alasan medis (sangat jarang atau tidak memiliki
ASI), berikan ASI sesuai dengan dorongan alamiah (kapanpun dimanapun)
selama bayi menginginkan (JNPK-KR, 2007).
G. PRINSIP DASAR PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
Tujuan menjaga jalan napas, mempertahankan suhu tubuh, cegah infeksi dan
identifikasi.
Prinsip dasar : penanganan faktor-faktor resiko kematian perinatal
(perdarahan, hipertensi, kelahiran preterm, asfiksia dan hipotermi.> 50%
kematian bayi pada masa neonatal missal karena hipotermi (cold stress),
hipoglikemi, hipoksia, kerusakan otak/ perdarahan otak.
H. ADAPTASI BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR
UTERUS
Saat lahir bayi harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang
semula berada dalam lingkungan interna ke lingkungan eksterna. Saat ini bayi
tersebut harus dapat oksigen melalui system sirkulasi pernapasannya sendiri,
mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup,
mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk : mengeluarkan
cairan dalam paru-paru dan mengembangkan jaringan alveolus dalam paruparu untuk pertama kali.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan
mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna
mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi dua perubahan besar.
Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
I. KEBUTUHAN BAYI BARU LAHIR
1. Merawat tali pusat

2. Menilai APGAR dalam menit pertama, menit ke lima, dan menik ke


sepuluh, normal nilainya 7-10.
3. Nutrisi : 12 jam pertama belum perlu, ini untuk memungkinkan bayi
istirahat dan mengeluarkan lendir namun tergantung kebijakan
masing-masing RS, saat ini bayi disusui segera dg ASI.
4. Stimulasi : melalui sentuhan atau belaian atau pandangan menyusui.
Saat ini stimulasi untuk pernafasan tidak dianjurkan kalau terpaksa
5.
6.
7.
8.
9.

isap lender atau pasang oksigen.


Kebersihan
Profilaksisi : tetes mata, vit K
Mempertahankan suhu
Pakaian dan selimut
Posisi dan lingkungan : miring dengan kepala sedikit rendah,
lingkungan hangat/ tenang.

J. PENGKAJIAN
1. Sirkulasi
Nadi apikal dapat berfluaktuasi dari 110 sampai 180 x/menit, tekanan
darah 60-80 mmHg (systole), 40 sampai 45 mmHg (diastole). Bunyi
jantung : lokasi di mediastinum dengan titik intensitas maksimal tepat
di kiri dan midsternum pada ruang interkostal ketiga atau keempat.
Murmur biasa terjadi selama beberapa jam pertama kehidupan. Tali
pusat putih dan bergelintin, mengandung dua arteri dan satu vena.
2. Eliminasi
Dapat berkemih saat lahir.
3. Makanan/ cairan
Berat badan : 2500 sampai 4000 g. panjang badan : 44 sampai 55 cm.
turgor kulit elastis (bervariasi sesuai usia gestasi).
4. Neurosensori
Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstermitas . sadar dan aktif
mendemontrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama
setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas). Penampilan asimetris
(molding,

edema,

hematoma).

Menangis

kuat,

sehat,

nada

sedang( nada menangis tinggi menunjukan abnormalitas genetic,


hipoglikemia atau efek narkotik yang memanjang).
5. Pernapasan
Skor Apgar : 1 menit, 5 menit. Skor optimal harus antara 7 sampai 10.
Rentang dari 30 sampai 60 x/mnt, pola periodic dapat terlihat. Bunyi
napas bilateral, kadang-kadang krekel umum pada awalnya, silindrik
torak kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.
6. Keamanan

Suhu terentang dari 36,5

C sampai 37,5

C, ada verniks (jumlah

dan distribusi tergantung pada usia gestasi). Kulit : lembut, fleksibel,


pengelupasan tangan/kaki dapat terlihat : warna merah muda atau
kemerahan , mungkin belang-belang menunjukkan memar minor
(misal : kelahiran dengan forsep) atau perubahan warna harlequin;
petekie pada kepala / wajah (dapat menunjukan peningkatan tekanan
berkenaan dengan kelahiran atau korda nukhal).

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan pertukaran gas b/d stressor prenatal atau intra partum/
produksi mukus berlebihan / stress akibat dingin
2) Perubahan suhu tubuh (hipotermi) b/d adaptasi dengan lingkungan
luar rahim
3) Perubahan

proses

keluarga

b/d

transisi

perkembangan

atau

penambahan anggota keluarga.


4) Resiko tinggi infeksi b/d kulit rusak/ jaringan trauma/ pemajanan
lingkungan/ ketidakadekuatan imunitas yang didapat.
5) Resiko tinggi cedera b/d trauma lahir/ aspirasi/ anomali congenital/
efek obat
6) Resiko tinggi kekurangan cairan b/d pemberian makan lambat /
keterbatasan masukan oral
N

DIAGNOSA KEPERAWATAN

O
1.

Gangguan

pertukaran

gas

TUJUAN DAN KRITERIA HASIL


b/d Tujuan :

INTERVENSI
1) Kaji

stressor prenatal atau intra partum/ Gangguan pertukaran gas tidak

frekuensi

pernapasan awal

produksi mukus berlebihan / stress terjadi.


akibat dingin

Kriteria Hasil:

Mempertahankan jalan napas 2) Perhatikan adany


paten
Frekuensi

cuping hidung,
pernapasan

dan

pernapasan men

jantung dalam batas normal


ronki.
Tidaka ada sianosis
Tidaka ada tanda distress 3) Perhatikan nada
pernapasan

menangis

4) Perhatikan nadi a

5) Berikan rangsan

sensori yang tepa

6) Perhatikan adan
mata lebar

7) Observasi warna

lokasi dan luas


Kaji tonus otot.

8) Kolaborasi dalam
oksigen

9) Kolaborasi dalam

lendir bila depres


10) Kolaborasi dala

obat-obatan sesu
2.

Perubahan suhu tubuh (hipotermi) Tujuan :

1) Tempatkan bay

b/d adaptasi dengan lingkungan Suhu tubuh normal

dalam lingkunga

luar rahim

Kriteria hasil :

pada

Tanda-tanda vital dalam batas

Hangatkan objek

normal
Mempertahankan suhu inti, kulit

bayi (missal tim

dan aksila
Bebas dari

lengan

stetoskop, meja

dan tangan)
distress 2) Perhatikan suhu l
pernapasan dan stress dingin
tanda

3) Kaji suhu inti ne


suhu

kulit

se

dengan alat pe
dengan tepat
4) Berikan
bertahap

pada

mengalami

str

pertahankan suh

hangat dari pada


5) Observasi tanda
dingin

pada

penurunan

peningkatan
ektremitas

flek

belang atau pu

tangan, dan kaki


6) Kolaborasi dalam

dukungan metab

atau buffer) sesua

3.

Perubahan proses keluarga b/d Tujuan :


transisi

perkembangan

penambahan anggota keluarga.

1) Informasikan kep

atau Proses keluarga kembali normal

tentang kebutuh

Kriteria hasil:
Memulai

neonatus segera
proses

kedekatan

dengan cara yang bermakna

yang diberikan.
2) Tempatkan bayi

ibu/ayah segera s

untuk anggota keluarga


Dengan tepat mengidentifikasi
bayi

untuk

neonatus memun

meyakinkan

hubungan keluarga yang benar.

3) Anjurkan orang

mengelus dan bic

baru lahir, anjur

menyusui bayi bi
4) Bagi informasi t

pengkajian fisik

baru lahir.
5) Diskusikan kem

untuk berinteraks
6) Gunakan system

yang dapat dit

hukum, tempatk

lengan atau kaki

pita pada ibu.

telapak kaki bay


4.

Resiko tinggi infeksi b/d kulit Tujuan :

ibu.
1) Tinjau

ulang

rusak/ jaringan trauma/ pemajanan Resiko tidak infeksi

risiko pada ibu y

lingkungan/

bayi

ketidakadekuatan Kriteria hasil :

imunitas yang didapat.

cenderu

Bebas dari tanda-tanda infeksi


infeksi.
2)
Sikat dan cuci
Menunjukkan pemulihan tepat
waktu pada punting tali pusat,

lengan dengan pr

bebas dari drainase atau eritema.

sebelum

mem

perawatan bayi,
dengan
terkontaminasi

memegang setiap
3) Pantau petugas ,

pengunjung terh
infeksius, lesi

atau herpes. B

dengan bayi seca


4) Pelihara peralat

dan bahan-baha

untuk setiap bayi


5) Inspeksi kulit

terhadap ruam a

integritas kulit. G
lembutdan lap
perlahan untuk
setelah

mand

menggosok secar
6) Gunakan krim p

yang kering, kh
pergelangan

pergelangan tang
7) Anjurkan menyu

tepat.
8) Kaji tali pusat d

pada dasar tali pu

dari adanya ke
atau rabas
9) Inspeksi mulut
adanya

plak

mukosa oral, gu
Bedakan antara

dari sariawan dan


10) Kolaborasi dalam

laboratorium, ses

11) Kolaborasi dala

antibiotik topika
parenteral.

5.

Resiko tinggi cedera b/d trauma Tujuan :

1) Lakukan

lahir/ aspirasi/ anomali congenital/ Resiko cidera tidak terjadi


efek obat

temua

melalui pengkaji

Kriteria hasil :
Bebas dari cedera atau aspirasi
Menunjukkan kadar bilirubin

baru lahir
2) Kaji bayi terha
kongenital,

dibawah 18 mg/dl
Mengidentifikasi resiko-resiko

sumbing bibir

individual
Menunjukkan

dislokasi pangg

perilaku

spina

untuk

bifida,

hipospadia, atau
melindungi bayi baru lahir dari 3) Posisikan bayi b
cedera lingkungan

abdomen atau m

gulungan selimu

Pantau bayi terh

dalam mengatasi
4) Jangan pernah
bayi

tidak

dip

dalam atau pada

yang tidak ada pe


5) Kaji bayi ter
ikterik;

perha

bilirubin direk da
6) Kolaborasi dala
vitamin

intramuskuler.
7) Kolaborasi dalam

sinar X, bantu

diagnostik sesuai

6.

Resiko tinggi kekurangan cairan Tujuan :

1) Catat berkemih

b/d pemberian makan lambat / Resiko kekurangan cairan tidak


keterbatasan masukan oral

selanjutnya

terjadi
Kriteria hasil :
Berkemih 2 sampai 6 kali
dengan

haluaran

15-60

2) Pemberian ASI
ml/kg/hari
Menghasilkan urin bebas kristal
jumlah yang dite
asam urat
dimuntahkan

3) Pantau masukan

cairan. Perhatika

konsentrasi urin

Kristal berwarna

popok
4) Perhatikan adany
urin

5) Perhatikan adany

6) Palpasi

adany

kandung kemih,

ketidaknyamanan

kandung kemih b
10

berkemih dalam

kelahiran.
7) Kolaborasi dala
aspirasi

kand

suprapubis bila d

11

Anda mungkin juga menyukai