Anda di halaman 1dari 11

epidemiologi

Glaukoma merupakan penyebab


kebutaan kedua terbanyak setelah
katarak di dunia.
Kebutaan yang disebabkan oleh
glaukoma bersifat permanen atau
irreversible
Data WHO tahun 2011 sekitar 3,2
juta orang mengalami kebutaan
akibat glaukoma (depkes RI, 2015)

Masalah
Penderita glaukoma sering tidak menyadari
adanya gangguan penglihatan sampai terjadi
kerusakan penglihatan yang sudah lanjut.
Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak
menyadari mereka menderita penyakit tersebut
sampai mereka mengalami kerusakan mata yang
parah.

Klasifikasi glaukoma

Glaukoma primer: glaukoma yang


tidak diketahui secara pasti
penyebabnya
Glaukoma sekunder: glaukoma yang
disebabkan karena kondisi penyakit
lain misalkan: akibat trauma,
pembedahan,penyakit sistemik :
hipertensi, kencing manis (diabetes
melitus) dll.

Glaukoma kongenital: biasa terjadi pada


saat kelahiran atau segera setelah
kelahiran. Biasanya disebabkan oleh
sistem saluran pembuangan cairan di
dalam mata tidak berfungsi dengan baik.
Akibatnya tekanan bola mata meningkat
terus dan menyebabkan pembesaran
mata bayi, bagian depan mata berair dan
berkabut dan peka terhadap cahaya.

Glaukoma akut
(tiba-tiba): terjadi
tekanan disudut
bilik mata depan.
Serangan
menimbulkan rasa
nyeri dan dapat
menimbulkan
kerusakan
permanen bila
tidak segera
diobati.

Glaukoma kronis
(lambat): terjadi
tekanan pada bola
mata. Tak ada rasa
nyeri, tapi lapang
pandangan akan
menyempit secara
perlahan-lahan.

Curigai dan deteksi dini


glaukoma

Ada keluarga yang menderita glaukoma.


Tekanan bola mata tinggi (mata Anda cepat lelah).
menderita miopia atau rabun jauh.
menderita diabetes atau kencing manis.
menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak
(sirkulasi darah buruk)
Pernah mengalami kecelakaan/operasi pada mata
sebelumnya
Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka
waktu lama

KEBUTAAN AKIBAT "GLAUKOMA" DAPAT DICEGAH !!!

Periksa kesehatan mata secara teratur.


Segera periksakan mata jika pandangan
terasa kabur, remang dan sempit.
Waspada jika memiliki penyakit
hipertensi atau diabetes.
Waspada jika di dalam keluarga ada
yang memiliki riwayat penyakit ini.
Jika divonis menderita glaukoma, harus
disiplin berobat agar tidak menjadi buta.

SUMBER : DEPKES RI 2015


http://www.depkes.go.id/resources/do
wnload/pusdatin/infodatin/infodatinglaukoma.pdf

Anda mungkin juga menyukai