Family Folder
Puskesmas Grogol II, Juli 2013
*Albert Chandra Wijaya / 102010249
Fakultas Kedokteran Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarata Barat 11470
darkfilipi92@yahoo.com
LATAR BELAKANG
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan dokter praktek umum yang menerapkan prinsip
prinsip
kedokteran
keluarga,
yaitu
komprehensif,
koordinatif,
kolaboratif,
kontinu,
mengutamakan pencegahan, memperlakukan pasien secara holistik. Oleh karena itu perlu
diketahui latar belakang pasien dengan mengadakan kunjungan ke rumah rumah. Tujuannya
untuk melihat lingkungan sekitar rumah pasien, melihat kondisi kehidupan pasien, sekaligus
untuk memberikan pelayanan kesehatan berupa penyuluhan dan edukasi mengenai penyakit
pasien agar pengobatan yang diberikan tepat sasaran dan agar tujuan dari sasaran pelayanan
dokter keluarga tercapai yaitu keluarga sehat.
MASALAH
Masalah yang akan dibahas disini berkaitan dengan hasil kunjungan ke rumah pasien adalah
hiperensi pada bapak bernama Wie Wat Eng (Iwan). Dimana si bapak datang ke puskesmmas
untuk control tensi darahnya.
TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah skill lab family folder ini adalah untuk memahami
riwayat hipertensi, pendekatan dokter keluarga, promosi kesehatan, upaya preventif penyakit,
kesehatan lingkungan serta early diagnose dan prompt treatment dari penyakit TBC paru.
SASARAN
Sasaran dari kunjungan ke rumah pasien adalah pasien yang mengalami sakit, dalam hal ini
bapak yang menderita sakit hipertensi. Selain itu juga kepada keluarga pasien dengan
memberikan penyuluhan dan tambahan edukasi guna menghindari penyakit tersebut.
Identitas Pasien
a. Nama
b. Umur
: 61 tahun
c. Jenis Kelamin
: laki - laki
d. Pekerjaan
: wiraswasta
e. Pendidikan
II.
: SMA (tamat)
f. Alamat
g. Telpon
: 021-63853070
: Baik
b. Kebersihan Perorangan
: Baik
Kebersihan pasien dapat dikatakan baik karena yang terlihat dari hygiene rambut,
tangan dan kaki tampak bersih. Gigi geligi dan pakaian yang digunakan pun tampak
c.
d.
e.
f.
g.
bersih.
Penyakit yang sering diderita
: Batuk
Penyakit keturunan
: Diabetes Melitus dan Hipertensi
Penyakit kronis/menular
: Diabetes Melitus dan Hipertensi
Kecacatan anggota keluarga
: Tidak ada
Pola Makan
: Baik
Pola makan pasien dapat dikatakan baik karena menurut pengakuan pasien, pasien
III.
Psikologis Keluarga
a. Kebiasaan buruk
b.
c.
d.
e.
IV.
diagnosis ada hipertensi sudah tidak pernah merokok dan minum kopi lagi.
Pengambil keputusan
: Bapak.
Ketergantungan obat
: Obat hipertensi
Tempat mencari pelyanan kesehatan: Puskesmas di grogol II
Pola Rekreasi
: Kurang (lebih suka di rumah)
Keadaan Rumah/Lingkungan
a. Jenis bangunan
: Rumah permanen
b. Lantai rumah
: Keramik
c. Luas rumah
: 5x13 m
d. Penerangan
: Baik
e. Kebersihan
: Sedang
f. Ventilasi
: Kurang
g. Dapur
: Ada
h. Jamban keluarga
: Ada
i. Sumber Air minum
: Air aqua
j. Sumber Pencemaran air : Ada
- Karena di rumahnya ada sebuah wadah air yg ada jentik nyamuk dan banyak
tumpukan barang yang cukup padat
k. Pemanfaatan pekarangan : tidak ada
- Tidak ada pepohonan atau pot tanaman di rumah bapak Iwan
l. Sistem pembuangan air limbah : Ada
m. Tempat pembuangan sampah
: Ada
n. Sanitasi lingkungan
: Kurang
V.
Spiritual Keluarga
a. Kegiatan beribadah
: Baik
- Dapat dikatakan baik, karena pasien yang beragama Budha, menjalankan ibadah
ke vihara di daerah jembatan besi
b. Keyakinan tentang Kesehatan : Baik
VI.
Pasien dapat menjalin hubungan yang baik antara tetangga dan orang-orang di
sekitarnya dan waktu mencari rumahnya tetangga di sekitar rumahnya dapat
perbulannya
Kultural Keluarga
a. Adat yang berpengaruh : China
Daftar Anggota Keluarga
Hub
Umur
dgn KK
Pendidika
Pekerjaan
Agama
Keadaan
Keadaa
Imu
Kesehata
n Gizi
nisas B
n
Wie Wat Suami
61
SLTA
Wiraswasta
Eng
Herawati
Istri
57
SLTA
Ibu
Rita
Anak
37
S1
tangga
Karyawan
Diana
Dennis
Yeho
Anak
Cucu
32
11
SLTA
SD
Dian
Cucu
12
SLTP
Zefanya
Cucu
SD
X.
XI.
Budha
Baik
Baik
rumah Budha
Baik
Baik
Kristen
Baik
Baik
Karyawan
Siswa
Budha
Kristen
Baik
Baik
Baik
Baik
Len
Siswa
Kristen
Baik
Baik
gkap
Len
Baik
gkap
Len
Siswa
Kristen
Baik
ngan
gkap
IX.
Ketera
XII.
XIII.
XIV.
Diagnosis Penyakit
Hipertensi dalam pengobatan yang terkontrol
DD:
XV.
Diagnosis Keluarga
Hipertensi
XVI.
Jantung
Adrenergik neuron bloker : Reserpin 1-3 X 0,1 mg . Kontraindikasi : ulkus
ventrikuli
ACE-inhibitor: captopril 2-3 12,5-25 mg
XVII.
Prognosis:
-
XVIII.
Resume:
Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada hari Rabu, 10 juli 2013, didapatkan
bahwa pasien adalah penderita Hipertensi stage I kronik terkontrol. Pasien kurang memiliki
pengetahuan tentang penyakitnya sehingga melakukan pola hidup yang salah, kurang tidur,
kurang olahraga. Rumah pasien tergolong rumah yang tidak sehat dilihat dari kurangnya
ventilasi dan udara dalam ruangan yang panas. Oleh karena itu pasien disarankan untuk
melakukan pencegahan sekunder untuk mencegah komplikasi yang dapat timbul dengan
minum obat secara teratur, kontrol tekanan darahnya secara rutin minimal 1 bulan sekali dan
olahraga secara teratur, memperbaiki pola makan dan melakukan hal-hal yang terdapat dalam
perilaku hidup sehat. Sedangkan keluarga pasien sebagai kelompok resiko tinggi, dianjurkan
untuk berperilaku hidup sehat sedini mungkin dan mengontrol tekanan darah secara teratur
dan hidup dengan pola makan yang sehat. Untuk mencapai kesehatan yang menyeluruh
hendaknya didukung pula oleh kondisi rumah yang sehat, oleh karena itu pasien disarankan
untuk memperbaiki ventilasi ruangan.
Tinjauan Pustaka
A.
Pendahuluan
Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain
mneingkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat
pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta
adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
B.
Epidemiologi
Data epidemiologi menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populsi usia lanjut, maka
jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga bertambah, dimana baik hipertensi
sistolik maupu n kombinasi hipertensi sistolik dan diastolic sering timbul pada lebih dari separuh
orang yang berusia > 65 tahun. Selain itu laju pengendalian tekanan darah yang dahulu terus
meningkat, dalam decade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi dan pengendalian tekanan
darah ini hanya mencapai 34 % dari seluruh pasien hipertensi.
Sampai saat ini data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari Negara-negara yang
sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES)
menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000, insidens hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar
29-31 % yang berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15
juta dari data NHANES III tahun 1988-1991.
C.
Definisi
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Beberapa
penulis lebih memilih istilah hipertensi primer, untuk membedakannya dengan hipertensi lain
yang sekunder yang sebab-sebab yang diketahui.
Menurut The Seven Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure(JNC7) kalsifikasi tekanan darah pada orang
dewasa ternagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi
derajat 2 (Tabel 1)
TDS (mmHg)
TDD (mmHg)
Normal
Prahipertensi
Hipertensi derajat 1
Hipertensi derajat 2
< 120
120 139
140 159
160
< 80
80 89
90 99
100
D.
Patogenesis
Hipertensi esensial adalah multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi antara faktorfaktor resiko tertentu. Faktor-faktor resiko yang mendorong timbulnya kenailan tekanan darah
tersebut adalah :
1. Faktor resiko, seperti: diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok dan genetis
2. System saraf simpatis
Tonus simpatis
Variasi diurnal
3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi : endotel pembuluh darah
berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos dan interstitium juga memberikan
kontribusi akhir
4. Pengaruh system otokrin setempat yang berperan pada system rennin, angiotensin dan
aldosteron.
E.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah :
1. Jantung
Angina atau infark miokardium
Gagal jantung
2. Otak
Merokok
Obesitas
Dislipidimia
Diabetes mellitus
Mikroalbiminuria
Resiko penyakit kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmHg meningkat dua
kali dengan tiap kenaikan 20/10 mmHg
Resiko penyakit kardiovaskular bersifat kontinyu, konsisten dan independen dari faktor
resiko lainnya
F.
Evaluasi Hipertensi
Pemeriksaan fisik selain memeriksa tekanan darah, juga untuk evaluasi adanya penyakit
penyerta, kerusakan organ target serta kemungkinan adanya hipertensi sekunder.
Pengukuran tekana darah :
Gluukosa darah
Trigliserida serum
Kreatinin serum
Kalium serum
Urinalisis
Elektrokardiogram
Beberapa pedoman penanganan hipertensi menganjurkan test lain seperti :
Esokardiogram
USG karotis
C-reactive protein
Proteinuria kuantitatif
Funduskopi
Evaluasi pasien hipertensi juga diperlukan untuk menentukan adanya penyakit penyerta sistemik,
yaitu :
Fungsi ginjal (dengan pemeriksaan proteinuria, kreatinin serum, serta memperkirakan laju
filtrasi glomerulus)
Pada pasien hipertensi, beberapa pemeriksaan untuk menentukan kerusakan organ target dapat
dilakukan secara rutin, sedanga pemeriksaan lainnya hanya dilakukan bila ada kecurigaan yang
didukung oleh keluhan dan gejala pasien. Pemeriksaan untuk mengevaluasi adanya kerusakan
organ target meliputi :
1. Jantung
Pemeriksaan fisis
Foto polos dada (untuk pembesaran jantung, kondisi arteri intratoraks dan sirkulasi
pulmoner)
Ekokardiografi
2. Pembuluh darah
Fungsi endotel
3. Otak
Pemeriksaan neurologis
Diagnosis stroke ditegakkan dengan menggunakan cranial computed tomography (CT) scan
atau magnetic resonance imaging (MRI) (untuk pasien dengan gangguan neural, kehilangan
memori atau gangguan kognitif)
4. Mata
Funduskopi
5. Fungsi ginjal
G. Pengobatan
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah :
Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu beresiko tinggi (diabetes, gagal ginjal
proteinuria) <130/80 mmHg
Menghentikan merokok
Menurunkan berat badan berlebih
Latihan fisik
Diuretika, terutama jenis Thiazide (thiaz) atau Aldosterone Antagonist (Aldo Ant)
Kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang gunakan pasien untuk penyakit lain
Bukti ilmiah kemampuan obat antihipertensi yang akan digunakan dalam menurunkan
resiko kardiovaskular
Untuk keperluan pengobatan, ada pengelompokan pasien berdasarkan yang memerlukan
pertimbangan khusus yaitu kelompok Indikasi yang memaksa dan keadaan khusus lainnya .
Indikasi yang memaksa ,meliputi :
Gagal jantung
Diabetes
Populasi minoritas
Hipotensi postural
Demensia
CCB dan BB
AB dan BB
H.
Pemantauan
Pasien yang telah mulai mendapat pengobatan harus datang kembali untuk evaluasi lanjutan dna
pengaturan dosis obat sampai target tekanan darah tercapai. Setelah tekanan darah tercapai dn
stabil, kunjungan berikutnya dengan interval 3-6 bulan tetapi frekuensi kunjungan ini juga
ditentukan oleh ada tidaknya kormoditas seperti gagal jantung, penyakit yang berhubungan
seperti diabetes dan kenutuhan akan pemeriksaan laboratorium.
Strategi untuk meningkatkan kepatuhan pada pengobatan :
Pasien diberitahu hasil pengukuran tekanan darah, target yang masih harus dicapai, rencana
pengobatan selanjutnya serta pentingnya mengikuti rencana tersebut.
Adanya obat lain yang mempengaruhi atau berinteraksi dengan kerja obat antihipertensi
7. Adanya oernyebab hipertensi lain/sekunder
Jika dalam 6 bulan target pengobatan (termasuk target tekanan darah) tidak tercapai, harus
dipertimbangkan untuk melakukan rujukan ke dokter spesialis atau subspesialis.
Pengobatan antihipertensi umumnya untuk selama hidup. Penghentian pengobatan cepat atau
lambat akan diikuti dengan naiknya tekanan darah sampai seperti sebelum dimulai pengobatan
antihipertensi. Walaupun demikian untuk menurunkan dosis dan jumlah obat antihipertensi
secara bertahap bagi pasien yang diagnosis hipertensinya sudah pasti serta tetap patuh terhadap
pengobatan nonfarmakologis. Tindakan ini harus disertai dengan pengawasan tekanan darah
yang ketat.
Kesimpulan dan saran
Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana dapat dihadapi
baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di Indonesia.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi itu adalah dari kebiasaan atau gaya hidup
masyarakat yaitu faktor herediter yang didapat pada keluarga, faktor usia, jenis kelamin,
konsumsi garam yang berlebihan, kurang berolahraga, dan obesitas.
. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
- Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
- Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10% sisanya
disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur ( jika umur bertambah
maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) dan ras ( ras kulit
hitam lebih banyak dari kulit putih ).
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang
tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain
misalnya merokok, minum alkohol, minum obat-obatan
( ephedrine, prednison,
epineprin ).
Saran
Perlunya upaya penyuluhan agar dari case-finding maupun pendidikan kesehatan dan
penatalaksanaan pengobatannya yang belum terjangkau masih sangat terbatas. Untuk penderita
datang berobat untuk pertama kalinya datang terlambat dimana sebagian besar penderita
hipertensi tidak mempunyai keluhan agar sedini mungkin diberi pengobatan.
Selain itu, kebiasaan hidup sehat seperti berhenti merokok, mengurangi berat badan (bila
kegemukan), mengurangi konsumsi garam sehingga asupan sodium kurang dari 100 mmol/hari,
melakukan olah raga 30 - 45 menit per hari juga dapat mengurangi resiko terjadinya hipertensi.
Daftar pustaka
1.
2.
Kasper DL, Fauci AS, Lonjo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL: Harrison's
Principles Of Internal Medicine, 16 th ed, Mc Graw Hill Med. Publ.Div., 2005.
3.
4.
WHO Techn. Rep. Ser. 231, Arterial Hypertension & IHD (Preventive Aspects WHO
Chronicle 1962
5.
Noer MS: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Ketiga, Jilid kesatu, Balai Penerbit
FKUI, 2003.
6.
Lampiran Foto :