Anda di halaman 1dari 11

GANGGUAN PERILAKU PADA ANAK

STEP 1

STEP 2
1. Kenapa pada usia 7 tahun anak cenderung pasif dan suka bermain dg anak yg lebih
kecil?
2. Kenapa anak sering sakit2an dan hubungannya dg gangguan perkembangan?
3. Apa hubungan ibu suka makan makanan seafood dg gejala?dan apa hubungannya dg
intoksikasi logam berat?
4. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang yg dilakukan?
5. Mengapa bicaranya terlambat terutama huruf r.l dan s?
6. Apa hubungan IQ 50 dg gejala?
7. Apa saja pengelolaan yg diberikan?dari pencegahan sampai edukasi,terapi?
8. Bagaimana cara penilaian IQ dan apa saja klasifikasinya?
9. DD? (RM)
10. Apa saja faktor2 penyebab gangguan seperti di kasus ini?
11. Bagaimana cara menegakkan diagnosis?
12. Macam2 gangguan perkembangan?

STEP 3
1. Apa saja faktor2 penyebab gangguan seperti di kasus ini?
-saat masa kehamilan : adanya infeksi CMV,hipoksi intrauterin,ibunya terkena
intoksikasi logam berat (di lautmerkurikalo dimakanterakumulasi
ditubuh ibu dan bayi)
-saat
lahir:
anak
pernah
jatuh,kejang
tonik
klonik,trauma
kepala,infeksi(encephalitis)
-genetik :faktor keturunan RM
-sosial:golongan kurang mampukurang gizi
-postnatal
:
3
kebutuhan
pokok
anak
(asah,asih,asuh)kalo
kurangmempengaruhi perkembangan anak
Asahbisa membantu perkembangan mental dan psikososial
-biologis : kelainan metabolisme (asam amino fenilalanin)
Jika ada kelainan genetikgang metabolisme asam amino fenilalaninakan
diubah mjd asam amino tyrosin butuh enzim fenilalanin hidroksilasikalo ada
gangguan enzim kurangtertimbun didalam darahberdampak toksik pd
SSP
Logam
beratmempengaruhi
GABAmenghalangi
kalsiumGABA
berkurang
krn
tdk
bisa
lepas
ke
post
sinapsgejala
awal
hipereksitasigangguan perkembangan

2. Kenapa anak sering sakit2an dan hubungannya dg gangguan perkembangan?


Sindrom Down
Kekurangan IgG dan kelainan limfasit T (utk pengenalan thd antigen) dan B
(utk pertahanan spesifik)
Bagaimana kondisi fisik dan kondisi umum?
-kebutuhan
terganggu

asuh

kurangasupan

Iga

kurangsal

pencernaan,pernafasan

-pd anak RM yg tdk bisa merawat dirikuman gampang masukgampang sakit


3. Apa hubungan ibu suka makan makanan seafood dg gejala?dan apa hubungannya dg
Senyawa/bahan kimia, mikroorganisme dan cemaran fisik berbahaya yang terdapat
pada produk perikanan antara lain disebabkan oleh lingkungan tempat hidup ikan,
termasuk lokasi budidaya. Logam berat terutama merkuri merupakan bahan cemaran
yang perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan efek akumulatif seperti halnya
penyakit Minamata di Jepang (Anon, 2000). Pada daerah perairan yang
berdampingan/berdekatan dengan industri berat diduga tingkat pencemarannya lebih
tinggi dibandingkan dengan perairan yang tidak berdekatan dengan industri berat. Hal
ini disebabkan senyawa logam berat banyak digunakan dalam industri sebagai bahan
baku, katalisator, fungisida maupun bahan tambahan lainnya. Menurut FDA di dalam
Anon (1998), selain merkuri (Hg), jenis logam berat yang membahayakan kesehatan
antara lain timbal (Pb), kadmium (Cd), arsen (As), khromiun (Cr) dan nikel (Ni).
Jenis biota laut yang sangat potensial terkontaminasi logam berat adalah kekerangan
mengingat cara makannya dengan menyaring air. Di samping itu, sifat kekerangan ini
lebih banyak menetap (sessile) dan bukan termasuk migratory (Wahyuni & Hartati,
1991), sehingga biota ini sering digunakan sebagai hewan uji dalam pemantauan
tingkat akumulasi logam berat pada organisme laut.
Berdasarkan Kep. Ditjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989 dan FAO/WHO (1976)
kadar Hg maksimum pada biota laut yang boleh dikonsumsi sebesar 0,5 ppm dan kadar
Pb sebesar 2 ppm. Menurut Inswiasri dkk. (1997), rata-rata kadar Hg dan Pb di perairan
Teluk Jakarta masing-masing adalah 0,004 ppm dan berkisar antara 0,00 1,57 ppm.
Kadar logam berat tersebut akan terakumulasi apabila limbah buangan industri di sekitar
perairan Teluk Jakarta meningkat terutama oleh pabrik penghasil peralatan listrik, pabrik
baterai dan industri penghasil tinta (Darmono, 1995).
Logam berat (Hg dan Pb) dalam air kebanyakan berbentuk ion dan logam tersebut
diserap oleh kerang secara langsung melalui air yang melewati membran insang atau
melalui makanan. Selain melalui insang, logam berat juga masuk melalui kulit (kutikula)
dan lapisan mukosa yang selanjutnya diangkut darah dan dapat tertimbun dalam jantung
dan ginjal kerang (Noviana, 1994; Laws, 1981). Menurut Hutagalung (1991), kemampuan

biota laut (ikan, udang dan moluska) dalam mengakumulasi logam berat di perairan
tergantung pada jenis logam berat, jenis biota, lama pemaparan serta kondisi lingkungan
seperti pH, suhu dan salinitas. Semakin besar ukuran biota air, maka akumulasi logam
berat semakin meningkat. Toksisitas logam berat dalam kerang yang ditimbulkan akibat
akumulasi dalam jaringan tubuh mengakibatkan keracunan dan kematian bagi biota air
yang mengkonsumsinya (Sukiyanti, 1987). Sifat toksik logam Hg dalam bentuk senyawa
HgCl2 dengan konsentrasi 0,027 ppm menyebabkan kematian pada larva bivalvia
(muloska) dan konsentrasi Pb sekitar 2,75 ppm mulai bersifat letal bagi biota perairan
seperti krustasea (Mulyaningsih, 1998).
Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, maka tingkat atau daya racun logam berat
terhadap hewan air dapat diurutkan (dari tinggi ke rendah) sebagai berikut merkuri (Hg),
kadmium (Cd), seng (Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co)
(Sutamihardja dkk, 1982).
Hg2+ >Cd2+ > Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ > As2+> Cr2+ >Sn2+ > Zn2+
4. Apa hubungan IQ 50 dg gejala?
Tingkat-tingkat retardasi mental dibagi menjadi:
1)
Retardasi Mental Ringan
Nilai IQ pada Retardasi Mental Ringan 52-69. ketrampilan sosial dan komunikasinya
mungkin adekuat dalam tahun-tahun pra sekolah. Tetapi pada saan anak menjadi lebih
besar, defisit kognitif tertentu seperti kemampuan yang buruk untuk berpikir abstrak
dan egosentrik mungkin membedakan dirinya dari anak lain seusianya. Biasanya
mengalami keterlambatan dalam mempelajari bahasa. Namun, masih dapat berbicara
untuk keperluan sehari-hari dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari serta terampil
dalam perkerjaan rumah tangga. Dan akan mengalami kesulitan dalam pelajaran
sekolah.
2)
Retardasi Mental Sedang
Nilai IQ pada Retardasi Mental Sedang adalah 36-51. ketrampilan komunikasi
berkembang lebih lambat. Isolasi sosial dirinya mungkin dimulai pada usia sekolah
dasar. Dapat dideteksi lebih dini jika dibandingkan dengan Retardasi Mental Ringan.
Biasanya lambat dalam perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa.
Ketrampilan merawat diri dan ketrampilan motoriknya pun terlambat. Penderita juga
memerlukan pengawasan seumur hidup dan program pendidikan khusus demi
mengembangkan potensi mereka yang terbatas agar memperoleh beberapa
ketrampilan dasar.
3)
Retardasi Mental Berat

Nilai IQ pada Retardasi Mental Berat 20-35. bicara anak terbatas dan perkembangan
motoriknya buruk. Pada usia pra sekolah sudah nyata ada gangguan. Pada masa usia
sekolah kemampuan bahasanya berkembang. Kebanyakan dengan gangguan motorik
yang berat akibat kerusakan perkembangan pada susunan saraf pusat.
4)
Retardasi Mental Sangat Berat
Nilai IQ Retardasi Mental Sangat Berat di bawah 10. ketrampilan komunikasi dan
motoriknya sangat terbatas. Pada masa dewasa dapat terjadi perkembangan bicara dan
mampu menolong diri sendiri secara sederhana. Tetapi juga masih membutuhkan
perawatan orang lain.
Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity
Press.
5. Bagaimana cara penilaian IQ dan apa saja klasifikasinya?
-dg tes psikometrik :
Umur mental : umur kronologik x 100
Educaple : 50-79 (kemampuan akademik setara anak keas 5 SD)
Trainable : 25-49 (pendidikan akademik terbatas)
Non trainable :<25 (trs dilatih dan diawasi)
-sangat superior : >130
superior : 120-129
Dia atas rata2: 110-119
Rata2:90-110
Dibawah rat@a :80-89
RM borderline :70-79
RM ringan :52-69
RM sedang:36-51
RM berat:20-35
RM sangat berat :<20
6. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang yg dilakukan?
Px fisik
Kepala dahinya lebar, kelihatan hipertelorisme
Hidung datar, melebar ke samping
Mulut dower
Alis mata ke lateral atas
Telinga datar, lekukan telingan tak dalam
Leher pendek
Telapak tangan 3 garis ditelapak tangan menyatu disatu titik. Garis
paling atas datar
Telapak kaki jari ke 1 dan ke 2 lebar, telapak kaki datar
CARI GAMBARNYA
PX.penunjang : px.kromosom
-DDST (DENVER DEVELOP MENTAL skrining test )

7. Macam2 gangguan perkembangan?


Gangguan Perkembangan Pervasif (Pervasive Developmental Disorders /PDD) terdiri
dari beberapa jenis di antaranya adalah:
1) Autism
2) Aspergers
3) Retts
4) Childhood Disintegrative Disorder (CDD)
5) Gangguan pervasive opada masa kanak-kanak (Pervasive Developmental Disorder) or
Not Otherwise Specified (PDD:NOS)
DSM-IV
8. Mengapa bicaranya terhambat terutama huruf r.l dan s?
Mungkin ada gangguan pada SSP yg mengatur bicara motorik (pasiennya
disartria)
9. Kenapa pada usia 7 tahun anak cenderung pasif dan suka bermain dg anak yg lebih
kecil?
Intoksikasi logam beratdefek SSPgangguan pada pusat sensorium dan pusat
memorysulit mengenal warna, mengerti aturan bermain, nama benda, sulit mengingat
nama binatang dan orang.
Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity Press.
Intoksikasi logam beratdefek SSPgangguan pada pusat sensorium dan pusat
memorysulit mengenal warna, mengerti aturan bermain, nama benda, sulit mengingat
nama binatang dan orang.
Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity Press.
10. Bagaimana cara menegakkan diagnosis dan kriteria diagnosis masing2
gangguan perkembangan ?
11. Apa saja pengelolaan yg diberikan?dari pencegahan sampai edukasi,terapi?
Penatalaksanaan Medis
Terapi terbaik adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier:
a) Pencegahan primer
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang
menyebabkan gangguan. Tindakan ini termasuk pendidikan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum, usaha terus menerus dari profesional
bidang kesehatan, konseling keluarga dan genetik dapat membantu.
b) Pencegahan sekunder
Tujuannya mempersingkat perjalanan penyakit.
c) Pencegahan tertier

Tujuannya menekan kecacatan yang terjadi


Dalam pelaksanaannya, kedua jenis ii dilakukan bersamaan meliputi:
a) Pendidikan untuk anak mancakup latihan ketrampilan adaptif, sosial dan kejuruan.
b) Terapi pra luka agresif dan melukai diri
c) Kognitif dan psikodinamika
d) Pendidikan keluarga
e) Intervensi farmakologis:
Obat-obatan psikotropika (Tioridasin/Mellaril) untuk remaja dengan perilaku yang

membahayakan diri sendiri.


Psikostimulan untuk remaja

yang

menunjukkan

tanda-tanda

gangguan

konsentrasi/gangguan hiperaktif.
Antidepresan (Imipramin/Trofanil)
Karbamazepin (Tegretol) dan Propanolol (Inderal)
Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 1. Ed. 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
12. DD?
AUTISME
Definisi:
Istilah autisme berasal dari kata Autos yang berarti diri sendiri dan isme yang
berarti suatu aliran, sehingga dapat diartikan sebagai suatu paham tertarik pada
dunianya sendiri (Suryana, 2004).
Ciri-ciri autisme:
Menurut American Psychiatric Association dalam buku Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision (DSM IV-TR, 2004),
kriteria diagnostik untuk dari gangguan autistik adalah sebagai berikut:
A. Jumlah dari 6 (atau lebih) item dari (1), (2) dan (3), dengan setidaknya dua dari
(1), dan satu dari masing-masing (2) dan (3):
1. Kerusakan kualitatif dalam interaksi sosial, yang dimanifestasikan dengan
setidak-tidaknya dua dari hal berikut:
a) Kerusakan yang dapat ditandai dari penggunaan beberapa perilaku non
verbal seperti tatapan langsung, ekspresi wajah, postur tubuh dan gestur
untuk mengatur interaksi sosial.
b) Kegagalan untuk mengembangkan hubungan teman sebaya yang tepat
menurut tahap perkembangan.
c) Kekurangan dalam mencoba secara spontanitas untuk berbagi kesenangan,
ketertarikan atau pencapaian dengan orang lain (seperti dengan kurangnya
menunjukkan atau membawa objek ketertarikan).
d) Kekurangan dalam timbal balik sosial atau emosional.

2. Kerusakan kualitatif dalam komunikasi yang dimanifestasikan pada setidaktidaknya satu dari hal berikut:
a) Penundaan dalam atau kekurangan penuh pada perkembangan bahasa
(tidak disertai dengan usaha untuk menggantinya melalui beragam
alternatif dari komunikasi, seperti gestur atau mimik).
b) Pada individu dengan bicara yang cukup, kerusakan ditandai dengan
kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan
orang lain.
c) Penggunaan bahasa yang berulang-ulang dan berbentuk tetap atau bahasa
yang aneh.
d) Kekurangan divariasikan, dengan permainan berpura-pura yang spontan
atau permainan imitasi sosial yang sesuai dengan tahap perkembangan.
3. Dibatasinya pola-pola perilaku yang berulang-ulang dan berbentuk tetap,
ketertarikan dan aktivitas, yang dimanifestasikan pada setidak-tidaknya satu
dari hal berikut:
a) Meliputi preokupasi dengan satu atau lebih pola ketertarikan yang
berbentuk tetap dan terhalang, yang intensitas atau fokusnya abnormal.
b) Ketidakfleksibilitasan pada rutinitas non fungsional atau ritual yang
spesifik.
c) Sikap motorik yang berbentuk tetap dan berulang (tepukan atau
mengepakkan tangan dan jari, atau pergerakan yang kompleks dari
keseluruhan tubuh).
d) Preokupasi yang tetap dengan bagian dari objek
B. Fungsi yang tertunda atau abnormal setidak-tidaknya dalam 1 dari area berikut,
dengan permulaan terjadi pada usia 3 tahun: (1) interaksi sosial, (2) bahasa yang
digunakan dalam komunikasi sosial atau (3) permainan simbolik atau imajinatif.
C. Gangguan tidak lebih baik bila dimasukkan dalam Retts Disorder atau Childhood
Disintegrative Disorder.
Tingkat kecerdasan anak autis:
Pusponegoro dan Solek (2007) menyebutkan bahwa tingkat kecerdasan anak autis
dibagi mejadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a) Low Functioning (IQ rendah)
Apabila penderitanya masuk ke dalam kategori low functioning (IQ rendah), maka
dikemudian hari hampir dipastikan penderita ini tidak dapat diharapkan untuk hidup
mandiri, sepanjang hidup penderita memerlukan bantuan orang lain.
b) Medium Functioning (IQ sedang)

Apabila penderita masuk ke dalam kategori medium functioning (IQ sedang), maka
dikemudian hari masih bisa hidup bermasyarakat dan penderita ini masih bisa masuk
sekolah khusus yang memang dibuat untuk anak penderita autis.
c) High Functioning (IQ tinggi)
Apabila penderitanya masuk ke dalam kategori high functioning (IQ tinggi), maka
dikemudian hari bisa hidup mandiri bahkan mungkin sukses dalam pekerjaannya,
dapat juga hidup berkeluarga.
RETARDASI MENTAL
Definisi:
1. Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO,
MENKES 1990).
2. Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah
yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi
terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal (Carter CH,
Toback C).
Etiologi:
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari Retardasi Mental. Faktor-faktor yang
potensial sebagai penyebab Retardasi Mental:
Non organik:
Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis.
Faktor sosiokultural.
Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik.
Penelantaran anak.
Organik:
Faktor Pra-konsepsi
Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit
neurocutaneous).
Kelainan kromosom.
Faktor Pre-natal
Gangguan pertumbuhan otak trimester I
Kelainan kromosom
Infeksi intra uterin, misal HIV
Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi)
Disfungsi plasenta
Kelainan konginetal dari otak
Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
Infeksi intra uterin, misal HIV
Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam-logam berat)
Ibu DM, PKU
Toksemia gravidarum

metabolik,

kelainan

Disfungsi plasenta
Ibu malnutrisi
Faktor Peri-natal
Sangat prematur
Asfeksia neotorum
Trauma lahir
Meningitis
Kelainan metabolik
Faktor Post Natal
Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
Neurotoksin
CVA
Anoksia, misalnya tenggelam
Metabolik, misalnya gizi buruk, kelainan hormonal
Infeksi, misalnya meningitis ensefalitis
Patofisiologi:
Retardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul
pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi
kecerdasan di bawah normal (IQ 70-75 atau kurang) dan disertai keterbatasanketerbatasan sedikitnya dua area fungsi adaptif yaitu berbicara dan berbahasa,
ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana
prasarana komunitas, pengarahan diri kesehatan dan keamanan akademik fungsional
bersantai dan bekerja.
Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan neurologis itu
meliputi: kerusakan otak, kelainan kongenital dan mikrosefal. Sedangkan kerusakan
muskuloskeletal meliputi: anomali ekstremitas konganital, masukan kalori/nutrisi
tidak

mencukupi,

distorsi

muskular. Kerusakan

neurologis

dan

kerusakan

muskuloskeletal akan menyebabkan terjadinya kurang kesadaran tentang bahaya dan


kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga akan muncul berbagai masalah dalam
keperawatan.
Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 1. Ed. 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity
Press.
Pdiatri. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
ADHD
Definisi:
ADHD merupkan kependekan dari attention deficit hyperactivity disorder,
(Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan

Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan


pemusatan perhatian disertai hiperaktif.
Jadi, jika didefinisikan, secara umum ADHD menjelaskan kondisi anak-anak yang
memperlihatkan

simtom-simtom

(ciri

atau

gejala)

kurang

konsentrasi,

hiperaktif,dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian


besar aktivitas hidup mereka.
Etiologi:
Bahan kajian lebih lanjut akan dikemukakan hasil penelitian Faron dkk, 2000,
Kuntsi dkk, 2000, Barkley, 20003 (dalam MIF Baihaqi & Sugiarmin, 2006), yang
mengatakan bahwa terdapat faktor yang berpengaruh terhadap munculnya ADHD,
yaitu:
Faktor genetika
Bukti penelitian menyatakan bahwa faktor genetika merupakan faktor penting
dalam memunculkan tingkah laku ADHD. Satu pertiga dari anggota keluarga
ADHD memiliki gangguan, yaitu jik orang tua mengalami ADHD, maka anaknya
beresiko ADHD sebesar 60 %. Pada anak kembar, jika salah satu mengalami.
ADHD, maka saudaranya 70-80 % juga beresiko mengalami ADHD.
Pada studi gen khusus beberapa penemuan menunjukkan bahwa molekul genetika
gen-gen tertentu dapat menyebabkan munculnya ADHD.Dengan demikian
temuan-temun dari aspek keluarga, anak kembar, dan gen-gen tertentu
menyatakan bahwa ADHD ada kaitannya dengan keturunan.
Faktor neurobiologis
Beberapa dugaan dari penemuan tentang neurobiologis diantaranya bahwa
terdapat persamaan antara ciri-ciri yang muncul pada ADHD dengan yang muncul
pada kerusakan fungsi lobus prefrontl. Demikian juga penurunan kemampuan
pada anak ADHD pada tes neuropsikologis yang dihubungkan dengan fungsi
lobus prefrontal. Temuan melalui MRI (pemeriksaan otak dengan teknologi
tinggi)menunjukan ada ketidaknormalan pada bagian otak depan. Bagian ini
meliputi korteks prefrontal yang saling berhubungan dengan bagian dalam bawah
korteks serebral secara kolektif dikenal sebagai basal ganglia.
Bagian otak ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan respons,
dan organisasi respons. Kerusakan-kerusakan daerah ini memunculkan ciri-ciri
yang serupa dengan ciri-ciri pada ADHD. Informasi lain bahwa anak ADHD
mempunyai korteks prefrontal lebih kecil dibanding anak yang tidak ADHD.
Ciri-ciri ADHD:

a. Inatensi
Yang dimaksud adalah bahwa sebagai individu penyandang gangguan ini tampak
mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatiannya. Mereka sangat mudah
teralihkan oleh rangsangan yang tiba-tiba diterima oleh alat inderanya atau oleh
perasaan yang timbul pada saat itu. Dengan demikian mereka hanya mampu
mempertahankan suatu aktivitas atau tugas dalam jangka waktu yang pendek,
sehingga akan mempengaruhi proses penerimaan informasi dari lingkungannya.
b. Impulsifitas
Yang dimaksud adalah suatu gangguan perilaku berupa tindakan yang tidak
disertai dengan pemikiran. Mereka sangat dikuasai oleh perasaannya sehingga
sangat cepat bereaksi. Mereka sulit untuk memberi prioritas kegiatan, sulit untuk
mempertimbangkan atau memikirkan terlebih dahulu perilaku yang akan
ditampilkannya. Perilaku ini biasanya menyulitkan yang bersangkutan maupun
lingkungannya.
c. Hiperaktivitas
Yang dimaksud adalah suatu gerakan yang berlebuhan melebihi gerakan yang
dilakukan secara umum anak seusianya. Biasanya sejak bayi mereka banyak
bergerak dan sulit untuk ditenangkan. Jika dibandingkan dengan individu yang
aktif tapi produktif, perilaku hiperaktif tampak tidak bertujuan. Mereka tidak
mampu mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktivitas motoriknya,
sehingga tidak dapat dibedakan gerakan yang penting dan tidak penting.
Gerakannya dilakukan terus menerus tanpa lelah, sehingga kesulitan untuk
memusatkan perhatian.
American Psychiatric Assosiations (2005). Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders (DSM IV). Washington, DC. American Psychiatric Associations.
Alberto, P. A,. & Anne, C. A,. (1986). Applied Behavior Analysis for Teachers. Ohio:
Merrill Publishing Company.
Grad, L. Flick. (1998). ADD/ADHD Behavior-change Resource Kit. New York: The
Center for Applied Research in Education.

Anda mungkin juga menyukai