Anda di halaman 1dari 7

Sistem pelayanan kesehatan di seluruh dunia sudah mengalami berbagai perubahan.

Negara-negara maju memiliki sistem pelayanan kesehatan yang terarah, terstruktur dan
terkoordinasi dengan baik. Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah
adanya keberadaan dokter keluarga. Dokter keluarga di negara Amerika sudah memiliki andil
besar dalam kesehatan masyarakatnya. Prinsip dokter keluarga yang lebih menanamkan
promotif-preventif dalam kesehatan membuat kesehatan di negara maju khususnya Amerika
memiliki 3 hal yaitu sistem pelayanan kesehatan yang lebih baik, kesehatan yang lebih baik
dengan sistem pembayaran kesehatan yang minimal (low cost) ( Verloin,F.et al., 2015).
Kedokteran keluarga di beberapa negara sudah diterapkan. Negara Eropa bagian timur
dan tengah atau yang sering disebut sebagai Central and Eastern Europe (CEE) merupakan
negara-negara maju yang sudah mengaplikasikan pelayanan kesehatan keluarga melalui
dokter keluarga. Ketentuan ini telah ditetapkan bedasarkan hukum, namun tidak semua
negara di bagian Eropa timur menerapkannya sebagai dokter yang bersifat spesialistik atau
dokter layanan primer, hanya negara Estonia yang menjadikan dan menetapkan bahwa
pelayanan kesehatan oleh dokter keluarga masuk kedalam medical specialty (Oleszczyk,et al.,
2012). Tidak hanya di negara maju, penerapan dokter keluarga di negara berkembang seperti
Indonesia

juga telah mulai diterapkan. Dokter keluarga berperan dalam meningkatkan

Primary Health Care (PHC) di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), karena dapat
membina hubungan baik dengan pasien dan keluarganya sehingga mampu melakukan
edukasi pencegahan, penatalaksanaan awal terhadap penyakit dan mencegah komplikasi
penyakit. Peran Dokter Keluarga dalam meningkatkan kualitas PHC di Era JKN yaitu
Kemenkes mengadopsi nilai inklusif; perlu kerjasama baik lintas sektoral maupun regional;
memantapkan Kemenkes agar berguna untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan strata pertama; Pusat Pelayanan Kesehatan yang bersahabat, yang
merupakan metode alernatif untuk menerapkan paradigma sehat pada pelaksana pelayanan
kesehatan; pelayanan kesehatan primer masih penting untuk pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan(Adriansyah AA., 2014).

Pelayanan dokter keluarga merupakan pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang


memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit dimana tanggung jawab dokter
terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien
juga tidak boleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu. (Wahyuni, 2003 dalam
Dumais,AP.dkk., 200..)
Penyelenggaraan praktek dokter keluarga mempunyai peran yang strategis dalam
reformasi pelayanan kesehatan pada tingkat primer. Dokter keluarga sebagai koordinator
pelayanan yang memberikan keputusan untuk merujuk kepelayanan kesehatan sekunder dan
dokter keluarga juga yang berkoordinasi dengan pelayanan kesehatan lanjutan dalam
tanggung jawabnya sebagai pemelihara kesehatan peserta. Dokter keluarga merupakan media
langsung bagi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang memfasilitasi pemerataan
pelayanan kesehatan seluruh peserta yangz dikelola langsung oleh Badan Pelaksanan Jaminan
Sosial (BPJS). (SJSN, 2013)
Adapaun beberapa penelitian mengenai family medicine atau kedokteran keluarga,
salah satunya yaitu penelitian oleh Dumais,A.dkk yang meneliti tentang Hubungan antara
kepuasan pasien dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan kesehatan pada praktek bersama
dokte keluarga di klinik husada kimia farma sario dan sam ratulangi. Tujuan penelitian untuk
mengetahui hubungan kepuasan pasien dengan minat pemanfaatan ulang di praktek bersama
dokter keluarga. Penelitian ini adalah jenis penelitian survey analitik dengan rancangan cross
sectional dan uji chi-square. Besar sampel 105 pasien yang diambil secara accidental
sampling. Sebanyak 94 pasien berminat kembali melakukan pemanfaatan ulang dan 11 pasien
tidak ingin kembali. Berdasarkan kepuasan pasien, untuk sektor keandalan sebanyak 103
pasien merasa puas dan 2 pasien merasa tidak puas. Untuk daya tanggap sebanyak 89 pasien
merasa puas dan 16 pasien merasa tidak puas. Untuk jaminan sebanyak 99 pasien merasa
puas dan 6 pasien merasa tidak puas. Untuk empati sebanyak 100 pasien mereasa puas dan 5
pasien merasa tidak puas. Untuk bukti sebanyak 102 pasien merasa puas dan 3 pasien merasa
tidak puas. Dari 5 sektor kepuasan yang dinilai Keandalan (p 0,000), Daya Tanggap (p
0,000), Jaminan (p 0,000), Empati (p 0,000) dan Bukti Fisik (p 0,001) mempunyai hubungan
dengan dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan kesehatan pada praktek bersama dokter
keluarga.

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah bahwa Responden yang
memiliki minat dalam melakukan pemanfaatan ulang

pelayanan kesehatan di Praktek

Bersama Dokter Keluarga Klinik Kimia Farma Husada Manado berjumlah sebanyak 94
responden atau lebih banyak dibanding yang tidak memiliki minat untuk kembali yang hanya
berjumlah 11 rsponden. Terdapat hubungan antara keandalan dengan minat pemanfaatan
ulang pelayanan kesehatan di Praktek Bersama Dokter Keluarga Klinik Kimia Farma Husada
Manado. Hubungan antara daya tanggap dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan
kesehatan di Praktek Bersama Dokter Keluarga , hubungan antara empati dengan minat
pemanfaatan ulang pelayanan kesehatan di Praktek Bersama Dokter Keluarga.Dengan
demikian, bahwa keberadaan sistem pelayanan kesehatan melalui dokter keluarga mendapat
sambutan dan apresiasi yang cukup baik di masyarakat khususnya di Indonesia.
Kepuasan pasien terhadap pelayanan dokter keluarga tentunya sudah menunjukkan
bahwa dengan adanya pelayanan dokter keluarga yang terarah,terstruktur dan terkoordinasi
dengan baik, maka akan berdampak baik pula terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini juga
dapat disebabkan karena dokter keluarga sudah melakukan tugas dan wewenang serta
mengerti batasan-batasan mengenai kewajibannya.

Selain dalam penelitian, beberapa muncul mengenai artikel-artikel ilmiah yang


membahas mengenai dokter keluarga, salah satunya adalah artikel ilmiah oleh
Adriansyah,AA (2012) dengan judul Peran dokter keluarga dalam upaya peningkatan kualitas
primary health care di era jaminan kesehatan nasional.
Maraknya masyarakat Indonesia yang berobat keluar negeri dikarenakan pelayanan
kesehatan yang belum komunikatif antara dokter dan pasien. Permasalahan ini dapat
dikarenakan kurangnya pendekatan seorang dokter dengan pasien secara menyeluruh dalam
memberi pelayanan kesehatan dan sebagian besar pelayanan hanya bersfiat kuratif saja.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan tersebut maka muncul suatu sistem bernama
kedokteran keluarga.
Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan medik di
Indonesia, yang disiapkan sebagai primadona pelayanan medis strata pertama di Indonesia.
Untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan Primary Health Care (PHC) bagi masyarakat,
perlu kerjasama lintas sektoral maupun regional, memberi layanan komprehensif;
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang kontinue; mengutamakan pencegahan;
menyelenggarakan pelayanan kesehatan koordinatif dan kolaboratif; memberi pelayanan
kesehatan individual sebagai bagian integral dari keluarganya; mempertimbangkan keluarga,
komunitas, masyarakat dan lingkungan; sadar etika, moral dan hukum; memberi pelayanan
kesehatan yang sadar biaya dan sadar mutu; menyelengarakan pelayanan kesehatan yang
dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan.
Dalam artikel ilmiah ini ditekankan bahwa Peran dokter keluarga dalam JKN adalah
memberikan pelayanan kesehatan dasar untuk memenuhi jaminan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan standar profesi. Sedangkan peran
dokter umum kurang memenuhi perawatan promotif, preventif dan rehabilitatif sehingga
mucul konsep dokter keluarga yang memaksimalkan pelayanan tersebut demi meningkatkan
taraf kesehatan masyarakat.
Dokter keluarga memiliki beberapa standar-standar tertentu dalam melayani pasien
atau suatu keluarga,antara lain:
1. Standar pelayanan paripurna
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama
untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan
proteksi khusus (preventive & spesific protection), pemulihan kesehatan

(curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah


sakit (rehabilitation
2. Standar Pelayanan Medis
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis, yaitu melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, penegakkan diagnosis, prognosis,
konseling,konsultasi,rujukan,pengobatan nasional dan pembinaan keluarga
3. Standar Pelayanan Menyeluruh
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli
bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental,
sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya
4. Standar Pelayanan Bersinambung
Pelayanan

yang

disediakan

merupakan

pelayanan

bersinambung,

yang

melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif, efisien, proaktif dan terus


menerus
5. Standar perilaku dalam praktik
6. Standar pengembangan ilmu dan keterampilan medik
7. Standar Partisipasi dalam Kegiatan Masyarakat di Bidang Kesehatan

Sistem Jaminan Kesehatan Nasional meliputi jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan


kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. Dari kelima jaminan ini,
jaminan kesehatan memiliki peserta jaminan yang sangat luas, yakni seluruh rakyat
Indonesia. Sebagai wadah yang mengurusi sistem jaminan ini disebut Badan Pelaksana
Jaminan Sosial (BPJS). Perlu diketahui, sistem jaminan kesehatan ini jelas bukan hanya
pembaharuan terhadap sistem asuransi kesehatan untuk orang miskin yang sekarang disebut
jamkesmas.
Jaminan kesehatan pada JKN ini mengupayakan jaminan kesehatan seluruh rakyat
Indonesia dengan pengelolaan yang bersifat non profit, melainkan berorientasi terhadap
pelayanan program yang berkesinambungan. Artinya, premi yang dibayarkan oleh peserta
harus dikelola dengan profesional bukan untuk tujuan profit melainkan untuk
mempertahankan kesinambungan program tersebut.
Pemerintah juga menyediakan bantuan iuran bagi golongan kurang mampu Cakupan
peserta yang begitu besar ini membutuhkan cara yang jeli agar premi yang ada dapat
memfasilitasi pemerataan pelayanan kesehatan seluruh peserta. Oleh karena itu, dibutuhkan
perubahan sistem yang dapat menekan overload biaya kesehatan dengan mengutamakan
pencegahan penyakit, optimalisasi pelayanan kesehatan primer dan mencegah komplikasi
penyakit.
Dokter keluarga menjadi jawaban yang paling ideal, karena hakikatnya sebagai dokter
pelayanan primer yang dapat membina hubungan baik dengan pasien dan keluarganya
sehingga mampu melakukan edukasi pencegahan, penatalaksanaan awal terhadap penyakit
dan mencegah komplikasi penyakit. Dokter keluarga sebagai gatekeeper pada sistem ini.
Artinya, dokter keluarga sebagai kontak pertama pasien dan berhubungan sangat erat dengan
keluarga pasien, dokter keluarga sebagai kordinator pelayanan yang memberikan keputusan
untuk merujuk ke pelayanan kesehatan sekunder dan dokter keluarga juga yang berkordinasi
dengan pelayanan kesehatan lanjutan dalam tanggung jawabnya sebagai pemelihara
kesehatan peserta.
Dengan demikian peran dokter keluarga dalam upaya peningkatan kualitas primary
health care di era jaminan kesehatan nasional sangat dibutuhkan dalam mencapai
keberhasilan primary health care. Pencapaian ini akan mendapatkan hasil yang maksimal
apabila bekerjasama lintas sektoral maupun regional. Selain itu, dalam

meningkatkan

primary helath care terutama pada pelayanan di tingkat strata pertama adalah dengan
memberikan layanan komprehensif; menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang kontinyu
mulai dari konsepsi sampai mati; mengutamakan pencegahan; menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang koordinatif dan kolaboratif; memberikan pelayanan kesehatan individual


sebagai bagian integral dari keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai