PERMEABILITAS
I. PENDAHULUAN
Banyaknya air yang merembes ke dalam suatu contoh tanah yang mempunyai luas
penampang melintang sebesar A, dapat dihitung dengan persamaan :
q=k*i*A
dimana:
Pada pasir yang kasar (coarse sand) harga kofisien kerembesan (k) berkisar antara 1,0
sampai 0,01 cm/detik, dan untuk pasir halus harga kofisien kerembesan (k) berkisar antara
0,01 sampai 0,001 cm/detik.
Beberapa hubungan antara harga kofisien kerembesan (k) dan angka pori (e)
dinyatakan dalam persamaan berikut :
k e2 ;
II.TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan koefisien kerembesan (k).
III.
corong
selang air
cincin karet
b. Gelas pengukur
c. Timbangan
d. Thermometer
e. Pencacat waktu atau Stopwatch
IV.
PROSEDUR PERCOBAAN
Percobaan ini dapat dilakukan dengan 2 cara :
Cara energi tetap (Constant Head), khusus untuk tanah berbutir kasar.
Cara energi menurun (Falling Head), khusus untuk tanah berbutir halus atau tanah
yang mempunyai kerembesan relatif rendah.
3. Timbang contoh tanah dalam keadaan kering udara sesuai dengan kepadatan yang
direncanakan.
4. Masukkan contoh tanah sedikit demi sedikit (lapis perlapis) dan padatkan.
5. Pasang batu pori diatasnya, dan ukur sisa jaraknya ke tepi atas tabung silinder untuk
mengetahui panjang contoh tanah (L).
6. Pasang pegas diatas batu pori dan penutup atas tabung silinder serta kencangkan baut
pengunci.
7. Hubungkan selang pada corong dan isilah corong dengan aquades, usahakan agar
pada selang tidak ada udara terperangkap (pada keadaan ini, hubungan antara selang
dan tabung silinder tertutup).
8. Buka lipatan selang sehingga air dapat mengalir dari corong ke tabung silinder dan
keluar dari saluran tabung silinder, tunggu beberapa waktu hingga didapat kondisi
aliran konstan.
9. Atur tinggi corong untuk mendapatkan energi tetap yang diinginkan (dapat dilihat
pada mistar pengukur).
10. Dengan keadaan air tetap mengalir dari corong ke silinder dan dengan
mempertahankan permukaan air pada corong senantiasa tetap, letakkan gelas
pengukur di bawah saluran keluar (pada sisi atas tabung silinder), dan bersamaan
dengan itu jalankan pencacat waktu.
11. Catat waktu yang diperlukan untuk mendapatkan volume air sebesar Q cc, juga catat
temperaturnya.
12. Ulangi lagkah 10 11 untuk tinggi energi yang berbeda.
Catatan : Pencatatan waktu untuk masing-masing tinggi energi dilakukan sebanyak 3 kali
guna mendapatkan waktu rata-rata.
; waktu yang
V.
PERHITUNGAN :
VV = volume pori
VS = volume butir
GS = berat jenis tanah
W = berat volume air
Constant Head :
k=
; i=
Keterangan :
k = koefisien kerembesan (cm/detik)
Q = debit air (cm3/detik)
A = Luas contoh tanah (cm2)
i = gradien hidrolik
t = waktu (detik)
h = perbedaan tinggi muka air (cm)
L = panjang tanah yang dilewati air (cm)
Falling Head :
Keterangan :
a = Luas pipa tegak (cm2)
h1 = perbedaan tinggi muka air pada saat mulai percobaan (cm)
h2 = perbedaan tinggi muka air pada saat selesai percobaan (cm)
Soil type
(cm/sec)
>0,1
Fine sands
0,1 to 0,001
Silty sands
0,001 to 0,00001
Silts
0,00001 to 0,0000001
Clays
<0,0000001
k
cm/sec
ft/min
Clean gravel
1,0 - 100
2,0 200
Coarse sand
0,01 - 1,0
0,02 - 2,0
Fine sand
0,001 - 0,01
0,002 - 0,02
Silty sand
0,00001 - 0,001
0,00002 - 0,002
Clay
< 0,000001
< 0,000002
karakteristik
Nilai k (cm/detik)
Bowles (1991)
Lanau kelempungan
0,0001 0,000000001
Das (1995)
Lanau
lempung
0,001 0,00001
<0,000001
Cassagrandre (1938 )
Drainase buruk
0,001 0,0000001
Drainase buruk
0,001 0,0000001
Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)
DAFTAR PUSTAKA
ejournal.undip.ac.id
Wesley,L. D., 2012.Mekanika Tanah Untuk Tanah Endapan dan Residu edisi 1
puslit2.petra.ac.id
Das, Braja M. (1915). Principles of Foundation Geotechnical Engineering 5th Edition
http://eprints.undip.ac.id/33910/5/1852_CHAPTER_II.pdf
http://www.uic.edu/classes/cemm/cemmlab/Experiment%2010-Permeability.pdf
http://www.geotechdata.info/geotest/constant-head-permeability-test
http://geoweb.tamu.edu/zhan/CV/reprint/2011-Wen-Zhan-Huang-Jin-JH.pdf
KESIMPULAN
Dari percobaan Constant Head didapatkan Koefisien Kerembesan (krata-rata) =
0,00086 cm/det,
Das; 1988 , maka dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut tergolong lanau.
Berdasarkan Wesley, maka disimpulkan bahwa tanah tersebut tergolong pasir
halus dengan uraian dapat dikeringkan dengan pemompaan (air akan keluar
Berdasarkan Grafik Hubungan Void Ratio (e) vs Coefficient of Permeability (k) for
>
0,07 o > 0,06 o. Artinya hubungan dalam grafik ini adalah benar, karena nilai akan
semakin besar jika nilai pangkat e nya juga semakin besar nilai ,
>
> e2
> e.
Kecepatan rembesan air bergantung pada besarnya masing-masing pori bukan kepada
isi total dari ruang pori didalam tanah .
Nilai angka pori yang kami dapat dari percobaan ini adalah 0,85 artinya tanah ini
mempunyai nilai e yang wajar. Berdasarkan buku "Physical and Geotechnical
Properties of Soils" oleh Joseph E. Bowles, nilai e yang wajar untuk pasir, 0,3 e
1,2 .
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Kerikil
Pasir kasar
1 sampai 0,1
Pasir sedang
Pasir halus
Lanau
Lempung
kelanauan
lempung
Uraian
Dapat dikeringkan dengan
gravitasi
air tidak dapat mengalir keluar
Sumber : Mekanika Tanah Untuk Tanah Endapan dan Residu edisi 1 , Wesley , 2012
Drainage
Soil Type
Coarse sand and gravel
Medium to coarse sand
2 to 5 x 10
1.5 to 2 x 10-1
Good
Good
Medium Sand
1 to 1.5 x 10-1
Good
5 to 10 x 10-2
Good
Fine sand
2 to 5 x 10-2
Good
5 to 20 x 10-3
Good
Silty Sand
2 to 5 x 10-3
Good
Sandy Silt
Inorganic Silts
5 to 20 x 10-4
10-5
Good
Poor
10-6
Poor
-1
10-9 to 10-7
Practically
Impervious
Jenis Tanah
Kerikil Bersih
1,0
1 10-2
10-2 5 x 10-2
Pasir Halus
5 x 10-2 - 10-3
Pasir Kelanauan
2 x 10-3 - 10-4
Lanau
5 x 10-4 - 10-5
Lempung
10-6 10-9
Kerikil
Pasir kasar
1 sampai 0,1
Pasir sedang
Pasir halus
Lanau
Lempung
kelanauan
lempung
Uraian
Dapat dikeringkan dengan
gravitasi
air tidak dapat mengalir keluar