Buku Rehab
Buku Rehab
ekstensi jari, meningkat beberapa kali lipat tingkatan. Gerakan yang dikehendaki
dibangkitkan dengan kemingkinan lebih besar dalam stimulasi treshold yang sebanding pada
area 4. Gerakan yang dihasilkan dalam perilaku yang dipalajari, dipetakan, dalam area empat
yang berdekatan dengna lokasi topografi tadi. Pada monye yang dipetakan berulang-ulang,
perubahan pada peta korteks berhubngan langsung dengan penelitian tugas monyet
seblumnya.
Perubahan yang diinduksi di Area Sensorik dan Motorik lainnya.
Kelenturan telah diinduksi oleh perlakuan yang sama beruang, pada area area S1, 1
dan 3a. Perubahan kelenturan pada tugas tugas yang menggunakan isyarat telah
menghasilakn respon spesifik pada skala besar pada sektor sektor area 6 premotoris, dan area
motorik suplementer/tambahan yang bersinggungan di dekatnya.
Area kortikal 3a normalnya didominasi oleh input serabut otot dan input dalam
lainnya. Hal ini diperkirakan sebagai cara untuk memberikan input pada area 4, berkontribusi
pada permulaan gerakan. Mengguankan gerakan tangan yang terbatas waktu, remodeling
repepresentasi tampak berubah dengan hasil berupa, input sensoris spesifik menunjukkan
representasi berlebihan pada awak gerakan isayrat. Pada perilaku pengambilan makanan ini,
gerakan dimulai pada pergelangan tangan. Seiring menyempurnanya perilaku monyet,
gerakan dimulai dari seluruh sendi sedni tangan, pergelangan tangan, dan jari jari (dimulai
dari seluruh tungkai). Salah satu perubahan besar di area 4 korteks adalah peningkatan
progresif di daerah korteks yang mengontrol ekstensi jari jari, tangan, pergelangan tangan dan
siku, yang dibangkitkan secara bersamaan seiring menyempurnanya perilaku tadi. Kombinasi
gerakan yang seperti itu, jarang ditemukan pada monyet monyet yang tidak terbiasa pada
gerakan ini, bila dibandingkan dengan monyet monyet yang telah terlatih.
Zona representasi tangan pada area kortikal 1 mungkin tidak diaktivasi pada saat saat
ketika periode perilaku banyak menggunakan gerakan jari-jari. hal ini mungkin terjadi karena
input input dihambat oleh gerbang input yang berasal dari area kortikal 4. Namun, pemetaan
uang didapatkan pada monyet monyet yang sudah dilatih tadi menunjukkan bahea
representasi jari jari yang digunakan semasa latihan lebih menunjukkan
representasi/pemetaan lebih bila dibandingkan dengan jari jari yang lainnya. Jari jari yan
gtidak pernah digunakan untuk mengambil makanan seperti jari 1 dan 5, tampaknya kurang
direpresentasikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol represntasi tangan. Kami
mengajukan hipotesis bahwa ketika seekor monyet mengenalkan jari jari miliknya untuk
mengambil makanan, dan berpindah dari posisi ekstensi ke fleksi dan gerakan menarik
tangan, input aferen mungkin sesaat efektif dalam area kortikal 1. Dalam keadaan apapun,
area 1 juga tampak mengalami remodeling oleh perilaku ini, dan menginduksi perubahan
pada masalah ini.
Dalam proses belajar, representasi kortikal untuk input dan aksi otak, yang telah
terdistribusi, mengkhususkan diri dalam representasi input dan aksi pembelajaran
yang penting.
Spesialisasi ini berkembang sebagai respon untuk memenuhi kebutuhan akan
neuron yang bersifat selektif untuk proses belajar perceptual, kognitif dan
keterampilan motorik. Adaptasi ini sudah jelas dibuktikan di penelitian
menggunakan binatang. Contoh, jika binatnag dilatih untuk membuat suatu
pembedaan tentang stimulus sensorik, maka neuron kortikal akan lebih
merepresntasikan stimulus tersebut secara lebih progresif.
Tabel 26-1
Dalam proses belajar, aksi input representasi kortikal dan otak, terpusat pada proses representasi
perilaku penting dan aktivitas untuk perilaku keterampilan (skill learning).
Terdapat kondisi perilaku penting yang harus dipenuhi dalam fase belajar plastisitas yang
memungkinkan pertumbuhan jumlah populasi neuron yang tereksitasi secara progresif,
terutama pada representasi neuronal dan koordinasi temporal yang meningkat secara
progresif .
Dalam proses belajar, seleksi input terkait perilaku yang penting, merupakan hasil dari penguatan
dari input sinaps yang berdasarkan coincidence.
Skala plastisitas dalam pembelajaran keterampilan (skill) sangat besar.
Perubahan plastisitas kortikal disebabkan oleh perubahan anatomi neural lokal.
Proses plastisitas kortikal pada perkembangan anak merupakan proses pembelajaran keterampilan
multipel.
Perbedaan area spesifik kortikal dalam sumber input, distribusi dan input yang terkait waktu,
menyebabkan sktruktur representasi yang berbeda beda.
Dimensi temporal daripada input perilaku yang penting memengaruhi spesialisasi representasi.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengintegrasikan (memproses) di korteks tergantung dari kekuatan
plastisistas proses belajar.
Proses belajar dimodulasi sebgai fungsi dari keadaan perilaku.
Terdapat kendala yang membatasi perubahan perkembangan plastisitas, seperti :
Kompetisi
Sumber anatomis dan input yang menyebar secara konvergen-divergen
II.
Terdapat kondisi perilaku penting yang harus terdapat dalam fase belajar
plastisitas :
A. Jika stimulus tersebut berulang ulang mengeksitasi populasi nuron dalam
pola yang kompetitif dalam suatu perilaku yang sering dilakukan, maka julah
populasi neuronnya akan bertambah.
B. Stimulus perilaku penting yang bersifat repetitif, akan membawa kepada
suatu spesifisitas progresif yang lebih besar dalam representasi spektral
(spatial) dan dimensi stimulus temporal.
C. Jumlah neuron bertambah secara selektif berkaitan dengan koordinasi
temporal yang juga semakin kuat.
Maka, melalui jalur pembelajaran keteramppilan, suatu dasar yang lebih jelas,
untuk, pemrosesan stimulus dan produksi aksi yang penting terhadap
keterampilan, dimanifestasikan oleh perubahan multidimensional respon korteks.
Aspek khusus perubahan respon neuron ini terkorelasikan dengan perbaikan
persepsi, kontrol motorik dan kognisi yan gterkait dengan proses belajar tadi.
Dalam proses ini, otak tidak serta merta berubah menjadi sekedar merekam and
menyimpan saja. Namun, korteks serebri secara sktif mengubah dirinya untuk
semakin baik dalam memroses untuk memenuhi kebutuhan tiap tugas tangan,
dengan cara mengatur filter sepktral, spatial dan temporalnya. Pada akhirnya,
otak itu sendiri menetapkan kemampuan untuk menjalankan fungsi prosesnya
sendiri. Hal belajar untuk belajar ini, menetapkan fasilitas bagian mana saja yang
digunakan untuk menetapakan informasi apa yang perlu disimpan, diasosiasikan,
dan dimanipulasikan. Kemampuan kuat untuk mengubah diri sendiri ini tidaklah
bekerja secara skla besar semasa perkembangan, namun juga semasa
pembelajaran dewasa dan semasa pembentukan dan penyyimpanan pengalaman
dewasa. Pengubahan bentuk sendiri yang terkait pengalaman, menggarisbawahi
perkembangan keterampilan yang bersifat hierarkis, preseptual terorganisasi,
kognitif, motorik dan ekskutif.
III.
Dalam proses belajar, seleksi input terkait perilaku yang penting, merupakan hasil
dari penguatan dari input sinaps yang berdasarkan coincidence.
Proses koseleksi input berdasarkan koinsidens mengaeahkan kepada suatu
perubahan representasi kortikal. Dalam proses belajar keterampilan, prinsip
coseleksi input yang disetujui bersama tidak mungkin tidak menghasilkan apabila
diulangi dalam latihan repetitif di :
A. Penguatan jumlah sel yang terlibat oleh input repetitif.
Plastisitas dibatasi oleh dtruktur anatomis dan input yang menyebar secara
konvergen-divergen.
Setiap area kortikal memiliki :
A. Sumber input ekstrinsik yang area-spesific.
B. Dimensi spesifik divergensi dan konvergensi anatomis (tumpang tindih)
dariapad inputnya, yang membatasi pengulangan dinamis, selektif dan
kombinatif, bedasarkan mekanisma koseleksi input Hebbs.
C. Sumber input anatomi dan saling tumpang tindih yang memungkinkan
perubahan dengan cara membentuk suatu pengulangan koseleksi input, dan
membatasi awitan perubahan.
Terdapat beberapa pembatasan tegas yang bersifat anatomis, di system letak
rendah seperti batang otak dan medula spinalis, dimana hanya memungkinkan
hasil berupa input yang terbatas (kombinasi koinsidens). pada sistem yang lebih
tinggi (kortikal) tropografi proyeksi anatomi berkembang dengan neuron neuron
kuat yan gsifatnya divergent dan perakitan neuron yang mampu merespon
kombinasi kompleks fitur fitur objek objek dunia luar, kejadian dan aksi aksi.
V.
Plastisitas dibatasi oleh konstanta waktu (contoh, seberapa cepat neuron mampu
merspon dua stimulis disaat yang bersamaan), yang mengatur koseleksi input
koinsidens, dan dengan struktur waktu yang memungkinkan tercapainya
kohereansi dan integrasi sumber input intrinsik dan ekstrinsik kortikal.
Untuk menjalankan secara efektif suatu perubahan representasional dengan
koinsidens input yang tergantun gmekasisme Hebbs, input input tersebut perlu
dikordinasikan sementara waktu, dalam waktu yan grelatif cepat (millisecond
hingga beberapa puluh milidetik) dari konstanta waktu yang mengatur plastisitas
sinaps dalam suatu mesin korteks yan gadaptif. Secara konsisten, input input yang
tidak berhubungan, atau memiliki hubungan yang meimiliki tarah low-discharge,
Area korteks spesifik berbeda dalam sumber input, distribusi dan sturuktur waktu,
mengakibatkan struktur represantasi yang berbeda.
Sebagai contoh, ada perbedaan besar anatara input dari kulit, retina atau cochlea
pada area V1 (area 12), S1 proper (area 3b) atau A1 dibandingkan dengna area
inferior, timporal visual somatosensori insular, auditorius dorsotemporal datau
korteks prefrontal yang menerima input yang difus. pasa ksus kasus terdahulu
input repetitif atau yang terjadwal berat disampaikan dari proyeksi kuat dan
mubazir dari tropografi ketat di nukleus thalamus dan area asosisasi korteks
bawah. Pada kasus selanjutnya, serabut saraf yang berbagi beberapa perangkat
respon, neuron atau cluster, yan gmerespon secara selektif untuk mempelajari
input yan gdidstribusikan secara luas memotong area kortikal dan berbagi sedikit
saja informasi dengan neuron neuron tetangganya. Proyeksi input aferen dari
sumber manapun tampaknya terdispersi kuat. Perbedaan perbedaan jadwal input,
penyebaran dan kombinasi berkontribusi terhadap berbedaan dramatis di pola
representasi stimulus perilaku penting di tingkata bawah versus atas.
Terdapat progesi serial dalam difrensiasi di sistem pusat, yang mengakibatkan
fungsi proses multilevel yang memungkinkan seseorang untuk menguasai suatu
keterampilan preseptual, kognitif dan motorik kompleks. sumber input dan
areanya yan gspesifik membatasi distribusi dan input modulator yang
berdiferensiasi pada area area kortikal, koneksi dara, dn interkoneksi dasarnya,
dan aspek penting kombinasi input dan proses di tingkatan subkortikal,
kemungkinan besar semuanya bersifat diwariskan. meskipun sifat nya yan
gdiwariskan mampu menghambat potensi belajar, hal ini juga dapat berubah
secara signifikan melalui efek lingkungan dan latihan.
VII.
VIII.
IX.
Prosses plastisitas bersifat kompetitif. Jika terdapat dua input spatial atau spektral
yang konsisten disampaikan secara non stimultan ke korteks, jaringan korteks
akan menghasilkan sel sel input selektif yang memisahken kedua input itu. Batas
anatas kedua akan tumbuh tajam seiring waktu, dan salin gtida berganting satu
sama lain. Model komputer jaringan perilaku Hebbian mengindikasikan bahwa
pemisahan tajam ini bersifat tidak idantik, secara konsisten dan sementara input
yang terpisah dicapai sebagai akibat daripada distribusi yang lebih luas daripada