Anda di halaman 1dari 30

Senyawa

Krom (Cr), Tembaga (Cu),


Kobalt(Co), Mangan(Mn)

Krom (Cr)
Ion yang paling sederhana dalam bentuk krom
dalam larutan adalah ion heksaaquokrom(III)
[Cr(H2O)6]3+.bersifat asam dengan pH larutan
antara 2 -3
Ion bereaksi dengan molekul air dalam
larutan. Ion hidrogen terlepas dari salah satu
ligan molekul air
Krom ion Cr 3+ Cr(H2O)6 3+

Ion kompleks berperan sebagai asam dengan


memberikan ion hidrogen kepada molekul air
dalam larutan.
Air berperan sebagai basa yang menerima ion
hidrogen

H2O + H+ H3O+

Reaksi kompleks krom


Dengan ion klorida dan sulfat
larutan krom(III) sulfat dipanaskan satu
molekul air digantikan oleh ion sulfat

Penggantian air oleh ion klorida


dengan krom(III) klorida) yang berwarna hijau
maka dua molekul air digantikan oleh ion klorida
untuk menghasilkan ion
tetraaquodiklorokrom(III) [Cr(H2O)4Cl2]+.

Reaksi ion heksaaquokrom(III) dengan ion


hidroksida
Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen
dari ligan air komplek netral.
Ion hidrogen yang lebih benyak akan dihilangkan
untuk menghasilkan ion seperti [Cr(H2O)2(OH)4]- dan
[Cr(OH)6]3-.
Endapan larut kembali karena ion tersebut larut
dalam air. Pada tabung reaksi, perubahan warna yang
terjadi adalah:

Krom dengan amonia

Krom dgn karbonat


larutan natrium karbonat ditambahkan dalam
larutan ion heksaaquokrom(III)
kompleks netral.
Rasio ion karbonat dan ion heksaaqua, ion
HCO3 - atau gas karbon dioksida dari reaksi
antara ion hidrogen dan ion karbonat.

Oksidasi krom (III) Cr (VI)

Kesetimbangan kromat = bikromat

Pembuatan kristal dikromat


Kristal kalium dikromat dapat dibuat dengan mengkombinasikan reaksi ion
kromium(III) seperti larutan kromium klorida
Lar kalium hidroksida + larutan kromium klorida endapan hijau-biru
dan larutan hijau tua yang mengandung ion [Cr(OH)6]3- Jika NaOH akan
berakhir dengan pembentukan natrium dikromat(VI). dan + hidrogen
peroksida untuk oksidasi larutan
Larutan kalium kromat(VI ) berubah dari berwarna kuning menjadi larutan
kalium dikromat(VI) yang berwarna jingga.
Kalium dikromat akan bereaksi dengan kelebihan hidrogen peroksida
pembentukan larutan biru tua yang tidak stabil dan terbentuk ion
kromium(III) lagi! Kelebihan hidrogen peroksida dipanaskan
terdekomposisi menghasilkan air dan oksigen.
Larutan dididihkan sampai tidak terbentuk lagi gelembung gas oksigen dan
larutan dipekatkan dengan pemanasan, selanjutnya asam etanoat pekat
ditambahkan untuk mengasamkannya. Kristal kalium dikromat yang
berwarna jingga terbentuk melalui proses pendinginan.

Reduksi ion dikromat (VI) dengan seng dan asam

Kalium dikromat oksidator


Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer biasa
digunakan sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik. Larutan Kalium
dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer digunakan untuk:
Mengoksidasi alkohol sekunder menjadi keton;
Mengoksidasi alkohol primer menjadi aldehid;
Mengoksidasi alkohol primer menjadi asam karboksilat;
Sebagai contoh, dengan etanol (alkohol promer)dapat diperoleh dari salah
satu antara etanal (aldehid) atau asam etanoat (asam karboksilat)
tergantung pada kondisinya. Jika kelebihan alkohol, dan detilasi aldehid
yang terbentuk, akan diperoleh etanal sebagai produk utama.
Jika kelebihan agen pengoksidasi, pada pemanasan campuran asam
etanoat.
Dalam kimia organik, pers disederhanakan

Penggunaan K2Cr2O7 oksidator


Keuntungan

Kalium dikromat(VI) dapat digunakan sebagai


standar primer., karena larutan stabil yang
konsentrasinya diketahui dengan tepat. Hal ini
tidak terjadi pada kalium permanganat(VII).
Kalium dikromat(VI) dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan ion klorida
Kalium manganat(VII) mengoksidasi ion
klorida menjadi klorin; kalium dikromat(VI)
tidak benar-benar cukup kuat sebagai agen
pengoksidasi.

Test adanya ion kromat


Lar asam sulfat encer mengandung ion
kromat(VI), perubahan warna berubah
menjadi jingga ion dikromat(VI).

Tembaga dan senyawanya


Tembaga sebagai senyawa dikenal sebagai CuSO4.5H2O
Senyawa ini dibuat dari proses pelarutan serbuk
tembaga ke dalam larutan asam sulfat dan asam nitrat.
Cu + HNO3 Cu(NO3)2 + NO2 + H2O
Cu + H2SO4 CuSO4 + H2O + SO2
Lakukan pemanasan maka gas yang dihasilkan akan
menguap
Pendinginan dan kristalisasi
Dalam larutan tembaga sebagai ion Cu2+

Skematis sintesis senyawa tembaga


Cus reduksi Cu -------- + Cl2 ----- CuCl2
Cl2

Cu(NO3)2 ---+CO3 2-
CuCO3

CuO

Cu(OH)2 -----+ NH3 --- Cu(NH3)4 2+

+ H2SO4 -- > CuSO4 reduksi Cu2O


CuI

Reaksi terhadap ion Cu2+

Reaksi Pertukaran Ligan

Penggunaan Reaksi ion Cu 2+

Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks tembaga(I) juga
menstabilkan tingkat oksidasi tembaga(I).
Sebagai contoh, antara [Cu(NH3)2]+ dan [CuCl2]merupakan kompleks tembaga(I) yang tidak
terjadi disproporsionasi
Kompleks yang mengandung klor terbentuk jika
tembaga(I) oksida dilarutkan dalam asam klorida
pekat.
Tetapi dengan adanya ion klorida yang berelebih
dari HCl, reaksi ini memberikan kestabilan,
kompleks tembaga(I) terlarut.

Kobalt
Kobalt dalam senyawa dikenal sebagai
senyawa kobal klorida ( CoCl2 dan CoCl3)

Reaksi Cobalt
Reaksi ion heksaaquokobal(II) dengan ion
hidroksida

Reaksi-reaksi ion heksaaquokobalt(II) dengan


larutan ammonia

Oksidasi ion heksaaquokobal(II)


Dgn amonia dan H2O2
Dgn

lar NaOH dan peroksida

Dgn ion

karbonat

Pertukaran ligan

Mangan dan reaksinya


Reaksi Mn dalam larutan

Sifat KMnO4
Pada pengujian untuk ikatan rangkap C=C

Oksidasi senyawa aromatik

KMnO4 sbg oksidator

Ion besi(II) menjadi ion besi(III)

Larutan hidrogen peroksida menjadi oksigen

Asam etandioat (asam oksalat) menjadi karbon dioksida (reaksi ini berlangsung dalam kondisi
panas).

Ion sulfit (ion sulfat(IV)) menjadi ion sulfat (ion sulfat(VI))

Pada setiap kasus, persamaan setengah reaksi untuk ion manganat(VII) dalam larutan asam adalah:

Persamaan tersebut dapat digabungkan untuk memberikan persamaan ion secara keseluruhan
untuk setiap kemungkinan reaksi. Hal ini, memberikan suatu perbandingan reaksi. Misalnya,, ketika
persamaan digabungkan, bahwa 1 mol ion MnO4- bereaksi dengan 5 mol ion Fe2+.

Penitran KMnO4
Larutan kalium manganat(VII) selalu dimasukkan
ke dalam buret dan larutan yang lain ditempatkan
dalam labu yang diasamkan dengan asam sulfat
encer terlebih dahulu.
Larutan kalium manganat(VII) menetes ke dalam
labu dan menjadikannya tidak berwarna.
Titik akhir adalah warna merah muda permanen
yang muncul pertama kali dalam larutan yang
menunjukkan adanya sedikit ion manganat(VII)
berlebih.

Kerugian
Kalium manganat(VII) tidak dapat digunakan pada titrasi yang
mengandung ion-ion klorida atau bromida yang kedua ion tersebut
dapat teroksidasi. Jumlah kalium manganat(VII) yang tidak diketahui
digunakan dalam reaksi samping, dan pasti hasil titrasi tidak akurat.
Hal inilah yang menyebabkan tidak boleh mengasamkan larutan
dengan asam klorida.
Kalium manganat(VII) bukan standar primer, shg perlu dibakukan
Kalium manganat(VII) berwarna kuat dan ini memungkinkan untuk
dilihat ketika kristal yang digunakan dilarutkan semuanya, dan
untuk jangka waktu yang lama kalium manganat(VII) dapat
mengoksidasi air yang terlarut menjadi oksigen.
Botol larutan kalium manganat(VII) selalu memiliki endapan coklat
pada bagian atasnya. Endapan ini adalah mangan(IV) oksida hasil
reaksi ion manganat(VII) bereaksi dengan air. Buat larutan
secukupnya, kemudian di standarisasi melalui titrasi. Standarisasi
sering kali dilakukan dengan larutan asan etandioat (asam oksalat),
karena larutan asam etandioat (asam oksalat) merupakan standar
primer.

Tugas
Buatlah makalah ; (pengertian dan sumber, bahan baku,
proses pembuatan, sifat fisik dan kimiawi, kegunaannya,
dan bahaya (MSDS), dan penanganannya cara
penyimpanannya).
Pembuatan K2CrO4 dan K2Cr2O7
Sintesis CuSO4.5H2O
Pengambilan/pemurnian tembaga dan Fe
Pembuatan senyawa krom oksida dan CrCl3
Sintesis KMnO4 dan MnCl2,
Sintesis CoCl2 dan CoCl3
Sintesis AgNO3,
Sintesis FeCl3 dan FeCl2
Sintesis NiSO4 dan NiCl2

Anda mungkin juga menyukai