Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Tenggelam merupakan akibat dari terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh

kedalam cairan. Tenggelam merupakan salahsatu bentuk kematian asfiksia, dimana


bila pada asfiksia yang lain tidak terjadi perubahan elektrolit dalam darah, sedangkan
pada tenggelam terdapat perubahan elektrolit dalam darah, baik tenggelam air tawar
(fresh water drowning) maupun tenggelam dalam air asin (salt water drowning). 1
Tenggelam merupakan salahsatu bentuk kematian asfiksia, dimana bila pada
asfiksia yang lain tidak terjadi perubahan elektrolit dalam darah, sedangkan pada
tenggelam adalah karena inhibisi vagal, dan spasme laring. Adanya mekanisme
kematian yang berbeda-beda akan memberikan warna pada pemeriksaan mayat dan
pemeriksaan laboratorium. Dengan kata lain kelainan yang didapat pada kasus
tenggelam tergantung dari mekanisme. 1
Tenggelam pada umumnya merupakan kecelakaan secara langsung berdiri
sendiri, maupun tenggelam terjadi oleh korban dalam keadaan mabuk, berada
dibawah pengaruh obat atau pada mereka yang terserang epilepsi. 1
Kondisi drowning memiliki banyak tantangan untuk dibuktikan dalam
pendekatan patologi, dalam menentukan sebab, serta cara kematian jenazah.

forensiknya dimana seringkali hal ini dipersulit oleh proses dekomposisi.


Berdasarkan data The Southwestern Institute of Forensic Sciences (SWIFS) yang
dihimpun pada tahun 1977 hingga 1996, terdapat 1303 kasus tenggelam dengan
persentase cara kematian 90,5% akibat kecelakaan, 4% akibat bunuh diri, 2,5% akibat
pembunuhan, dan 4,5% tidak dapat ditentukan. Dalam menentukan cara kematian
diperlukan pertimbangan terkoordinasi terhadap keadaan-keadaan yang diduga pada
kematian, bukti-bukti medis obyektif yang ada, serta walaupun tidak mutlak spesifik,
terdapat beberapa data konfirmatif yang dapat dicari melalui pemeriksaan luar,
pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan TKP yang dapat membantu menemukan cara
kematian jenazah korban tenggelam. Meski bukan merupakan cara kematian mayor
pada kasus tenggelam, ilmu kedokteran forensik dapat memberikan kontribusi dalam
membedakan cara kematian tenggelam karena bunuh diri atau pembunuhan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan
pembaca mengenai teori pada kasus tenggelam.2

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diterangkan di atas, penulis tertarik

untuk menulis makalah tentang tenggelam (drowning) dalam batasan kasus


tenggelam dan teori lainnya yang mencakup kasus tenggelam dalam Ilmu Kedokteran
Forensik.

1.3

Tujuan Penulisan
1. Mengetahui batasan kasus tenggelam.
2. Mengetahui teori-teori yang mecakup kasus tenggelam dalam Ilmu
Kedokteran Forensik.

1.4

Manfaat Penulisan
1. Makalah ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan makalah
berikutnya.
2. Makalah ini dapat menjadi dasar pengetahuan mengenai pembunuhan
atau bunuh diri pada kasus tenggelam.

Anda mungkin juga menyukai