Dan janganlah kalian taati orang yang Kami lupakan hatinya untuk mengingat Kami dan ia
mengikuti hawa nafsu dan perintahnya yang sangat berlebihan. (QS. Al Kahfi: 28)
Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah menjelaskan makna man aghfalnaa qalbahu -
- yaitu
jaalnaahu ghaafilan- Kami menjadikan dia lalai. Sedangkan makna an dzikrinaa -
yaitu:
Yaitu lalai dari tauhid, Al Quran, dan Islam, dan dia mengikuti hawa nafsunya dalam kesyirikan.
(Zaadul Masiir, 3/80. Cet. 1, 1422H. Darul Kitab Al Arabi, Beirut)
Maka, para pemimpin yang mengenyampingkan tauhid, Al Quran, dan Islam, dan lebih
mengikuti kesyirikan, kekafiran, dan golongan mereka, tidak layak untuk ditaati, baik pemimpin
itu kafir atau mengaku-ngaku muslim.
Pemimpin Penipu
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
Tidaklah seseorang yang diberikan amanah untuk memimpin urusan kaum muslimin, lalu dia
mati dalam keadaan menipu mereka (kaum muslimin), melainkan Allah haramkan surga baginya.
(HR. Al Bukhari No. 7151, Muslim No. 152, dari Maqil bin Yasar. Ini lafaznya Al Bukhari)
Akan datang para pemimpin setelahku yang ucapan mereka tidak bisa dibantah, mereka akan
masuk ke neraka berdesa-desakkan seperti kera yang berkerubungan.
(HR. Ath Thabarani, Al Mujam Al Kabir, No. 925, Al Awsath No. 5311, Abu Yala, No. 7382,
menurut Syaikh Husein Salim Asad: isnadnya shahih. Alauddin Muttaqi Al Hindi, Kanzul
Umal, 6/69/14884. Al Haitsami mengatakan para perawinya tsiqat. Lihat Majma az Zawaid,
5/236. Syaikh Al Albani menshahihkan, Shahihul Jami No. 3615)
Pemimpin Dibenci Kaumnya
Abu Umamah Radhiallahu Anhu, bahwa RasulullahShallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
"Tiga golongan manusia yang shalatnya tidak sampai telinga mereka, yakni: budak yang kabur
sampai dia kembali, isteri yang tidur sementara suaminya marah kepadanya, dan pemimpin
sebuah kaum dan kaum itu membencinya.
(HR. At Tirmidzi, No. 360, At Tirmidzi berkata: hasangharib. Ibnu Syaibah, Al Mushannaf No.
17138, Ath Thabarani,Al Mujam Al Kabir No. 8098, Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra No. 5342.
Syaikh Al Albani menghasankannya. Lihat Shahihul Jaami No. 3058)
Imam Al Baghawi Rahimahullah menjelaskan:
Aku berkata: Telah disebutkan bahwa maksud dari pemimpin adalah para pemimpin yang
zalim, ada pun bagi pemimpin yang menegakkan sunnah, maka celaan itu justru bagi rakyat yang
membencinya. (Syarhus Sunnah, 3/404)
Imam At Tirmidzi Rahimahullah menjelaskan lebih detil lagi:
Segolongan ulama memakruhkan seseorang menjadi imam padahal kaumnya membencinya. Ada
pun jika si imam bukan termasuk orang zalim maka dosanya justru bagi yang membencinya.
Imam Ahmad dan Ishaq berkata tentang ini: Jika yang membenci hanya satu, atau dua, atau tiga
orang saja, maka tidak mengapa shalat bersama mereka, sampai yang membenci itu mayoritas.
(Lihat Sunan At Tirmidzi No. 358)
Pemimpin Yang Dilaknat dan Melaknat Rakyatnya
Dari Auf bin Malik Al Asyjai Radhiallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda:
..... Seburuk-buruknya pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan mereka pun membenci
kalian, kalian melaknat mereka, dan mereka pun melaknat kalian ..... (HR. Muslim No. 1855,
Ahmad No. 23981, Ad Darimi No. 2839,dll)
Abu Hudzaifi