Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KASUS PANAMA PAPER DARI SEGI ETIKA

Disusun oleh:
Asri Purwanti

7211414112

Akuntansi A 2014

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2016

A. Pengenalan Kasus Panama Paper

Gambar 1. The Panama Papers dalam ICIJ


Panama Paper merupakan bocoran dokumen mengenai informasi dunia
offshore dari tahun 1977 hingga 2015. Informasi tersebut berdasarkan laporan
ICIJ (The International Consortium of Investigative Journalists) menyebut
skandal bisnis yang dilakukan oleh para rekanan Presiden Vladimir Putin,
pelanggaran kode etik bisnis para petinggi FIFA, hingga penyelewengan pajak
beberapa pebisnis besar dunia bahkan mencakup pemain sepak bola sekalipun.
Panama paper menunjukkan bagaimana pelanggaran keuangan orang-orang kaya
dan berkuasa di seluruh dunia dilakukan.
Pelanggaran pajak dan etika tersebut dibantu oleh firma hukum yang
cukup berpengaruh di Panama, yaitu Mossack Fonseca. Mossack Fonseca
dikabarkan menangani lebih dari 240 ribu perusahaan asing untuk para klien di
seluruh dunia itu membantah melanggar hukum. Akan tetapi firma ini malah
menyebut dirinya korban kampanye antiprivasi. Mossack Fonseca adalah salah
satu pembuat perusahaan cangkang (shell companies) terbaik di dunia. Perusahaan
cangkang itu hanyalah sebuah dalih yang bisa digunakan untuk menyembunyikan
kepemilikan aset perusahaan.
Kecurangan dan kejahatan penggelapan dana yang dibantu oleh Mossack
Fonseca ini diawali dari adanya seorang whisteblower, yang mengungkapkan
dokumen kepada 2 media, yaitu ICIJ dan media di Jerman. ICIJ menindaklanjuti
dengan melakukan investigasi bocoran data tersebut bersama koalisi media
internasional dari 76 negara yang bekerja seja awal 2015. Dari Indonesia sendiri

satu-satunya tim yang bergabung dalam investigasi adalah Tempo. Hasil


investigasi kolosal The Panama Papers sudah terkuak dan ditayangkan serentak
di seluruh dunia pada Senin, 4 April 2016.
Hasil yang mengejutkan terungkap dalam Dokumen The Panama Papers
ini. Setidaknya ada 128 politikus dan pejabat publik dari seluruh dunia yang
namanya tercantum dalam jutaan dokumen yang bocor ini. International
Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) yang secara bersama-sama
membongkar dokumen Panama Papers, menemukan bahwa ada lebih dari 500
bank, cabang dan rekanan, yang pernah bekerja dengan Mossack Fonseca sejak
1970an untuk membantu klien mengelola perusahaan offshore.
Tokoh-tokoh dunia yang disebut terlibat dalam The Panama Paper salah
satunya adalah Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Islandia
Sigmundur David Gunnlaugsson (lewat akun istrinya), Presiden Tiongkok Xi
Jinping, Perdana Menteri Inggris David Cameron, tidak terlepas pula beberapa
nama pengusaha Indonesia. Nama Indonesia yang muncul adalah
B. Kaitan Kasus Panama Paper dengan Etika
1. Dari Sudut Pandang Whisteblower dan Firma Hukum
Kasus Panama Paper muncul ke permukaan pada awalnya berasal dari
ungkapan whistblower yang tidak diketahui namanya. Whisteblower tersebut
mengungkapkan bahwa dia tidak bekerja untuk pemerintah manapun atau agensi,
direktur, atau kontraktor manapun. Pembocoran dokumen dari whisteblower, atau
yang diungkap nama samarannya sebagai John Doe, mengungkapkan dokumen
rahasia tersebut kepada Suddeutsche Zeitung dan The International Consortium
of Investigative Journalists (ICIJ).
Whisteblower John Doe mengungkapkan ini dengan alasan untuk
ketidakadilan. Etika jelas-jelas dilanggar oleh Mossack Fonseca dalam hal ini.
Sebagai sebuah firma hukum, seharusnya dapat memberi jaminan kepada
masyarakat mengenai pembentukan perusahaan dan pembayaran pajak yang
benar. Akan tetapi Mossack Fonseca malah membantu para pemilik kekuasaan ini
untuk menyelewengkan pajak dengan membentuk perusahaan bodong yang
biasanya berkedok shell companies. Hal ini tentu saja melukai masyarakat yang
sudah mempercayai firma hukum.
Pengungkapan dokumen Mossack Fonseca oleh whisteblower ini juga
berkaitan dengan penyadaran etika yang seharusnya dilakukan oleh penemu,

karyawan, maupun pemakai firma hukum ini. Karyawan hanya terus bekerja
untuk sebuah kejahatan, yang mungkin bertentangan dengan hati nurani mereka.
Akan tetapi karena tuntutan pekerjaan, mereka mengabaikan nurani untuk
menyadari bahwa pekejaan mereka dalam membantu proses penggelapan pajak
dan korupsi adalah salah. Mungkin butuh beberapa tahun lamanya untuk
menyadarkan

mereka,

akan

tetapi

dengan

adanya

whisteblower

yang

mengungkapkan dokumen ini secara tidak langsung akan membuat mereka


kehilangan tuntutan melakukan kesalahan ini.
Setelah pengungkapan oleh ICIJ bersama koalisi internasional, terdapat
fakta yang menyeret tidak hanya Mossack Fonseca, klien, akan tetapi juga pada
dasarnya bank dan pembuat regulasi pajak juga melakukan kesalahan dalam hal
ini. Hakim dan firma hukum juga telah menodai wajah mereka sendiri, mereka
terlalu sering memenuhi argumen dari orang kaya.
Terlepas dari permasalahan politik dan ekonomi yang ditimbulkan dari
pengungkapan whisteblower yang pada akhirnya terungkap The Panama Paper,
yang harus diperhatikan juga adalah keselamatan dari whisteblower. Seperti yang
tertulis dalam ICIJ The need for better whistleblower protection and has hinted
at even more revelations to come. Bahkan John-Doe juga secara nyata
mengungkapkan ketakutannya melalui ICIJ dan media jerman, bahwa dia melihat
banyak

whisteblower

di

US

dan

UK

hidupnya

dihancurkan

setelah

mengungkapkan kebenaran, sementara pihak yang bersalah tetap eksis dengan


dirinya.
Kabar terbaru menyatakan bahwa pendiri firma, Ramon Fonseca sedang
mempersiapkan jalur hukum untuk menindak kebocoran data yang diretas oleh
orang luar. Hal ini perlu menjadi perhatian, karena keselamatan whisteblower
terancam.

Padahal

whisteblower

sangat

dibutuhkan

masyarakat

untuk

mengungkapkan ketidakadilan yang ada dalam suatu entitas.


2. Dari Sudut Pejabat yang Terlibat
Sejumlah nama pejabat di dunia dan Indonesia khususnya terungkap
dalam dokumen Panama Paper. Nama tersebut salah satunya adalah buron
Kejaksaan Agung, Joko S. Tcandra.
a. Joko Sugiarto Tcandra
Mossack Fonseca diduga membantu Joko Soegiarto Tjandra, 66 tahun,
mengoperasikan perusahaan cangkang miliknya di British Virgin

Islands (BVI). Buronan Kejaksaan Agung untuk kasus Cessie Bank


Bali itu melakukan aktivitasnya selama menjadi pelarian.
Kasus ini menunjukkan betapa mudahnya penggelapan pajak bahkan
oleh buronan sekalipun. Hal ini tentu saja akan melukai perasaan
masyarakat, karena orang kaya dan perusahaan besar dapat
menyembunyikan kekayaannya tanpa melanggar hukum. Sedangkan
dana itu sangat dibutuhkan di Indonesia, dalam hal untuk
meningkatkan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan fasilitas
kepada masyarakat.
b. Harry Azhar Azis
Kasus Panama Paper juga menyeret Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis. Harry terungkap memiliki
perusahaan di luar negeri bernama Sheng Yue International Limited
pada Februari 2010 untuk keperluan anaknya.
Pada 26 April 2016, koalisi melaporkan dugaan pelanggaran kode etik
dilakukan oleh Harry berupa rangkap jabatan. Harry diduga merugikan
negara atas adanya potensi pajak yang hilang karena rangkap jabatan
tersebut, dan tidak melaporkannya dalam Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara miliknya kepada KPK.
Dilihat dari sudut pandang etika, keterlibatan ketua BPK ini tentu saja
tidak seharusnya dilakukan. Penilaian masyarakat mungkin akan
berubah terhadap independensi BPK, karena adanya pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh pemimpinnya. Etika transparansi juga
tidak dilakukan oleh Harry, karena dia tidak mengungkapkan harta
kekayaannya secara keseluruhan.
3. Perumusan Etika Baru yang Lebih Relevan
Terkuaknya kasus Panama Paper yang melibatkan lebih dari 76 negara di
dunia ini tentu saja mencoreng etika pelaksanaan politik dan bisnis yang ada di
dunia ini. Hal ini mungkin serupa dengan terkuaknya kasus Enron yang
menyebabkan perubahan besar aturan dengan diterbitkannya Sarbanes Oxley Act.
Pemerintah dari berbagai negara mulai bereaksi terhadap peraturan
khusunya pajak yang diterapkan selama ini. Selain itu juga sistem perbankan perlu
disoroti karena dianggap membantu kliennya menyembunyikan kekayaan para
tokoh luar negeri.

Kasus pelanggaran etika ini bukan sesuatu yang ringan, karena


menyangkut kepercayaan publik. Apabila publik sudah tidak percaya terhadap
sistem dan penguasa, maka yang akan terjadi hanyalah chaos di semua tempat.
Bahkan

Perdana

Menteri

Islandia,

Sigmundur

David

Gunnlaugsson,

mengundurkan diri, sebagai bentuk pertanggugjawabnnya dalam kasus Panama


Paper.
Hal serupa mungkin juga dapat terjadi seperti terbitnya Sarbanes Oxley
Act. Bocornya Panama Papers dapat dijadikan sebagai upaya sistematis untuk
mempersiapkan global transparancy system yang rencananya akan diterapkan
pada 2018. Global transparancy system adalah kebijakan setiap otoritas keuangan
di berbagai negara untuk saling bertukar informasi, sehingga informasi
penimbunan dana di suatu negara dapat dengan cepat diektahui oleh negara lain.
C. Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa didapat dari kasus Panama Paper yang berkaitan
dengan etika adalah sebagai berikut.
1. Diperlukan suatu kesadaran yang tinggi mengenai etika, sehingga
seseorang mampu mengungkapkan kesalahan dari suatu pihak. Dalam
hal ini whisteblower sangat diharapkan oleh masyarakat, karena
apabila hanya mengandalkan laporan dari entitas bisa saja laporan
tersebut dimanipulasi.
2. Etika dari pendiri dan karyawan Mossack Fonseca maupun klien patut
dipertanyakan. Karena mereka mampu bekerja untuk beberapa tahun
lamanya untuk mempermudah proses korupsi dan penggelapan pajak.
Pengungkapan dokumen oleh whisteblower ini mampu menyadarkan
mereka secara tidak langsung.
3. Entitas yang dalam hal ini firma hukum, melanggar kepercayaan
masyarakat. Mossack Fonseca yang seharusnya memberikan jaminan
kepercayaan dari akta notaris yan diberikan, akan tetapi malah melukai
muka hukum mereka sendiri dengan mau dibayar oleh penguasa dalam
menggelapkan pajak.
4. Etika dari pengelola bank, dalam hal ini contohnya HSBC juga perlu
dibenahi. Karena dengan dukungan bank tersebut lalu lintas uang gelap
dapat dilakukan dengan mudah.

5. Etika dari pelaku di media juga harus dibenai. Karena selama ini media
hanya menampilkan perilaku kartunis, gaya hidup yang menyita
perhatian masyarakat. Sehingga dana yang digunakan untuk investigasi
hal-hal seperti Panama Papers harus terhambat, karena masyaraat
sendiri sudah terlanjur menyukai gaya hidup yang hedonisme tersebut.
Akhirnya hal-hal tersebut mengarah pada erosi atau penggerusan etika dan
menjadi erosi yang lengkap bagi standar etika yang berlaku selama ini. Sehingga
perlu dilakukan revolusi etika, dan tidak membiarkan Indonesia khususnya
diperbudak oleh ekonomi atau uang. Hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah
penegakan hukum yang lebih baik, salah satunya adalah perlindungan terhadap
whistebower. Agar supaya masyarakat bersedia dengan sadar mengungkapkan
kesalahan apabila memang mereka mengethuinya.

DAFTAR PUSTAKA
Dema, Yon. 2016. Panama Papers, Mossak Siapkan Jalur Hukum Peretas Data. .
https://m.tempo.co (diakses pada 20/05/2016 pukul 8.22).
Firmansyah, Fery, Abdul Manan, dan Wahyu Dhyatmika. 2016. Ada 803 WNI
dalam Panama Papers, Ini Nama & Perusahaannya. https://m.tempo.co
(diakses pada 20/05/2016 pukul 7.44).
Florentin, Vindry. 2016. The Power Players. Reuters. https://reuters.co.id (diakses
pada 20/05/2016 pukul 8.28).
Hidayat, Avit. 2016. Kasus Panama Papers, Kantor Mossack Fonseca Digeruduk
Polisi. https://m.tempo.co (diakses pada 20/05/2016 pukul 8.00).
Rahmah, Ghoida. 2016. Skandal Panama Papers, DPR: RUU Tax Amnesty
Semakin Relevan. https://m.tempo.co (diakses pada 20/05/2016 pukul
8.16).
Sawitri, Angelina Anjar. 2016. Kasus Panama Papers, Majelis Etik Gelar Sidang
Ketua BPK. https://m.tempo.co (diakses pada 20/05/2016 pukul 8.34).
Silalahi, Mustafa, Inge Klara, dan Angelina Anjar. 2016. Begini Mossack Fonseca
Kelola Bisnis Rahasia Joko Tjandra. . https://nasional.tempo.co (diakses
pada 20/05/2016 pukul 8.48).
Tempo. 2016. Dunia Menanggapi Skandal Panama Papers. https://m.tempo.co
(diakses pada 20/05/2016 pukul 7.57).
Wibisono, Gunawan. 2016. Tersangkut di Panama Papers, Ketua BPK Ngaku
Dibela Jokowi. http://news.okezone.com (diakses pada 20/05/2016 pukul
8.06).

Anda mungkin juga menyukai