Paling sering disebabkan oleh ruptur aneurisma selular, trauma, atau perdarahan
dari malformasi arteriovenosa.
SAH aneurisma dan traumatik mempunyai patofisiologi, terapi, dan hasil yang
berbeda.
Berkaitan dengan hipertensi yang kronis; biasanya timbul pada orang tua.
SAH
-
Sakit kepala yang berat dan mendadak (sakit kepala yang paling berat yang
pernah dirasakan sepanjang hidupnya)
Gejala klinis ICH dan gambaran neurologic tergantung pada lokasi perdarahan.
-
Sakit kepala yang mulai timbulnya akut; dapat berkembang mengalami stupor,
selanjutnya koma.
3. Diagnosis Banding
CVA
Hematom subdural atau epidural.
Migren
Meningitis atau ensefalitis
Lesi massa intraserebral
Infeksi sistemik (misalnya influenza)
Diseksi karotis atau arteri vertebralis
Ensefalopati hipertensi
Artritis servikalis
Artritis temporalis
Labirintitis
Glaukoma sudut tertutup akut.
4. Pemeriksaan diagnostic
SAH
- CT Scan kepala tanpa kontras merupakan pemeriksaan yang pertama kali
dimintakan dan biasanya menunjukkan darah dalam sisterna basilaris (SAH
-
menunjukkan
parenkim otak.
Pemeriksaan laboratorium mungkin diperlukan untuk mengesampingkan penyebab
penyebab gejala klinis yang lain : CBC, glukosa, kimiawi, PT/PTT, EKG, enzim
jantung, foto toraks, golongan darah/skrining, dan skrining obat dalam urine.
5. Terapi/penatalaksanaan
ABC, monitor jantung, pulse oximetri, dan pemeriksaan neurologic berulang
dilakukan.
Profilaksis kejang diberikan dengan fenitoin IV.
aneurisma
mengalami
perdarahan
ulang,
hipotensi
dapat
ICP.
6. Prognosis/komplikasi
Semua pasien dirawat di ICU bedah syaraf.
Angka mortalitas SAH dan ICH mendekati 50 %
SAH aneurisma
- Komplikasi mencakup perdarahan ulang, vasospasme serebral, hematom
intraserebral, hidrosefalus, kardiomiopati sementara, SIADH, kejang, dan
atau operasi
ICH
- Komplikasi mencakup kejang, peningkatan ICP, hidrosefalus, SIADH, dan
-
peningkatan ICP yang cepat, herniasi unkus, dan kompresi batang otak.
Biasanya timbul pada anak anak, usia belasan tahun, dan dewasa muda.
antikougulasi.
2. Manifestasi/tanda dan gejala klinis
Sakit kepala, dilatasi pupil ipsilateral, muntah, hemiparesis, dan kebingungan.
Epidural
- Trauma kepala awal dengan LOC
- Selanjutnya 50% mengalami interval lusid yang diikuti dengan penurunan
dalam.
Subdural subakut : sakit kepala yang berkembang lambat, mengantuk, perubahan
subdural).
5. Terapi/penatalaksanaan
Jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi dipertahankan.
Dilakukan intubasi jika terdapat hipoksemia atau pasien tidak mampu melindungi
jalan nafas.
Pemeriksaan neurologi dilakukan secara berulang.
Diberikan terapi hipotensi dengan cairan IV isotonic ( larutan garam fisiologik
serial.
6. Prognosis/komplikasi
Semua pasien dengan perdarahan intracranial dirawat di rumah sakit.
Hematom epidural mempunyai angka mortalitas 20%.
Hematom subdural akut mempunyai mortalitas 50-80%.