Klasifikasi
Berdasarkan patogenetik, hipertiroid terbagi dapat diklasifikasikan berdasarkan
uptake radioiodine 24 jam sebagai berikut:
1. Hipertiroid dengan uptake radioiodine yang normal atau meningkat
2. Hipertiroid dengan uptake radioiodine yang sangat rendah
Hipertiroid dengan uptake radioiodine yang normal atau meningkat menunjukkan
adanya peningkatan produksi hormon oleh kelenjar tiroid. Kelainana ini dapat
disebabkan oleh kelainan aotoimun pada kelenjar tiroid atau Autonomous thyroid
tissue. Sedangkan Hipertiroid dengan
disebabkan oleh inflamasi pada kelenjar tiroid, asupan hormon tiroid eksogen atau
bahkan produksi hormon ektopik.
Berdasarkan etiologi, hipertiroid dapat dikalsifikasikan menjadi:
1. Hipertiroid primer
2. Hipertiroid sekunder
Hipertiroid primer meliputi graves disease, toxic multinodular goiter, toxic
adenoma. Sedangkan hiertroid sekunder meliputi TSH-secreting pituitary adenoma,
thyroid hormone resistance syndrome, Chorionic gonadotropin-secreting tumors,
Gestational thyrotoxicosis.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis hipertiroid tidak tergantung pada etiologinya namun, pada graves
disease, terdapat gejala yang tidak muncul pada penyakit hipertiroid lainnya seperti
ophtahalmopathy (exopthalmnus).
1. Kulit
kulit menjadi hangat, berkeringat, lebih halus, hiperpigmentasi, pruritus dan
vitiligo.
2. Kardiovaskular
peningkatan kontraktilitas, takikardi, palpitasi, penurunan resistensi perifer,
peningkatan tekanan darah sistolik, pada pasien usia lanjut dapat disertai
dengan atrial fibrilasi (10-20%).
3. Metabolik/endokrin
peningkatan
enzim
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
No
1
2
3
4
5
Indeks Wayne
Gejala Yang Baru Timbul Dan Atau Bertambah Berat
Sesak saat kerja
Berdebar
Kelelahan
Suka udara panas
Suka udara dingin
Keringat berlebihan
Gugup
Nafsu makan naik
Nafsu makan turun
Berat badan naik
Berat badan turun
Tanda
Tyroid teraba
Bising tyroid
Exoptalmus
Kelopak mata tertinggal gerak bola mata
Hiperkinetik
Ada
+3
+2
+2
+1
+4
Nilai
+1
+2
+2
-5
+5
+3
+2
+3
-3
-3
+3
Tidak Ada
-3
-2
-2
6
7
8
9
Tremor jari
Tangan panas
Tangan basah
Fibrilasi atrial
Nadi teratur
< 80x per menit
80 90x per menit
> 90x per menit
10
+1
+2
+1
+4
+3
-2
-1
-3
-
Item
Age of onset (year)
Psychological precipitant
Frequent cheking
Severe anticipatory anxiety
Increased appetite
Goiter
Thyroid bruit
Exophthalmos
Lid retraction
Hyperkinesis
Fine finger tremor
Pulse rate
Grade
15-24
25-34
35-44
45-54
>55
Present
Absent
Present
Absent
Present
absent
Present
absent
Present
Absent
Present
Absent
Present
Absent
Present
Absent
Present
Absent
Present
Absent
> 90/min
80-90 > min
< 80/min
Score
0
+4
+8
+12
+16
-5
0
-3
0
-3
0
+5
0
+3
0
+18
0
+9
0
+2
0
+4
0
+7
0
+16
+8
0
menurunkan
oksidasi
dan
mengnurangi
organifikasi
iodium.
PTU
tersebut dapat diberikan satu kali dalam sehari apabila kadar hormon tiroid sudah
kembali normal. Dosis awal pemberian PTU adalah 100-200 mg setiap 6-8 jam. Obat
golongan beta blocker seperti propanolol atau atenolol dapat berguna untuk
memberikan efek inhibisi terhadap aktivitas beta adrenergik yang berlebihan. Dosis
propanolol dalam terapi hipertiroid adalah 20-40 mg setiap 6 jam namun pemberian
obat golongan beta bloker perlu diperhatikan pada penderita asma. Pengobatan
hipertiroid berlangsung selama 12-24 bulan. Efek eutiroid dapat mulai muncul
ketika pengobatan telah mencapai 8-12 bulan.
Terapi
iodium
radioaktif
diberikan
jika
pasien
gagal
terapi
dengan
menggunakan obat antitiroid seperti metimazol dan propiltiourasil. Cara kerja dari
iodium radioaktif adalah dengan men-destruksi kelenjar tiroid secara progresif
sehingga setelah
pemberian
radioaktif diharapkan
dengan
hipertiroid
yang
berulang
atau
gagal
dengan
pengobatan
menggunakan obat antitiroid dan terapi radioaktif, pasien dengan curiga keganasan
kelenjar tiroid, pasien grave disease yang alergi dengan obat antitiroid dapat
dilakukan tiroidektomi parsial atau total.
Komplikasi
Komplikasi pada pasien hipertiroid diantaranya adalah krisis tiroid atau tiroid storm
yaitu sebuah kondisi gawat darurat pada penderita hipertiroid yang ditandai dengan
adanya hiperpireksia, hipertensi, takikardi, terkadang disertai dengan atrial fibrilasi,
gangguan kesadaran seperti agitasi, delirium, bahkan sampai koma.