Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak

terhadap penyakit tertentu atau memasukkan antigen/kuman, bakteti, virus, parasit, racun
kuman kedalam tubuh, sehingga tubuh membuat zat anti, berubah antibody/anti toksin yang
berfungsi untuk mencegah penyakit tertentu. Untuk mencaapi hal-hal rtersevbut diperlukan
keahlian, ilmu pengetahuan serta ketrampilan. Aduhan kebidanan yang diberikan tidak akan
mencapai hasil jika prosedur dalm pemberian iminisasi dilanggar
Dosis yang tepat, tempat, cara dan yang terpenting teknik membergikan vaksin dan
vaksin itu sendir. Bila diketahui kualitas vaksin yang kurang bagus, teknik pemberian vaksin
yang kurang steril sangata besar pengaruhnya terhadap tujuam akan dicapai. Efek samping
yang timbul bukan hanya panas, nyeri befkas tempat pemberian vaksinasi, peradangan bias
juga hingga kejangdan komplikasim yang lain.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud IMUNISASI?
2.Apa saja jenis imunisasi?
3.Apa saja jenis vaksin?
4.Apa saja jadwal imunisasi?
1.3 Tujuan
1.Mengetahui pengertian imunisasi
2.Mengetahui jenis imunisasi
3.Mengetahui jenis vaksin
4.Mengetahui jadwal imunisasi
1.4 MANFAAT
1.

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai imunisasi.

2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis imunisasi dan vaksin.


3.

Mahasiswa dapat mengetahui kapan saja jadwal imunisasi

BAB II
1

LANDASAN TEORI
2.1 Imunisasi
2.1.1

Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah:
Suatu usaha pemberian kekebalan pada tubuh seseorang dengan harapan agar
dapat tercegah dari suatu penyakit tertentu. (Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontek
Keluarga, 1993; 47)
Memasukkan antigen atau kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman
kedalam tubuh sehingga tubuh membuat zat anti berbubah menjadi anti bodi atau anti
toksin untuk mencegah penyakit tertentu. (FKUI, 1998; 17)
Suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit
tertentu (Depkes RI, 1993 : 47)
Merupakan upaya pencegahan yang efektif, mudah, serta murah untuk
menghindari terjangkitnya penyakit indfksi yang berbahaya terhadap seorang bayi
atau anak (IDAI, Satgas Imunisasi, 2001 : iii)
Bentuk intervensi kesehatan yang efektif untuk menurunkan AKB, perlu
pengetahuan, keterampilan, dan cara / prosedur pemberian vaksin benar (Budiatri,
2006 : 1)

2.1.2 Jenis Imunisasi


1.Imunisasi aktif
Imunisasi aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk
menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi
dapat bertahan lama.
Imunisasi aktif adalah kekebalan yang diperoleh dimana tubuh tersebut
aktif membuat zat antibody sendiri.
Imunisasi aktif dapat dibagi dalam 2 jenis :
1. Kekebalan aktif alamiah
Dimana

tubuh

anak

membuat

kekebalan

sendiri

setelah

mengalami/sembuh dari suatu penyakit.


Kekebalan Aktif Adalah orang menjadi kebal setelah menderita
penyakitnya atau kekebalan yang timbul setelah sembuh dari penyakitnya
2. Kekebalan aktif buatan
2

Kekebalan aktif buatan adalah kekebalan yang dibuat tubuh setelah


mendapat vaksin/imunisasi.
Kekebalan aktif buatan adalah kekebalan yang diperoleh setelah
orang mendapat vaksinasi atau antigennya sengaja dimasukan ketubuh
seseorang dengan maksud merangsang pembentukan antibody.
Misalnya : seseorang menjadi kebal terhadap cacar setelah mendapatkan
vaksinasi cacar.
2. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif adalah tubuh anak tidak membuat zat antibodi sendiri
tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar tubuh setelah memperoleh zat
penolak dimana prosesnya capat tetapi tidak tahan lama.
Kekebalan yang diperoleh karena orang tersebut telah mendapatkan antibody
dari luar.
Imunisasi pasif dibagi dalam 2 jenis :
a. Kekebalan pasif alami (kongenital imunity)
Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bayi sejak
lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama kira-kira hanya
sekitar 5 bulan setelah bayi lahir.
Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bayi
karena mendapatkan zat antibody yang ditimbulkan dari ibunya ketika
masih dalam kandungan.
Macam kekebalan yang diturunkan antara lain :
Terhadap penyakit tetanus, thypus, diptheria, pertusis, kekebalan ini
bisanya berlangsung sampai umur 3 5 bulan, karena saat ini makin
berkurang, sedang ia sendiri tidak membuatnya.
b. Kekebalan pasif buatan atau disengaja (artificially indocend pasive
immunity)
Kekebalan yang diperoleh seseorang karena orang itu diberi zat
anti dari luar, penberian zat dari luar dapat berupa pengobatan maupun
usaha pencegahan. Kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat
penolak.

2.2Vaksin
2.2.1 Pengertian Vaksin
Vaksin adalah suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun
kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan.
a) Contoh vaksin yang dibuat dari kuman hidup yang dilemahkan : vaksin batuk
rejan (DPT).
b) Contoh vaksin yang terbuat dari kuman hidup yang dimatikan : vaksin
campak, vaksin BCG.
c) Contoh vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman : vaksin hepatitis B.
d) Contoh vaksin yang dibuat dari racun/toksin kuman yang dilemahkan (disebut
pula toksoid) : toksoid tetanus, toksoid difteri.
2.2.2

Komposisi Vaksin
Nama Vaksin

Kandungan

Difteri
Tetanus
Pertusis
Polio
Campak
BCG
Hepatitis B

2.2.3

2.2.4

Toxoid
Toxoid
Kuman dimatikan
Virus dilemahkan
Virus dilemahkan
Bakteri dilemahkan
HBSAg

Bentuk

Cara

Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
Kristal
Cair

Pemberian
I.M
I.M
I.M
Oral
SC
IC
I.M

Penyimpanan Vaksin
Nama Vaksin
DT

Waktu dalam suhu 08 C


3 7 hari

Waktu dalam suhu 35-37 C


6 minggu

Pertusis
BCG

18 24 hari
-

Dibawah 50% & 1 minggu

~ Kristal

1 tahun

Dibawah 20% 3-14 hari

~ Cair
Campak

Di pakai satu kali kerja

Di pakai satu kali kerja

~ Kristal

2 kali

1 minggu

~ Cair
Polio

Di pakai satu kali kerja


6 12 bulan

Di pakai satu kali kerja


1 3 hari

Jenis-jenis Vaksin
4

1.Vaksin BCG
Pengertian BCG
Bacillus Calmette Guerin yaitu suatu kuman / bakteri hidup yang
dilemahkan berupa bubuk kering
Gunanya : Untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC
Cara pemberian :
Secara intracutan di daerah insertio musculus deltoideus lengan kanan
Dosis 0,05 ml pada bayi sampai dengan 1 tahun dan 0,1 pada anak

diatas 1 tahun
Posisi penyuntikan 10 15 derajad Celcius
Reaksi setelah pemberian imunisasi BCG adalah 4 6 minggu yaitu :

Injeksi intrakutan

papula

korengan

jaringan

parut
Kontraksi indikasi :
Penyakit kulit ditempat penyuntikan
Penyakit defisiensi imun
Sedang mendapat terapi yang mendepresi sistem imun
Sedang mendapat terapi radiasi
Efek samping
Pada tempat penyuntikan terhadap ulkus yang lama sembuh, hal ini
terutama terjadi bila suntikan tidak tepat intrakutan, melainkan

subeutan
Pembengkakan kelenjar ragional, yang lambat laun dapat pecah dan

kemudian terbentuk fistel dan ulkus


Infeksi sekunder dari ulkus

Penyimpanan : Dalam lemari es pada suhu 2-8 derajat selcius


Kadarluasa
: 1 tahun setelah tanggal pengeluaran
Catatan
: Sisa vaksin BCG yang tidak terpakai harus dibuang
Persiapan alat :
Bak Instrumen
Spuid BCG
Kapas air hangat
Bengkok
Termos berisi vakcin
KMS / alat tulis
Pelarut vakcin
Gergaji tumpul

Persiapan pasien
Memberitahu dan menjelaskan pada keluarga
Mengatur posisi pasien

Cara kerja
Membawa alat-alat dekat bayi
Mencuci tangan
Menggergaji ampul, mengelap dengan kapas tempat gergaji tadi,

memasukkan ampul ke dalam plastik dan mematahkan ampul.


Melarutkan vakcin dengan pelarut 4 ml
Mengambil vakcin 0,05 ml
Memegang lengan kanan atas bayi dengan tangan kiri dan bawah

lengan sampai kulit kelihatan meregang.


Desinfektan dengan kapas air hangat tempat penyuntikan / otot deltoid
Tusukan jarum menghadap keatas dengan sudut 15-20 derajad
Jarum diungkit keatas dan semprotkan vakcin sampai habis dan terlihat

jaringan putih
Jarum dicabut dngan cepat, beklas suntikan tidak boleh ditekan.
Merapikan bayi
Membereskan alat
Mencuci tangan

2.Vaksin DPT (Diptheri, Pertusis, Tetanus)


Vaksin DPT adalah virus yang dilemahkan / dimatikan untuk memberikan
kekebalan aktif terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus.
Dosisi pemberiannya : 0,5 cc
Tempat pemberiannya : Di paha kiri bagian luar secara intramuskuler /

subkutan dalam
Jadwal
: 3 x (usis 2 11 bulan)
Interval
: 4 6 minggu
Penyimpanan
: Pada freezer dengan suhu 20oC
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Vaksin yang digunakan jangan sampai beku
vaksin yang sudah dibuka harus dibuang
Kontra indikasi
Demam tinggi
Kejang-kejang dengan kelaianan SSP
Efek samping
Demam
Reaksi lokal
6

Reaksi lebih hebat


Persiapan alat
Bak Instrumen
Spuid BCG / 1 cc
Kapas air hangat
Bengkok
Termos berisi vakcin
KMS / alat tulis
Persiapan pasien
Memberitahu dan menjelaskan pada keluarga
Mengatur posisi pasien
Cara kerja
Membawa alat-alat dekat bayi
Mencuci tangan
Membebaskan daerah yang akan disuntik
Mengambil vakcin 0,5 ml
Memegang kaki bayi pada sepertiga pangkal paha bagian luar. Dan dengan

lengan kiri pegan daerah penyuntikan dari atas.


Desinfektan dengan kapas air hangat tempat penyuntikan
Tusukan jarum menghadap dengan sudut 90 derajat
Semprotkan vakcin sampai habis
Jarum dicabut dengan cepat, bekas suntikan segera ditekan dengan kapas
Merapikan bayi
Membereskan alat
Mencuci tangan

3. Vaksin Polio
Pengertian
Virus hidup yang dilemahkan yang memberikan kekebalan aktif terhada
penyakit polio
Jenis vaksin polio dipakai :
Vaksin salk : Polio Suntik
Vaksin sabin : Polio tetes
Dosis
: 2 tetes 4 x pemberian dengan interval 4 minggu
Cara pemberian : Diberikan dengan meneteskan langsung ke dalam mulut
Penyimpanan
: Pada freezer dengan suhu 20 Derajad Celcius
Kontradiksi
: Pada individu yang menderita Immune deficiency
Efek samping
: Tidak ada efek samping yang berbahaya yang timbul
Catatan
: Buanglah sisa vaksin setelah melakukan vaksinasi di lapangan
Persiapan alat :
Bengkok
7

Termos berisi vakcin


KMS / alat tulis
Persiapan pasien :
Memberitahu dan menjelaskan pada keluarga
Mengatur posisi pasien
Cara kerja :
Membawa alat-alat dekat bayi
Mencuci tangan
Mengambil vakcin
Teteskan vaksin 2 tetes
Merapikan bayi
Membereskan alat
Mencuci tangan

4. Vaksin hepatitis B
Adalah imunisasi yang bertujuan untuk mencegah penyakit kuning atau kerusakan
hati.
Dosis / tempat
: 0,5 di paha kanan 1/3 bagian luar secara I
Jadwal
: 3 x (umur 0 7 hari imunisasi HB yang pertama, selanjutnya umur 2
& 7 bulan)
Interval
Kontradiksi

: 4 6 minggu
: Tidak diberikan kepada yang hypersensitif salah satu

komponen vaksin.
Efek samping
:
Reaksi lokal : Bengkak, panas
Keluhan sistematik : Demam, letih dan sakit kepala, pusing, nyeri otot akan hilang
kemudian dalam beberapa hari
Persiapan alat :
Bak Instrumen
Spuid injek
Kapas air hangat
Bengkok
Termos berisi vakcin
KMS / alat tulis
Persiapan pasian :
Memberitahu dan menjelaskan pada keluarga
Mengatur posisi pasien
Cara kerja :
Membawa alat-alat dekat bayi
Mencuci tangan
Membebaskan daerah yang akan disuntik
8

Mengambil vakcin
Memegang kaki bayi pada sepertiga pangkal paha bagian luar. Dan dengan

lengan kiri pegan daerah penyuntikan dari atas.


Desinfektan dengan kapas air hangat tempat penyuntikan
Tusukan jarum menghadap dengan sudut 90 derajat
Semprotkan vakcin sampai habis
Jarum dicabut dengan cepat, bekas suntikan segera ditekan dengan kapas
Merapikan bayi
Membereskan alat
Mencuci tangan

5. Vaksin Campak
Vaksin ini biasanya diberikan bersamaan dalam satu kali suntikan pada anak berumur
9 bulan. Bagian campak dari vaksin ini kadang-kadang menyebabkan ruam kulit ringan
dan demam selama lima hingga duabelas hari setelah vaksinasi. Pada keadaan yang sangat
jarang, anak akan menderita pembengkakan ringan dibawah rahang.

Usia dan Jumlah Pemberian


Sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan,
pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah
menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita.
Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12
bulan harus diimunisasi MMR (MeaslesMumpRubella).

Efek Samping
Umumnya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa menyebabkan demam dan diare,
namun kasusnya sangat kecil. Biasanya demam berlangsung seminggu. Kadang
juga terdapat efek kemerahan mirip campak selama 3 hari.

2.2.5 Syarat Pemberian Vaksin


1. Pada bayi atau anak yang sehat.
2. Pada bayi yang sedang sakit keras, dalam masa tunas suatu penyakit dan defisiensi
3.
4.
5.
6.
7.

imunologi.
Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlakunya.
Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat.
Mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang didapat.
Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan.
Memperlihatkan dosis yang akan diberikan.

2.2.6 Jadwal Pemberian Imunisasi


1)

Secara umum
Vaksin

Pemberian

Selang waktu

Umur

BCG

1x

pemberian imunisasi
-

DPT

3x

4 minggu

2 11 bulan

Campak

1x

9 11 bulan

Polio

4x

4 minggu

0 11 bulan

TT Bumil

2x

4 minggu

Selama hamil

DT

2x

4 minggu

SD kelas 1

TT

2x

4 minggu

SD kelas VI

TT CPW

2x

4 minggu

Wanita pra nikah

Hepatitis B

3x

1 bulan dan 5 bulan

0 11 bulan

0 11 bulan

2) Untuk bayi
Vaksin
BCG 0,05 cc
DPT 0,5 cc
POLIO 2 Tetes
CAMPAK 0,5 cc
HEPATITIS B 0,5 cc

Pemberian
1 kali
3 kali
4 kali
1 kali
3 kali

Interval
4 minggu
4 minggu
1 bulan

Umur
0-11 bulan
2-11 bulan
0-11 bulan
9-11 bulan
0-11 bulan

5 bulan
3) Jadwal pemberian imunisasi bayi yang lahir di rumah sakit
Umur
0 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan

HB1
HB2

Antigen
BCG
DPT1
DPT2
DPT3

HB3

POLIO1
POLIO2
POLIO3
POLIO4
CAMPAK

4) Jadwal pemberian imunisasi bagi bayi yang lahir di rumah


Umur
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan

BCG
HB1
HB2
HB3

Antigen
DPT1
DPT2
DPT3
CAMPAK
10

POLIO 1
POLIO 2
POLIO 3
POLIO 4

ASUHAN KEBIDANAN BAYI SEHAT DENGAN IMUNISASI POLIO DAN DPT HB


DI PUSKESMAS SIMPANG IV SIPIN RUANG IMUNISASI
TAHUN 2015

3.1Pengkajian/pengumpulan data
Tanggal 13 Mei 2015

Pukul : 09.00 Wib

1. Data Subyektif
1.1 Identitas Pasien
Nama anak

: M.Zaki

Jenis kelamin

: Laki-laki

Tanggal lahir

: 13 Januari 2015

Umur

: 4 bulan

Status

: Anak Kandung

Anak Ke-

: II

Identitas orang tua


11

Nama ibu

: Ny.Dera

Umur

: 25 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Rt.04 Sungai sawang

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Irt

Nama Ayah

: Tn.Dani

Umur

: 29 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Rt.04 Sungai Sawang

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Wiraswasta

1.2 Status Kesehatan


1. Alasan utama
Ibu mengatakan bayinya berusia 4 bulan saat ini waktunya untuk mendapatkan
imunisasi DPT Hb Hib 3 dan Polio 4.
2.Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Ibu mengatakan anaknya berusia 4 bulan, sudah diberikan iminisasi
BCG,DPT Hb Hib 1 dan 2 dan Polio 1,2,dan 3.
b. Ibu mengatakan bayinya sehat, tidak ada keluhan seperti batuk, pilek
dan panas, saat ini bayi diberikan minum ASI dan PASI.
3.Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dari dia dan keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular penyakit menurun seperti kencing manis, hipertensi dan
jantung.
4.Riwayat kehamilan, persalinan, post natal
a.

Pre Ante natal


-

Ibu mengatakan selama hamil, rutin memeriksakan kehamilannya di


PKM
12

b.

Natal
Bayi lahir pada tanggal 16 Januari 2015 pukul 15.05 dengan
usia kehamilan 39-40 Minggu, jenis kelamin laki-laki, BB lahir 3200
gr, PB lahir 48 cm, bayi langsung menangis kuat tidak ada cacat.

c.

Post Natal
-

ibu mengatakan dalam waktu 1x24 jam bayi dapat BAB dab BAK
Masa nifas baik, perdarahan ganti Pembalut 2-3x/hari
Ibu mengatakan ASI Keluar banyak

5. Pola kebiasaan sehari-hari


Nutrisi
Ibu mengatakan anak minum ASI: 8x150 cc/hari
Aktivitas
Bayi menangis saaat lapar atau haus, BAK/BAB, gerakan ekstermitas bebas
Istirahat/tidur
Anak tidur hari (18 jam/hari)
Eliminasi
Anak BAB : 2x/hari,konsistensi lembek, warna kuning BAK : 8x/hari,
teratur, warna kekuningan
2. Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum

: Baik, bayi lincah tidak sakit

Suhu

: 36,7C

Nadi

: 115x/mnt

Rr

: 34x/mnt

BB

: 6100 gram

PB

: 54 cm

2. Pemeriksaan anthopometri
Lingkar kepala

: 41 cm

Lingkar lengan

: 14 cm

Lingkar dada

: 42 cm

13

3.2 Identifikasi Masalah/Diagnosa


Tgl
Diagnosa
Data Dasar
13-05-2015 Bayi sehat usia- Ibu mengatakan bahwa bayinya berusia 4 bulan
4 bulan dengan

- Ibu mengatakan bahwa bayinya sudah pernah

imunisasi DPT

diimunisasi BCG,DPT HB Hib I dan II dan

Hb Hib III dan

Polio I,II dan III

Polio IV

Ibu mengatakan bahwa bayinya saat ini dalam


keadaan sehat tidak batuk, pilek ataupun panas

KebutuhanDO
: : - Keadaan umum
1. Berikan KIE - Kesadaran

: Baik
: Composmentis

2.Inform

- Observasi TTV :

Concent

- Suhu

: 36,7oC

3. Obs. TTV

- Nadi

: 115 x/menit

4. Persiapan alat - Pernapasan : 34 x/menit


5.Persiapan

- BB

: 6100 gr

vaksin

- PB

: 54 cm

3.3 Antisipasi Masalah Potensial


1. Panas
DS : - Ibu mengatakan bahwa bayinya telah diiminisasi Combo I dan Polio II
DO : - Keadaan umum bayi baik
- Obs. TTV : Suhu : 36,7oC, Nadi : 115 x/menit, Pernapasan : 34 x/menit
2. Kejang
DS : - Ibu mengatakan bahwa bayinya telah diiminisasi Combo I dan Polio II
- Ibu mengatakan bahwa bayinya akan menangis bila dipegang pada paha
DO : - Keadaan umum

: Baik

- Kesadaran

: Composmentis

- Observasi TTV

: Suhu : 36,7oC, Nadi :115 x/menit, Pernapasan : 34 x/menit

- Ada bekas luka injeksi sebelah kiri


3. Bengkak pada tempat injeksi
14

DS :

- Ibu mengatakan bahwa bayinya telah diiminisasi Combo I dan Polio II


- Ibu mengatakan bahwa bayinya akan menangis bila dipegang pada paha

DO : - Ibu mengatakan bengkak pada daerah tempat suntikan


- Obs.TTV : Suhu : 36,7oC, Nadi :115 x/menit,
3.4

Pernapasan : 34 x/menit

Identifikasi Kebutuhan Segera

1. Berikan KIE tentang :


a. Efek samping pemberian imunisasi DPT Hb Hib
b. Ajarkan pada ibu cara mengatasi efek samping pemberian imunisasi DPT Hb Hib
3.5

PERENCANAAN

Tanggal : 13 Mei 2015

Jam : 09.00 WIB

1.

Lakukan pemeriksaan terhadap bayi

2.

Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

3.

Beritahu KIE pada ibu tentang imunisasi DPT Hb Hib dan Polio

4.

Posisikan bayi

5.

Siapkan dan lakukan imunisasi

6.

Beritahu ibu efek samping dari imunisasi DPT Hb Hib dan Polio

7.

Beritahu ibu untuk lakukan kunjungan ulang dan melakukan imunisasi berikutnya

8.

Dokumentasikan hasil tindakan

3.6PELAKSANAAN
Tanggal : 13 Mei 2015

Jam : 09.10 WIB

1. Melakukan pemeriksaan terhadap bayi, dimulai dengan menimbang BB, mengukur


panjang badan, suhu, nadi, dan pernapasan bayi
2. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
3. Memberi KIE kepada ibu tentang imunisasi DPT Hb Hib dan Polio yaitu untuk
memberi kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit Difteri,Pertusis,Tetanus,Hepatitis
B, Meningitis,dan Pneumonia.
15

4. Memposisikan bayi dengan membebaskan area yang akan disuntikkan vaksin DPT
Hb Hib dan pemberian Polio secara oral
5. Mempersiapkan imunisasi DPT Hb Hib dan Polio dan melakukan imunisasi dengan
memberikan vaksin DPT Hb Hib 0,5 ml yang diinjeksikan secara Intramuscular di
1/3 paha luar dan polio secara oral
6. Memberitahu ibu efek samping dari imunisasi DPT Hb Hib , yaitu panas setelah
imunisasi dan akan hilang 1-2 hari dan rasa sakit diarea suntikan yang sedikit
kemerahan dan bengkak
7. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang dan melakukan imunisasi
berikutnya, satu bulan lagi sesuai jadwal imunisasi dasar lengkap
8. Mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan dalam buku KIA

3.7 EVALUASI
Tanggal: 13 Mei 2015

Jam : 09.15 WIB

1. Telah dilakukan pemeriksaan awal pada bayi meliputi BB, PB, Suhu, Nadi, dan Pernapasan
2. Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil dari pemeriksaan yang telah dilakukan pada
bayinya
3. Ibu sudah mendapat KIE mengenai imunisasi DPT Hb Hib dan Polio
4. Imunisasi DPT Hb Hib dan Polio telah diberikan
5. Ibu sudah mengetahui efek samping dari imunisasi DPT Hb Hib
6. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang satu bulan lagi dan melakukan imunisasi
selanjutnya sesuai jadwal imunisasi

16

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan mencegah atau
memberantas beberapa penyakit, sasaran imunisasi adalah bayiu usia 0-11 bulan dengan
jangka waktu pemberian yang berbeda-beda.
Dalam pemberian imunisasi perlu banyak hal yang diperhatikan antara lain jenis
imunisasi, usia bayi, jadwal, efek samping, dosis dan cara. Prosedur pemberian imunisasi
harus sesuia dengan jadwal pemberian sesuai dengan penjelasan diatas.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi sesuai dengan usia merupakan hal
yang perlu diperhatikan juga karena hal tersebut sangat berkaitan dengan keberhasilan dalam
pemberian asuhan kebidanan pada anak sehat.
3.2 Saran
Sasaran yang diperlukan bagi petugas maupun keluarga demi kelancaran dan
keberhasilan imunisasi antara lain :
Petugas Kesehatan diharapkan :
1. Memperhatikan keadaan klien dalam setiap pemberian pelayanan
kesehatan
2. Menggunakan komunikasi terapeutik dalam memberikan informasi yang
17

tepat tentang imunisasi


3. Memberikan kesempatan bertanya pada klien dan memberikan jawaban
yang tepat
Ibu dan Keluarga diharapkan :
1. Selalu kooperatif denganpetugas dalam proses pelayanan kesehatan
2. Mematuhi segala ketentuan yang ada dan memberikan jadwal kunjungan
berikutnya
3. Melaksanakan saran dan petunjuk petugas dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

http://www.infodiknas.com/212-asuhan-kebidanan-pada-bayi-%E2%80%9Cs%E2%80%9Ddengan-imunisasi.html
Markum, AH. 1997. Imunisasi. FKUI, Jakarta.
Pedoman Diagnosa dan Terapi, 1994, Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Sutomo,Surabaya.
Prihadi Riza, 1998, Imunisasi polio Bagian SMF Ilmu Kedokteran Anak RSHS,Jakarta.
Soetjiningsih. 2003. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Suryanah. 1998, Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK, EGC. Jakarta.
Suyitno, Hariyono, 2005,Buku Panduan Imunisasidi Indonesia Edisi II, Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai