Anda di halaman 1dari 25

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH AL-QURAN

UNDIP MUSLIM FESTIVAL 2017

INTEGRASI KEUANGAN ISLAM MELALUI MODEL INOVASI

EQUIVALENT RATE BERBASIS ZAKAT DALAM MENGEMBALIKAN

ERA KEEMASAN ISLAM

Disusun Oleh:
Abdullah Azam Rabbani 7211414179
Asri Purwanti 7211414112
Rizsa Candra Asih 4001414014

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2017
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya serta kelancaran kepada penulis dalam menyusun karya tulis
ilmiah Al-Quran ini. Penulis mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang
telah membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah Al-Quran ini.

Penulis mengakui bahwa tulisan ini masih mmpunyai kekurangan. Kami


melakukan dengan maksimal sesuai kemampuan yang kami miliki. Maka, kami
menerima kritik dan saran sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya
tulis ilmiah ini Al-Quran. Semoga karya tulis ilmiah Al-Quran ini bermanfaat
untuk pembaca.

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................. i
Lembar Pernyataan Orisinalitas Karya.............................................................. ii
Kata Pengantar.................................................................................................... iii
Daftar Isi.............................................................................................................. iv
Daftar Gambar.................................................................................................... v
Abstrak................................................................................................................ vi
BAB I Pendahuluan............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................. 2
BAB II Tinjauan Pustaka.................................................................................... 3
BAB III Metode Penulisan.................................................................................. 6
3.1 Jenis Penulisan....................................................................................... 6
3.2 Jenis dan Sumber Data........................................................................... 6
3.3 Analisis Data........................................................................................... 6
BAB IV Pembahasan.......................................................................................... 7
4.1 Masa Keemasan Islam.......................................................................... 7
4.2 Integrasi Keuangan Islam melalui Model
Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat........ ..................................... 8
4.3 Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis
Zakat dalam Upaya Mengembalikan
Era Keemasan Islam.............................................................................. 11
BAB V Penutup.................................................................................................. 13
5.1 Simpulan............................................................ ....................................... 13
5.2 Saran.................................................................. ....................................... 13
Daftar Pustaka...................................................................................................... 14
Daftar Riwayat Hidup......................................................................................... 16

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Langkah-langkah Analisis Data


Penelitian...................................................................................................... 6
Gambar 4.1. Kurva Hubungan Riba dan Shodaqoh........ ................................... 9
Gambar 4.2 Konsep Inovasi Equivalent Rate Berbasis
Zakat............................................................................................................. 10

v
Abstrak

Kemunduran peradaban Islam pada abad ke 20 disebabkan oleh kurangnya


internalisasi nilai-nilai Islam secara integral terkhusus di bidang ekonomi yang
langsung berhubungan dengan aspek kesejahteraan. Pada bulan Maret 2017,
jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di
bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 27,77 juta orang (10,64 persen).
Hal ini menjadi ironis jika dibandingkan dengan era keemasan Islam tahun 650-
1250 terutama di zaman khalifah Umar Bin Khattab dan Umar Bin Abdul Aziz di
mana tidak ditemukan lagi mustahiq zakat dikarenakan kesejahteraan merata.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis menawarkan solusi dengan
memformulasikan Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat pada tingkat
makro. Konsep pendapatan nasional yang dimaknai akumulasi Zakat Infaq
Shodaqoh Investasi dan Perbankan dengan menggunakan analisis kuantitatif
diharapkan mampu mencapai kestabilan perekonomian nasional. Hal ini
dikarenakan tumpuan perekonomian langsung bergerak pada bidang riil tanpa
adanya spekulasi terhadap bunga sehingga investasi menjadi maksimal. Dampak
semakin maksimalnya investasi akan meningkatkan pendapatan nasional dan
dalam model ini akan langsung berimbas pada peningkatan nilai zakat infaq dan
shadaqah. Melalui basis Zakat Infaq Shodaqoh inilah penulis meyakini akan
tercipta kesejahteraan dan pembangunan secara merata di Indonesia sehingga
mampu mengembalikan layaknya pada era keemasan Islam yang telah silam.

Kata Kunci : Zakat, Pendapatan, Investasi

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemakmuran merupakan tujuan utama Indonesia sebagaimana termaktub
dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(Marilang 2012). Berkaitan dengan tujuan tersebut, pemerintah bertanggung
jawab meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya terutama dalam bidang
ekonomi, seperti pemenuhan kebutuhan dasar berupa sandang, pangan, papan,
pendidikan, dan kesehatan (Mansur 2013). Sayangnya, berbagai masalah masih
menggelayuti sistem perekonomian Indonesia. Badan Pusat Statistik menyatakan
bahwa pada Maret 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran
per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 27,77
juta orang (10,64 persen). Hal ini sangat jauh berbeda dengan kondisi ekonomi
pada masa kejayaan Islam yang terjadi pada era Umar Bin Khattab (13-22 H) dan
Umar Bin Abdul Aziz (99-101 H) di mana tingkat kemiskinan dapat ditekan
hingga mencapai titik nol (Ahmed 2004; Hudayati & Tohirin 2010; Isa 2011;
Qaradawi 1999).

Catatan emas pada era Umar Bin Khattab dan Umar Bin Abdul Aziz
merupakan kunci kesuksesan suatu negara, terutama dalam bidang ekonomi.
Sistem perekonomian Islam terbukti mampu mencapai keunggulan materi,
menciptakan kesejahteraan, dan mewujudkan keadilan ekonomi (Ulum 2015).
Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) yang efektif menjadi poin penting
pada Islamic Golden Age tersebut dalam mewujudkan kemakmuran masyarakat.
Kekuatan Zakat, Infaq, dan Shadaqah terletak pada kemampuannya dalam
mengentaskan kemiskinan (Amalia dan Mahalli 2012; Hafidhuddin 2012; Sumadi
2017) sesuai dengan Q.s. Adz-Dzariat (31): 19 yang artinya: Dan pada harta-
harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang
tidak mendapat bagian.

Potensi zakat sendiri cukup besar di Indonesia, menurut hasil riset yang
dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tahun 2011, potensi zakat
nasional dari seluruh sektor keuangan dan pribadi sekitar 217 triliun rupiah.
Belum lagi ditambah potensi infaq dan shadaqah. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari http://www.republika.co.id/, dana hasil infaq, shadaqah, dan waqaf
yang dihimpun Dompet Dhuafa dapat digunakan untuk membangun Rumah Sehat
Terpadu (RST) gratis bagi kaum dhuafa. Hal ini menunjukkan perkembangan
positif dari pengelolaan dana infaq dan shadaqah. Potensi zakat, infaq, dan
shodaqoh apabila terserap dan dikelola dengan baik maka akan mengurangi
tingkat kesenjangan pendapatan di Indonesia dan yang utama adalah menurunkan
tingkat kemiskinan.

Merujuk pada hal ini penulis memaknai bahwa zakat memiliki potensi besar
dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Allah SWT selalu

1
meletakkan zakat sejajar dengan sholat yang merupakan tiang agama pada 28 ayat
dalam Al-Quran (Qardawi 2002). Akan tetapi tidak demikian dengan riba. Zakat
diletakkan berseberangan dengan konsep riba. Dalam Al-Quran juga ditegaskan
bahwa Allah SWT menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Akan tetapi,
fakta yang terjadi di Indonesia saat ini adalah sistem perekonomian yang ada sarat
dengan unsur riba, baik dalam perbankan, investasi, bahkan perdagangan sehari-
hari di masyarakat. Padahal dosa dari riba itu sangat besar, bahkan dosa yang
terkecil adalah lebih besar dari berzina dengan ibunya sendiri.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis memberikan solusi untuk mencapai


kemakmuran rakyat Indonesia dengan meminimalisir unsur riba dan menyuburkan
zakat. Penulis memberikan gagasan berupa Integrasi Keuangan Islam melalui
Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat dalam Mengembalikan Era
Keemasan Islam.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengajukan rumusan masalah
pada karya tulis ilmiah ini, yaitu :
1. Bagaimana kondisi kesejahteraan masyarakat pada masa keemasan Islam?
2. Bagaimana Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat dapat diterapkan di
Indonesia?
3. Bagaimana Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat dapat mendorong
tercapainya era keemasan Islam kembali?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan kondisi kesejahteraan masyarakat pada masa keemasan Islam,
2. Menjelaskan Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat yang dapat
diterapkan di Indonesia,
3. Menjelaskan Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat yang dapat
mendorong tercapainya era keemasan Islam kembali.

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat yang dapat diperoleh dari karya tulis ini adalah:
1. Dapat dijadikan referensi untuk para akademisi terkait pengoptimalan zakat
dalam upaya menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia,
2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh para pemangku kepentingan dalam
pengambilan keputusan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
zakat dan penghapusan riba.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara etimologi (bahasa) zakat berasal dari kata zaka yang berarti
suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang (Hafidhuddin 1998). Dipahami
demikian sebab zakat merupakan upaya mensucikan diri dari kotoran kikir dan
dosa, serta menyuburkan pahala melalui pengeluaran sedikit dari nilai harta
pribadi untuk kaum yang memerlukan (Inoed 2005). Lain halnya dengan zakat,
infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan harta untuk
kepentingan sesuatu (Hafidhuddin 1998). Menurut terminologi syariat, infaq
berarti mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk kepentingan yang
diperintahkan ajaran Islam (Hastuti 2016). Sedangkah shodaqoh atau sedekah
berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka bershodaqoh
adalah orang yang benar pengakuan imannya (Hafidhuddin 1998). Menurut
terminologi syariat, pengertian shodaqoh sama dengan pengertian infaq,
termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya (Sumadi 2017).

Zakat memiliki perbedaan dengan infaq dan shodaqoh. Zakat wajib


dikeluarkan oleh orang Islam yang kekayaannya sudah mencapai nishab, yaitu
jumlah minimal harta yang wajib dikeluarkan zakatnya (Al-Utsaimin dalam
Hakim 2015), sedangkan infaq dan sedekah tidak mengenal nishab Selain itu,
zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf), sedangkan infaq dan
shodaqoh boleh diberikan kepada siapapun (Ernawati 2016).

Kewajiban membayar zakat tercantum dalam Q.s. At Taubah: 103






103. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Selain memiliki dasar hukum yang tertulis dalam Al-Quran, zakat juga sudah
diatur dalam UU No 23 Tahun 2011. Pasal 1 ayat [2] menyatakan bahwa Zakat
adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha
untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariah
Islam, dan setiap warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu
atau badan usaha yang dimiliki oleh seorang muslim berkewajiban menunaikan
zakat. Jika ada muslim yang enggan mengeluarkan zakatnya, tetapi tidak
mengingkari wajibnya zakat, maka dia berdosa dan dikenakan hukuman
(tazir). Sanksi yang diterima muslim tersebut adalah diambil hartanya secara
paksa tanpa melebihi batas kadar zakatnya, selagi muslim tersebut tidak
menutupinya atau tidak tahu atau tidak mengingkarinya.

Berbagai dasar pelaksanaan zakat menunjukkan pentingnya manfaat zakat bagi


masyarakat dan negara. Menurut Al-Qardhawi (2002), zakat dapat menyelesaikan
berbagai macam persoalan sosial seperti pengangguran, kemiskinan, dan lain-lain.

3
Senada dengan hal tersbut, Hafidhuddin (2002) menyatakan bahwa hikmah yang
terkandung dalam zakat antara lain:
1. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun
prasarana yang harus dimiliki umat Islam,
2. Zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Ketika zakat
dikelola dengan baik, dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi
sekaligus pemerataan pendapatan, economic with equity,
3. Sebagai pilar amal bersama (jamai) antara orang-orang kaya yang
berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya
digunakan untuk berijtihad di jalan Allah SWT,
4. Zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan membina para mustahik,
sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak,
dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran,
sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasud yang mungkin timbul
dari kalangan mereka, ketika mereka melihat orang kaya yang memilki harta
cukup banyak.

Tidak hanya zakat, Islam juga mengatur masalah ekonomi lainnya. Ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi diilhami oleh
nilai-nilai Islam (Manan 1980). Dalam ekonomi Islam dikenal istilah Equivalent
Rate. Equivalent Rate (sistem bagi hasil) yaitu tingkat pengembalian atas investasi
yang ditanamkan. Sistem ini memiliki perbedaan dengan bunga di mana bunga
langsung diperjanjikan di awal kontrak sebelum investasi berjalan, sedangkan
Equivalent Rate dihitung oleh pihak bank akhir bulan setelah investasi yang
berjalan memperoleh hasil (Susanti 2015).

Dalam perspektif ekonomi Islam, kebijakan fiskal memiliki dua instrumen,


pertama: kebijakan pendapatan, yang tercermin dalam kebijakan pajak, dan
kedua: kebijakan belanja (pengeluaran). Kedua instrumen tersebut akan
tercermin dalam anggaran belanja negara. Instrumen kebijakan pendapatan
(merupakan sumber penerimaan negara) terdiri dari dari: zakat, kharaj (pajak
bumi/tanah), ghanimah (harta rampasan peran), jizyah (pajak yang dikenakan
pada kalangan non muslim, pajak atas pertambangan dan harta karun, bea cukai
dan pungutan (Suprayitno 2011). Jika diklasifikasikan, maka sumber penerimaan
negara (pendapatan negara) ada yang bersifat rutin seperti zakat, kharaj, ushr
(cukai), infaq, shadaqah, serta pajak jika diperlukan, dan ada yang bersifat
temporer seperti ghanimah, fai, dan harta yang tidak ada pewarisnya.

Pramanik (1993) berpendapat bahwa zakat dapat memainkan peran yang


sangat signifikan dalam meredistribusikan pendapatan dan kekayaan dalam
masyarakat muslim. Dalam studinya, Pramanik menyatakan bahwa dalam konteks
makro ekonomi, zakat dapat dijadikan sebagai instrumen yang dapat memberikan
insentif untuk meningkatkan produksi, investasi, dan untuk bekerja. Zakat adalah
mekanisme transfer terbaik dalam masyarakat. Selanjutnya El-Din (1986)
mencoba untuk menganalisa fungsi alokatif dan stabilisator zakat dalam
perekonomian. Ia menyatakan bahwa fungsi alokatif zakat diekspresikan sebagai
alat atau instrumen untuk memerangi kemiskinan. Namun demikian, hendaknya
dalam pola pendistribusiannya, zakat tidak hanya diberikan dalam bentuk barang
konsumsi saja melainkan juga dalam bentuk barang produksi. Ini dilakukan ketika

4
mustahik memiliki kapasitas dan kemampuan untuk mengolah dan melakukan
aktivitas produksi. Ia pun mendorong distribusi zakat dalam bentuk ekuitas, yang
diharapkan akan memberikan dampak yang lebih luas terhadap kondisi
perekonomian.

Patmawati (2006) mencoba menganalisis peran zakat dalam mengurangi


kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Negara Bagian Selangor, Malaysia
menggunakan indikator kurva Lorrentz. Riset lainnya yang telah dilakukan oleh
Jehle (1994), Shirazi (1996), dan Patmawati (2006) hanya memfokuskan pada
tingkat ketimpangan dan pengaruh zakat dalam menstabilkan hal tersebut dan
sistem dari Equivalent Rate hanya diterapkan pada sisi mikro. Model yang
ditawarkan penulis berusaha mengintegrasikan konsep keuntungan investasi
berbasis Equivalent Rate dengan zakat, infaq, shodaqoh, dan pendapatan nasional
sehingga berdampak besar pada pembangunan di Indonesia.

5
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Jenis Penulisan


Makalah ini menggunakan metode penulisan jenis eksploratif eksperimen.
Metode tersebut diterapkan pendekatan analisis data kuantitatif linear
programming. Tidak hanya itu, analisis isi kandungan Al-Quran dan studi literasi
juga dipadukan dalam penelitian ini.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian merupakan data yang diperoleh
melalui survey literatur, seperti jurnal, buku, laporan tahunan Badan Asosiasi
Zakat Nasional (BAZNAS), dan Data Pendapatan Nasional Badan Pusat Statistik.
3.3 Analisis Data
Metode dalam menganalisis data penelitian ini dilakukan dengan langkah-
langkah pada Gambar 3.1.

Data Pendapatan Nasional dikalikan dengan prosentase penduduk muslim


di Indonesia sehingga diperoleh jumlah pendapatan muslim di Indonesia.

Jumlah pendapatan muslim dikalikan dengan besaran model yang


ditawarkan, yaitu 60% dari jumlah pendapatan sehingga diperoleh besaran
Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (ZIS).

Besaran ZIS dibagi dengan jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia
sehingga di peroleh dana alokasi ZIS per jiwa.

Gambar 3.1. Langkah-langkah Analisis Data Penelitian

6
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Masa Keemasan Islam


Momentum masa keemasan Islam telah tercatat di era perjuangan Rasulullah
yang kemudian disusul hingga era Khulafaurrasyiddin dan kondisi kekhalifahan
runtuh pada tahun 1924 Masehi. Era Kekhalifahan Umar Bin Khattab (1323 H/
634-644 M) dan Umar Bin Abdul Aziz (99-102 H/818-820 M) menorehkan tinta
keemasan dalam catatan sejarah Islam yang tak terbantahkan. Pada era
kepemimpinan Umar Bin Khattab ra yang berlangsung selama 10 tahun, ajaran
Islam dapat berjalan dengan baik dan kaum muslimin menikmati kemakmuran
dan kesejahteraan yang merata di seluruh penjuru bahkan disebutkan pada tahun
ketiga salah satu sahabat Muadz bin Jabal mengirimkan semua hasil zakat yang
dipungutnya dan yang tersisa di baitul mall, beliau berkata,Saya tidak menjumpai
seorangpun yang berhak menerima bagian zakat yang saya pungut.
(Al-Qaradhawi 1995).

Berdasarkan berbagai paparan di atas penulis menganggap bahwa sistem Islam


merupakan suatu hal yang bersifat integral meliputi ekonomi yang ada di
dalamnya. Allah SWT berfirman dalam Q.s. Al-Baqarah: 208 yang artinya Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu. Dalam hal ini ekonomi Islam hanya akan mungkin berhasil
jika diterapkan dalam masyarakat Islam yang menerapkan Islam secara
menyeluruh (kaffah), baik di bidang ekonomi itu sendiri maupun di bidang-bidang
lainnya seperti politik, sosial, pendidikan, budaya, dan lain-lain (Al-Qaradhawi
1995).

Merujuk pernyataan Choudury (2014) bahwa ilmu pengetahuan dalam jagad


raya alam semesta menempati pada satu titik persamaan yang sama berkaitan
dengan ketauhidan berupa aturan hukum Allah SWT namun jika kebenaran hanya
berdasarkan hawa nafsu manusia maka akan menghancurkan letak keteraturan itu
sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.s. Al-Mukminun: 71. Hal ini diperkuat
oleh firman Allah SWT dalam Q.s. An-Nahl: 112 bahwa kemakmuran suatu
negara sangat dipengaruhi oleh ketaatan dalam menjalankan aturan aturan Allah.
Allah SWT juga menegaskan dalam Q.s. An-Nur: 55, bahwa kesyukuran berupa
ketaatan kepada aturan Allah lah yang menjadikan era keemasan Islam bangkit.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan

7
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

Penulis bermaksud memberikan ayat yang spesifik berkaitan dengan sistem


ekonomi ini merujuk pada ayat berikut:






10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih,
11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.

Dalam ayat tersebut makna iman dan jihad merupakan hal yang urgen, dan
pernyataan berjihad dengan harta diletakkan sebelum jiwa menunjukkan bahwa
finansial merupakan poin yang fundamental dalam permasalahan ini. Merujuk
pada hal ini penulis memaknai aturan bermuamalah dan lebih spesifiknya adalah
aturan dalam zakat yang diletakkan selalu bersajajar dengan sholat yang
merupakan tiang agama pada 28 ayat dalam Al-Quran (Al-Qardawi 2002).

Berbeda dengan zakat yang selalu disejajarkan dengan sholat, di sisi lain zakat
diletakkan berseberangan dengan konsep riba sesuai dengan firman Allah SWT
berikut:




276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.

Ayat inilah yang mengilhami penulis dalam melakukan kajian yang lebih
mendalam mengenai konsep zakat dan penghindaran terhadap riba dalam upaya
mencapai kembali masa keemasan Islam.
4.2 Integrasi Keuangan Islam melalui Model Inovasi Equivalent Rate
Berbasis Zakat
Penulis memberikan ide melalui pengintegrasian konsep keuangan Islam
melalui Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat. Variabel yang pertama
menjadi sorotan adalah riba, variabel yang kedua adalah shodaqoh. Variabel riba
dalam konteks ini diqiyaskan dengan bunga yang terdapat pada Gambar 4.1.

8
The increasing rate of interest
Interest
% from y% to x% has reduced the
possible investment of Q1 into
Q2

Had been steeming the


flow of investment from
x %
Q1 to Q2
y %

0 Q 2 Q 1 INVESTATION
DEMAND

Gambar 4.1. Kurva Hubungan Riba dan Shodaqoh

Kenaikan bunga berdampak pada penurunan potensi dari investasi, sehingga


penulis menyimpulkan bahwa ketika Allah SWT memusnahkan riba bermakna
meniadakan unsur bunga (suku bunga sama dengan 0) yang kemudian berdampak
pada kelancaran investasi mencapai titik optimum. Secara matematis turunan
pertama modal dapat ditulis dalam persamaan (4.1).
K(x) = 0
K = Capital (4.1)
Modal inilah yang kemudian dinvestasikan sepenuhnya dan menghasilan besaran
keuntungan yang terakumulasi yang penulis nyatakan dalam simbol B dengan
B= Keuntungan dalam perdagangan Islam. Dalam hal ini B merupakan
penjabaran dari beberapa variabel dalam persamaan (4.2).
20%B1+ 20%B2+20%B3+20%B4+20%B5 (4.2)
B1 =Keuntungan Investor B3 = Infak B5 = Beban Gaji
B2 = Zakat B4= Shadaqah
Sehingga dapat ditarik persamaan akumulasi dari pendapatan dirumuskan dalam
persamaan (4.3):
Ymax = B+K(x) (4.3)
Persamaan (4.4) kemudian dirumuskan dengan menarik persamaan (4.3) menjadi
fungsi asal:
Ymax = lim + =0 (4.4)

9
Konsep di atas dapat diamati pada Gambar 4.2.

Islamic Economics System


Treasure Aggregat supply
Increases
flow
Optimal
investment Flow

Aggregat
investment Investment supply is not
morbidly optimal increasisng
flow/unstoppable

With Without Without


charity interest gambling

Gambar 4.2 Konsep Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat


Persamaan (4.4) kemudian diintegrasikan pada persamaan perekonomian yang
bersifat makro, yaitu persamaan (4.5).
Y1 = Y2 = Y3 (4.5)
Hasil integrasi tersebut kemudian dijabarkan menjadi persamaan (4.6).
C+I+G+(X-M) = W + R + ( Tr0 + B ) + P = P1.Q1 + + Pn.Qn =

lim + =0 (4.6)

Berdasarkan persamaan (4.6), konsep Equivalent Rate Berbasis Zakat dapat


diaplikasikan sebagai berikut:
Pendapatan nasional tahun 2015 = Rp8.430.122.900.000.000,00 (BPS 2016)
Prosentase penduduk muslim = 85% (Putra 2016)
Data yang telah diperoleh kemudian diolah hingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Pendapatan penduduk muslim = Rp7.165.604.465.000.000,00
Jika jumlah pendapatan penduduk muslim sebanyak Rp7.165.604.465.000.000,00,
maka besaran dana ZIS yang dapat diperoleh jika Model Equivalent Rate berbasis
zakat diterapkan sebanyak 60% adalah sebagai berikut:
Prosentase ZIS = 60%
Besaran ZIS = 60% x Rp7.165.604.465.000.000,00
= Rp4.299.362.679.000.000,00

10
Badan Pusat Statistik (2016) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin di
Indonesia mencapai 27.730.000 jiwa. Jika besar dana ZIS yang diperoleh
mencapai Rp4.299.362.679.000.000,00, maka jumlah dana ZIS yang dapat
diterima oleh setiap warga miskin sebagai berikut:
R
Rp4.299.362.679.000.000,00
Alokasi dana ZIS tiap jiwa =
27.730.000 jiwa
= Rp155.043.731,66

Hasil perhitungan di atas menunjukkan tingginya dana alokasi yang dapat


diterima oleh setiap penduduk miskin walaupun Model Inovasi Equivalent Rate
Berbasis Zakat baru diterapkan sebanyak 60%. Tentu saja jika model ini
diterapkan hingga 100%, maka akan diperoleh alokasi dana ZIS yang jauh lebih
tinggi. Jika model ini diaplikasikan dengan maksimal, maka alokasi dana ZIS
dapat memberikan dampak yang sangat luas. Tidak hanya masalah kemiskinan
yang dapat teratasi, namun alokasi dana yang tersedia juga dapat disalurkan untuk
bidang pendidikan dan pembangunan nasional.

Besarnya alokasi dana ZIS dari Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat
sangat berbanding terbalik dengan penerimaan dana ZIS yang terdapat dalam
BAZNAS tahun 2015 sebagai berikut:
Jumlah penerimaan dana ZIS = Rp94.068.893.819,00
Jumlah penduduk miskin = 27.730.000 jiwa (Utomo 2015)
Alokasi dana ZIS tiap jiwa = Rp3.392,00
Berdasarkan data yang telah diproyeksikan, penerimaan dana ZIS yang telah
dikoordinasikan melalui Badan Amil Zakat Nasional masih sangat kurang optimal
jika dibandingkan dengan integrasi ZIS dalam perekonomian makro.

Suprayitno (2011) menyatakan bahwa dana zakat merupakan salah satu


instrumen penting pendapatan negara, dalam konteks ini diperkuat oleh
pernyataan Hafidhuddin (2002) bahwa zakat berperan sebagai salah satu
sumber dana bagi pembangunan sarana dan prasarana yang harus dimiliki
oleh umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial maupun
ekonomi, sekaligus sarana pengembangan kualitas sumber daya manusia
muslim. Hal ini menunjukkan bahwa Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (ZIS)
memainkan peran sentral ke arah pembangunan suatu negara.
4.3 Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat dalam Upaya
Mengembalikan Era Keemasan Islam
Model inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat merupakan model yang dapat
mengembalikan era keemasan Islam, sehingga kemakmuran yang merata dapat
terjadi di Indonesia. Penerapan model ini dapat dilakukan melalui kebijakan Top
Down, yaitu kebijakan yang memerlukan sinergi antara pemerintah dan Badan
Asosiasi Zakat Nasional. Model ini diaplikasikan dengan mengurangi pendapatan
nasional dengan besaran model ZIS sehingga pendapatan bersih yang telah

11
diterima masyarakat telah terpotong dengan besaran biaya tersebut. Melalui cara
tersebut, model ini mampu meningkatkan agreegat supply melalui peningkatan
investasi pada sektor riil, sehingga penerimaan dana ZIS, pendapatan nasional,
dan pembangunan nasional dalam segala aspek dapat ditingkatkan dengan
maksimal.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Kondisi keemasan Islam di abad pertengahan terjadi pada era khalifah Umar
Bin Khattab 1323 H/ 634-644 M) dan Umar Bin Abdul Aziz (99-102 H/818-820
M) kondisi kesejahteraan merata serta tingkat kemiskinan benar-benar
dihilangkan.

Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat merupakan model yang


berpotensi mengembalikan era keemasan Islam. Model ini dibuat dengan
memaksimalkan investasi sehingga mampu memberikan pengaruh signifikan
terhadap peningkatan pendapatan nasional melalui optimalisasi agreegat supply
dalam sektor ekonomi riil. Aspek keterbaharuan riset ini terletak pada konsep
turunan investasi, yaitu dengan mengambil dana Zakat Infaq Shodaqoh (ZIS)
langsung dari pendapatan nasional. Dana tersebut dapat dialokasikan pada bidang
pendidikan, kesehatan, infrastruktur sosial, dan ekonomi bangsa. Penerapan riset
ini membutuhkan sinergi yang besar antara bank sentral dalam menciptakan iklim
investasi yang besar dan BAZNAS dalam mengelola penerimaan ZIS dari
pendapatan nasional dengan pengawasan yang ketat oleh Dewan Syariah
Nasional.

Jika Model Inovasi Equivalent Rate Berbasis Zakat dijalankan dengan


maksimal, maka tidak hanya masalah kemiskinan yang mampu teratasi, namun
kemajuan pembangunan juga dapat dicapai dengan mudah, sehingga mimpi
Indonesia Emas pada tahun 2045 dapat terwujud. Dengan berbagai ekspektasi
pencapaian tersebut kebangkitan peradaban Islam di bumi nusantara insya Allah
dapat terwujud.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Model Inovasi Equivalent Rate
dalam pengelolaan zakat dengan cara menerapkan model tersebut secara
langsung.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, H 2004, Roles of Zakah and Awqaf in Poverty Alleviation, Islamic


Development Bank, Jeddah.
Al-Qaradhawi, Y (ed) 1995, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan (Musykilah al-
Faqr wa Kaifa Alajaha al-Islam), Gema Insani Press, Jakarta.
Al-Qardawi, Y (ed) 2002, Zakat Role in Curing Social and Economic Malaises, in
Kahf, M, Economics of Zakat. IRTI IDB, Jeddah.
Al-Quran dan Terjemahan, Al-Karim, Surakarta.
Amalia & Mahalli, K 2012, Potensi dan Peranan Zakat dalam Mengentaskan
Kemiskinan di Kota Medan, Jurnal Ekonomi dan Keuangan, vol. 1,
no.1, pp. 70-87.
Badan Amil Zakat Nasional 2011, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Sekretariat Negara, Jakarta.
Badan Pusat Statistik 2016, Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut
Pengeluaran 2011-2015, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
------------ 2017, Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2017. Berita Resmi
Statistik No. 66/07/Th. XX, 17 Juli 2017. Tersedia di: https://
www.bps.go.id [7 November 2017].
Choudury, MA 2014, Tawhidi Epistemology and Its Application (Economics,
Finance, Science, and Society), Cambridge Scholars Publishing,
Cambridge.
El-Din, SIT 1986, Allocative and Stabilizing Functions of Zakat in an Economy,
Journal of Islamic Banking and Finance, vol. 3, no. 4.
Ernawati 2016, Karakteristik Program Pemberdayaan Mustahik Oleh Lembaga
Amil Zakat Nasional di Indonesia, INFERENSI, Jurnal Penelitian
Sosial Keagamaan, vol. 10, no. 2, pp. 309-334.
Hafidhuddin, D 1998, Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq, dan Shadaqah,
Gema Insani, Jakarta.
Hafidhuddin, D 2002, Zakat dalam Perekonomian Modern, Gema Insani, Jakarta.
------------ 2012, Islam dan Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal Ekonomi Islam
Al-Infaq vol. 3, no. 1, pp. 25-32.
Hakim, A 2015, Pengelolaan Zakat Pertanian di LAZIS NU Kabupaten Kendal,
Wahana Akademika, vol. 2, no. 2, pp. 107-120.
Hastuti, QAW 2016, Infaq Tidak Dapat Dikategorikan sebagai Pungutan Liar,
Ziswaf, vol. 3, no. 1, pp. 40-62.
Herwinsyah, R & Zahnia, S 2017, Analisis Penyaluran Dana Infaq sebagai Upaya
dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahiq (Studi Kasus Baitul Mal
Aceh Utara), Jurnal Ekonomi dan Bisnis, vol. 18, no. 2, pp. 154-162.
Hudayati, A & Tohirin, A 2010, Management of Zakah: Centralised vs
Decentralised Approach, Paper presented at Seventh International
Conference The Tawhidi Epistemology: Zakat and Waqf Economy,
Bangi, pp. 352-373.
Inoed, A dkk., 2005, Anatomi Fiqh Zakat: Potret & Pemahaman Badan
Amil Zakat Sumatera Selatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta .
Isa, YZM 2011, The Relationship Between Poverty Elimination and Asnaf
Entrepreneurial Scheme, Universiti Utara Malaysia, Malaysia.

14
Jehle, GA 1994, Zakat and Inequality: Some Evidence from Pakistan. Review of
Income and Wealth, June.
Manan, MA, 1980, Islamic Economics, Theory and Practice, Idarah Adabiyah,
India.
Mansur, A 2013, Kebijakan Moneter dan Implikasinya terhadap Pembangunan
Ekonomi dalam Perspektif Islam, Jurnal Tsaqafah, vol. 9, no. 1, pp.
57-74.
Marilang 2012, Ideologi Welfare State Konstitusi: Hak Menguasai Negara Atas
Barang Tambang, Jurnal Konstitusi, vol. 9, no. 2, pp. 259-286.
Pramanik, AH 1993, Development and Distribution in Islam, Pelanduk
Publications, Petaling Jaya.
Putra, EP, 2016, Media Elektronik Republika, 09 Januari 2016.
Qaradawi, Y 1999, Fiqh Al Zakah (Volume 1): A Comparative Study of Zakah,
Regulations and Philosophy in the Light of Quran and Sunnah, King
Abdul Aziz University, Saudi Arabia.
Shirazi, NS 1996, Targeting, Coverage, and Contribution of Zakat to
Households Income, Journal of Economic Cooperation among
Islamic Countries, vol. 17, no. 3-4, pp. 165-186.
Sumadi 2017, Optimalisasi Potensi Dana Zakat, Infaq, Sadaqah dalam
Pemerataan Ekonomi di Kabupaten Sukoharjo (Studi Kasus di Badan
Amil Zakat Daerah Kab. Sukoharjo), Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,
vol. 3, no. 1, pp. 1-26.
Suprayitno, E 2011, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan
Konvensional, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Susanti, V 2015, Pengaruh Equivalent Rate dan Tingkat Keuntungan Terhadap
Dana Pihak Ke Tiga (DPK) Perbankan Syariah di Indonesia. I-
Finance, vol. 1, no. 1, pp. 113-132.
Ulum, F 2015, Konstruksi Sistem Ekonomi Islam Menuju Kesejahteraan yang
Merata, Jurnal Tsaqafah vol. 11, no. 1, pp. 113-136.
Utomo, AR 2017, Laporan Perubahan Dana Baznas Hasil Audit Kap Ahmad
Rahardjo Utomo Tahun 2017. Tersedia di: http://pusat.baznas.go.id/wp-
content/uploads/2016/10/LAPORAN-KEUANGAN-2015-1.pdf. [10
Nopember 2017].

15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Ketua Kelompok
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Abdullah Azzam Robbani


2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM/NIDN 7211414179
5 Tempat dan Tanggal Lahir Karanganyar, 25 Desember
1994
6 E-mail azzamrr5@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0895362340399

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
SD
Mts IT Alhikmah MAN 1
Nama Institusi Muhammadiyyah
Karanggede Yogyakarta
4 Surakarta
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-
2008 2008-2010 2012-2014
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Waktu dan


/ Seminar Ilmiah Tempat
1 International Conference Formulas Jakarta, 19-20
Thoughts on Human Science In Maximum Income November 2014
Islam With Islamic
Economics
Approach
2 International Conference Waqf An Integration Jakarta, 9-10
and Economic Growth Basic Accounting November 2016
Equation with
Waqf
Constribution in
Equivalent Rate
Methodology
D. Penghargaan Ilmiah dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
- - - -

16
E. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat

No Judul Karya Ilmiah Tahun


1 Formulas Maximum Income with Islamic Economic Approach 2014
2 An Integration Basic Accounting Equation with Waqf 2016
Constribution in Equivalent Rate Methodology
2. Anggota Kelompok 1
A. Identitas diri

1 Nama Lengkap Risza Candra Asih


2 Jenis kelamin P
3 Program studi Pendidikan IPA
4 NIM 4001414014
5 Tempat dan Tanggal lahir Brebes, 31 Maret 1996
6 E-mail rizsacandraasih@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 083861507151
B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Insitusi MI SMP Negeri 2 SMA Negeri 2
Muhammadiyah Brebes Brebes
Pesantunan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2002-2008 2008-2011 2011-2014
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Waktu dan


/ Seminar Ilmiah Tempat
- - - -
D. Penghargaan Ilmiah dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau
institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun


1 Juara I Competition Hima IPA Terpadu 2015 2015
of Natural Science
2 Juara I Lomba Universitas Negeri Makassar 2017
Karya Tulis Ilmiah
Wisata Pendidikan
Nasional 2017

17
3. Anggota Kelompok 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Asri Purwanti
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM 7211414112
5 Tempat dan Tanggal Lahir Wonogiri, 28 Agustus 1996
6 E-mail asripurwanti@students.unnes.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 085641671163

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD Negeri 2 SMP Negeri 1 SMK Negeri 1
Bumiharjo Nguntoronadi Wonogiri
Jurusan - - Akuntansi
Tahun Masuk-Lulus 2002 2008 2008 2011 2011 - 2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Waktu dan
/ Seminar Ilmiah Tempat
- - - -

D. Penghargaan Ilmiah dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Best Presentation LKTI FEB UNS 2016
ACTIVE (Accounting Society
in Versatility)
2 Best Presentation Group FEB UNHAS 2017
AWC (Accounting Writing
Competition) Universitas
Hasanudin

18
3 Juara 2 AWC (Accounting FEB UNHAS 2017
Writing Competition)
Universitas Hasanudin
4 National Competition FEB UNPAD 2016
Delegate (Big 20) Padjajaran
Accounting Week
5 Semifinalis Gunadarma All FEB Gunadarma 2017
About Acconting Competition
6 Juara 2 Economics Brain BEM FE UNNES 2015
Competition
7 Juara 2 Duta Akuntansi Duta HIMA Akuntansi 2016
Akuntansi Fakultas Ekonomi UNNES
Unnes

19

Anda mungkin juga menyukai