Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan sebagai bagian integral dari pelayanan dasar yang tidak
dapat menjangkau seluruh masyarakat karena keterbatasan alat dan SDM yang
mengakibatkan pelayanan kesehatan tersebut tidak memenuhi sasaran, akibatnya angka
kesakitan dan kematian ibu bersalin masih merupakan masalah besar di Negara
berkembang seperti di Indonesia. Tingginya AKI di Indonesia yaitu 950/100.000
kelahiran hidup (SDKI, 1994) tertinggi di ASEAN, menempatkan upaya penurunan AKI
sebagai prioritas.
Kematian ibu diwarnai hal-hal non teknis yang masih kategori mendasar seperti
rendahnya status wanita, ketidaktahuan dan taraf pendidikan yang rendah. Hal ini
ditandai oleh sektor terkecil diluar sektor kesehatan, sedangkan sektor kesehatan lebih
memfokuskan interfensinya untuk mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung dari
kematian ibu.
Kira-kira 90% kematian ibu terjadi di saat sektor persalinan dan kira-kira 95%
penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetrik yang sering tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, maka kebijaksanaan Depkes untuk mempercepat penurunan AKI
diantaranya adalah setiap persalinan di tolong minimal didampingi oleh bidan dengan
salah satu upaya terobosan yang cukup mencolok untuk mencapai keadaan tersebut
adalah hadirnya sejumlah 54-120 bidan yang ditempatkan di desa selama 1989/ sampai
1996/1997.
Berkaitan dengan hal tersebut bidan sebagai ujung tombak pelaksanaan pelayanan
kebidanan perlu mengetahui standarisasi dalam pelayanan kebidanan termasuk
didalamnya mahasiswa kebidanan Jambi yang melaksanakan praktek lapangan yang juga
berperan sebagai ujung tombak pelaksana pelayanan kebidanan tersebut. Maka
mahasiswa diharapkan mampu menerapkan teori yang didapat di pendidikan ke lahan
praktek sehingga penyusunan laporan kasus ini diperlukan sebagai acuan penilaian
sejauh mana ASKEB dilaksanakan sesuai standarisasi pelayanan kebidanan yang akan
membantu penurunan angka kematian ibu bersalin di Indonesia dan penatalaksanaan
pada ibu bersalin normal di Pusekesmas Putri Ayu, maka disusun laporan kasus ini
dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal" melalui pendekatan
1

manajemen kebidanan sesuai dengan tugas dan wewenang bidan dengan prosedur
keterampilan klinik dan langkah yang sistematis.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilaksanakannya penulisan laporan pendahuluan ini adalah untuk
menurunkan angka kematian ibu dengan meningkatkan mutu pelayanan yang sesuai
prosedur, standar dan teoritis oleh tenaga kesehatan professional dan mendapatkan
gambaran tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin di Puskesmas Putri
Ayu.
2. Tujuan Khusus
Adapun penulis membuat laporan pendahuluan ini mempunyai tujuan khusus
yaitu agar penulis dapat melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin
normal meliputi :
a. Pengkajian
b. Identifikasi masalah, diagnosa dan kebutuhan
c. Antisipasi masalah, diagnosa potensial
d. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan tindakan segera
e. Rencana tindakan
f. Pelaksanaan
g. Evaluasi
Sehingga didapatkan gambaran secara nyata tentang pelaksanaan manajemen
kebidanan pada ibu bersalin normal di RSUD H. ABDUL MANAP

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Landasan teori
A. DEFINISI
Persalinan adalah : serangkain kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh Ibu.(Obstetri Fisiologi, 221)
Persalinan adalah :suatu proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan yang dapat hidup di
dunia luar darirahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Rustam, Mochtar, 1998)
Persalinan kala II adalah dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. (Buku Acuan APN, Revisi 2007 hal 3 2).
Persalinan Kala II (kala pengeluaran) dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya
bayi. (Obstetri Fisiologi UNPAD, hal 224)
Persalinan Kala II persalinan adalah keadaan Ibu berada pada pembukaan lengkap dan
siap untuk melahirkan bayinya. (Buku Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, hal :
3)
B. FISIOLOGI
Tanda tanda Kala II
1.

Ibu merasa ada dorongan kuat dan menekan.

2.

Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina.

3.

Perinium tampak menonjol

4.

Vulva dan spingter Aru membuka

C. PERUBAHAN PERUBAHAN PADA KALA II :


Ibu akan mengalami perubahan perubahan pada tubuhnya, diantaranya :
a.

Perubahan Tekanan Darah


Tekanan darah meningkat selama kehamilan, kenaikan sistolik rata rata sebesar
10 20 mmHG, Diastolik 5 10 mmHg, tekanan darah turun di antara kontraksi.
Hindari posisi terlentang, karena akan mengganggu sirkulasi darah dan janin dapat
asfeksia.

b.

Perubahan Fisiologis
Metabolisme aerob atau anaerob karbohidrat akan naik.
Kenaikan ini disebabkan karena cemas serta kegiatan otot kerangka tubuh.
Kenaikan metabolisme ini ditandai dengan kenaikan suhu, denyut nadi, pernafsan,
kardiak out put dan kehilangan cairan.

c.

Perubahan Suhu Badan


Suhu badan meningkat selama persalinan dan setelah melahirkan.
Kenaikan suhu tidak boleh melebihi 0,5O 1O C.
Kenaikan suhu yang berlangsung lama diindikasikan adanya dehidrasi.

d.

Denyut Jantung
Denyut jantung naik saat kontraksi.
Penurunan denyut jantung tidak terjadi jika Ibu dalam posisi miring bukan posisi
telentang.
Denyut jantung sedikit lebih tinggi di antara Kontraksi.
Denyut jantung yang sedikit naik merupakan keadaan yang normal, meskipun normal
perlu dikontrol secara periode untuk mengidentifikasi adanya infeksi.

e.

Perubahan Pernafasan
Pernafasan terjadi kenaikan dibanding sebelum persalinan.
Kenaikan pernafasan disebabkan karena adanya rasa nyeri. Kekhawatiran serta
penggunaan teknik pernafasan yang tidak benar.

f.

Perubahan Renal
Poly urine sering terjadi selama persalinan, hal ini disebabkan oleh kardial output
yang meningkat dan Filtrasi glomerulus.

Kandung kencing harus sering dikontrol (2 jam) yang bertujuan agar tidak
menghambat penurunan bagian terendah janin dan trauma pada kandung kemih serta
menghindari retensi urine setelah melahirkan

g.

Perubahan Gastrointestinal

Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan pada berkurang


menyebkan pencernaan hampir terhenti selama persalinan sehingga menimbulkan
konstipasi.

Ibu dianjurkan tidak makan atau minum terlalu banyak, tetapi makan atau minum
semuanya untuk mempertahankan energi dan hidrasi.

h.

Perubahan Hematologis
-

Hemoglobin akan meningkat 1,2 gr% selama persalinan dan kembali ke tingkat pra
persalinan pada hari pertama setelah melahirkan.

Jumlah sel sel darah putih meningkat secara progresif selama Kala I sebesar 5000
sampai dengan 15000 WBC sampai dengan akhir pembukaan lengkap.

Gula darah akan turun selama persalinan dan akan turun secara menyolok pada
persalinan yang mengalami penyulit atau persalinan lama.

i.

Kontraksi Uterus
Terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus dan penurunan hormon
progesteron yang menyebabkan keluarnya hormon oxsitosin.
Kontraksi uterus dimulai dari fundus uteri menjalar ke bawah.
Fundus uteri bekerja kuat dan lama untuk mendorong janin ke bawah sedangkan
uterus bagian bawah pasif hanya mengikuti tarikan dari segmen atas rahim akhirnya
menyebabkan serviks menjadi lembek dan membuka.

j.

Pembentukan Segmen atas Rahim dan Segmen Bawah Rahim


Segmen atas rahim (SAR) terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat otot yang
lebih tebal dan kontraktif.
Pada bagian ini terdapat banyak otot serong dan memanjang.
Segmen atas rahim terbentuk dari fundus sampai istmus uteri.
Segmen bawah rahim (SBR) terbentang di uterus bagian bawah antara istmus dengan
serviks.
Sifat otot yang tipis dan elastis.
Banyak terdapat otot yang melingkar dan memanjang.

k.

Penarikan Serviks
Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi Ostium uteri internum ditarik oleh SAR
yang menyebabkan serviks menjadi pendek.
Bentuk serviks menghilang karena kanalis servikalis membesar dan membentuk
Ostium uteri eksterna sebagai ujung dan bentuknya menjadi sempit.
5

D. ASUHAN PERSALINAN NORMAL


58 langkah ASUHAN PERSALINAN NORMAL :
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua

2.

Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

Ibu merakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina

Perineum tampak menonjol

Vulva dan spingter ani membuka

Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong


persalinan dan menatalaksanakan komplikasi ibu dan BBl

3. Pakai celemek plastik


4. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
5. Pakai sarung tangan DTT
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik
7. Membersihkan vulva dan vagina
8. Lakukan pemeriksaan dalam
9.

Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %

10. Periksa DJJ


11. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
12. Minta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat meneran
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
15. Letakkan handuk bersih diperut ibu
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 m membuka vulva maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering
20. Periksa kemukinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika itu terjadi
6

21. Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan
22. Pegang bayi secara biparietal untuk melahirkan bahu
23. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memagang lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah kedua bahu lahir geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga
kepala, lengan dan siku sebelah bawah
25. Lakukan penilaian selintar
-

Apakah bayi menangis kuat

Apakah bayi bergrak aktif

26. Keringkan tubuh bayi


27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi keluar, suntikkan oksitosin 10 ui, IM di paha atas
bagian distal lateral
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, tangan lain menegang tali pusat
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso kranial)
37. Lakukan penegangan dan dorso kranial hingga plasenta terlepas
38. Saat plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan
39. Setelah ketuban lahir, lakukan masase uterus
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit didada ibu paling sedikit 1 jam
44. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri salep mata, vitamin K1 1 mg
IM dipaha kiri anterolateral
45. Setelah 1 jam pemberian Vit K1 1 mg, berikan suntikan imunisasi Hepatitis B. Dipaha
kanan anterolateral
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
7

47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
PP dan se tiap 30 menit selama jam kedua PP.
50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 s/mnt),
serta suhu normal (365-375)
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
(10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT
54. Pastikan ibu merasa nyaman
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, rendam 10 menit
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
58. Lengkapi partograf

BAB III
HASIL PRAKTIK

3.1 Pengkajian kasus


A. Identitas
Nama Ibu

: Ny . Y

Nama Suami

: Tn. D

Umur

: 29 Tahun

Umur

: 32 Tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Swasta

Pekerjaan

: Honore

Telp

Telp

Alamat Rumah : Rt. 21 kel.Pematang sulur

Alamat Rumah: Rt 21 kel. sulur

B. Melakukan Anamnesa
Hari : Selasa Tanggal : 09-04-2015 pukul : 17.00 WIB Oleh : Paraswat, Am.Keb
Keluhan utama pada saat masuk : Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah menjalar
kepinggang dan sudah mengeluarkan blood slym sejak pukul 12.00 WIB.
a. Riwayat menstruasi
-

HPHT tanggal : 02- 07 - 2014

Lamanya haid

: + 3 hari

Siklus

28 hari

TP

09 04 - 2015

b. Meninjau Kartu ANC

Berapa kali memeriksa kehamilan

Riwayat Imunisasi

Pergerakan Fetus yang dirasakan pertama kali

Masalah/keluhan yang dirasakan pada kehamilan ini : -

: >7x

TT Lengkap

Penyakit yang pernah diderita


-

: > 4 bulan

: -

Riwayat kehamilan persalinan dan nifas : GI P0 A0 H0


Anak

Penyulit
N

Tgl/thn

Tempat

Usia

Jenis

persalinan

pertolongan

kehamilan

Persalinan

Penolong

Kehamilan
persalinan dan
Nifas

Keadaan

1 Ini

C. Riwayat Persalinan sekarang


1. Usia Kehamilan saat ini

: Aterm

2. Tanda-tanda persalinan HIS (+)

: Sejak jam : 12.00 Wib

3. Pengeluaran Pervaginam
a. Darah

:-

Jumlah : -

Warna : -

b. Air Ketuban: -

Jumlah : -

Warna : -

c. Darah lendir :Ada

Jumlah : + 5 cc

Warna : Merah muda


4.

Pergerakan Fetus dalam 24 jam terakhir : >10 x

5.

Pola makan dan minum


a.

Makanan :

Nasi, sayur, lauk pauk, buah

b. Frekuensi makan

3x /hr

c. Pemasukan cairan

air putih 6-8 gelas/hr, susu 2 gelas/hr

d. Kapan terakhir makan dan minum.


-

Terakhir makan :

16.00 WIB

Terakhir minum :

16. 30 WIB

6.

Pola istirahat dan tidur


Waktu tidur : 21.30 WIB

:
waktu bangun : 05.00 WIB

7. Pola eliminasi :
a. BAK
- frekuensi : 6x/ hr
- kapan terakhir : 16.15 Wib
- konsistensi

: cair

b. BAB
- frekuensi : 1-2 x/hr
- kapan terakhir : 15.30 Wib
- konsistensi

: lunak

8. Keadaan Psikologis :
- Perasaan ibu saat menghadapi persalinan : cemas bercampur bahagia
10

- Dukungan suami : ada


- Anak diharapkan : iya
D. Pemeriksaan
Pemeriksaan umum
1) Keadaan Umum

: baik

2) Tanda Vital

: TD : 120/80 mmHg

3) S/n : 36 C/ 84x/i

RR : 20x/i

4) Tinggi Badan : 155 cm

Berat Badan : 58 kg

LILA : 26 cm

5) Pemeriksaan fisik :
-

Muka
Kelopak mata : Oedema (-)

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Tidak ikterik

Cloasma gravidarum : -

Mulut : bersih
Lidah : bersih

Gigi dan geraham : Tidak ada caries dentis

Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada

Dada (jantung dan paru) : normal

Payudara
Pembesaran : Ada

putting susu : Menonjol

Simetris : Simetris

Benjolan : Tidak ada

Pengeluaran : Ada

Rasa nyeri : tidak ada

Punggung dan pinggang : Lordosis

Abdomen , Bekas luka operasi : -

Kandung kemih: kosong

Ekstrimitas atas dan bawah


Oedema : -

Varises : -

Reflek patella : (+) kiri/kanan

Pemeriksaan Khusus
-

Palpasi
TFU : 31 cm

Kontraksi uterus : Baik

Konsistensi : Keras
11

Keadaan fetus
Letak : Memanjang

Presentasi : Kepala

Posisi : UUK kanan depan

Penurunan : H III

Pergerakan : Aktif

TBBJ : 3100 gr

Auskultasi
DJJ (+)

Frekuensi : 134 x/i

Punctum maximum : 6 cm bawah kanan pusat

Anogenital (Inspeksi)
a. Perineum

: tidak ada luka parut

b. Vulva/vagina

Warna :

Merah muda

Fistula :

Varices:

Pemeriksaan dalam atas indikasi :

Dinding Vagina

tidak teraba rugae

Keadaan portio

Tipis

Posisi portio

Antefleksi

Ketuban

:(+)

Penurunan bagian terendah

Pembukaan seviks

: H III

: 5 cm

E. Pemeriksaan Penunjang

: -

F. Pengobatan

: -

3.2 Identifikasi Masalah, Diagnosa, Kebutuhan KALA II

12

Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Compos mentis

His (+)

DJJ (+) frekuensi : 135 x/i

Tanda-tanda robekan uteri

Pemeriksaan dalam

intensitas : Semakin kuat

frekuensi: 5x10 durasi: 50

: tidak ada

Dinding vagina : Tidak teraba


Pembukaan : lengkap
presentasi : Kepala
Posisi : UUK kanan depan
Ketuban : ( - )

Bayi lahir jam : 17.00 Wib


JK : Perempuan

Apgar Score : 8/9

BB : 3100 gram

13

PB : 49 cm

I.

Identifikasi Masalah, Diagnosa, Kebutuhan (Kala II)


Identifikasi Masalah/Diagnosa dan

Data Dasar

Kebutuhan

S:
-

Dx :
Keluar cairan yang banyak ibu Ibu parturien kala II
merasa ingin mengedan

Ibu ingin BAB

M:

O:

Ketidakstabilan emosi ibu

K/U : baik

TD :120/80 mmHg

S/N : 36 0C/84 x/i

RR : 20 x/i
Palpasi :

Penurunan 0/5

K:

Kontraksi uterus : baik

Frekuensi, his 5x dalam 10

kesehatan

lama > 50

meneran yang baik.

Auskultasi :

DJJ teratur, frek. 135 x/i

Bertambahnya lendir campur


darah,

anus

dan

Dukungan moril dari keluarga/petugas


mengajarkan

vulva

PD : Portio tidak teraba


10 cm / lengkap
ketuban pecah sendiri
presentase

belakang

kepala
posisi UUK kanan depan
penurunan H III (+)
-

II.

cara

Informasi tentang fisiologis persalinan.

membuka, perineum menonjol


-

ibu

Kandung kemih kosong

Mengidentifikasi Diagnosa / Masalah Potensial (Kala II)

14

III.

Diagnosa

Data Dasar

Tidak ada

Tidak ada

Identifikasi, Kebutuhan yang Memerlukan Tindakan Segera (Kala II)

Tindakan Segera

Alasan

Tidak ada

Tidak ada

15

IV.

Rencana Tindakan (Kala II )


Rencana Kala II

Alasan

Persiapan ibu untuk persalinan Kala II


1.

Persiapan ibu/keluarga, pastikan 1. Infeksi pada ibu dapat disebabkan


kebersihan

daerah

genetalia

externa.

oleh kuman-kuman yang dibawa


ibu

itu

sendiri,

untuk

menghindarinya maka tubuh ibu


harus bersih.
a.

Anjurkan pendamping untuk

a.

Dukungan

dari

memberi dukungan emosional

pendamping

selam

proses

selama persalinan.

persalinan berkaitan dengan


hasil persalinan yang baik
( APN, 2004. hal 3-3 )

b.

Berikan ibu istirahat di antara

b.

Pemenuhan

akan

his dan berikan ibu minum jika

cairan menghindari ibu dari

ingin.

kelelahan

dan

terjadinya

dehidrasi.
( APN, 2004. hal 2-6 )
c.

Bantu

ibu

untuk

memilih

c.

Posisi yang nyaman

posisi yang nyaman pada saat

bagi ibu saat meneran dapat

meneran.

memperlancar

proses

persalinan.
( APN, 2004. hal 3-6 )
2. Persiapan penolong persalinan

2. Darah dan cairan tubuh ibu


dalam

proses

persalinan

merupakan sumber infeksi oleh


karena

itu

terjadinya

untuk

mencegah

infeksi,

penolong

harus melindungi dirinya sendiri.

16

3. Siapkan alat/bahan/tempat kelahiran

3. Alat/bahan yang lengkap dan


steril

dapat

penolong

memudahkan

untuk

melakukan

pertolongan persalinan sehingga


pertolongan

persalinan

dapat

berjalan lancar

4. Pimpin persalinan Kala II

4. Saat pembukaan sudah lengkap,


anjurkan

ibu

untuk

sesuai

dengan

meneran
dorongan

alamiahnya, dan istirahat diantara


kontraksi
(APN 2005. Hal 3-5 )
Meneran secara berlebihan akan
menurunkan

pasokan

oksigen

kebayi dan meningkatkan resiko


aspiksia pada bayi .
( APN,2004. hal 3-4 )
5. Lakukan perawatan pada bayi baru 5. untuk
mencegah
lahir segera setelah lahir.

V.

hipotermi

Pelaksanaan

17

terjadinya

Hari/Tgl/

Kegiatan

jam
Selasa

1. Mengamati tanda dan gejala kala II

09-04-2015

16.40 wib

Ibu merasakan ingin meneran

bersamaan dengan

terjadinya kontraksi.
-

Ibu merasa makin meningkatnya tekanan pada rektum


dan vaginanya

1.

Perineum terlihat menonjol

Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka

Peningkatan Pengeluaran lendir dan darah

Menyiapkan Pertolongan persalinan.


-

Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan


esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin
10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali
pakai didalam partus set.

Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang


bersih, tutup kepala, maker dan kaca mata.

Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah


siku. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu
kali pakai/yang pribadi yang bersih.

Memakai sarung tangan desifeksi tingkat tinggi.


Memakai sarung tangan sebelah kanan.

Menghisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik


(dengan memakai sarung tangan dsinfeksi tingkat tinggi
atau steril ) dan meletakkannya kembali di partus
set/wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa
mengkontaminasi tabung suntik.

Membersihkan
dengan

vulva

hati-hati

dari

dan

perineum,

depan

menyekanya

kebelakang

dengan

menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air


DTT, jika vagina perineum atau anus terkontaminasi
oleh kotoran ibu, membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti
18

sarung tangan jika terkontaminasi.


-

Melakukan pemeriksaan dalam

untuk memastikan

pembukaan lengkap
-

Mendekontaminasi

sarung

tangan

dengan

cara

mencelupkan tangan yang masih memakai sarung


tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit, mencuci tangan.
-

Memeriksa

Denyut

Jantung

Janin

(DJJ)

setelah

kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam


batas normal
-

Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

Mendokomentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ


dan semua hasilhasil penilaian serta asuhan lainnya
pada partograf.

2.

Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses


pimpinan meneran.
-

Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk


meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan
kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman
persalinan aktif dan mendokumentasikan temuantemuan.

Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi


yang

nyaman ibu untuk mereran.(pada saat ada his

bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ibu


merasa nyaman.
-

Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai


dorongan yang kuat untuk meneran.

Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai


keinginan untuk meneran.

Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk


meneran.

Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai


pilihanya.
19

Menganjurkan

untuk

mendukung

dan

memberi

semangat pada ibu.


-

Menganjurkan asupan cairan peroral

Menilai DJJ setiap 5 menit

Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan


terjadi 2 jam meneran untuk primipara 1 jam untuk ibu
multipara segera merujuk. Jika ibu tidak mempunyai
keinginan untuk meneran.

Menganjurkan ibu untuk berjalan ,berjongkok atau


mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum ingin
meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk
memulai meneran pada puncak kontraksikontraksi
tersebut dan beristirahat diantara kontraksi.

Jika bayi belum lahir setelah 60 menit meneran, merujuk


ibu dengan segera.

3.

Persiapan pertolongan kelahiran bayi


-

Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter


5-6 cm, meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk
mengeringkan bayi.

Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah


bokong ibu.

4.

Membuka partus set

Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

Menolong kelahiran bayi


-

Lahirnya kepala, saat kepala bayi membuka vulva


dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain, meletakkan tangan dikepala
bayi dan melakukan tekanan yang lembut dan tidak
menghambat pada kepala bayi. Membiarkan kepala bayi
keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran
perlahanlahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.

Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap


mulut

dan

hidung

bayi

menggunakan penghisap lendir.


20

setelah

kepala

lahir

Dengan lembut menyeka muka,mulut dan hidung bayi


dengan kain atau kasa bersih.

Memeriksa lilitan tali pusat

Menunggu hingga putaran paksi luar secara spontan

Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan


kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi.
Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.dengan
lembut menarik kearah bawah dan kearah luar hingga
bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan
kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.

Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusuri tangan mulai


kepala bayi yang berada di bagian bawah kearah
perineum tangan membiarkan bahu dan lengan posterior
lahir ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku
dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat
dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas)
untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat
keduanya lahir.

Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan


yang ada diatas dari punggung kearah kaki bayi untuk
menyangganya

saat

punggung

dan

kaki

lahir,

menyelipkan jari telunjuk diantara kedua kaki.


5.

Penanganan Bayi Baru Lahir


-

Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi


diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih
rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,
meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan).

Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan


badan bayi kecuali bagian tali pusat.

Menjepit tali pusat, menggunakan klem kira-kira 3 cm


dari pusat bayi. Melakukan pengurutan tali pusat mulai
dari klem kearah ibu dan memasang klem ke dua 2 cm
21

dari klem pertama (kearah ibu).


-

Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi


bayi dari gunting, dan memotong tali pusat diantara
kedua klem tersebut.

Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi


dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,
menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.

Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu


untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI
jika ibu menghendaki.

VI.

Evaluasi (Kala II )
Hari/Tgl
Selasa
09-04-2015

Evaluasi
1. Tempat persalinan, alat,bahan dan penolong sudah siap
pakai
2. Ibu dan keluarga sudah siap dalam menghadapi persalinan
kala II.
3. Ibu dalam keadaan bersih dan tampak tenang dalam
menghadapi persalinan kala II dan beradaptasi dengan
nyeri.
4. Ibu ingin minum saat his hilang
5. Hasil pemantauan

K/U : baik

Kesadaran : Compos mentis

DJJ :

Frekuensi : 135x/i

His :

Frekuensi :
Durasi

5x

: 10

Intensitas : 50
22

Pemeriksaan Dalam
~ Jam

: 12.00 wib

~ Portio

: Tipis

~ Ketuban

: (-)

~ Presentasi

: kepala

~ Penurunan bagian terendah

: H III

~ Posisi

: UUK kanan depan

~ Pembukaan

: 10 cm/lengkap

6. Ibu dalam posisi setengah duduk dan berpangku pada


suaminya.
7. Ibu tahu cara meneran yang baik.
8. Persalinan kala II berlangsung lancar ibu meneran saat ada
his.
9. Bayi lahir spontan segara menangis
~ Jam

: 17.00wib

~ Apgar Score ( 5 menit pertama)

:8

~ Apgar Score (5 Menit kedua )

:9

~ Jenis Kelamin

: Perempuan

10. Bayi terbungkus dengan rapi dalam keaadan hangat dalam


pelukan ibu dan bayi mulai di beri ASI.
11. Jumlah perdarahan kala II : + 150 cc

23

BAB IV
MASALAH
Setelah penulis mengidentifikasi hal-hal yang ditemukan dilahan yang tidak sesuai
dengan teori yang telah diberikan, maka penulis menemukan beberapa kesenjangan pada saat
melakukan pertolongan persalinan yaitu :
Tidak menggunakan topi dan tutup kepala
Bayi tidak diletakkan diatas perut ibu setelah bayi lahir
Tidak memberikan bayi pada ibunya untuk segera disusukan

24

BAB V
PEMBAHASAN
1. Tidak menggunakan topi dan tutup kepala
Menurut teori Mengenakan penutup kepala atau ikat rambut pada saat penolong
persalinan jika memungkinkan pakai masker dan kacamata yang bersih (APN, 2002, 32:3-3). Maka sebaiknya penolong menggunakan tutup kepala, celemek dan masker karena
hal ini bertujuan untuk menegah infeksi.
2. Bayi tidak diletakkan diatas perut ibu setelah bayi lahir
Menurut teori Setelah bayi lahir letakkan diatas perut ibu sehingga kepala bayi sedikit
lebih rendah dari tubuhnya (APN 2002 : 3-16). Bayi diletakkan diatas perut ibu
sebaiknya hal ini dilakukan agar kepala sedikit ekstensi.
3. Tidak memberikan bayi pada ibunya untuk segera disusukan
Menurut teori Setelah bayi lahir diberikan pada ibu untuk memeluk bayinya, memulai
pemberian asi jika ibu menghendaki. (APN 2002 : 2-4). Saat bayi lahir sebaiknya segera
diberikan pada ibunya dan segera disusukan, hal ini mempunyai efek terhadap
keberhasilan, kelangsungan pemberian asi segera setelah persalinan, juga menunujukkan
perlindungan pada bayi baru lahir terhadap infeksi dan pengaturan suhu tubuh.

25

BAB VI
PENUTUP

a.Kesimpulan
1. Data yang didapat sebagai hasil pengkajian yang dilakukan dengan wawacana,
observasi, studi dokumentasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kebidanan sehingga
didapat keluhan yaitu rasa nyeri dibagian perut bawah menjalar kepinggang bagian
belakang serta adanya lender bercampur darah secara pervaginam.
2. Identifikasi masalah, diagnosa dan kebutuhan dari pengkajian yang dilakukan maka
dapat ditegakkan diagnosa kebidanan pada ibu bersalin.
3. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial berdasarkan hasil pengkajian tidak
terdapat diagnosa atau masalah potensial yang terjadi dan tidak ada tindakan segera
yang diberikan karena kondisi klien yang baik.
4. Rencana tindakan dan pelaksanaan, dari rencana dan pelaksanaan dilakukan dengan
prosedur keterampilan klinikmenurut teori asuhan kebidanan yang terdapat diberbagai
buku sumber yang berkaitan dengan ibu bersalin, sebagian besar dilaksanakan dan
masalah klien terastasi. Tindakan yang diberikan antara lain: mengobservasi dan
mengawasi vital sign, mengobservasi his, DJJ dan cairan yang keluar pervaginam
memberikan dorongan dan suppot kepada ibu dalam menghadapi persalinan,
memimpin persalinan, melakukan penanganan pertama pada bayi baru lahir,
menolong melahirkan placenta, serta mengontrol kelengkapan placenta baik itu
kotiledon maupun selaput janin, memberikan injeksi oksitosin dipaha kanan bagian
luar.
5. Evaluasi keadaan ibu setelah melalui proses persalinan dari kala I-IV secara umum
keadaan ibu baik dan tidak terdapat tanda atau gejala yang dapat memperburuk
kondisi atau keadaan ibu, demikian juga dengan keadaan bayi, namun masih tetap
dilakukan observasi terhadap ibu dan bayi.

b.

Saran
1. Untuk mahasiswa

26

Hendaknya tidak merasa puas selalu tetap berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan
dan keterampilan, serta menerapkan manajemen kebidanan secara konsistensi,
komprehensif dan kesinambungan sesuai dengan prosedur yang ada.
2. Untuk institusi atau akademik
Hendaknya menambah buku sumber dan bacaan yang berhubungan dengan asuhan
pada ibu bersalin serta penyulit yang menyertainya, sehingga mahasiswa tidak merasa
begitu kesulitan mencari sumber-sumber literatur dalam pembuatan laporan kasus.

27

DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI. 2008.Asuhan Persalinan Normal.Jakarta


Manuaba.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan.EGC:Jakarta
Muchtar Rustam, Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi dan Patologi, 1998, Bandung, EGC
Prawiro.Sarwono.1999.Ilmu Kebidanan.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo PT
Gramedia:Jakarta
Sastrawinata Sulaiman, Obstetri fisiologi, 1992, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran,
Bandung

28

Anda mungkin juga menyukai