a)
b)
c)
d)
waktu-waktu tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi masyarakat di lingkungannya.
Ketidakmampuan menggunakan waktu senggang kadang-kadang dapat menimbulkan
masalah-masalah yang lebih besar lagi, misalnya kenakalan anak, melamun dan sebagainya.
Masalah penggunaan waktu senggang misalnya bagaimana merencanakan suatu kegiatan
dalam waktu luang, mengisi waktu luang dan memilih kegiatan yang cocok. Murid-murid di
sekolah pada umumnya banyak menghadapi masalah ini, terutama pada waktu hari libur dan
di luar jam pelajaran.
e) Masalah sosial
Kadang-kadang murid menghadapi kesulitan dalam hubungannya dengan individu
lain atau ddengan lingkungan sosialnya. Masalah ini timbul karena kekurangan kemampuan
murid berhubungan dengan lingkungan sosialnya atau lingkungan sosial itu sendiri kurang
sesuai dengan keadaan dirinya. Misalnya kesulitan dalam mencari teman belajar, teman
bermain, merasa terasing dalam pekerjaan-pekerjaan kelompok dan sebagainya. Kita sering
menjumpai murid-murid yang sebetulnya pandai dalam pelajaran, tetapi kurang mampu
untuk berhubungan dengan teman-temannya. Ia kurang disenangi dalam pergaulan. Masalahmasalah tersebut disebut masalah sosial dan merupakan salah satu jenis masalah yang sering
dihadapi murid-murid.
f) Masalah pribadi
Dalam situasi tertentu murid dihadapkan pada suatu kesulitan yang bersumber dari
dalam dirinya. Masalah-masalah itu timbul karena individu merasa kurang berhasil dalam
menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam dirinya sendiri. Misalnya
konflik berlarut-larut dan gejala-gejala frustasi merupakan sumber timbulnya masalah-masalh
pribadi lain. Masalah-masalah ini sering dialami para pemuda pada waktu menjelang masa
adolesensi yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang cepat baik fisik maupun mental.
Pada umumnya masalah pribadi ini timbul karena individu tidak berhasil dalam
mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan keadaan lingkungan di pihak
lain.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu individu dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-masalah
akademik yaitu : pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar,
penyelesaian tugas-tugasdan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan
pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang akademik :
Kurang memiliki kepuasaan belajar yang baik;
Kurang memahami cara belajar yang efektif;
Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar,
Kurang memahami cara membaca buku yang efektif,
Kurang memahami cara membagi waktu belajar,
Kurang menyenangi pelajaran-pelajaran tertentu.
a)
b)
c)
a)
b)
a)
b)
a)
b)
c)
d)
e)
Bimbingan social merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan
masalah-masalah social pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah social pribadi adalah
masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan
kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat
mereka tinggal, dan penyelesaian konflik.
Bimbingan social pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan
mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya.
Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang
dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan yang dialami oleh individu.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang sosial :
a. Berperilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi :
Kurang menyenangi kritikan orang lain;
Kurang memahami tata karma (etika) pergaulan;
Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di kampus maupun dimasyarakat.
b. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, meliputi :
Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis;
Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik.
c. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, meliputi :
Sikap yang kurang positif terhadap pernikahan;
Sikap yang kurang positif terhadap hidup berkeluarga.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang pribadi :
a. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencakup :
Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup;
Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup;
Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh Tuhan;
Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat;
Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.
b. Perolehan system nilai, meliputi :
3) Bimbingan karir
a.
keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki system kehidupan social budaya yang
terus menerus berubah.
Bimbingan karir merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai
dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Dengan layanan bimbingan karir, individu
mampu menentukan dan mengembil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab
keputusan yang diambilnya sehingga mereka mampumewujudkan dirinya secara
bermakna.Bimbingan karir adalah sebuah hal yang paling penting untuk mengarahkan siswasiswa sesuai dengan minat dan potensi yang dimilikinya. Pemilihan karir yang tepat pada
siswa, akan memberikan kepuasan dan akan meraih hasil yang maksimal.
Bimbingan karir juga merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang
ada di sekolah-sekolah. Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karir adalah bimbingan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi
tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri
dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat
dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat
sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman
belajar bidang studi.
Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu
(siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya,
dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang
diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya
tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratanpersyaratan dan tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)
Menurut Herr bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang
sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami
dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam
pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola
perkembangan karirnya (Marsudi, 2003:113).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan
terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya,
mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu
menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.
Kekeliruan pada pemilihan karir, akan berdampak secara luas pada kehidupan
seseorang selanjutnya, yang kemungkinan akan menurunkan prestasi bahkan frustasi dan
gangguan psikologis, karena ketidakmampuan beradaptasi, hasil yang diperoleh tidak
maksimal, tertutupinya bakat-bakat bawaan yang sebenarnya lebih dominan dan lain-lain.
Salah satu tempat yang paling tepat dalam pengarahan dan pencerahan pemilihan
minat dan bakat (bimbingan karir) adalah pada saat usia remaja, sekitar usia sekolah
menengah atas. Bahkan dirasakan, pemilihan karir pada usia ini adalah sebuah kewajiban
untuk membantu siswa-siswa menentukan karirnya kedepan. Usia ini, merupakan pangkal
dari masalah seseorang yang akan dijalaninya pada usia perkembangan selanjutnya.
b.
a)
b)
c)
d)
e)
c.
Salah satu cara untuk mengarahkan dan membantu siswa memberikan bimbingan ini
adalah dengan menggunakan tes psikologi. Tes psikologi untuk bimbingan karir, biasanya
tidak hanya satu alat tes, tetapi beberapa tes yang akan di compare, untuk menentukan dan
mengarahkan langkah apa yang seharusnya diambil oleh siswa dengan karirnya kedepan.
Diharapkan dengan bimbingan karir ini, siswa lebih terfokus pada sesuatu yang memang
diminatinya, berbakat dibidangnya dan mempunyai kemampuan tentangnya.
Tujuan Bimbingan karir pada siswa adalah sebagai berikut (dalam Sukardi, hal 8):
Agar siswa mampu mengenal aspek-aspek dirinya (kemampuan, potensi, bakat, kepribadian,
sikap dan sebagainya).
Dengan mengenal aspek-aspek dirinya, siswa diharapkan dapat menerima keadaan dirinya
secara objektif.
Membantu siswa untuk dapat mengemukakan berbagai aspek yang dimilikinya.
Membantu siswa untuk dapat mengelola informasi dirinya.
Membantu siswa agar dapat mengemukakan informasi dirinya sebagai dasar perencanaan
dan pembuatan keputusan dimasa depan.
Fungsinya : Melihat begitu pentingnya bimbingan karir ini, sehingga diharapkan setiap anak
(siswa) terutama pada usia sekolah menengah harus mendapatkannya. Bantuan yang
diberikan akan membatu mereka menjalani hidup mereka penuh dengan penerimaan, sesuai
dengan minat dan bakatnya, dan diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal, karena
karir yang dipilihnya merupakan potensi yang dimilikinya. Sehingga tidak ada lagi kata-kata,
bakat yang terpendam.
4) Bimbingan keluarga
a. Pengertian
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah
kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa
berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama
memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
Family Counseling (konseling keluarga) didefinisikan sebagai suatu proses interaktif
yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostasis, sehingga setiap
anggota keluarga dapat merasa nyaman (comfortable).
Bimbingan keluarga, merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu
sebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mapu menciptakan keluarga yang utuh
dan harmonis, memberdaya diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri
dengan norma keluarga, serta berperan serta berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan
keluarga yang bahagia.
Menurut pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama
dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin
sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri
(Soelaeman 1994 : 5-10).
b. Tujuan
a) Membantu anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional menghargai bahwa
dinamika kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga.
b) Membantu anggota keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami
problem, maka ini mungkin merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi, harapan, dan
interaksi dari anggota keluarga lainnya.
c) Bertindak terus menerus dalam konseling/terapi sampai dengan keseimbangan homeostasis
dapat tercapai, yang akan menumbuhkan dan meningkatkan keutuhan keluarga.
d) Mengembangkan apresiasi keluarga terhadap dampak relasi parental terhadap anggota
keluarga (Perez, 1979).