Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN BATU BARA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Tugas Mata Kuliah


Praktikum Geologi Struktur
Prodi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung

Disusun oleh :
Kelompok 5 Shift 5
Anggota Kelompok:
Ahmad Muthawwif

(10070113118)

M.Daffa Vicenza

(10070114010)

Adam Putra D

(10070114054)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG


1437 H / 2016 M

Lembar pengesahan
Judul

: Laporan Eksplorasi Bahan Galian Batubara

Waktu Kegiatan

: 14 Mei 2016 04 Juni 2016

Disusun Oleh

: 1. Ahmad Muthawwif

(10070113118)

2. M.Daffa Vicenza

(10070114010)

3. Adam Putra D

(10070114054)

Bandung, Juni 2016


Menyetujui,

Wahyu Aji Priyogi

Adi Sutrisno

Ass. Pembimbing
Lab

Koordinator

Mengetahui
Kasie Labolatorium Geologi

Dr. Ir. Yunus Ashari, M.T.


NIK : D.92.0.158

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,


atas limpahan-Nya sehingga penyusunan Laporan Akhir Praktikum Geologi
Struktur ini terselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada
semua pihak, dalam hal ini para Asisten Praktikum Geologi Struktur yang telah
membantu kegiatan praktikum maupun dalam kelancaran laporan ini.
Disadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan penyusunan laporan
ini, tentunya masih terdapat banyak kekeliruan baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja didalamnya. Saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan. Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan kekuatan lahir dan batin
dalam melaksanakan aktivitas keseharian kita, amin.

Wassalamualaikum, Wr.Wb

Bandung, 17 Juni 2016

Kelompok 5

PENDAHULUAN
Pada dasarnya daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang
secara tofografinya dibatasi oleh punggung-punggung pegunungan atau batas
tofografi. Sehingga daerah aliran sungai ini mempunyai karakteristik dengan
aspek geomorfologinya.
Dasar dari pemilihan pola aliran sungai tersebut tidak lepas dari peta
dasar yaitu peta tofografi. Dari peta tofografi ini pola aliran sungai dapat
ditentukan dan diketahui. Selain dari peta tofografi ini, morfologi atau bentuk
permukaan bumi serta perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang evolusinya
sangat terkait dengan pola alira sungai. Penyebab proses perubahan fisik
maupun kimiawi di bumi ini disebabkan oleh adanya air dan angin.
Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu wilayah.
Didalamnya meliputi susunan batuan yang ada (stratigrafi) dan bentuk-bentuk
(struktur) masing-masing batuan.
Pada dasarnya sangat banyak fungsi peta khususnya peta geologi
diantaranya : dalam menggambarkan formasi batuan, litologi, lokasi fosil,
informasi daerah-daerah geologi, arah penyebaran batuan, struktur, perlapisan,
kekar dan perlipatan. Selain itu peta geologi juga dapat menggambarkan pola
aliran sungai, jenis-jenis pola aliran sungai seperti pola aliran dendritic, pola
aliran parallel, pola aliran trellis, pola aliran menyebar (radial), pola aliran
memusat (multi basinal), pola aliran annular dan pola aliran rectangularselain itu
peta tofografi sangat berperan, karena peta tofografi ini merupakan peta dasar .
Dalam kegiatan lapangan atau sering di sebut survey pemetaan yang
berhubungan

dengan

geologi

sangat

diperlukan

kesiapan

alat

pendukung.Namun sebelum survey ke lapangan terlebih dahulu memperhatikan


kondisi di suatu tempat tersebut yang akan di survey atau di teliti, adanya peta
tofografi yang di korelasikan dengan peta geologi sangat membantu dalam surey
lapangan, yang tujuannya yaitu untuk mengethaui keadaan di lokasi yang akan

dituju, dan dapat diketahui formasi-formasi batuan yang ada di sekitar lokasi
tersebut dengan pembacaan peta geologi

LATAR BELAKANG
Eksplorasi adalah tahapan awal dari kegiatan penambangan, untuk
mencari bahan galian pada suatu daerah. Untuk melakukan kegiatan eksplorasi
harus singkapan-singkapan yang tersingkap.
Daerah Yahukimo, Papua yang dipilih sebagai survey tinjau, karena
pada daerah tersebut banyak informasi informasi yang berkaitan dengan
geologi, survey tinjau ini dilakukan untuk mencari informasi pada daerah
tersebut.
Struktur akan mempengaruhi batuan yang ada di dalam bumi, yang
kemudian dapat saja tersingkap sewaktu-waktu karena adanya gaya geologi.
Dari adanya singkapan batuan inilah dapat diketahui keadaan geologi dan
bentuk penyebaran batuan atau lithologinya. Sehingga dengan melakukan
pemetaan geologi dan metode problematika tiga titik akan digambarkan melalui
garis-garis kontur yang disebut kontur struktur, dimana kontur struktur ini
merupakan biasanya digunakan untuk menggambarkan posisi dari batubara
yang terdapat di bawah tanah. Untuk menggambarkan kontur stuktur ini
diperlukan beberapa data dari titik bor.
Data-data hasil titik bor dari hasil kegiatan eksplorasi tersebut
digunakan untuk menghitung jumlah sumberdaya batubara dari perhitungan
cadangan pada saat dilakukan studi kelayakan yang sudah dinyatakan layak
untuk ditambang.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud
Maksud dari penelitian ini adalah peneliti dapat mencari sumber daya
bahan galian pada daerah Yahukimo, Papua.

Tujuan

Dapat mengetahui keadaan topografi pada daerah penelitian.


Dapat mengetahui keadaan morfologi pada daerah penelitian.
Mengetahui pola kelurusan pada daerah penelitian.
Mengetahui arah sebaran batuan.
Mngetahui bentuk sebaran bawah permukaan endapan bahan galian

(kontur stuktur)
Mengetahui kriteria geologi di lokasi penelitan
Menghitung sumberdaya pada daerah penelitian tersebut berdasarkan SNI1998.

LOKASI DAERAH PENYELIDIKAN


Wilayah Kabupaten Yahukimo terletak pada 138045 140014 Bujur Timur
dan 3039 5002 Lintang Selatan. Kabupaten Yahukimo memiliki luas wilayah
17.152 Km2
Kabupaten Yahukmo di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Jayawijaya,

kabupaten Yalimo,

dan kabupaten Keerom.

Sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Pegunungan Bintang, di sebelah selatan


berbatasan dengan Kabupaten Asmat dan Kabupaten Boven Digoel dan bagian
barat berbatasan dengan Kabupaten Nduga.

Keadaan Iklim dan Cuaca


Kabupaten Yahukimo mempunyai suhu udara rata-rata maksimum
selama 3 tahun terakhir (2001-2004) 20,50 derajat celcius, suhu minimum rtarata 19,20 derajat celcius dan suhu harian rata-rata 15,60 derajat celcius.
Sedangkan suhu harian rata-rata sebesar 27,40 derajat celcius dan suhu
minimum sebesar 14,60 derajat celcius. Kabupaten ini tergolong beriklim basah
dengan curah hujan rata-rata pertahun selama 21 hari, namun intensitas hujan
berlangsung sepanjang tahun dan tidah menampakkan perbedaan musim yang
jelas antara musim hujan dan kemarau.

Waktu
Waktu kegiatan dimulai dari tanggal 14 Mei 2016 04 Juni 2016 yang
dimulai dengan melakukan analisis struktur geologi berdasarkan metoda
morfometri yang kemudian pada penelitian yang kedua dilaksanakan dengan
judul pemetaan geologi, mencari sebaran batuan yang ada pada daerah
tersebut. Dilanjutkan dengan membuat kontur dengan menggunakan metode 3
titik dan menghitung ketebalan dari bahan galian yakni batu bara, lalu terakhir
mencari cadangan dan sumber daya pada tangga. (tabel 1)

Tabel 1
Waktu Penelitian

Pelaksanaan dan Peralatan


Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari tanggal 14 Mei 2016 yang
dikerjakan dikertas kalkir ukuran A3 degan peralatan lain seperti pensil,
penggaris, pensil warna, penggaris multifungsi, diktat parktikum geologi struktur.
Selain itu input awalnya dari peta tofografi yang diberikan staff asisten sebagai
peta dasar. Output yang dihasilkannya yaitu peta pola aliran sungai, peta
morfologi, peta bentuk lahan, peta sebaran batuan, peta kelurusan, peta sumber
daya dan cadangan dari batas iup.

Penyelidikan Terdahulu
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya
didapatkan pemprosesan data pada peta geologi regional irian barat yang
dimana terdapat kota yahukimo.

Geologi Umum
Secara regional, daerah yahukimo, Papua sangat berpengaruh oleh
keadaan aliran sungainya karena pada daerah ini merupakan daerah yang
banyak terkena oleh struktur maka dari itu daerah ini memiliki keadaan aliran
sungai yang sangat deras dan juga dipengaruhi oleh topografi yang ada pada
daerah tersebut.
Pada daerah tersebut juga banyak memiliki batuan sedimen yang memilki
kemiringan cukup curam pada daerah ini memiliki batu bara pada batuan
sedimen yang berupa perlapisan.

Kegiatan Penyelidikan
Kegiatan pertama yaitu mulai pembuatan peta morfologi, pola aliran
sungai,peta pola kelurusan, peta bentuk lahan, dengan pembuatan penampang

dari peta tofografi sebanyak 39 penampang. Dari tugas tersebut bertujuan untuk
mengetahui kondisi keadaan di wilayah tersebut. Pada pengerjaan tugas ke dua
dengan pembuatan cropline dengan metode 1 dan 2 titik yang dikorelasikan
dengan

pembuatan

penampang.dari

pengerjaan

tugas

kedua

ini

bisa

menentukan kondisi geologinya. Selanjutnya pada pengerjaan tugas ketiga yaitu


problema tiga titik pola singkapan. pada meote tiga titik ini dengan tujuan untuk
membuat peta smoothing dan cropline serta struktur yang berada di daerah
tersebut. Struktur yang berada di daerah tersebut yaitu struktur sesar dan lipatan.
Selanjutnya tugas yang diberikan yaitu penghitungan estimasi sumber daya dari
bahan galian tersebut yakni batu bara.

Persiapan
Persiapan awal yang dilakukan

adalah

dengan

menggunakan

peta

tofografi sebagai peta dasar, dari peta topografi ini didapatkan peta pola aliran
sungai, peta morfologi, dan peta kelurusan digunakan untuk mengetahui peta
bentuk lahan pada daerah tersebut.

Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi pada pembahasan ini, pada data deskripsi singkapan,
dapat dianalisa bahwa perlapisan dari singkapan dengan kode singkapan OC-1
memiliki singkapan lanau dan pasir , pada perlapisan singkapan dengan kode
OC -2 dan OC-3 , 2 singkapan ini memiliki kemenerusan yang sama dan juga
mempunya hasil Dip yang sama. Lalu pada singkapan dengan kode OC -4
memiliki perlapisan berupa lanau dan lempung, lalu singkapan dengan kode OC
-5, OC-6, dan OC-7 itu merupakan singkapan yang memiliki kemenerusan yang
sama dengan litologi lanau dan pasir.
menggunakan metode satu titik dan dua titik yang bertujuan untuk
mengetahui garis cropline sehingga diketahui sebaran batuan yang ada pada
peta topografi tersebut, sebaran dipengaruhi oleh data dip. Dari data yang telah
diamati, dibuat penampang dari arah Barat laut Tenggara disusun atas formasi
batu pasir, batulempung dan serpih pada arah tenggara. Sedangkan penampang
dari arah Timur laut Barat Daya, sepanjang arah tersebut disusun atas satuan

batu pasir, batu lempung, dan serpih. Pada garis penampang tersebut terdapat
suatu struktur (offset)

Analisis Morfometri
Mengenai analisis morfometri ini, didapatkan beberapa poin analisa pada
dasarnya tujuan menggunakan analisis morfometri adalah untuk mencari bentuk
lahan pada daerah tersebut tetapi sebelum menentukan bentuk lahan pada
daerah tersebut kita harus membuat terlebih dahulu peta morfologi, peta pola
aliran sungai, dan peta pola kelurusan ditujukan untuk menganalisis berdasarkan
data yang telah dibuat.
Peta pertama adalah peta morfologi pada peta morfologi dapat dilihat
bahwa pada peta ini hanya ada 2 jenis persen lereng yaitu bergelombang kuat
dan bergelombang lemah memiliki persen lereng berkisar 7%-18% dikarenakan
daerah ini memiliki bukit-bukit kecil dan juga memiliki dataran tinggi, daerah ini
dapat digolong daerah yang cukup landai.

Sumber : Data Hasil Laboratorium Geologi Struktur

Gambar 1
Peta Morfologi

Peta kedua adalah peta pola aliran sungai, pada daerah ini pola aliran
sungai yang ada yaitu dendritik, parallel dan trellis . dapat dilihat dari ciri-ciri jenis
yang telah disimpulkan. Untuk dendritik itu memiliki percabangan seperti pohon
pada jenis dendritik ini biasanya terdapat jenis batuan sedimen yang ada pada
anak sungai tersebut. Untuk parallel itu bentuk dari anak sungainya hampir

menyerupai/ sama besar untuk sudutnya pada sungai parallel ini biasanya
menandakan adanya struktur lipatan. Untuk jenis trellis ini memiliki sudut pada
anak sungai pertama yaitu 90o atau tegak lurus dengan sungai utama.

Sumber : Data Hasil Laboratorium Geologi Struktur

Gambar 2
Peta Pola Aliran Sungai

Peta ketiga adalah peta pola kelurusan, peta ini digunakan untuk
mengetahui keadaan struktur yang bekerja pada daerah tersebut dan letak dari
struktur tersebut.yang diambil dari peta dasarnya yaitu peta topografi daerah
tersebut.

Sumber : Data Hasil Laboratorium Geologi Struktur

Gambar 3

Peta Pola Kelurusan

Dari 3 peta diatas dapat dianalisakan bahwa pada daerah tersebut


memiliki bentuk lahan asal struktural dikarenakan pada daerah tersebut struktur
sesar berupa gawir sesar dan juga memiliki lipatan berupa antiklin.
Selain itu didaerah ini adalah dataran tinggi yang dilihat dari peta
morfologi daerah tersebut yang memiliki bergelombang kuat dan lemah. Dapat
disimpulkan bahwa daerah ini adalah bentuklahan asal struktural dikarenakan
daerah ini memiliki banyak wilayah yang terkena struktur baik sesar maupun
lipatan.

Sumber : Data Hasil Laboratorium Geologi Struktur

Gambar 4
Peta Bentuklahan

Pemetaan Geologi
Dalam proses keterbentukan geologi biasanya ditandai dengan adanya
gaya-gaya yang menyebabkan proses perubahan dan susunan seluruh lapisan
batuan. Pada lapisan yang berada di peta geologi dengan data dip yang telah
diketahui dapat menentukan suatu umur daripada batuan. Hal tersebut dapat
dibuktikan apabila dari suatu lapisan yang menjauh dari dip-nya dapat
diindikasikan bahwa lapisan tersebut lapisan yang lebih tua.
Pada arah barat laut dari peta geologi terdapat sesar, pada sesar tersebut
jika di plotkan tidak akan terlihat atau akan kosong lapisan tersebut. Hal tersebut
dapat terjadi karena wilayah barat laut pada peta geologi tersebut terkena sesar

mendatar. Pada peta geologi lokal terdapat offset atau dapat disebut juga
sebagai sesar.

Sumber : Data Hasil Labolatorium Geologi Struktur

Gambar 5
Peta Geologi Lokal

Problema Tiga Titik


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan beberapa analisa
yaitu pada peta topografi yang telah dikerjakan dan di lakukannya smoothing ada
kontur yang berbentuk membulat hal tersebut terjadi karena adanya anomali
pada struktur yang terjadi pada suatu wilayah tersebut. Pada penarikan kontur
peta topografi yang baik adalah penarikan kontur yang dekat dengan permukaan
dan data lebih valid karena hal tersebut memiliki data singkapan. Pada penarikan
triangulasi pada daerah sesar tidak boleh melakukan triangulasi pada daerah
tersebut karena akan mengubah struktur yang ada pada peta. Pada daerah yang
terkena struktur sesar perlu ditambahkan titik-titik bor agar dapat diketahui
kemenerusan lapisan batubara.
Pada lapisan batubara pada peta yang telah digambar dapat diketahui
dan dapat dibandingkan dengan parameter contohnya kondisi geologi moderate
dengan kondisi geologi komplek. Parameter kedua tersebut saling mendekati
satu sama lain dengan peta yang digambar. Ciri-cirinya yaitu adanya sesar pada
peta

seam

batubara

tersebut,

ketebalan

bervariasi,

adanya

beberapa

percabangan dan adanya lapisan yang berkesinambungan ratusan meter pada


elevasi seam

Penentuan klasifikasi sumberdaya dan perhitungan cadangan


Sumberdaya dan cadangan dilihat dari suatu kondisi geologinya yang
berdasarkan SNI 1998. Pada literatur yang sudah di tetapkan, bahwa peta yang
sudah dibatasi dengan cropline dan peta yang yang sudah dibuat diindikasikan
termasuk ke dalam klasifikasi moderate karena dilihat dari parameterparameternya saling berkesinambungan. Dilihat dari data tebal yang bervariasi
ini salah satu parameter yang saling berkesinambungan seperti halnya pada
seam 13 memiliki rata-rata ketebalan berkisar 5 meter, sedangan pada seam 15
dan 19 hanya 3 meter. Dapat dianalisa bahwa adanya struktur yang bekerja.
Salah satu pengaruhnya suatu ketebalan lapisan batubara maka akan
mempengaruhi dalam penentuan suatu volumenya, oleh sebab itu dikorelasikan
dengan

dilakukannya

interpretasi

kondisi

geologinya

sehingga

dapat

menunjukkan sumberdaya dan cadangan. Pada peta pembuatan crop line yang
dikorelasikan dengan sumberdaya, fungsi crop line

ini akan menunjukkan

batasan daerah yang sudah terkena erosi akibat air ataupun belum terkena erosi,
selain itu crop line sebagai batas wilayah perhitungan dari sumberdaya pada
daerah tersebut.

Sumber : Data Hasil Labolatorium Geologi Struktur

Gambar 6
Peta Sumberdaya Seam 13

Sumber : Data Hasil Labolatorium Geologi Struktur

Gambar 7
Peta Sumberdaya Seam 15

Sumber : Data Hasil Labolatorium Geologi Struktur

Gambar 8
Peta Sumberdaya Seam 19

Dari peta sumber daya diatas dapat dilihat dari hasil tonase per seam
yang ada yaitu :

Tabel 2
Hasil Penghitungan Tonase Sumber daya

Sumber : Data Hasil Labolatorium Geologi Struktur

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
wilayah yang diamati memiliki pola aliran sungai dan bentuk lahan:

Bagian utara
Pola aliran sungai
Bentuk Lahan Asal
Persen lereng
Bagian selatan
Pola aliran sungai
Bentuk Lahan Asal
Persen lereng
Bagian barat
Pola aliran sungai
Bentuk Lahan Asal
Persen lereng

: Trellis
: Struktural
: Topografi menengah curam (7%-16%)
: Parallel
: Struktural
: Topografi menengah curam (7%-16%)
: Dendritic
: Struktural
: Topografi menengah curam (7%-16%)

Dengan dipetakan menjadi peta geologi lokal, untuk mengetahui arah


sebaran suatu lapisan batuannya dapat digunakan pembuatan penampang,
sehingga dapat diketahui arah sebaran dan kemiringan lapisan batuan tersebut.
Selain untuk mengetahui arah sebarannya.
Dari sebaran endapan tersebut dapat ditentukan volume sumberdaya dan
cadangannya dengan cara metode metode yang telah ditentukan. Sehingga
dalam dunia pertambangan sebelum melakukan penambangan seorang ahli
tambang terlebih dahulu harus memperhitungkan sumberdaya dan cadangannya
dengan tujuan penghasilan yang lebih tinggi dibandigkan dengan pengeluaran.
Jumlah dari bahan galian yang sudah diteliti sebelumnya namun belum
dilakukan

studi

kelayakan

yan

kurang

tingkat

keberhasilannya

dipertimbangkan kembali. oleh karena itu ada pengklasifikasian sumberdaya

DAFTAR PUSTAKA

akan

Adi,2014,

Klasifikasi

Sumberdaya

dan

Cadangan

Batu

Bara.

http://adigeologist.blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal 17 Juni 2016


Anonim,

pada pukul 3.50 WIB.


2011,
Pengklasifikasian

Sumberdaya

dan

Mineral.

http://pertambangan-geologi.blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal 17


Juni 2016 pada pukul 3.50 WIB.
Anonim, 2006, Sumberdaya dan Cadangan. ilmubatubara.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 17 Juni 2016 pada pukul 3.50 WIB.
Paul,2013,
Estimasi
Sumberdaya
Dengan
Metode

Segitiga.

paulsimanjuntak.wordpress.com. Diakses pada tanggal 17 Juni 2016


pada pukul 3.50 WIB.

Anda mungkin juga menyukai