Anda di halaman 1dari 17

Membandingkan Sifat Unsur, Senyawa, dan Campuran

Untuk dapat membandingkan sifat unsur, senyara dan campuran, ada baiknya menyimak kembali
definisi dari unsur, senyawa dan campuran.
Unsur adalah zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih kecil, atau tidak dapat
diubah menjadi zat kimia lain dengan menggunakan metode kimia biasa. Partikel terkecil dari
unsur adalah atom. Sebuah atom terdiri atas inti atom (nukleus) dan dikelilingi oleh elektron. Inti
atom terdiri atas sejumlah proton dan neutron. Hingga saat ini diketahui terdapat kurang lebih
117 unsur di dunia.
Senyawa kimia adalah zat tunggal yang terbentuk dari beberapa unsur dengan melalui reaksi
kimia dan senyawa tersebut juga dapat diuraikan lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya dengan
reaksi kimia tersebut. Contohnya, dihidrogen monoksida (air, H2O) adalah sebuah senyawa yang
terdiri dari dua atom hidrogen untuk setiap atom oksigen.
Umumnya, rasio tetap ini harus tetap karena sifat fisikanya, bukan rasio yang dipilih manusia.
Oleh karena itu, material seperti kuningan, superkonduktor YBCO, semikonduktor "aluminium
galium arsenida", atau coklat dianggap sebagai campuran atau aloy, bukan senyawa.
Ciri-ciri yang membedakan senyawa adalah dia memiliki rumus kimia. Rumus kimia
memberikan rasio atom dalam zat, dan jumlah atom dalam molekul tunggalnya (oleh karena itu
rumus kimia etena adalah C2H4 dan bukan CH2. Rumus kimia tidak menyebutkan apakah
senyawa tersebut terdiri atas molekul; contohnya, natrium klorida (garam dapur, NaCl adalah
senyawa ionik.
Senyawa dapat wujud dalam beberapa fase. Kebanyakan senyawa dapat berupa zat padat.
Senyawa molekuler dapat juga berupa cairan atau gas. Semua senyawa akan terurai menjadi
senyawa yang lebih kecil atau atom individual bila dipanaskan sampai suhu tertentu (yang
disebut suhu penguraian).
Sekarang, mari kita memahami tentang campuran.

Pada umumnya, suatu bahan tidak terdiri atas satu jenis zat murni, tetapi merupakan campuran
beberapa zat murni. Misalnya, sirop merupakan campuran gula (senyawa karbon, hidrogen, dan
oksigen) dan air. Akan tetapi, dapatkah kita membedakan antara senyawa dan campuran? Suatu
senyawa terbentuk sebagai hasil suatu peristiwa kimia atau reaksi kimia, sedangkan campuran
dihasilkan dari proses perubahan yang sama sekali berbeda, yaitu peristiwa fisika. Jadi,
campuran dapat didefinisikan sebagai materi yang terdiri atas dua jenis zat atau lebih.
Campuran terdiri dari dua jenis, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran homogen merupakan campuran dimana semua bagian campuran memiliki susunan
yang sama dan seragam. Campuran homogen disebut juga larutan Contoh campuran homogen
adalah teh dan susu larutan teh dan susu merupakan contoh campuran homogen karena kita tidak
bisa lagi membedakan komponen-komponen penyusun larutan tersebut, seperti bubuk susu,
air,dan gula. Larena komponen-komponen dalam larutan ini sudah tercampur menjadi satu dan
memiliki susunan komponen yang sama di semua bagian larutan.
Campuran heterogen merupakan campuran yang penyusunnya tidak seragam atau tidak sama.
Contoh campuran heterogen adalah campuran antara tanah dengan batu krikil; Campuran antara
tanah dan batu krikil merupakan contoh campuran heterogen karena kita masih dapat
membedakan komponen-komponen penyusunnya.
Sifat Unsur, Senyawa dan Campuran
1. Sifat unsur
Dalam Tabel Susunan Periodik, bahwa unsur dapat digolongkan menjadi unsur yang
bersifat logam, dan unsur yang bersifat non logam. Berikut perbandingan keduanya:
Unsur Logam
Berwujud padat, kecuali raksa.

Unsur Nonlogam
Dapat berwujud padat, cair, dan gas.
Bersifat rapuh dan tidak dapat
Bersifat kuat dan dapat ditempa.
ditempa.
Tidak dapat menghantarkan listrik dan
Dapat menghantarkan listrik dan panas
panas (isolator), kecuali grafit
2. Sifat senyawa
Sehubungan senyawa tersusun atas unsur, maka jika unsur-unsur kimia bergabung
membentuk senyawa, apakah sifat senyawa yang terbentuk akan sama dengan sifat unsurunsur yang membentuknya? Misalnya air merupakan senyawa. Air mempunyai sifat
bening, tidak berasa, dan berwujud cair. Sementara air tersusun atas dua unsur hidrogen
dan satu unsur oksigen. Unsur hidrogen mempunyai sifat tidak berwarna dan tidak
berwujud, sedangkan unsur oksigen mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berbau, dan
berwujud gas.
3. Sifat campuran
Sehubungan senyawa tersusun atas unsur, maka jika unsur-unsur kimia bergabung

membentuk senyawa, apakah sifat senyawa yang terbentuk akan sama dengan sifat unsurunsur yang membentuknya? Misalnya air merupakan senyawa. Air mempunyai sifat
bening, tidak berasa, dan berwujud cair. Sementara air tersusun atas dua unsur hidrogen
dan satu unsur oksigen. Unsur hidrogen mempunyai sifat tidak berwarna dan tidak
berwujud, sedangkan unsur oksigen mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berbau, dan
berwujud gas.
Berikut tabel perbedaan antara unsur, senyawa dan campuran
Unsur

Senyawa

Campuran

Tersusun dari satu jenis atom Tersusun dari dua jenis unsur Tersusun dari dua atau lebih
saja.
atau lebih secara kimia.
unsur/senyawa secara fisika.
Tidak dapat diuraikan
menjadi zat yang lebih
sederhana dengan reaksi
kimia biasa.

Dapat diuraikan menjadi


unsur-unsur penyusunnya
dengan reaksi kimia biasa.

Dapat dipisahkan menjadi


zat-zat penyusunnya secara
fisika.

Perbandingan massa unsurunsur penyusunnya selalu


tetap.

Perbandingan massa zat-zat


penyusunnya tidak tetap.

Sifatnya berbeda dengan sifat Sifatnya sama dengan sifat


unsur-unsur penyusunnya.
zat-zat penyusunnya.
L a r u t a n me r u p a k a n c amp u r a n h omo g e n a n t a r a mo l e k u l , a t om ma u p u n i
on
d a r i d u a z a t a t a u l e b i h . . wu j u d n y a b i s a b e r u p a p a d a t a n , c a i r , a t a u p u
n
gas,Tediridaripelarut(solvent)danzatterlarut(solute).
A. KONSENTRAS I
B. TEKANAN UAP
C . LARUTAN IDEAL DAN NYATA
D. KENAIKAN T I T IK DIDIH DAN PENURUNAN T I T IK BEKU
E. TEKANAN OSMOS I S
F . VI SKOS I TAS
G. TEGANGAN PERMUKAAN
a. Konsentrasi
_ Konsentrasi larutan didefinisikan dengan salah satu dari ungkapan berikut:
Ungkapan konsentrasi
1. persen massa (%) =(massa zat terlarut/ massa larutan) x 100
2. molaritas (konsentrasi molar) (mol dm-3) =(mol zat terlarut)/(liter larutan)
3. molalitas (mol kg-1) =(mol zat teralrut)/(kg pelarut)
Contoh soal
_ Hitung jumlah perak nitrat AgNO3 yang diperlukan untuk membuat 0,500 dm3 larutan 0,150
mol.dm-3,
asumsikan massa molar AgNO3 adalah 170 g mol-1.
_ Jawab

_ Bila jumlah perak nitrat yang diperlukan x g, x = [170 g mol-1 x 0,500 (dm3) x 0,150 (mol dm3)]/[1 (dm3) x 1
(dm3)]
x = 12,8 mg.
b. Tekanan uap
Hukum Raoult
_ Bunyi dari hukum Raoult adalah: tekanan uap larutan ideal
dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi mol zat terlarut
yang terkandung dalam larutan tersebut.[1]
_ Secara matematis ditulis sebagai[1]:
_ Plarutan= Xterlarut . Ppelarut
pA = Tekanan Uap Komponen A
pA
0 = Tekanan uap cairan A murni pada suhu yang sama
xA = Mol Komponen A
c. Larutan ideal dan nyata
_ Ciri2 larutan ideal berupa:
Tidak ada perubahan sifat dari komponen (selain dari pengenceran) ketika zat
bercampur
Tidak ada panas yg diserap dan dilepaskan
Tidak ada penyusutan volume
Mengikuti hukum Roult
_ Sedagkan larutan nyata, tidak mengikuti hukum Roult,, atau terjadi
penyimpangan, Penyimpangannya dapat positif dan negatif,,
Penyimpangan negatif jika Penyimpangan cukup besar, kurva
tekanan uap total memperlihatkan minimum, mengikuti hukum
Roult, kecenderunagn melepaskan diri, Sedangkan untuk
penyimpangan positif jika kurva tekanan uap total maksimum,
tekanan parsial lebih besar daripada hukum Roult, kecenderungan
melepaskan diri akibat ketidaksamaan kepolaran atau tekanan
dalam dari konstituen
_
d. Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku
_ titik didih normal larutan, yakni suhu saat fasa gas pelarut
mencapai 1 atm, harus lebih tinggi daripada titik didih
pelarut. Fenomena ini disebut dengan kenaikan titik didih
larutan.
_ Contoh soal Penentuan massa molekul dengan metoda
penurunan titik beku.
1.) Larutan dalam air terdiri atas 100 g H2O dan 5,12 g zat A
(yang massa molekulnya tidak diketahui) membeku pada 0,280C., tentukan massa molar A.
_ Jawab
_ Massa molar A andaikan M.
0,280 = Kf x (m/M) x (1/W) = 1,86 x (5,12/M) x (1/0,11)
M = 340 g mol-1.

e. Tekanan osmosis
_ Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian
yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
_ Membran berpori yang dapat dilalui pelarut tetapi zat terlarut tidak dapat
melaluinya disebut dengan membran semipermeabel
_ Bila dua jenis larutan dipisahkan denga membran semipermeabel, pelarut akan
bergerak dari sisi konsentrasi rendah ke sisi konsentrasi tinggi melalui membran.
Fenomena ini disebut osmosis.
_ D adalah tekanan osmosis,
_ V volume,
_ T temperatur absolut,
_ n jumlah zat (mol)
_ dan R gas
f. Viskositas
_ Koefisien viskositas didefinisikan sebagai hambatan pada aliran cairan.
_ Viskositas
1.) Viskositas cairan yang partikelnya besar dan berbentuk tak teratur
lebih tinggo daripada yang partikelnya kecil dan bentuknya teratur.
2.) Semakin tinggi suhu cairan, semakin kecil viskositasnya
Koefisien viskositas diungkapkan dalam N s m-2 (SI)
Bila sebuah bola berjari-jari r
bergerak dalam cairan dengan viskositas _
dengan kecepatanU,
hambatanDterhadap bola tadi diungkapkan sebagai.
g. Tegangan permukaan
_ Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik
yang berhubungan dengan gaya antarmolekul dalam
cairan dan didefinisikan sebagai hambatan
peningkatan luas permukaan cairan.
Tegangan permukaan G diungkapkan sebagai.
_ h adalah tinggi kenaikan cairan, r radius kapiler dan
g perLarutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran
partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan
secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran
sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair,
pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute),
bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut
(solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.
Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari
campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.
b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi
akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.
Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikelpartikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak
jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih
dapat larut).
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikelpartikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan
jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak
solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak
dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila
bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent.
b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.
Dalam suatu larutan, pelarut dapat berupa air dan tan air.
Contoh soal komponen larutan
Tentukan pelarut dan zat terlarut dalam larutan alkohol 25% dan 75%?
Jawab:
a. Dalam larutan alkohol 25% misalnya terdapat 100 gram larutan alkohol.
Zat terlarut = 25 % x 100 gram = 25 gram (alkohol)
Zat pelarut = 75% x 100 gram = 75 gram ( air)
b. Dalam larutan alkohol 75% misalnya terdapat 100 gram larutan alkohol.
Zat terlarut = 25% x 100 gram = 25 gram (air)
Zat pelarut = 75% x 100gram = 75 gram (alkohol)
Share this article :
cepatan gravitasi
2. Sifat-sifat Unsur
A. Sifat-sifat Unsur Golongan Utama
a. Sifat Halogen
1) Halogen merupakan golongan yang sangat reaktif dalam menerima elektron dan bertindak
sebagai oksidator kuat dalam satu golongan. Makin ke atas, oksidator makin kuat.
2) Keelektronegatifan halogen dalam satu golongan makin ke atas makin besar. Unsur yang
paling elektronegatif dibanding unsur lain dalam sistem periodik adalah fluor (perhatikan data
keelektronegatifan).
3) Jari-jari atom halogen dalam satu golongan makin ke atas makin kecil (perhatikan data). Ini
berarti makin ke atas ukuran molekul makin kecil, maka gaya tarik-menarik antar-molekul (gaya
Van der Waals) akan makin kecil. Perhatikan juga titik didih dan titik lelehnya, makin ke atas
makin kecil. Unsur halogen sangat berbahaya terhadap mata dan tenggorokan. Unsur halogen
mempunyai

bau yang merangsang dan berwarna. Walaupun brom berwujud cair, tetapi brom mudah sekali
menguap. Begitu juga iodium, mudah
sekali menyublim.
4) Unsur golongan halogen bersifat oksidator. Urutan kekuatan oksidator halogen dapat dilihat
dari data potensial reduksinya:
F2 + 2 e 2 F ; E = +2,87 V
Cl2 + 2 e 2 Cl ; E = +1,36 V
Br2 + 2 e 2 Br ; E = +1,07 V
I2 + 2 e 2 I ; E = +0,54 V
Berdasarkan data tersebut, makin ke atas, daya oksidasinya (oksidator) makin kuat. Data ini
dapat digunakan untuk memperkirakan apakah reaksi halogen dengan senyawa halida dapat
berlangsung atau tidak. Caranya dengan menghitung potensial sel, jika harga potensial sel positif
berarti reaksi berlangsung dan jika harga potensial sel negatif berarti reaksi tidak berlangsung.

5) Mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu, kecuali fluor.

b. Sifat Fisika Halogen

B. Gas Mulia
Unsur-unsur gas mulia dalam sistem periodik menempati golongan VIII A yang terdiri dari unsur
Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe) dan Radon (Rn). Struktur
elektron terluar gas mulia yang oktet (8) (kecuali helium duplet (2)) merupakan struktur yang
paling stabil, oleh karena itu gas mulia sukar bereaksi dengan unsur lain sehingga disebut gas
inert (lamban). Pada tahun 1962 Neil Bartlett berhasil mensintesis senyawa gas mulia yaitu
XePtF6. Dalam waktu yang singkat ahli kimia yang lain menunjukkan bahwa Xenon dapat
bereaksi langsung dengan Fluor membentuk XeF2, XeF4, dan XeF6. Sejak saat itu istilah inert
tidak lagi sesuai dan para ahli kimia mulai menyebut dengan golongan gas mulia.
1. Sifat Gas Mulia

Wujud gas mulia


Unsur gas mulia terdapat sebagai gas tak berwarna yang monoatomik, ini erat kaitannya dengan
struktur elektron oktet dan duplet dari gas mulia. Sedangkan wujud gas pada suhu kamar
disebabkan titik cair dan titik didih gas mulia yang rendah.
Titik cair dan titik didih
Titik cair dan titik didih gas mulia meningkat dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini

disebabkan semakin bertambahnya gaya dispersi antar atom gas mulia sesuai bertambahnya
massa atom relatif (Ar).
Kelarutan
Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon (Rn). Pada suhu
0 C dalam 100 ml air terlarut 1 ml He, 6 ml Ar, dan 50 ml Rn.

Unsur-unsur gas mulia mengandung 8 elektron pada kulit terluarnya kecuali He


mengandung 2 elektron.

Energi ionisasinya sangat tinggi, akibatnya unsurunsur gas mulia sukar bereaksi dengan
unsurunsur lainnya.

Molekul gas mulia monoatomik.

C. Alkali

1. Sifat Fisis Alkali

Dapat dilihat bahwa sebagai logam, golongan alkali tanah mempunyai sifat yang tidak biasa,
yaitu titik lelehnya yang relatif rendah, rapatannya yang relatif rendah, dan kelunakannya. Semua
unsur logam alkali ini dapat dengan mudah diubah bentuknya dengan memencetnya di antara
jempol dan jari telunjuk (dengan melindungi kulit baik-baik). Unsur-unsur pada golongan ini
mempunyai energi ionisasi dan keelektronegatifan ratarata yang paling rendah. Hal ini
dikarenakan ukuran atom dan jarak yang relatif besar antara elektron terluar dengan inti
2. Sifat Kimia Alkali

D. Logam Alkali Tanah

1.Sifat Fisis Alkali Tanah


Unsur logam alkali tanah (IIA) ini terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Golongan ini
mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan golongan IA. Perbedaannya adalah bahwa golongan

IIA ini mempunyai konfigurasi elektron ns2 dan merupakan reduktor yang kuat. Meskipun lebih
keras dari golongan IA, tetapi golongan IIA ini tetap relatif lunak, perak mengkilat, dan
mempunyai titik leleh dan kerapatan lebih tinggi.

Unsur-unsur logam alkali tanah agak lebih keras, kekerasannya berkisar dari barium yang kirakira sama keras dengan timbal, sampai berilium yag cukup keras untuk menggores kebanyakan
logam lainnya. Golongan ini mempunyai struktur elektron yang sederhana, unsur-unsur logam
alkali tanah mempunyai 2 elektron yang relatif mudah dilepaskan. Selain energi ionisasi yang
relatif rendah, keelektronegatifan rata-rata golongan ini juga rendah dikarenakan ukuran atomnya
dan jarak yang relatif besar antara elektron terluar dengan inti
2. Sifat Kimia Alkali Tanah

E. Unsur Perioda Ketiga

Sifat Fisika dan Kimia

a. Sifat Fisika Unsur-unsur Periode Ketiga


Unsur-unsur yang ada di dalam periode ketiga terdiri dari unsur logam (Na, Mg, Al), metaloid
(Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Keelektronegatifan unsur-unsur periode ketiga
semakin ke kanan semakin besar diakibatkan oleh jari-jari atomnya yang semakin ke kanan
semakin kecil. Kekuatan ikatan antaratom dalam logam meningkat (dari Na ke Al). Hal ini
berkaitan dengan pertambahan elektron valensinya. Silikon merupakan semikonduktor/isolator
karena
termasuk metaloid. Unsur ini mempunyai ikatan kovalen yang sangat besar, begitu juga dengan
fosfor, belerang, dan klorin yang merupakan isolator karena termasuk unsur nonlogam (Sumber:
http://www.chem-is-try.org).
b. Sifat Kimia Unsur-unsur Periode Ketiga
Natrium merupakan reduktor terkuat, sedangkan klorin merupakan oksidator terkuat. Meskipun
natrium, magnesium, dan aluminium merupakan reduktor kuat, tetapi kereaktifannya berkurang
dari Na ke Al. Sedangkan silikon merupakan reduktor yang sangat lemah, jadi hanya dapat
bereaksi dengan oksidator-oksidator kuat, misalnya klorin dan oksigen. Di lain pihak selain
sebagai reduktor, fosfor juga merupakan oksidator lemah yang dapat mengoksidasi reduktor
kuat, seperti logam aktif. Sedangkan belerang yang mempunyai daya reduksi lebih lemah
daripada fosfor ternyata mempunyai daya pengoksidasi lebih kuat daripada fosfor. Sementara
klorin dapat mengoksidasi hampir semua logam dan nonlogam karena klorin adalah oksidator
kuat.Unsur-unsur periode ketiga, yaitu NaOH, Mg(OH)2, Al(OH)3, H2SiO3, H3PO4, H2SO4,
dan HClO4.
Sifat hidroksida unsur-unsur periode ketiga tergantung pada energi ionisasinya. Hal ini dapat
dilihat dari jenis ikatannya. Jika ikatan M OH bersifat ionik dan hidroksidanya bersifat basa
karena akan melepas ion OH dalam air, maka energi ionisasinya rendah. Tetapi jika ikatan M
OH bersifat kovalen dan tidak lagi dapat melepas ion OH, maka energi ionisasinya besar.
NaOH tergolong basa kuat dan mudah larut dalam air, Mg(OH)2 lebih lemah daripada NaOH
tetapi masih termasuk basa kuat. Namun Al(OH)3 bersifat amfoter, artinya dapat bersifat asam
sekaligus basa. Hal ini berarti bila Al(OH)3 berada pada lingkungan basa kuat, maka akan
bersifat sebagai asam, sebaliknya jika berada pada lingkungan asam kuat, maka akan bersifat
sebagai basa. Sedangkan H2SiO3 atau Si(OH)4, merupakan asam lemah dan tidak stabil, mudah
terurai menjadi SiO2 dan H2O. Begitu pula dengan H3PO4 atau P(OH)5 yang juga merupakan
asam lemah. Sementara H2SO4 atau S(OH)6 merupakan asam kuat, begitu juga HClO4 atau
Cl(OH)7 yang merupakan asam sangat kuat.
F. Unsur Transisi

Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur golongan
B, dimulai dari IB VIIB dan VIII. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini
termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada subkulit d
dalam konfigurasi elektronnya. Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas adalah
unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), krom
(Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
1. Sifat Logam Transisi
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar listrik dan
panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai konduktivitas listrik paling
tinggi pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan golongan IA dan
IIA, unsur logam transisi lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal
ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d dan s, sehingga ikatannya
semakin kuat.
2. Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2, unsurunsur logam transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Seperti vanadium yang punya
bilangan oksidasi +2, +3, dan +4.
3. Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu paramagnetik, di mana atom,
molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron yang tidak
berpasangan pada orbitalnya dan diamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak
oleh medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan. Sedangkan pada
umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak
berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah

elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn
bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat
feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat.
4. Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan timbulnya
warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke tingkat yang
lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum
terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga
elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna
cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar. Misalnya Ti2+ berwarna
ungu, Ti4+ tidak berwarna, Co2+ berwarna merah muda, Co3+ berwarna biru, dan lain
sebagainya.
Beberapa kegunaan unsur-unsur transisi
a. Skandium, digunakan pada lampu intensitas tinggi.
b. Titanium, digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia (pemutih kertas, kaca,
keramik, dan kosmetik).
c. Vanadium, digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat.
d. Kromium, digunakan sebagai plating logam-logam lainnya.
e. Mangan, digunakan pada produksi baja dan umumnya alloy manganbesi.
f. Besi, digunakan pada perangkat elektronik.
g. Kobalt, digunakan untuk membuat aliansi logam.
h. Nikel, digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat, membuat monel.
i. Tembaga, digunakan pada alat-alat elektronik dan perhiasan.
j. Seng, digunakan sebagai bahan cat putih, antioksidan pada pembuatan ban mobil, dan bahan
untuk melapisi tabung gambar televisi.
Warna Unsur Transisi Beserta Bilangan Oksidasi nya

Campuran merupakan penggabungan dua atau lebih zat murni secara fisis, yang masih
mempunyai sifat-sifat asalnya dan tidak mempunyai komposisi tertentu. Secara umum campuran
di bedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Jenis-jenis Campuran
1. Campuran Homogen adalah campuran yang seluruh bagiannya mempunyai perbandingan
komponen yang sama sehingga sangat sulit untuk membeda-bedakan komponen zat
penyusunnya. Contoh campuran Homogen adalah larutan.
2. Campuran Heterogen adalah campuran yang perbandingan komponen disetiap bagiannya tidak
sama sehingga masih dapat dibedakan zat-zat penyusunnya. Contoh campuran Heterogen adalah
Suspensi
Secara khusus campuran dapat dibedakan kedalam 3 bentuk, yaitu:
Bentuk-bentuk campuran
1. Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih
sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut , sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak
daripada zat-zat lainnya dalam larutan disebut pelarut. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam
larutan dinyatakan sebagai konsentrasi larutan. Contoh larutan:

Larutan garam adalah campuran homogen dari garam dalam air

Larutan gula adalah campuran homogen dari gula dalam air

Larutan oralit adalah campuran homogen dari gula dan garam dalam air

Larutan terdiri dari berbagai jenis. Untuk mengetahuinya silah baca Jenis-jenis Larutan
2. Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen dari zat padat dalam zat cair dimana terbentuk sedimentasi
sehingga batas antar komponen dapat dibedakan tanpa perlu menggunakan mikroskop. Suspensi
tampak keruh dan zat yang tersuspensi lambat laun terpisah karena gravitasi dan membentuk
sedimentasi.Contoh suspensi:

Campuran kapur dan air

Campuran kopi dan air

3. Koloid
Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Koloid

merupakan bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun
memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek
Tyndall. Namun karena koloid merupakan campuran homogen maka partikel terdispersi tidak
terpengaruh oleh gaya gravitasi sehingga tidak terbentuk sedimentasi (endapan). Contoh Koloid:

Susu, adalah koloid teremulsi dari lemak susu dalam air

Lem kanji adalah koloid gel dari pati dan air yang dipanaskan

Anda mungkin juga menyukai