Disusun Oleh:
Abdullah Azam Rabbani 7211414179
Asri Purwanti 7211414112
Rizsa Candra Asih 4001414014
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya serta kelancaran kepada penulis dalam menyusun karya tulis
ilmiah Al-Quran ini. Penulis mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang
telah membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah Al-Quran ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.................................................................................................. i
Lembar Pernyataan Orisinalitas Karya.............................................................. ii
Kata Pengantar.................................................................................................... iii
Daftar Isi.............................................................................................................. iv
Daftar Gambar.................................................................................................... v
Abstrak................................................................................................................ vi
BAB I Pendahuluan............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................. 2
BAB II Tinjauan Pustaka.................................................................................... 3
BAB III Metode Penulisan.................................................................................. 6
3.1 Jenis Penulisan....................................................................................... 6
3.2 Jenis dan Sumber Data........................................................................... 6
3.3 Analisis Data........................................................................................... 6
BAB IV Pembahasan.......................................................................................... 7
4.1 Masa Keemasan Islam.......................................................................... 7
4.2 Integrasi Keuangan Islam melalui Model
Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat........ ..................................... 8
4.3 Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis
Zakat dalam Upaya Mengembalikan
Era Keemasan Islam.............................................................................. 11
BAB V Penutup.................................................................................................. 13
5.1 Simpulan............................................................ ....................................... 13
5.2 Saran.................................................................. ....................................... 13
Daftar Pustaka...................................................................................................... 14
Daftar Riwayat Hidup......................................................................................... 16
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Abstrak
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Catatan emas pada era Umar Bin Khattab dan Umar Bin Abdul Aziz
merupakan kunci kesuksesan suatu negara, terutama dalam bidang ekonomi.
Sistem perekonomian Islam terbukti mampu mencapai keunggulan materi,
menciptakan kesejahteraan, dan mewujudkan keadilan ekonomi (Ulum 2015).
Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) yang efektif menjadi poin penting
pada Islamic Golden Age tersebut dalam mewujudkan kemakmuran masyarakat.
Kekuatan Zakat, Infaq, dan Shadaqah terletak pada kemampuannya dalam
mengentaskan kemiskinan (Amalia dan Mahalli 2012; Hafidhuddin 2012; Sumadi
2017) sesuai dengan Q.s. Adz-Dzariat (31): 19 yang artinya: Dan pada harta-
harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang
tidak mendapat bagian.
Potensi zakat sendiri cukup besar di Indonesia, menurut hasil riset yang
dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tahun 2011, potensi zakat
nasional dari seluruh sektor keuangan dan pribadi sekitar 217 triliun rupiah.
Belum lagi ditambah potensi infaq dan shadaqah. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari http://www.republika.co.id/, dana hasil infaq, shadaqah, dan waqaf
yang dihimpun Dompet Dhuafa dapat digunakan untuk membangun Rumah Sehat
Terpadu (RST) gratis bagi kaum dhuafa. Hal ini menunjukkan perkembangan
positif dari pengelolaan dana infaq dan shadaqah. Potensi zakat, infaq, dan
shodaqoh apabila terserap dan dikelola dengan baik maka akan mengurangi
tingkat kesenjangan pendapatan di Indonesia dan yang utama adalah menurunkan
tingkat kemiskinan.
Merujuk pada hal ini penulis memaknai bahwa zakat memiliki potensi besar
dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Allah SWT selalu
1
meletakkan zakat sejajar dengan sholat yang merupakan tiang agama pada 28 ayat
dalam Al-Quran (Qardawi 2002). Akan tetapi tidak demikian dengan riba. Zakat
diletakkan berseberangan dengan konsep riba. Dalam Al-Quran juga ditegaskan
bahwa Allah SWT menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Akan tetapi,
fakta yang terjadi di Indonesia saat ini adalah sistem perekonomian yang ada sarat
dengan unsur riba, baik dalam perbankan, investasi, bahkan perdagangan sehari-
hari di masyarakat. Padahal dosa dari riba itu sangat besar, bahkan dosa yang
terkecil adalah lebih besar dari berzina dengan ibunya sendiri.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara etimologi (bahasa) zakat berasal dari kata zaka yang berarti
suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang (Hafidhuddin 1998). Dipahami
demikian sebab zakat merupakan upaya mensucikan diri dari kotoran kikir dan
dosa, serta menyuburkan pahala melalui pengeluaran sedikit dari nilai harta
pribadi untuk kaum yang memerlukan (Inoed 2005). Lain halnya dengan zakat,
infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan harta untuk
kepentingan sesuatu (Hafidhuddin 1998). Menurut terminologi syariat, infaq
berarti mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk kepentingan yang
diperintahkan ajaran Islam (Hastuti 2016). Sedangkah shodaqoh atau sedekah
berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka bershodaqoh
adalah orang yang benar pengakuan imannya (Hafidhuddin 1998). Menurut
terminologi syariat, pengertian shodaqoh sama dengan pengertian infaq,
termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya (Sumadi 2017).
Selain memiliki dasar hukum yang tertulis dalam Al-Quran, zakat juga sudah
diatur dalam UU No 23 Tahun 2011. Pasal 1 ayat [2] menyatakan bahwa Zakat
adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha
untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariah
Islam, dan setiap warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu
atau badan usaha yang dimiliki oleh seorang muslim berkewajiban menunaikan
zakat. Jika ada muslim yang enggan mengeluarkan zakatnya, tetapi tidak
mengingkari wajibnya zakat, maka dia berdosa dan dikenakan hukuman
(tazir). Sanksi yang diterima muslim tersebut adalah diambil hartanya secara
paksa tanpa melebihi batas kadar zakatnya, selagi muslim tersebut tidak
menutupinya atau tidak tahu atau tidak mengingkarinya.
3
Senada dengan hal tersbut, Hafidhuddin (2002) menyatakan bahwa hikmah yang
terkandung dalam zakat antara lain:
1. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun
prasarana yang harus dimiliki umat Islam,
2. Zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Ketika zakat
dikelola dengan baik, dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi
sekaligus pemerataan pendapatan, economic with equity,
3. Sebagai pilar amal bersama (jamai) antara orang-orang kaya yang
berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya
digunakan untuk berijtihad di jalan Allah SWT,
4. Zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan membina para mustahik,
sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak,
dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran,
sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasud yang mungkin timbul
dari kalangan mereka, ketika mereka melihat orang kaya yang memilki harta
cukup banyak.
Tidak hanya zakat, Islam juga mengatur masalah ekonomi lainnya. Ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi diilhami oleh
nilai-nilai Islam (Manan 1980). Dalam ekonomi Islam dikenal istilah Equivalent
Rate. Equivalent Rate (sistem bagi hasil) yaitu tingkat pengembalian atas investasi
yang ditanamkan. Sistem ini memiliki perbedaan dengan bunga di mana bunga
langsung diperjanjikan di awal kontrak sebelum investasi berjalan, sedangkan
Equivalent Rate dihitung oleh pihak bank akhir bulan setelah investasi yang
berjalan memperoleh hasil (Susanti 2015).
4
mustahik memiliki kapasitas dan kemampuan untuk mengolah dan melakukan
aktivitas produksi. Ia pun mendorong distribusi zakat dalam bentuk ekuitas, yang
diharapkan akan memberikan dampak yang lebih luas terhadap kondisi
perekonomian.
5
BAB III
METODE PENULISAN
Besaran ZIS dibagi dengan jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia
sehingga di peroleh dana alokasi ZIS per jiwa.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
7
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
Dalam ayat tersebut makna iman dan jihad merupakan hal yang urgen, dan
pernyataan berjihad dengan harta diletakkan sebelum jiwa menunjukkan bahwa
finansial merupakan poin yang fundamental dalam permasalahan ini. Merujuk
pada hal ini penulis memaknai aturan bermuamalah dan lebih spesifiknya adalah
aturan dalam zakat yang diletakkan selalu bersajajar dengan sholat yang
merupakan tiang agama pada 28 ayat dalam Al-Quran (Al-Qardawi 2002).
Berbeda dengan zakat yang selalu disejajarkan dengan sholat, di sisi lain zakat
diletakkan berseberangan dengan konsep riba sesuai dengan firman Allah SWT
berikut:
276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
Ayat inilah yang mengilhami penulis dalam melakukan kajian yang lebih
mendalam mengenai konsep zakat dan penghindaran terhadap riba dalam upaya
mencapai kembali masa keemasan Islam.
4.2 Integrasi Keuangan Islam melalui Model Inovasi Equivalent Rate
Berbasis Zakat
Penulis memberikan ide melalui pengintegrasian konsep keuangan Islam
melalui Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat. Variabel yang pertama
menjadi sorotan adalah riba, variabel yang kedua adalah shodaqoh. Variabel riba
dalam konteks ini diqiyaskan dengan bunga yang terdapat pada Gambar 4.1.
8
The increasing rate of interest
Interest
% from y% to x% has reduced the
possible investment of Q1 into
Q2
0 Q 2 Q 1 INVESTATION
DEMAND
9
Konsep di atas dapat diamati pada Gambar 4.2.
Aggregat
investment Investment supply is not
morbidly optimal increasisng
flow/unstoppable
lim + =0 (4.6)
10
Badan Pusat Statistik (2016) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin di
Indonesia mencapai 27.730.000 jiwa. Jika besar dana ZIS yang diperoleh
mencapai Rp4.299.362.679.000.000,00, maka jumlah dana ZIS yang dapat
diterima oleh setiap warga miskin sebagai berikut:
R
Rp4.299.362.679.000.000,00
Alokasi dana ZIS tiap jiwa =
27.730.000 jiwa
= Rp155.043.731,66
Besarnya alokasi dana ZIS dari Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat
sangat berbanding terbalik dengan penerimaan dana ZIS yang terdapat dalam
BAZNAS tahun 2015 sebagai berikut:
Jumlah penerimaan dana ZIS = Rp94.068.893.819,00
Jumlah penduduk miskin = 27.730.000 jiwa (Utomo 2015)
Alokasi dana ZIS tiap jiwa = Rp3.392,00
Berdasarkan data yang telah diproyeksikan, penerimaan dana ZIS yang telah
dikoordinasikan melalui Badan Amil Zakat Nasional masih sangat kurang optimal
jika dibandingkan dengan integrasi ZIS dalam perekonomian makro.
11
diterima masyarakat telah terpotong dengan besaran biaya tersebut. Melalui cara
tersebut, model ini mampu meningkatkan agreegat supply melalui peningkatan
investasi pada sektor riil, sehingga penerimaan dana ZIS, pendapatan nasional,
dan pembangunan nasional dalam segala aspek dapat ditingkatkan dengan
maksimal.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kondisi keemasan Islam di abad pertengahan terjadi pada era khalifah Umar
Bin Khattab 1323 H/ 634-644 M) dan Umar Bin Abdul Aziz (99-102 H/818-820
M) kondisi kesejahteraan merata serta tingkat kemiskinan benar-benar
dihilangkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Jehle, GA 1994, Zakat and Inequality: Some Evidence from Pakistan. Review of
Income and Wealth, June.
Manan, MA, 1980, Islamic Economics, Theory and Practice, Idarah Adabiyah,
India.
Mansur, A 2013, Kebijakan Moneter dan Implikasinya terhadap Pembangunan
Ekonomi dalam Perspektif Islam, Jurnal Tsaqafah, vol. 9, no. 1, pp.
57-74.
Marilang 2012, Ideologi Welfare State Konstitusi: Hak Menguasai Negara Atas
Barang Tambang, Jurnal Konstitusi, vol. 9, no. 2, pp. 259-286.
Pramanik, AH 1993, Development and Distribution in Islam, Pelanduk
Publications, Petaling Jaya.
Putra, EP, 2016, Media Elektronik Republika, 09 Januari 2016.
Qaradawi, Y 1999, Fiqh Al Zakah (Volume 1): A Comparative Study of Zakah,
Regulations and Philosophy in the Light of Quran and Sunnah, King
Abdul Aziz University, Saudi Arabia.
Shirazi, NS 1996, Targeting, Coverage, and Contribution of Zakat to
Households Income, Journal of Economic Cooperation among
Islamic Countries, vol. 17, no. 3-4, pp. 165-186.
Sumadi 2017, Optimalisasi Potensi Dana Zakat, Infaq, Sadaqah dalam
Pemerataan Ekonomi di Kabupaten Sukoharjo (Studi Kasus di Badan
Amil Zakat Daerah Kab. Sukoharjo), Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,
vol. 3, no. 1, pp. 1-26.
Suprayitno, E 2011, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan
Konvensional, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Susanti, V 2015, Pengaruh Equivalent Rate dan Tingkat Keuntungan Terhadap
Dana Pihak Ke Tiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia. I-
Finance, vol. 1, no. 1, pp. 113-132.
Ulum, F 2015, Konstruksi Sistem Ekonomi Islam Menuju Kesejahteraan yang
Merata, Jurnal Tsaqafah vol. 11, no. 1, pp. 113-136.
Utomo, AR 2017, Laporan Perubahan Dana Baznas Hasil Audit Kap Ahmad
Rahardjo Utomo Tahun 2017. Tersedia di: http://pusat.baznas.go.id/wp-
content/uploads/2016/10/LAPORAN-KEUANGAN-2015-1.pdf. [10
Nopember 2017].
15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Ketua Kelompok
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SD
Mts IT Alhikmah MAN 1
Nama Institusi Muhammadiyyah
Karanggede Yogyakarta
4 Surakarta
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-
2008 2008-2010 2012-2014
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
16
E. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat
SD SMP SMA
Nama Insitusi MI SMP Negeri 2 SMA Negeri 2
Muhammadiyah Brebes Brebes
Pesantunan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2002-2008 2008-2011 2011-2014
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
17
3. Anggota Kelompok 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Asri Purwanti
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM 7211414112
5 Tempat dan Tanggal Lahir Wonogiri, 28 Agustus 1996
6 E-mail asripurwanti@students.unnes.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 085641671163
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD Negeri 2 SMP Negeri 1 SMK Negeri 1
Bumiharjo Nguntoronadi Wonogiri
Jurusan - - Akuntansi
Tahun Masuk-Lulus 2002 2008 2008 2011 2011 - 2014
18
3 Juara 2 AWC (Accounting FEB UNHAS 2017
Writing Competition)
Universitas Hasanudin
4 National Competition FEB UNPAD 2016
Delegate (Big 20) Padjajaran
Accounting Week
5 Semifinalis Gunadarma All FEB Gunadarma 2017
About Acconting Competition
6 Juara 2 Economics Brain BEM FE UNNES 2015
Competition
7 Juara 2 Duta Akuntansi Duta HIMA Akuntansi 2016
Akuntansi Fakultas Ekonomi UNNES
Unnes
19