Anda di halaman 1dari 11

Almira Zada Neysan Susanto

04054821618124
Social Determinan of Health (SDH)
Dr. Nicholas Henschke dari University of Heidelberg dalam INTREC Course Tahun
2104 di Yogyakarta menyatakan bahwa kesehatan adalah hal yang berikatan erat dengan
kehidupan manusia. Ada banyak faktor sosial yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Faktor-faktor tersebut dapat berkontribusi dalam terjadinya ketidakseimbangan kesehatan
Siantar kelompok sosial. Faktor-faktor tersebut juga dapat mempengaruhi kesehatan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Semua faktor ini saling terkait satu sama lain dan
dapat berakumulasi sepanjang kehidupan manusia. Faktor-faktor sosial yang berpengaruh
dalam kesehatan ini disebut dengan istilah Social Determinants of Health (SDH).
Social determinants of health, menurut WHO, adalah kondisi sosial yang
mempengaruhi kesempatan seseorang untuk memperoleh kesehatan. Faktor-faktor seperti
kemiskinan, kekurangan pangan, ketimpangan sosial dan diskriminasi, kondisi masa kanak-
kanak yang tidak sehat, serta rendahnya status pekerjaan merupakan penentu penting dari
terjadinya penyakit, kematian, dan ketidakseimbangan kesehatan antar maupun di dalam
sebuah negara.
Ada sepuluh determinan sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan antara lain,
1. Kesenjangan Sosial
Masyarakat dengan kelas sosial ekonomi lemah biasanya sangat rentan dan
berisiko terhadap penyakit, serta memiliki harapan hidup yang lebih rendah.
2. Stres
Stres merupakan keadaan psikologis atau jiwa yang labil. Kegagalan
menanggulangi stres baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di lingkungan
kerja akan mempengaruhi kesehatan seseorang.
3. Pengucilan Sosial
Kehidupan di pengasingan atau perasaan terkucil akan menghasilkan perasaan
tidak nyaman, tidak berharga, kehilangan harga diri, akan mempengaruhi kesehatan
fisik maupun mental
4. Kehidupan Dini
Kesehatan masa dewasa ditentukan oleh kondisi kesehatan di awal kehidupan.
Pertumbuhan fisik yang lambat serta dukungan emosi yang kurang baik pada awal
kehidupan akan memberikan dampak pada kesehatan fisik, mental, dan
kemampuan intelektual di masa dewasa.
5. Pekerjaan
Almira Zada Neysan Susanto
04054821618124
Stres di tempat kerja meningkatkan risiko terhadap penyakit dan kematian. Syarat-
syarat kesehatan di tempat kerja akan membantu meningkatkan derajat kesehatan.
6. Pengangguran
Pekerjaan merupakan penopang biaya kehidupan. Jaminan pekerjaan yang mantap
akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bagi diri dan keluarganya.
7. Dukungan Sosial
Hubungan sosial termasuk di antaranya adalah persahabatan serta kekerabatan
yang baik dalam keluarga dan juga di tempat kerja.
8. Penyalahgunaan NAPZA
Pemakiana NAPZA merupakan faktor yang memperburuk kondisi kesehatan,
keselamatan dan kesejahteraan. NAPZA atau pemakaian narkoba, alkohol, dan
merokok akan memberikan dampak buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat.
9. Pangan
Ketersediaan pangan, pendayagunaan penghasilan keluarga untuk pangan, serta
cara makan berpengaruh terhadap kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat.
Kekurangan gizi maupun kelebihan gizi berdampak terhadap kesehatan dan
penyakit.
10. Transportasi
Transportasi yang sehat, mengurangi waktu berkendara, meningkatkan aktivitas
fisik yang memadai akan baik bagi kebugaran dan kesehatan. Selain itu
mengurangi waktu berkendara dan jumlah kendaraan akan mengurangi polusi pada
manusia.

Menurut Public Health Agency of Canada terdapat 12 faktor social determinants of


Health diantaranya,
1. Pendapatan dan Status Sosial
Status kesehatan meningkat dengan meningkatnya pendapatan dan kedudukan di
hierarki sosial. Pendapatan yang tinggi menunjukkan kondisi kehidupan dengan
tempat tinggal yang aman dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
2. Jaringan Dukungan Sosial
3. Pendidikan
4. Pekerjaan dan Kondisi Pekerjaan
5. Lingkungan Sosial
Almira Zada Neysan Susanto
04054821618124
6. Lingkung Fisik
7. Praktik Kesehatan Personal dan Kemampuan Coping
8. Perkembangan Anak yang Sehat
9. Kondisi Biologis dan Genetik
10. Pelayanan Kesehatan
11. Gender
12. Kebudayaan

Dalam SDH, ada dua hal berbeda yang dapat menggambarkan ketimpangan sosial
terkait derajat kesehatan masyarakat yaitu inequality dan inequity. Inequality in health
merupakan konsep normatif dan merujuk pada ketidakseimbangan yang dianggap tidak adil
sebagai hasil dari berbagai proses sosial. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap health
inequalities adalah: 1) faktor sosial ekonomi atau faktor materi seperti anggaran belanja
pemerintah dan distribusi pendapatan serta sumber daya lain di masyarakat, 2) faktor
psikologi seperti stres, keterasingan, hubungan sosial dan dukungan sosial, dan 3) faktor
perilaku dan gaya hidup.
Inequity in health atau ketidakadilan dalam aspek kesehatan merupakan sebuah dugaan
empiris dan merujuk pada perbedaan status kesehatan antar kelompok yang berbeda.
Sedangkan, health equity berarti ketiadaan ketidakadilan dan pencegahan perbedaan status
kesehatan diantara kelompok sosial. Health equity juga terkait dengan nilai-nilai kesetaraan
dan keadilan. Dalam health equity, kesehatan merupakan sumber daya yang penting dan
bernilai untuk perkembangan manusia yang membantu manusia untuk meraih potensi mereka
dan berkontribusi secara positif untuk masyarakat.
Dalam menggali adanya inequity dan inequality in health, diperlukan sebuah riset
terkait SDH. Ada 3 pendekatan dan prinsip dalam riset SDH ini, yakni: 1) berfokus pada
kelompok yang paling kurang beruntung. Ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dari
kelompok yang paling kurang beruntung. Pendekatan ini juga dapat meningkatkan kesehatan
bagi mereka yang kurang beruntung meskipun kesenjangan kesehatan antara yang kaya dan
miskin tidak berubah; 2) mempersempit kesenjangan kesehatan. Ini bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan mereka yang kurang beruntung dengan meningkatkan keluaran
kesehatan mereka agar setara dengan kelompok yang beruntung. Ini memerlukan pengaturan
target untuk mengurangi perbedaan dalam keluaran kesehatan; dan 3) mengurangi
kesenjangan sosial. Ini termasuk menurunkan perbedaan dan membuat aspek kesehatan
menjadi lebih adil disemua jenjang.
Almira Zada Neysan Susanto
04054821618124
Untuk mengukur SDH dan inequalities in health, diperlukan data yang memadai untuk
dapat membantu kita memahami inequalities in health dan untuk membantu kita
mengidentifikasi target dan intervensi yang tepat untuk mengatasinya. Data yang dimaksud
adalah: 1) data mengenai kematian, kesakitan, kesehatan dan penggunaan layanan kesehatan,
dan 2) informasi mengenai bagaimana indikator pelayanan tersebut dipolakan diseluruh
kelompok demografis dan sosioekonomi serta diseluruh area geografis yang berbeda.
Almira Zada Neysan Susanto
04054821618124
Almira Zada Neysan Susanto
04054821618124

Diagnosis Komunitas (Public Health Assessment)


Diagnosis komunitas adalah upaya yang sistematis yang meliputi upaya pemecahan
masalah kesehatan keluarga sebagai unit primer komunitas adalah masyarakat sebagai lokus
penegakkan diagnosis komunitas. Diagnosis komunitas, sering juga disebut public health
assessment, adalah suatu kegiatan untuk menentukan masalah yang terdapat dalam komunitas
melalui suatu studi. Diagnosis komunitas adalah suatu komponen penting dalam perencanaan
program kesehatan. Kegiatan ini menilai dan menghubungkan masalah, kebutuhan,
keinginan, dan fasilitas yang ada dalam komunitas. Dari hubungan keempat hal tersebut,
dipikirkan suatu solusi atau intervensi untuk pemecahan masalah yang ada dalam komunitas
tersebut (Dhaar GM, 2008).
Diagnosis komunitas bertujuan agar mampu memahami dan mengaplikasikan konsep-
konsep epidemiologi terapan untuk melakukan diagnosis komunitas di suatu wilayah kerja
tertentu, sehingga teridentifikasi permasalahan yang mendasar dan solusi pemecahan
permasalahan disusun secara sistematik dan restruktur secara utuh dan benar. Tujuan khusus
dari diagnosis komunitas adalah:
1. Komunikasi dengan key person dan community members untuk kerjasama dan
partisipasi dalam mengatasi permasalahan kesehatan keluarga sebagai unit terkecil
dan masyarakat atau komunitas sebagai sasaran
2. Menyusun format yang sesuai untuk pengumpulan data komunitas
3. Menyeleksi tes-tes penyaringan yang valid dan acceptable dan applicable
4. Mengetahui kebutuhan dan masalah yang dirasakan masyarakat mengenai kesehatan
5. Menyeleksi sampel yang dapat mewakili komunitas dalam wilayahnya
6. Menyelenggarakan pengumpulan data di komunitas untuk mendapatkan berbagai
informasi yang relevan dengan pembuatan diagnosis komunitas
7. Mendapatkan informasi epidemiologik untuk berbagai kejadian yang ada di
komunitas, termasuk masalah gizi dan gangguan yang berkaitan dengan kesehatan
8. Menganalisis data yang dihasilkan dari survei komunitas
9. Membicarakan hasil interpretasi data dengan penduduk dan menyusun upaya
pemecahan masalah yang sesuai
10. Menilai hasil pemecahan masalah kesehatan di komunitas
11. Menyusun laporan diagnosis komunitas disajikan dalam forum terbuka
Almira Zada Neysan Susanto
04054821618124
Diagnosis komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu masalah
dengan cara pengumpulan data di masyarakat lapangan. WHO mendefiniskan diagnosis
komunitas sebagai penjelasan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kondisi kesehatan di
komunitas serta faktor faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatannya. Diagnosis
komunitas ini mengidentifikasi masalah kemudian mengarahkan suatu intervensi perbaikan
sehingga menghasilkan suatu rencana kerja yang konkrit. Keterampilan melakukan diagnosis
komunitas merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh dokter untuk menerapkan
pelayanan kedokteran secara holistik dan komprehensif dengan pendekatan keluarga dan
okupasi terhadap pasien. Dalam penerapannya, penggunaan diagnosis komunitas dalam
suatu program kesehatan adalah sebagai berikut :
- untuk berperan sebagai referensi data kesehatan dalam suatu wilayah
- untuk menyediakan gambaran secara keseluruhan mengenai masalah kesehatan pada
komunitas lokal dan penduduknya
- untuk merekomendasikan intervensi yang akan dijadikan prioritas dan solusi
pemecahan masalah yang mampu laksana
- untuk mengindikasi alokasi sumber daya dan mengarahkan rencana kerja di masa
depan
- untuk menciptakan peluang dari kolaborasi inter sektoral dan keterlibatan media
- untuk pembentukan dasar indikator keberhasilan dari evaluasi program kerja
kesehatan.
Diagnosis komunitas merupakan bagian dari suatu proses dinamis yang mengarah
kepada kegiatan promosi kesehatan dan perbaikan permasalahan kesehatan di dalam
komunitas. Diagnosis komunitas merupakan awal dari siklus pemecahan masalah untuk
digunakan sebagai dasar pengenalan masalah di komunitas, sehingga dilanjutkan dengan
suatu perencanaan intervensi, pelaksanaan intervensi serta evaluasi bagaimana intervensi
tersebut berhasil dilakukan di komunitas.
Suatu diagnosis komunitas yang baik diharapkan dapat bersifat luas dan mencakup
berbagai aspek komunitas seperti budaya, struktur sosial, peran komunitas, dan lain
sebagainya; sebuah diagnosis komunitas yang baik harus dapat memberikan suatu bayangan
bagi para perencana program akan bagaimana kehidupan di daerah tersebut, masalah-masalah
kesehatan yang penting, intervensi yang paling mungkin berhasil, dan cara evaluasi program
yang baik (Quinn Sc, 1999).
Pada dasarnya proses diagnosis komunitas didasarkan pada prinsip-prinsip diagnosis
klinis; perbedaannya adalah bahwa diagnosis komunitas diaplikasikan pada komunitas dalam
peran dokter yang lebih luas, sedangkan diagnosis klinis diaplikasikan pada tingkat yang
Almira Zada Neysan Susanto
04054821618124
lebih personal. Perbandingan diagnosis klinis dan diagnosis komunitas dapat dilihat pada
tabel berikut (Hiremath DA, 2004) :
Diagnosis Klinis Diagnosis Komunitas
Pasien Komunitas
Dokter Dokter atau tenaga profesional
Pengumpulkan data dari anamnesis dan Pengumpulan data dari rekam medis, angka
pemeriksaan fisis mortalitas, angka morbiditas
Penentuan masalah individual Penentuan masalah komunitas
Penentuan pemeriksaan penunjang yang Penentuan studi atau eksplorasi yang akan
dibutuhkan dilakukan pada komunitas
Melakukan pemeriksaan klinis dan Melakukan survei, skrining, atau surveilans
penunjang
Analisis dan interpretasi data Analisis dan interpretasi data
Menentukan diagnosis klinis Menentukan diagnosis komunitas
Memberikan terapi dan edukasi Merencanakan dan mengimplementasikan
pelayanan dan program untuk komunitas
Follow-up pasien untuk perbaikan klinis Follow-up dengan evaluasi program
Bila tidak ada perbaikan, pertimbangan untuk Bila tidak ada kemajuan, pertimbangan untuk
mengganti terapi ubah atau modifikasi program

No Parameter Individu Komunitas

1 Informasi yang Bagaimana riwayat alamiah Bagaimana proses perjlnan


. penting penyakit yg lbh spesifik, penyakit & peran faktor risiko
perkembangan, prognosis, status gizi, lingkungan, perilaku
terapi, status gizi, individu yg dimana keluarga, komunitas dan
menjadi perhatian/sasarannya masyarakat yg menjadi
perhatian/sasarannya
2 Langkah-langkah Anamnesa, pemeriksaan fisik, Analisis situasi, identifikasi
. kegiatan pemeriksaan penunjang, masalah, penyebab masalah,
pemeriksaan diagnostik, prioritas masalah, alternatif
pengobatan, perawatan dan pemecahan masalah, penyusunan
monitoring serta follow up, program kerja, pelaksanaan,
Almira Zada Neysan Susanto
04054821618124
problem solving yg bersifat pengawasan dan monitoring, serta
individual evaluasi. Problem solving yang
bersifat komunitas
Sasaran kegiatan Individual Keluarga unit terkecil komunitas
dan masyarakat

Diagnosis komunitas terdiri dari beberapa komponen yakni,


1. Demografi dan angka statistik vital penduduk yang penting
2. Berbagai sebab morbiditas & mortalitas, berdasarkan spesifik umur, seks, dsb
3. Pemanfaatan pelayanan kesehatan setempat
4. Tahapan pemecahan masalah
5. Pola gizi, pemberian makanan & penyapihan anak
6. Keadaan sosio-kultural dan sosio-ekonomi komunitas
7. Pola kepemimpinan dan komunikasi dalam komunitas
8. Kesehatan mental dan sebab utama gangguan stres
9. Bagaimana fasilitas hygiene lingkungan pada komunitas tsb
10. KAP penduduk kaitan dengan kesehatan
11. Masalah yang terkait dengan epidemiologi deskriptif
12. Derajat keterlibatan penduduk yg terkait dengan kesehatan
13. Sebab-sebab kegagalan program kesehatan di komunitas

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan diagnosis


komunitas adalah sebagai berikut (Mulan F,2002) :
1. Definisi komunitas
Melalui data demografis, data kesehatan, data kualitatif ditentukan komunitas yang
spesifik.
2. Karakteristik komunitas
Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif, dapat ditentukan masalah kesehatan
dalam komunitas yang terpilih untuk kandidat intervensi.
3. Prioritas masalah
Dari masalah yang ada, ditentukan masalah yang paling penting dalam komunitas.
4. Penilaian masalah kesehatan terpilih
Masalah yang terpilih dianalisa dengan mempertim bangkan faktor-faktor yang
terkait dan strategi serta fasilitas yang ada untuk rencana intervensi
5. Intervensi
Penentuan intervensi dipengaruhi oleh masalah dan sumber yang ada.
6. Evaluasi
Almira Zada Neysan Susanto
04054821618124
Evaluasi penting untuk menilai pemecahan masalah melalui intervensi yang diberikan.
Almira Zada Neysan Susanto
04054821618124

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, S. 2013. Panduan Pelaksanaan Keterampilan Kedokteran Komunitas Di FKUI:


Modul Ilmu Kedokteran Komunitas. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
D. P. R., Mutiara, dkk.. Diagnosis Komunitas. Semarang: Universitas Diponegoro.
Kuntari, Titik. 2011. Social Determinant of Health. FKUII: Departemen Kesehatan
Masyarakat.
Suryakantha, AH. 2010. Community Medicine with Recent Advances. Jaypee Brothers,
Medical Publishers. Hal; 904.
WHO. 2010. A Conceptual Framework for Action on the Social Determinants of Health.
Geneva: WHO.
Yulianti, A., drg. Puti Aulia Rahma. 2014. Menggali Informasi Ketimpangan Sosial dalam
Aspek Kesehatan: Social Determinants of Health.
http://www.mutupelayanankesehatan.net/, diakses pada 9 Januari 2016, pukul 22.10
WIB.

Anda mungkin juga menyukai