Anda di halaman 1dari 8

Teks Khutbah Idul Fitri tahun 1436 H./2015 M.

NILAI FILOSOFIS IDDUL FITRI SEBAGAI REVOLUSI MENTAL MENUJU SEBUAH PENSUCIAN JIWA
SOSIAL
Oleh : Ust. Drs. H. Sanusi, MH (wakil Ketua PA.Kota Banjar Jawa Barat)

.

. .


. .
: .
{184 : } .
Allahu Akbar. 3x
Hadirin Maasyirol Muslimin Rohimakumullah.. !
Untuk mengawali khutbah ini, marilah kita bersama-sama memuji dan bersyukur ke hadirat Allah SWT
yang maha Ghafur, karena dengan rahmat dan taufik-Nya pada pagi hari yang cukup cerah ini yang disambut
dengan senyumnya mentari di ufuk sebelah Timur dan diiringi dengan merdunya kicauan burung-burung di
pepohonan, Alhamdulillah kita telah dapat berkumpul dan bermuwajahah duduk bersimpuh rapat
bergandengan di atas sajadah kesadaran berlantaikan tanah pangkuan ilahi guna mengikuti dan
melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid yang teramat muliya ini.
Shalawat teriring salam, semoga tercurahkan kepada seorang hamba pembela kebenaran, penerjang
kebatilan, penegak keadilan dan hamba yang telah sukses membawa obor kemenangan bagi umat manusia di
alam sejagat raya ini, tiada lain yaitu Baginda Nabi Agung Muhammad SAW.
Tidak lupa kepada keluarganya yang suci para sahabatnya yang terpercaya juga kepada kita semua selaku
umatnya yang tunduk patuh kepada ajaran Allah dan Rasul Nya. Aamin . !
Hadirin Jamaah Iddul Fitri Yang Berbahagia

Saya selaku Khatib berwasiat khususnya untuk diri saya sendiri dan umumnya kepada bapak-bapak,
ibu-ibu kaum muslimin, mari kita tingkatkan kesadaran dan keinsyafan iman kita kepada Allah SWT yang
disertai taqwa yang sebenar-benarnya, karena hanya orang-orang yang bertaqwalah yang akan dapat
menikmati indah dan lezatnya kehidupan dunia dan akhirat.
ALLAHU AKBAR 3x
Hadirin, Maasyiral Muslimin Rahimakumullah .
Dalam mengakhiri dan menutup bulan suci Ramadhan ini, kita sambut dengan takbir, tahmid dan tahlil
sebagai pernyataan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan berkah-Nya Alhamdulillah kita
telah dapat melaksanakan dan menyelesaikan ibadah puasa ramadhan, sholat tarawih, dan telah pula
menunaikan zakat.
Seruan takbir, tahmid dan tahlil mengagungkan nama Allah, mengangkasa sejak tadi malam sampai
pagi hari ini. Diucapkan oleh ratusan juta umat Islam di seantero dunia. Tua, muda, laki-laki maupun
perempuan sambil turun dan berjalan berduyun-duyun menuju masjid-masjid dan lapangan terbuka untuk
melaksanakan shalat Iddul Fitri, sebagai tanda penutup ibadah puasa dan sebagai bukti selesainya
program Ramadhan tahun ini.
Hadirin Yang dimulyakan Allah Swt
Allahu Akbar 3X, kini sampailah kita pada hari kemenangan, hari bahagia 1 Syawal tahun 1436 H, hari kita
kembali pada fitrah, membersihkan diri dari segala macam kesalahan dan kealpaan. Kita pakai baju baru,
pikiran baru dan hidup baru, kembali untuk berbuat yang lebih baik dan baru.
Lebaran harus kita isi tidak hanya sekedar saling maaf-memaafkan atau saling halal-menghalalkan,
tetapi juga harus kita jadikan sebagai momentum untuk mengevaluasi diri, dalam meningkatkan kualitas
keimanan kita kepad Allah Swt, sehingga terciptanya insan kamil ( manusia yang berkarakter parifurna) yang
menebarkan kesholihan vertika maupun kesholihan sosial.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Kini kita merasa gembira, karena tugas suci sudah selesai dikerjakan. Sebulan penuh kita bergaul
dengan Ramadhan, sebulan penuh kita bersahabat dengan kesuciannya, yang ditandai dengan pelaksanaan
ibadah puasa dan shalat sunat tarawih.
Gema takbir, tahmid dan tahlil sering kali menggugah sanubari kita menjadi gemetar, pilu dan sedih.
Namun pernahkah kita merasa tertipu oleh kepalsuan hawa nafsu, yang akhirnya terperosok pada perbuatan

yang mencemari kesucian ibadah puasa kita?, atau pernahkah kita membayangkan, di saat hari lebaran ini,
nasib dan keadaan saudara-saudara kita yang tinggal di rumah-rumah kertas, yang mukim di lorong-lorong
sempit di sepanjang rel-rel kereta api, dan saudara-saudara kita di Sumatra Utara yang sedang kesulitan
karena dikepung oleh debu dan awan panas Gunung Sinabung..., Bahkan terakhir saudara-saudara kita
banyak yang kehilangan sanak keluarganya dalam musibah jatuhnya pesawat Hercules C130 di Meda Sumatra Utara.
Begitu juga saudara-saudara kita yang ada di manca negara, yang terkoyak dibunuh dan diperkosa. Seperti
saudara kita di Palestina, dan yang paling actual menjadi trending tofik dunia Arab bahkan Dunia, yaitu
terjadinya perang saudara di Yaman , di Irak dan di Afganistan..Sungguh tragis, ..sangat memilukan sekali
ketimbang nasib dan keadaan kita pada hari ini.
Hadirin sidang shalat Iddul Fitri yang berbahagia
Di balik kegembiraan kita kali ini, ternyata kesedihan dan keterharuan muncul dan mencekam pula,,
bukan sedih karena tidak berbaju baru, bukan sedih tidak berkain dan bersepatu baru, melainkan kita merasa
di bulan suci itu sering tertipu oleh hawa nafsu yang mengakibatkan kita terpeleset. Di bulan suci kita banyak
menyeru untuk berbuat baik, tetapi di bulan suci itu pula kita membiarkan perbuatan-perbuatan mungkar
merajalela,.. di bulan suci kita menyeru persatuan, tetapi di bulan suci itu pula kita biarkan umat terkotak-kotak
karena pagar khilafiyah, dan berbeda aspirasi politik itu semua kita sadari dan kita sesali pada hari ini
dengan thobat yang sesungguhnya.
Jamaah Sholat Iddul Fitri Yang Terhormat..
Kini Ramadhan telah pergi, menghadap Illahi Rabbi untuk melaporkan seluruh amal perbuatan ibadah
puasa kita, dan Insya Allah kita nanti akan melihatnya di hadapan Tuhan Yang Maha Adil dan Bijaksana.
Dengan sikap ikhlas dan jujur kita akui, bahwa kita sering kehilangan keseimbangan antara kepentingan
agama dan dunia, sehingga hidup ini terasa berat sebelah yang dan pada gilirannya mengakibatkan
kehampaan bathin atau kekurangan keceradasan spiritual dan kecerdasan emosional.
Di bidang ilmu pengetahuan, kita terkadang terlalu memusatkan pehatian kepada pencerdasan akal
pikiran. Kita asah otak sehingga menjadi tajam, kita kumpulkan bemacam disiplin ilmu pengetahuan hingga kita
menjadi ilmuwan, tetapi kita lupa memberikan perhatian kepada ruhani kita. Kita biarkan ia kosong hampa tak
berisi, padahal ruhani itulah yang merupakan ukuran untuk menentukan, apakah kita termasuk insan kamil
(manusia sempurna) atau tidak?

Seorang ahli hikmah berkata : Perhatikanlah ruhanimu dan cukupkanlah segala kebutuhannya, engkau
dinamakan manusia sempurna bukan karena jasadmu, tetapi engkau disebut manusia adalah karena
ruhanimu.!.
Bapak, Ibu Kaum Muslimin Yang Berbahagia
Pada saat ini, kita sedang duduk bersimpuh di atas sejadah kesadaran bermandikan air mata
penyesalan, kita seakan berada dibawah naungan payung keagungan Rabbul Gafur, sambil memohon ampun
ke Hadirat-Nya atas segala kesalahan dan kealpaan kita. Kita merunduk di hadapan kebesaran-Nya sambil
mencoba mengkaji kembali langkah salah dimasa yang telah sudah.
Kini satu persatu muncul di hadapan kita, ternyata hidup ini penuh dengan noda dan dosa. Kita sering
menyalah gunakan nikmat, gelar kebanggaan hanya digunakan untuk merendahkan martabat teman sesama.
Pangkat, jabatan, kedudukan, lambang dan bahkan kekuasaan pun sering rasanya digunakan untuk menakutnakuti bawahan. Bahkan terkadang panca indera sekalipun tampaknya jarang dipakai untuk kebaikan sesuai
dengan fungsinya dan norma Agama. Allah SWT telah berfirman dalam surat AlAraf : 179 :

Artinya : Mereka punya hati tetapi mereka tidak menggunakannya untuk memahami, mereka punya mata,
tetapi tidak mereka pergunakan untuk melihat, mereka punya telinga, tetapi mereka tidak pergunakan untuk
mendengar. Mereka seperti Binatang, malah lebih sesat lagi, mereka itu adalah orang-orang lalai.
Hadirin dan hadirat sidang Iddul Fitri yang berbahagia
Untuk itu, sudah saatnya kita menyadari apa yang kita lakukan selama ini, saat inilah dan untuk
selanjutnya kita kembali pada hakikat yang fitri, menjadi manusia yang beruhul Islam, manusia yang memiliki
citra yang ihsan, bukan manusia bertabiat hewan dan Iblis. Dengan demikian, akhlak Firaunisme semacam
itu, mudah-mudahan pada pagi hari ini, sirna habis terkuras percikan kalimat takbir, tahmid dan tahlil.
Hadirin Maasyiral rahimakumullah
Puasa bukan hanya menahan dan memindahkan jadwal makan dan minum dari siang ke malam hari
saja, tetapi jauh lebih dari itu puasa juga mengajarkan pada kita, perlunya sikap disiplin, jujur dan punya
integritas moral yang tinggi. Begitu pula, puasa mendidik kita agar punya sikap tenggang rasa dan kesetia
kawanan antara sesama, sehingga tonggak pembeda antara si kaya dan si miskin dapat dihapus dengan
kesamaan kewajiban sama-sama menahan lapar dalam bentuk ibadah puasa. Maka di sinilah hati kita akan
lunak dan merasa kasihan, betapa getir dan pahitnya ketika si fakir miskin mau makan dan minum , namun
tidak punya apa-apa yang akhirnya terpaksa mereka harus menahan lapar!?

Maka muncullah pikiran dan perasaan kita untuk menolong mereka, yaitu dengan mengeluarkan zakat
fitrah atau zakat mal sebagai bukti kita ikut mengentaskan kemiskinan, terutama dalam rangka pemerataan
ekonomi agar tidak hanya mengucur pada kelompok tertentu, yang pada gilirannya akan muncul
kesenjangan sosial yang tambah menganga lebar, muncul dominasi kelompok ekonomi oleh segelintir taipan.
Padahal Allah telah berfirman dalam surat Al Hasyer : 7 :

{7 : }
Artinya : Apa saja harta rampasan yang diberikan oleh Allah kepada Rasul-Nya, yang berasal dari penduduk
kota-kota, maka adalah untuk Allah untuk Rasul-Nya, kerabat Rasul, anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang diperjalanan, supaya harta itu tidak hanya berputar (beredar) diantara orang-orang kaya saja
diantara kamu sekalian.
Ayat ini jelas menolak terhadap adanya monopoli kelompok dalam sosial ekonomi. Islam menggugat
kecenderungan segelintir orang yang hanya berpihak pada si kaya dan membiarkan si miskin tergencet lumat.
Tentu kita tidak rela melihat dan menyaksikan sejarah Bangsa kita Indonesia tercinta ini, terkoyak oleh
adanya ketimpangan sosial yang mengakibatkan pecahnya persatuan umat dan bangsa. Untuk itu, marilah kita
jadikan moment Hari Raya Iddul Fitri ini sebagai kerangka proses revolusi mental menuju sebuah upaya
pensucian diri, pensucian masyarakat dan akhirnya pensucian jiwa sosial dalam sebuah komunitas Bangsa.
Hadirin sidang shalat Iddul Fitri yang berbahagia
Telah disinggung di atas, bahwa puasa dan zakat sama-sama mengajar dan mendidik kita, agar
menyeimbangkan antar kehidupan akhirat dan dunia, antar pemenuhan kebutuhan ruhani dan kebutuhan
jasmani, sehingga tidak ada yang harus dikesampingkan, kenapa?, karena Islam terletak antara dua aliran
besar, yaitu :
1. Aliran Spiritualisme, suatu aliran yang hanya mengutamakan ruhani dan mengabaikan kebutuhan jasmani.
Hal ini tentu tidak cocok dengan tabiaat manusia, yang terkadang ingin menikmati dunia.
2. Aliran Materialisme, yaitu suatu aliran yang lebih mementingkan harta benda sebagai kebutuhan jasmani.
Tentu ini juga bertentangan dengan fitrah manusia.
Maka yang terbaik adalah kita satukan, agar ia hidup seiring dan sejalan, saling mengisi dan saling mendukung
satu sama lainya dan tidak ada yang perlu diabaikan.
Hadirin Maasyiral rahimakumullah yang berbahagia

Dengan kalimat takbir, tahmid dan tahlil yang disertai dengan tobat (memohon ampun) kepada Allah
SWT. Mudah-mudahan segala kotoran habis bersih tidak nampak, yang tertinggal hanya satu, yaitu denyutan
jantung penyesalan penuh luka bekas langkah kepalsuan dan dosa. Dengan siraman takbir, tahmid dan tahlil,
jiwa kita menjadi pasrah rasanya menyerah kalah, tunduk dihadapan Allah Yang Maha Besar.
Hati berbisik tanpa suara, menyodorkan noda dan dosa disertai harapan suci, yaitu inayah, hidayah dan
maghfirah-Nya agar senantiasa tercurah, ketahanan iman terjaga kemampuan untuk membuktikan
bahwa Islam itu tinggi lebih terasa dan agar kehidupan kita sebagai umat Islam, sekaligus sebagai bangsa
Indonesia tercipta sejahtera.
Hadirin yang berbahagia
Kini di hadapan kita terbentang padang karya yang luas, tugas suci yang murni yaitu amar maruf nahi
mungkar. Modal pokoknya adalah kesucian hati dan ketabahan jiwa sebagai hasil dari pembinaan ibadah
puasa ramadhan satu bulan penuh khususnya.
Amar maruf nahi mungkar itu merupakan tugas kita bersama, menyeru orang untuk berbuat baik dan
mencegah agar tidak berbuat jahat, baik di lingkungan keluarga maupun di sekitar tetangga, warga bangsa dan
umat sejagat raya. Oleh karena itu, segala hikmah ibadah dalam ajaran islam harus mampu menjadi motifator
dan inofator bagi kelangsungan pelaksanaan tugas suci ini.
Dan jangan sampai Iddul Fitri ini dicemari oleh limbah perbuatan dosa dan noda, yang menghilangkan
kesucian ibadah kita.
Dikisahkan dalam satu riwayat, Nabi Saw telah member peringatan :
:

Artinya : Bahwa sesungguhnya Iblis yang dilaknat Allah, setiap hari lebaran ia menjerit/menangis, kemudian
berkumpulah keluarga iblis tersebut di sekelilingnya lalu bertanya Wahai tuanku siapakah yang membuat
marah, sungguh kami akan pecahkan dia, Iblis menjawab tidak ada sesuatu kecuali Allah mengampuni umat
Muhammad pada hari lebaran ini. Oleh karena itu kamu harus membuat mereka sibuk oleh berbagai
kelezatan, hawa nafsu dan minuman homer, sehingga Allah membenci mereka kembali.
itulah rayuan bujuk iblis sebagai tipu muslihatnya untuk menyeret kita kepada kesesatan dan kehinaan.
Nauju billah Minjallik.
Hadirin Maasyiral muslimin rahimakumullah

Maka lewat deklarasi hari raya Iddul Fitri ini, mari kita bentengi iman-islam kita dengan penuh keyakinan,
agar tidak mudah tergoyah, mari kita landasi iman-islam kita dengan ilmu dan amal agar tidak mudah terbawa
arus, terutama kepada generasi muda, remaja masjid, sebagai manusia masa depan dan sebagai generasi
pejuang, mari kita menuntut ilmu dan belajar bersama, demi meningkatkan harkat- martabat Agama dan diri
kita.
Sayidina Ali R.A. pernah berpesan kepada kita :

Artinya : Didiklah anak-anak kamu sekalian, karena sesungguhnya mereka itu diciptakan untuk suatu periode
yang berbeda dengan periode kamu
Hadirin ikhwan fillahAlaikum Turhamun.!
Untuk menghakhiri khutbah ini . Mari kita bersama-sama menundukan kepala, mengkhusyukan
hati sambil mengheningkan perasaan kita untuk berdoa dan memohon kepada Allah SWT
Allahumma Ya Allah, bila selama ini kami berjalan di tanah yang engkau hamparkan dengan luas tidak habis
mata memandang, namun sering kami rasakan sempit dan kaku.
Tidak heran Ya Rahim.... bila kemana kami berpijak serasa goyah tanah ini, kemana kami melangkah disitu
kami tersandung . Musibah datang silih berganti, belum selesai krisis ekonomi dan badai narkoba
tertangani, bencana gunung Sinabung meletus yang melahap dan memporak-porandakan kehidupan saudara
kami,. tapi ternyata musibahpun datang kembali yaitu jatuhnya pesawat Hercules C130 di Medan- Sumatra
Utara.

Allahu Akbar., sungguh tidak menentu hari depan bangsa kami, kecuali gelap juga buntu!

Oleh karena itu Ya Allah


Bila hari kemarin kami biarkan hati kami membeku, kami biarkan akal kami mati tanpa ajal, sekarang kami
sadar Ya Allah. Itu semua terjadi karena ulah kami yang sombong dan angkuh kurang bersujud dan
bersyukur kepada-Mu Ya Allah.
Allahumma Ya Allah Ya Mannan !
Ya Allah Ya Tuhan kami. Masukanlah kami kedalam Islam dengan cara yang baik, dan keluarkanlah kami ke
tengah-tengah masyarakat dengan cara yang baik pula.

Kepada-Mu lah kami curahkan isi hati kami, yang dapat dan yang tidak dapat kami lahirkan dengan
ungkapan kata-kata. Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Singkapkanlah hati kami Ya Allah, supaya kami dapat mensyukuri nimat karunia yang telah Engkau limpahkan
kepada kami, dan kepada ke dua orang Tua kami, serta masukanlah kami ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shalih dengan cara kasih sayang-Mu
Ya Allah Ya Karim Tuhan Yang Maha Muliya
Tahun dan hari kemarin kami telah lalui, janganlah kami birkan dalam kelalaian, berilah kami peringatan
sebagai tanda kasih sayang-Mu, dan janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang kami tidak mampu
memikulnya.

Kota Banjar, 16 Ramadhan 1436 H

03 Juli 2015

Ust. Drs. H. Sanusi, MH

Anda mungkin juga menyukai