Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Varicella adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh varicella zoster virus
(VZV). Infeksi berulang dapat mengakibatkan terjadinya herpes zoster, dimana telah dikenal
sejak lama. Infeksi varicella primer (cacar air) susah dibedakan dengan cacar sampai akhir
abad ke-19.1
VZV adalah virus DNA yang termasuk dalam famili virus herpes. Seperti virus herpes
lainnya, VZV memiliki kapasitas untuk bertahan dalam tubuh setelah infeksi (pertama)
primer sebagai infeksi laten. VZV tetap dalam ganglia saraf sensorik. Infeksi primer
menyebabkan terjadinya varicella (cacar air), sementara herpes zoster (shingles) adalah
akibat dari infeksi berulang. Virus ini diyakini memiliki waktu kelangsungan hidup singkat di
lingkungan. 1

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Infeksi akut primer oleh virus varicella zoster yang menyerang kulit dan mukosa,
klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh.2
EPIDEMIOLOGI

Usia
Pada orang yang belum mendapat vaksinasi, 90% kasus terjadi pada anak-anak

dibawah 10 tahun, 5% terjadi pada orang yang berusia lebih dari 15 tahun. Sementara pada
pasien yang mendapat imunisasi, insiden terjadinya varicella secara nyata menurun. 3

Insiden
Sejak diperkenalkan adanya vaksin varicella pada tahun 1995, insiden terjadinya

varicella terbukti menurun. Dimana sebelum tahun 1995, terbukti di Amerika terdapat 3-4
juta kasus varicella setiap tahunnya.3

Transmisi
Transmisi penyakit ini secara aerogen maupun kontak langsung. Kontak tidak

langsung jarang sekali menyebabkan varicella. Penderita yang dapat menularkan varicella
yaitu beberapa hari sebelum erupsi muncul dan sampai vesikula yang terakhir. Tetapi bentuk
erupsi kulit yang berupa krusta tidak menularkan virus. 3

Musim
Di daerah metropolitan yang beriklim sedang, dimana epidemi varicella sering terjadi

pada musim musim dingin dan musim semi. 3

PATOGENESA
Virus VZ masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran napas dan
orofaring. Multiplikasi virus di tempat tersebut diikuti oleh penyebaran virus dalam jumlah
2

sedikit melalui darah dan limfe ( viremia primer ). Virus VZV dimusnahkan oleh sel sistem
retikuloendotelial, yang merupakan tempat utama replikasi virus selama masa inkubasi.
Selama masa inkubasi infeksi virus dihambat sebagian oleh mekanisme pertahanan tubuh dan
respon yang timbul.3,4
Pada sebagian besar individu replikasi virus dapat mengatasi pertahanan tubuh yang
belum berkembang sehingga dua minggu setelah infeksi terjadi viremia sekunder dalam
jumlah yang lebih banyak. Lesi kulit muncul berturut-berturut, yang menunjukkan telah
memasuki siklus viremia, yang pada penderita yang normal dihentikan setelah sekitar 3 hari
oleh imunitas humoral dan imunitas seluler VZV. Virus beredar di leukosit mononuklear,
terutama pada limfosit. Bahkan pada varicella yang tidak disertai komplikasi, hasil viremia
sekunder menunjukkan adanya subklinis infeksi pada banyak organ selain kulit.4
Respon imun penderita menghentikan viremia dan menghambat berlanjutnya lesi
pada kulit dan organ lain. Imunitas humoral terhadap VZV berfungsi protektif terhadap
varicella. Pada orang yang terdeteksi memiliki antibodi serum biasanya tidak selalu menjadi
sakit setelah terkena paparan eksogen. Sel mediasi imunitas untuk VZV juga berkembang
selama varicella, berlangsung selama bertahun-tahun, dan melindungi terhadap terjadinya
resiko infeksi yang berat.4

MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi antara 14 sampai 16 hari setelah paparan, dengan kisaran 10 sampai 21
hari. Masa inkubasi dapat lebih lama pada pasien dengan defisiensi imun dan pada pasien
yang telah menerima pengobatan pasca paparan dengan produk yang mengandung antibodi
terhadap varicella.4

Gejala prodromal
Pada anak kecil jarang terdapat gejala prodromal. Sementara pada anak yang lebih

besar dan dewasa, ruam yang seringkali didahului oleh demam selama 2-3 hari, kedinginan,
malaise, anoreksia, nyeri punggung, dan pada beberapa pasien dapat disertai nyeri
tenggorokan dan batuk kering.3,4

Ruam pada varicella


Lesi muncul berturut-turut, dengan distribusi terutama di bagian sentral. Ruam

cenderung padat kecil-kecil di punggung dan antara tulang belikat daripada skapula dan
bokong dan lebih banyak terdapat pada medial daripada tungkai sebelah lateral. Tidak jarang
terdapat lesi di telapak tangan dan telapak kaki, dan vesikula sering muncul sebelumnya dan
dalam jumlah yang lebih besar di daerah peradangan, seperti daerah yang terkena sengatan
matahari.4

Gambar 1 Infeksi VZV : Varicella 3

Gambaran dari lesi varicella berkembang secara cepat, yaitu lebih kurang 12 jam,
dimana mula-mula berupa makula eritematosa yang berkembang menjadi papul, vesikel,
pustul, dan krusta. Vesikel dari varicella berdiameter 2-3 mm, dan berbentuk elips. Vesikel
biasanya superfisial dan berdinding tipis, dan dikelilingi daerah eritematosa sehingga tampak
terlihat seperti embun di atas daun mawar. Cairan vesikel cepat menjadi keruh karena
masuknya sel radang, sehingga mengubah vesikel menjadi pustul. Lesi kemudian mengering,
mula-mula di bagian tengah sehingga menyebabkan umbilikasi dan kemudian menjadi krusta.
Krusta akan lepas dalam 1-3 minggu, meninggalkan bekas bekas cekung kemerahan yang
akan berangsur menghilang. Apabila terjadi superinfeksi dari bakteri maka dapat terbentuk
jaringan parut. Lesi yang telah menyembuh dapat meninggalkan bercak hipopigmentasi yang
dapat menetap selama beberapa minggu/bulan.4

Vesikel juga terdapat di mukosa mulut, hidung, faring, laring, trakea, saluran
cerna, kandung kemih, dan vagina. Vesikel di mukosa ini cepat pecah sehingga seringkali
terlihat sebagai ulkus dangkal berdiameter 2-3 mm. 4

Gambar 3 Lesi dengan spektrum luas 4


Demam biasanya berlangsung selama lesi baru masih timbul, dan tingginya
demam sesuai dengan beratnya erupsi kulit. Jarang di atas 39oC, tetapi pada keadaan yang
berat dengan jumlah lesi banyak dapat mencapai 40,5oC. Demam yang berkepanjangan atau
yang kambuh kembali dapat disebabkan oleh infeksi sekunder bakterial atau komplikasi
lainnya. Gejala yang paling mengganggu adalah gatal yang biasanya timbul selama stadium
vesikuler. 4
DIAGNOSA VARICELLA
Varicella biasanya mudah didiagnosa berdasarkan penampilan dan perubahan pada
karakteristik dari ruam yang timbul, terutama apabila ada riwayat terpapar varicella 2-3
minggu sebelumnya. 4

LABORATORIUM
Lesi pada varicella dan herpes zoster tidak dapat dibedakan secara histopatologi. Pada
pemeriksaan menunjukkan sel raksasa berinti banyak dan sel epitel yang mengandung badan
inklusi intranuklear yang asidofilik. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan pewarnaan Tzanck,
dimana bahan pemeriksaan dikerok dari dasar vesikel yang muncul lebih awal, kemudian
diletakkan di atas object glass, dan difiksasi dengan ethanol atau methanol, dan diwarnai
dengan pewarnaan hematoxylin-eosin, Giemsa, Papanicolaou, atau pewarnaan Paragon,
kemudian diperiksa dengan mikroskop dengan 100x pembesaran. 4
5

Gambar 4 Sel raksasa berinti banyak 4


DIAGNOSA BANDING

Variola

Herpes simpleks

KOMPLIKASI
Pada anak-anak, varicella jarang disertai komplikasi. Komplikasi tersering umumnya
disebabkan oleh infeksi sekunder bakterial pada lesi kulit, yang biasanya disebabkan oleh
stafilokokus atau streptokokus, sehingga terjadi impetigo, furunkel, selulitis, atau erysipelas.4
Pada orang dewasa demam dan gejala konstitusi biasanya lebih berat dan berlangsung
lebih lama, ruam varicella lebih luas, dan komplikasi lebih sering terjadi. Pneumonia
varicella primer merupakan komplikasi tersering pada orang dewasa.
Varicella pada kehamilan mengancam ibu dan janinnya. Infeksi yang menyebar luas
dan varicella pneumonia dapat mengakibatkan kematian pada ibu. Janin dapat meninggal
karena kelahiran prematur atau kematian ibu karena varicella pneumonia berat, tetapi
varicella selama kehamilan, tidak, jika tidak secara subtansial meningkatkan kematian janin.4
Morbiditas dan mortalitas pada varicella secara nyata meningkat pada pasien dengan
defisiensi imun. Pada pasien ini replikasi virus yang terus-menerus dan menyebar luas
mengakibatkan terjadinya viremia yang berkepanjangan, dimana mengakibatkan ruam yang
semakin luas, jangka waktu yang lebih lama dalam pembentukan vesikel baru, dan
penyebaran visceral klinis yang signifikan.4

Komplikasi susunan saraf pusat pada varicella terjadi kurang dari 1 diantara 1000
kasus. Varicella berhungan dengan sindroma Reye ( ensepalopati akut disertai degenerasi
lemak di liver ) yang khas terjadi 2 hingga 7 hari setelah timbulnya ruam. Ataksia serebri akut
lebih umum terjadi daripada kelainan neurologi yang lainnya. 4
TERAPI

Antivirus
Beberapa analog nukleosida seperti acyclovir, famciclovir, valacyclovir, dan brivudin,

dan analog pyrophosphate foskarnet terbukti efektif untuk mengobati infeksi VZV. Acyclovir
adalah suatu analog guanosin yang secara selektif difosforilasi oleh timidin kinase VZV
sehingga terkonsentrasi pada sel yang terinfeksi. Enzim-enzim selular kemudian mengubah
acyclovir monofosfat menjadi trifosfat yang mengganggu sintesis DNA virus dengan
menghambat DNA polimerase virus. 4
Valacyclovir dan famcyclovir, merupakan prodrug dari acyclovir yang mempunyai
bioavaibilitas oral lebih baik daripada acyclovir sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan
frekuensi pemberian obat berkurang. 4
1. Acyclovir

Anak

: dosis 4x20 mg/kgBB/hari selama 5 hari.

Dewasa

: dosis 5x800 mg selama 5 hari

2. Valasiklovir

: dewasa 3 x 1000 mg selama 7-10 hari dan efektif diberikan 24 jam

setelah timbul lesi.

Topikal
Pada anak normal varicella biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri. Untuk

mengatasi gatal dapat diberikan kompres dingin, atau lotion kalamin. Cream dan lotion yang
mengandung kortikosteroid dan salep yang bersifat oklusif sebaiknya

tidak digunakan.

Mandi rendam dengan air hangat dapat mencegah infeksi sekunder bakterial. 4

Antibiotic
7

Analgetik/antipiretik

PENCEGAHAN
1. Vaksin varicella

Karakteristik
Vaksin varicella (Varivax, Merck) merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan,

yang berasal dari strain Oka VZV. Virus vaksin diisolasi oleh Takahashi pada awal tahun
1970 dari cairan vesikular yang berasal dari anak sehat dengan penyakit varicella. Vaksin
varicella ini dilisensikan untuk penggunaan umum di Jepang dan Korea pada tahun 1988.
Vaksin ini diijinkan di Amerika Serikat pada tahun 1995 untuk orang-orang usia 12 bulan dan
yang lebih tua. 1

Keefektifan vaksin
Setelah pemberian satu dosis tunggal vaksin varicella antigen, 97% dari anak yang

berusia 12 bulan sampai 12 tahun mengembangkan titer antibodi yang dapat terdeteksi.
Sedangkan lebih dari 90% dari responden vaksin mempertahankan antibodi untuk setidaknya
6 tahun. Dalam studi di Jepang, 97% dari anak-anak memiliki antibodi 7 sampai 10 tahun
setelah vaksinasi.1,5
Antibodi bertahan selama minimal 1 tahun pada 97% dari pemberian vaksin varicella
setelah dosis kedua yang diberikan pada 4 sampai 8 minggu setelah dosis pertama. Penelitian
telah menunjukkan bahwa dosis kedua vaksin varicella meningkatkan kekebalan.1

Jadwal vaksinasi dan penggunaan


Vaksin varicella dianjurkan untuk semua anak tanpa kontraindikasi yang berusia 12

sampai 15 bulan. Vaksin ini dapat diberikan kepada semua anak pada usia ini terlepas dari
riwayat varicella. 1
Dosis kedua vaksin varicella harus diberikan pada 4 sampai 6 tahun kemudian. Dosis
kedua vaksin varicella ini juga dianjurkan bagi orang yang lebih tua, dimana vaksin varicella
diberikan kepada orang-orang 13 tahun atau lebih pada 4 sampai 8 minggu kemudian. 1

Semua vaksin varicella harus diberikan melalui secara subkutan. Vaksin varicella
telah terbukti aman dan efektif pada anak-anak yang sehat bila diberikan pada saat yang sama
sebagai vaksin MMR di lokasi terpisah dan dengan jarum suntik yang terpisah. Jika vaksin
varicella dan MMR tidak diberikan pada kunjungan yang sama, maka pemberian harus
dipisahkan setidaknya 28 hari. Vaksin varicella juga dapat diberikan simultan (tapi di lokasi
terpisah dengan jarum suntik yang terpisah) dengan semua vaksin anak lainnya. 1

Profilaksis pasca terpapar


Data dari Amerika Serikat dan Jepang dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa

vaksin varicella ternyata efektif sekitar 70% sampai 100% dalam mencegah penyakit atau
terjadinya keparahan penyakit jika digunakan dalam waktu 3 hari, dan mungkin sampai 5
hari, setelah paparan. Jika paparan terhadap varicella tidak menyebabkan infeksi, vaksinasi
pasca paparan harus diberikan untuk memberi perlindungan terhadap paparan berikutnya. 1

Kontraindikasi dan tindakan pencegahan untuk vaksinasi


Seseorang dengan reaksi alergi yang parah (anafilaksis) dengan komponen vaksin

atau setelah dosis sebelumnya, seharusnya tidak menerima vaksin varicella. Orang dengan
imunosupresi karena leukemia, limfoma, keganasan umum, penyakit defisiensi imun, atau
terapi imunosupresif tidak harus divaksinasi dengan vaksin varicella.
Orang dengan imunodefisiensi seluler sedang atau berat akibat infeksi human
immunodeficiency virus (HIV), termasuk orang-orang yang didiagnosis dengan acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) tidak boleh menerima vaksin varicella. Anak yang
terinfeksi HIV dengan persentase CD4 T-limfosit 15% atau lebih tinggi, dan anak-anak yang
lebih tua dan orang dewasa dengan jumlah CD4 200 per mikroliter atau lebih tinggi dapat
dipertimbangkan untuk vaksinasi. 1
Wanita yang diketahui hamil atau mencoba untuk hamil sebaiknya tidak menerima
vaksin varicella. ACIP merekomendasikan kehamilan harus dihindari selama 1 bulan setelah
menerima vaksin varicella. Vaksinasi tidak dianjurkan untuk orang-orang yang dikenal
memiliki TB aktif. 1,5

KESIMPULAN
Varicella merupakan infeksi akut primer oleh virus varicella zoster yang menyerang
kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi
di bagian sentral tubuh.
Masa inkubasi antara 14 sampai 16 hari setelah paparan, dengan kisaran 10 sampai 21
hari. Biasanya diawali dengan gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi,
malaise, dan nyeri kepala, kemudian disusul dengan timbulnya papula eritematosa yang
dalam beberapa jam berubah menjadi vesikel. Dimana vesikel akan berkembang menjadi,
pustul, dan kemudian menjadi krusta.
Penyebarannya terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal
ke muka dan ektremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran nafas
bagian atas.
Pada anak-anak jarang memberi komplikasi, sementara pada orang dewasa
komplikasi yang tersering timbul adalah pneumonia. Dan pada pasien yang disertai dengan
defisiensi imun memberikan komplikasi yang lebih berat.
Untuk membantu diagnosa dapat dilakukan percobaan Tzanck yang diambil dari
kerokan dasar vesikel dan didapatkan sel datia yang berinti banyak.
Untuk pengobatan dapat diberikan antivirus, dimana dosis oral yang diberikan pada
anak yaitu 4x20mg/kgBB selama lima hari. Sementara dosis yang diberikan pada orang
dewasa 5x800 mg selama tujuh hari. Disamping itu dapat pula diberikan antipiretik, dan
analgesik, serta bedak yang ditambah zat anti gatal untuk mencegah pecahnya vesikel secara
dini, dan mengurangi rasa gatal.
Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksin varicella yang berasal dari galur yang
dilemahkan. Diberikan pada anak umur 12 bulan atau lebih, dan diberikan vaksin ulangan 4-6
tahun kemudian. Sementara pada anak yang berusia 12 tahun dosis ulangan diberikan 4-8
minggu setelah dosis pertama. Pemberian vaksin ini dilakukan secara subkutan dengan dosis
0,5 ml

10

DAFTAR PUSTAKA

1. www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/varicella.pdf
2. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Adhi, Edisi Enam Cetakan Kedua,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2010, hal 115
3. Wolff, Klaus. Johnson, Richard Allen. Fitzpatricks Color Atlas and Sypnosis of
Clinical Dermatology sixth edition, 2009, page 831-835
4. Straus, Stephen E. Oxman, Michael N. Schmader, Kenneth E. Fitzpatricks
Dermatology in general medicine seventh edition, vol 1 and 2, 2008, page 1885-1895
5. Anonim, Varicella ( chickenpox ), 2009. ( http://www.ncirs.edu.au/immunisation/factsheets/varicella-fact-sheet.pdf )

11

STATUS ORANG SAKIT


ANAMNESA PRIBADI
Nama

: An.

Umur

Jenis Kelamin

Status Perkawinan:
Pekerjaan

Agama

Alamat

Berat Badan

ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan utama

: Bintik bintik merah berisi cairan disertai gatal di seluruh


tubuh

Telaah

: Hal ini dialami pasien sejak 2 hari ini. Awalnya timbul di


badan kemudian muncul di tangan , wajah dan kaki. Pasien
juga mengalami demam.
RPT : RPO : -

PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENTS
Sensorium

: Compos mentis

Anemia

:-

Tekanan Darah

Ikterus

:-

Nadi

: 80 x/i

Dyspnoe

:-

Pernafasan

: 22 x/i

Cyanosis

:-

Suhu

: 37,7 o C

Oedem

:-

12

STATUS LOKALISATA
Kepala
Mata

Conj. Palpebra inf. Pucat (-) . sclera ikterik (-), Refleks

cahaya (+/+)
T/H/M

: Dalam Batas Normal

Leher

: Pembesaran KGB (-)

Thorax
Inspeksi

: Simetris

Palpasi

: SF kanan = kiri

Perkusi

: Sonor

Auskultasi

: Jantung
Paru

: 80 x/i, reguler
: sp : vesikuler st: -

Abdomen
Inspeksi

: Simetris

Palpasi

: Soepel

Perkusi

: Tympani

Auskultasi

: Peristaltik (+) Normal

Genitalia

Extremitas Superior:
Inferior :
STATUS DERMATOLOGI
Distribusi

: generalisata

Ad Regio

: badan, wajah, ekstremitas superior & inferior, punggung

Lesi

: Jumlah multiple, bentuk teratur, batas tegas

Efloresensi

: vesikel, macula, pustule, krusta

13

DIAGNOSA BANDING
1. Varicella
2. Variola
DIAGNOSA SEMENTARA
Varicella
PENGOBATAN

14

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB I Pato
    BAB I Pato
    Dokumen12 halaman
    BAB I Pato
    Indah Fitri Okta
    Belum ada peringkat
  • Miopia
    Miopia
    Dokumen6 halaman
    Miopia
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Acpd
    Acpd
    Dokumen12 halaman
    Acpd
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • DVT
    DVT
    Dokumen41 halaman
    DVT
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Dengue Haemorrhagic Fever: Pendahuluan
    Dengue Haemorrhagic Fever: Pendahuluan
    Dokumen15 halaman
    Dengue Haemorrhagic Fever: Pendahuluan
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • PEB Portopolio
    PEB Portopolio
    Dokumen33 halaman
    PEB Portopolio
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • HIV
    HIV
    Dokumen17 halaman
    HIV
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Campak
    Campak
    Dokumen6 halaman
    Campak
    fannysary
    Belum ada peringkat
  • Asma Eksakut PP
    Asma Eksakut PP
    Dokumen16 halaman
    Asma Eksakut PP
    Indah Fitri Okta
    Belum ada peringkat
  • Kanker Kulit
    Kanker Kulit
    Dokumen16 halaman
    Kanker Kulit
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Jurnal LBP
    Jurnal LBP
    Dokumen39 halaman
    Jurnal LBP
    fannysary
    Belum ada peringkat
  • Meningitis
    Meningitis
    Dokumen9 halaman
    Meningitis
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Kerugian Susu Formula
    Kerugian Susu Formula
    Dokumen8 halaman
    Kerugian Susu Formula
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Asi Eksklusif
    Asi Eksklusif
    Dokumen12 halaman
    Asi Eksklusif
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Dengue Haemorrhagic Fever: Pendahuluan
    Dengue Haemorrhagic Fever: Pendahuluan
    Dokumen15 halaman
    Dengue Haemorrhagic Fever: Pendahuluan
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Hipermetropi
    Hipermetropi
    Dokumen6 halaman
    Hipermetropi
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Hipermetropi
    Hipermetropi
    Dokumen19 halaman
    Hipermetropi
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Asi Eksklusif
    Asi Eksklusif
    Dokumen25 halaman
    Asi Eksklusif
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Tindakan
    Kuesioner Tindakan
    Dokumen11 halaman
    Kuesioner Tindakan
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Varicella
    Varicella
    Dokumen14 halaman
    Varicella
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Scabies
    Scabies
    Dokumen14 halaman
    Scabies
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • CHF
    CHF
    Dokumen11 halaman
    CHF
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Tumor Ganas Nasofaring
    Tumor Ganas Nasofaring
    Dokumen22 halaman
    Tumor Ganas Nasofaring
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Kanker Kulit
    Kanker Kulit
    Dokumen16 halaman
    Kanker Kulit
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Polio
    Polio
    Dokumen4 halaman
    Polio
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Makalah Tumor Ganas Nasofaring
    Makalah Tumor Ganas Nasofaring
    Dokumen28 halaman
    Makalah Tumor Ganas Nasofaring
    Ines Damayanti
    Belum ada peringkat
  • NPC
    NPC
    Dokumen15 halaman
    NPC
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat
  • Ruptur Spleen
    Ruptur Spleen
    Dokumen8 halaman
    Ruptur Spleen
    Fanny Sary
    Belum ada peringkat