Anda di halaman 1dari 3

DIARE AKUT

Etiologi
Virus, protozoa; Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica, bakteri: yang
memproduksi enterotoksin (S aureus, E coli, V cholera, C difficile) yang
menimbulkan inflamasi mukosa usus ( Shigella, Salmonella sp, Yersinia), iskemia
intestinal, inflammatory Bowel Disease (acute on chronic), kolitis radiasi.
Pendekatan Diagnostik
-Pada umumnya diare akut disebabkan infeksi atau toksin bakteri.
-adanya riwayat makan makanan tertentu(terutama makanan siap santap) dan
adanya keadaan yang sma pada orang lain, sangat mungkin merupakan
keracunan makanan yang disebakan toksin bakteri.
- Travellers diarrhea merupakan kejadian diare pada wisatawan
- Adanya riwayat pemakaian antibiotika yaang lama, harus dimungkinkan diare
karena C difficile.
- Diare yang terjadi tanpa kerusakan mukosa usus (noninflamatorik) dan
disebabkan oleh toksin bakteri (terutama E coli), biasanya mempunyai gejala
feses benar-benar cair, tidak ada darah, nyeri perut terutama daerah umbilicus,
kembung, mual dan muntah.
- Bila diare dalam bentuk bercampur darah, lendir dan disertai demam, biasanya
disebabkan oleh kerusakan mukosa usus yang ditimbulkan oleh invasi Shigella,
Salmonella, atau amuba. Daerah yang terkena adalah kolon.
- Pada umumnya diare akut bersifat sembuh sendiri dalam 5 haridengan
pengobatan sederhana yang disertai rehidrasi.
PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patomekanisme: 1). Osmolaritas
intraluminal yang meninggi, disebut diare posmotik; 2). Sekresi cairan dan
elektrolit yang meninggi, disebut diare sekretorik; 3). Malabsorbsi asam empedu,
malabsorbsi lemak; 4). Defek sisrtem pertukaran anion/transport elektrolit aktif
di enterosit; 5). Motilitas dan waktu transit usus abnormal; 6). Gangguan
permeabilitas usus; 7). Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatori; 8).
Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi.

MUAL DAN MUNTAH


Muntah dapat dirangsang melalui:
1. Serabut aferen Vagus dari lapisan viseral GI(Sindrom reseptor 5-HT3) ,
mIsalnya muntah akibat dirsangsangperitoneum atau peritonitis, kolik
bilier atau distensi gastrointestinal.
2. Sistem vestibuler yang dirangsang oleh posisi atau infeksi vestibulum
(reseptor histamin H1 dan muskarinik).

3. Susunan saraf pusat, misalnya rangsangan penciuman, penglihatan dan


emosi.
4. Chemoreceptor trigger zone pada afrea postrema medulla( reseptor
serotonin 5HT3
dan dopamin D3): muntah akibat obat kemoterapi,
toksin, hipoksia, uremia, asidosis, dan pengobatan radiasi.
ETIOLOGI
1. Obat-obatan: OAINS, digoksin, eritromisin.
2. Gangguan susunan saraf pusat: tumor, perdarahan intrakranial, infeksi,
motion sickness, gangguan psikiatrik, gangguan labirin.
3. Gangguan gastointestinal dan peritoneal: gastric outlet obstruction,
obstruksi usus halus, gastroparesis, pankreatitis, kolesistitis.
4. Gangguan metabolik endokrin: uremia, ketoasidosis diabetik, penyakit
tiroid.
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
1. Setiap kasus muntah harus dinilai keadaan sistemik yang menyertainya
(uremia, kehamilan, status nutrisi) serta adanya gangguan aspek
neurologi ( vertigo, parestesi, dan nyeri kepala yang hebat)
2. Muntah yang disertai nyeri perut yang hebatharus diwaspadai adanya
rangsangan peritoneum, obstruksi intestinal akut, atau penyakit
pankreatobilier.
PENATALAKSANAAN
Rehidrasi. Bila pasien keadaan umum tidak dehidrasi, asupan cairan yang
adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari buah, sup, dan keripik asin.
Bila pasien kehilangan cairan yaang banyak dan dehidrasi, penatalaksanaan
yang agresif seperti cairan intravena atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik
mengandung elektrolit dan gula atau starch yang harus diberikan. Terapi
rehidrasi oral murah, efektif, dan lebih praktis daripada cairan intravena. Cairan
infus antara lain: ringer laktat dll. Cairan diberikan 50-200ml/kgBB/24jam
tergantung kebutuhan dan status hidrasi.
Obat anti-diare. Obat-obat ini dapat mengurangi gejala-gejala. A). Yang paling
efektif yaitu deerivat opioid misalnya loperamide, difenoksilat-atropin dan tinktur
opium. Loperamide tidak adiktif dan memiliki efek samping paling kecil. Bismuth
subsalisilat merupakan obat lain yang dapat digunakan tetapi kontraindikasi
pada pasien HIV karena dapat menimbulkan ensefalopati bismuth. Obat
antimotilitas penggunaannya harus hati-hati padq pasien disentri yang
panas( termasuk infeksi Shigella) bila tanpa disertai antimikroba, karena dapat
memperlama penyembuhan penyakit. B). Obat yangmengeraskan tinja:
atalpugite 4 x 2 tab/hari, smectite 3 x 1 saset diberikan setiap BAB encer sampai
diare berhenti.
Obat antimikroba. Karena kebanyakan pasien memiliki penyakit yang ringan, self
limited disease karena virus atau bakteri non invasif, pengobatan empirik tidak
dianjurkan pada semua pasien. Pengobatan empirik diindikasikan pada pasienpasien yang diduga mengalami infeksi bakteri invasif, diare turis atau
imunosupresif. Obat pilihan yaitu kuinolon( misal siprofloksasin 500mg 2 x/hjari

selama 5-7hari). Obat ini baik terhadap patogen invasif termasuk


Cam[pylobacter, Shigella, Salmonella, Yersinia. Sebagai alternatif yaitu
kotrimoksazol(trimetoprim, 160/180 mg 2 x/hari, atau eritromisin 250-500 mg 4
x/hari. Metronidazol 250 mg 3 x/hari selama 7 hari diberikan bagi yang dicurigai
giardasis. Untuk turis tertentu yang bepergian ke daerah risiko tinggi, kuinolon
(misal siprofloksasin 500 mg/hari) dapat diapakai sebagai profilaktik yang
memberikan perlindungan sekitar 90%. Obat profilaktik lain termasuk
trimetropim-sulfametoksazol dan bismuth subsalisilat. Patogen spesifik yang
harus diobati a.l. Vibrio cholera, Clostridum difficile, parasit, dan infeksi karena
penyakit seksua(gonorrhea, sifilis, klamidosis, dan herpes simpleks).

Anda mungkin juga menyukai