Anda di halaman 1dari 9

Tugas makalah

KIMIA FISIKA
PERANAN RADIO ISOTOP DALAM DUNIA FARMASI

O LE H
NAMA

JULIA MEGAWATI DJAMAL

NIM

15.01.275

KELAS

TRANSFER A 2015

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


MAKASSAR
2016

A. Pendahuluan
Radionuklida atau radio isotop adalah isotop dari zat radioaktif. Radioisotop
adalah isotop dari zat radioaktif mampu memancarkan radiasi radionuklida dapat
terjadi secara alamiah atau sengaja di buat oleh manuisa dalam reactor penelitian,
produksi radionuklida dengan proses aktivitas dilakukan dengan cara menembaki
isotop stabil dengan neutron di dalam sedangkan bahan yang disinari disebut
target atau sasaran neutron yang di tembakkan akan masuk ke dalam inti atom
target sehingga jumlah neutron dalam inti target bertambah ,peristiwa ini dapat
mengakibatkan ketidaksetabilan inti atom sehingga berubah sifat menjadi
radiaktif.
Radioisotop (zat radioaktif) selalu memancarkan sinar (partikel) radioaktif (,
,, . . .) secara spontan dan terus menerus sampai habis. Partikel yang
dipancarkan itu mempunyai energy dan dapat dideteksi dengan detector
(pencacah). Energinya dapat sebagai sumber energy dan partikel tersebut dapat
dipakai sebagai penelusuri jejak (tracer) suatu proses
X

Punya energy

Partikel

dapat dideteksi dengan detector

Sumber energy

sebagai pencari jejak (tracer)

Radioisotope sebagai tracer biasannya dicampur dengan isotop stabil dan


kemudian dideteksi aktifitas peluruhannya.
Jadi isotop
aktif (radioisotop)
Stabil (tidak aktif)
B. Sifat-sifat partikel , ,.
a) Sinar alfa ( )

Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel


sinar alfa sama dengan inti helium - 4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma.
Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif.
Karena memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa paling lemah
diantara diantara sinar- sinar radioaktif.
b) Sinar beta ( )
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Sinar beta paling
energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat
menembus kulit. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa
sehingga dinyatakan dengan notasi.
c) Sinar gamma ( )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak
bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi . Sinar
gamma mempunyai daya tembus.
Radioisotop telah banyak digunakan dalam banyak bidang diantaranya
bidang kedokteran dan kesehatan.
C. Peran Radio Isotop
Peran radioisotop sebagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas
yang dimilikinya. Pertama, radioisotop memancarkan radiasi manapun dia berada
dan mudah dideteksi. Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah padam
senantiasa memancarkan cahayanya.Radioisotopdalam jumlah sedikit sekali pun
dapatdengan mudah diketahui keberadaannya. Dengan teknologi pendeteksian
radiasi saat ini, radioisotop dalam kisaran pikogram (satu per satu trilyun gram)
pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika radioisotop dalam
bentuk carrier free (murni tidak mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja
dibagi rata ke seluruh penduduk bumi yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah
yang diterima oleh masing-masing orang dapat diukur secara tepat.
Kedua, laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan
fungsi jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan

baik

temperatur,

tekanan,

pH

dan

sebagainya.

Penurunan

radioaktivitas ditentukan oleh waktu paro, waktu yang diperlukan agar intensitas
radiasi menjadi setengahnya. Waktu paro ini merupakan bilangan khas untuk tiaptiap radioisotop. Misalnya karbon-14 memiliki waktu paro 5.730 tahun, sehingga
radioaktivitasnya berkurang menjadi separonya setelah 5.730 tahun berlalu.
Seluruh radioisotop yang telah berhasil ditemukan telah diketahui pula waktu
paronya. Waktu paro radioisotop bervariasi dari kisaran milidetik sampai ribuan
tahun. Waktu paro ini merupakan faktor penting dalam pemilihan jenis
radioisotop yang tepat untuk keperluan tertentu.
Ketiga, intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau
senyawa yang disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan
kimia yang berperan adalah elektron, utamanya elektron pada kulit atom terluar,
sedangkan peluruhan radioisotop merupakan hasil dari perubahan pada inti atom.
Keempat, radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan
isotop lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotopisotop lain dari unsur yang sama. Radioisotop karbon-14, misalnya, memiliki
karakteristik kimia yang sama dengan karbon-12.
Kelima, radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki daya
tembus yang besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun dapat
ditembus oleh radiasi gamma, utamanya gamma dengan energi tinggi. Sifat ini
mempermudah dalam pendeteksian.
D. Perkembangan Radioisotop Di Indonesia
Aplikasi teknik nuklir dalam bidang farmasi di Indonesia telah dilakukan
sejak akhir 1960an, yaitu setelah reaktor atom Indonesia yang pertama mulai
beroperasi di Bandung. Beberapa tenaga ahli Indonesia dibantu oleh ahli dari luar
negeri mulai merintis pendirian suatu unit kedokteran nuklir di Pusat Reaktor
Atom Bandung (sekarang bernama Pusat Penelitian Teknik Nuklir). Pada masamasa awal, berbagai kendala menghadang perkembangan kedokteran nuklir di
Indonesia seperti misalnya langkanya tenaga ahli, masalah pengadaan
radiofarmaka/radioisotop, biaya pemeriksaan yang dianggap mahal, belum
dikenal oleh masyarakat luas. Berapa sebenarnya jumlah unit kedokteran nuklir

yang dibutuhkan di suatu negara adalah sangat bervariasi tergantung tingkat


kemajuan teknologinya, sosial ekonomi masyarakat di negara itu, prioritasnya di
sektor kesehatan.
E. Sumber Radiasi
Berdasarkan asalnya sumber radiasi pengion dapat dibedakan menjadi dua
yaitu sumber radiasi alam yang sudah ada di alam ini sejak terbentuknya, dan
sumber radiasi buatan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai tujuan.
1 Sumber Radiasi Alam
Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi alam disebut juga sebagai
radiasi latar belakang. Radiasi ini setiap harinya memajan manusia dan
merupakan radiasi terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja di
tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi
berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi latar belakang yang

diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama yaitu
a Sumber radiasi kosmis
b Sumber radiasi terrestrial
c Sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh sendiri
Sumber Radiasi Buatan
Sumber radiasi buatan telah diproduksi sejak abad ke 20, dengan ditemukannya sinar-X oleh WC Rontgen. Saat ini sudah banyak sekali jenis dari
sumber radiasi buatan baik yang berupa zat radioaktif dan sumber pembangkit
radiasi (pesawat sinar-X dan akselerator). Radioaktif dapat dibuat oleh
manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan
neutron

atau

biasa

disebut

sebagai

reaksi

fisi

di

dalam

reaktor

atom.Radionuklida buatan ini bisa memancarkan radiasi alpha, beta, gamma


dan neutron.
Sumber pembangkit radiasi yang lazim dipakai yakni pesawat sinar-X dan
akselerator. Proses terbentuknya sinar-X adalah sebagai akibat adanya arus
listrik pada filamen yang dapat menghasilkan awan elektron di dalam tabung
hampa. Sinar-X akan terbentuk ketika berkas elektron ditumbukan pada bahan
target.
F. Pengaruh Radiasi Pada Makhluk Hidup

Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif
kecil tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar
radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau
membentuk radikal bebas yang reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada
struktur DNA dalam kromosom. Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan
diteruskan pada sel berikutnya yang dapat mengakibatkan kelainan genetik,
kanker dll. Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung
pada waktu paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih
berbahaya daripada bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama.
Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya radiasi sinar kosmis
atau radiasi dari radioakif alam. Disamping itu, dari berbagai kegiatan seperti
diagnosa atau terapi dengan sinar X atau radioisotop. Orang yang tinggal disekitar
instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih banyak tetapi masih dalam batas
aman.
G. Bidang Farmasi dan Kesehatan
Bidang kesehatan dan farmasi

merupakan

bidang

terbesar

yang

menggunakan senyawa bertanda radioaktif. Hampir dari 80% dari penggunaan zat
radioaktif terletak di bidang ini. Dengan isotop radioaktif telah dapat diselidiki
dan dipelajari proses fisiologi, biokimia, patologi dan farmakologi berbagai
macam obat.
Penggunaan isotop radioaktif dalam farmasi, sebetulnya telah dimulai
semenjak tahun 1936 pada waktu John Lawrence et al. Menggunakan fosfor -32
untuk terapi. Walaupun dimulai untuk terapi, tetapi penggunaan radioisotop
selanjutnya hampir 90% ditujukan untuk diagnosis, dan sebagian besar
telahdalam bentuk senyawa bertanda.
Suatu unsur dikatakan radioisotop atau isotop radioaktip ialah apabila unsur
tersebut dapat memancarkan radiasi. Pada umumnya radioisotop digunakan untuk
berbagai keperluan seperti dalam bidang farmasi dan industri. Radioisotop yang
digunakan tersebut tidak terdapat di alam, disebabkan waktu paruh dan beberapa
faktor lainnya yang kurang memenuhi persyaratan. Untuk beberapa tujuan

radioisotop harus dikombinasikan dengan senyawa tertentu melalui bebarapa cara


reaksi kimia. Dengan demikan tujuan utama produksi radioisotop ialah
menyediakan unsur atau senyawa radioaktif tertentu yang memenuhi persyaratan
sesuai penggunaanya.
Bidang farmasi yang menggunakan isotop untuk keperluan diagnosis
maupun terapi dikenal dengan bidang kedokteran nuklir. Bidang farmasi lain yang
memanfaatkan radiasi untuk keperluan diagnosis dan terapi adalah bidang
radiologi. Perbedaan antara kedua bidang tersebut terletak pada jenis sumber
radiasi yang digunakan. Bidang radilogi menggunakan sumber radiasi terturup,
sedangkan bidang kedokteran nuklir menggunakan sumber radiasi terbuka.
Ditinjau dari sisi keselamatan penggunaan sumber radiasitertutup lebih mudah
penangananya, karena tidakmengakibatkan terjadinya kontaminasi internal.
Contoh sumber radiasi tertutup yaitu pesawat sinar X, jarum radium, Cobalt unit
dan akselerator linier. Sumber radiasi terbuka sangat memungkinkan terjadinya
kontaminasi internal.Sedang dalam penggunanya justru sebagian besar sengaja
memasukkan sumber radiasi terbuka ke dalam tubuh. Namun demikian
penggunaan sumber radiasi terbuka dalam bidang farmasi telah diperhitungkan
seteliti mungkin hingga tidak membahayakan pasien. Sumber radiasi yang
digunakan untuk diagnose maupun terapi dalam farmasi nuklir disebut
radiofarmaka. Radiofarmaka yang digunakan berupa senyawa garam sederhana
atau berupa senyawa organik bertanda. Contoh Na I 131 berupa garam
sederhana, yang digunakan untuk uji kelenjar gondok (thyroid), Hippuran I 131
senyawa organik bertanda, untuk pemeriksaan fungsi ginjal. Rancangan
radiofarmaka pada umumnya harus memenuhi syarat-syarat tertentu antara lain :
1) Untuk diagnostik
- Waktu paruh pendek
- Aktivitas serendah mungkin
- Pemancar gamma
- Suntikan harus steril
- Energi yang dipancarkan 30-600 KeV.
2) Untuk Terapi
- Waktu paruh panjang

- Aktivitas disesuaikan dengan perhitungan yang diperlukan


- Pemancaran beta murni
- Terlokalisir ditempat yang diobati
- Energi yang dipancarkan antara 500 1000 KeV
H. Aplikasi Radio Isotop dalam Dunia Farmasi dan Kesehatan
1 Teknetum-99 (Tc-99)
2 Iodin-131 (I-131)
3 Iodin-123 (I-123)
4 Natrium-24 (Na-24)
5 Xenon-133 (Xe-133)
6 Phospor-32 (P-32)
7 Sr-85 untuk mendeteksi penyakit pada tulang.
8 Se-75 untuk mendeteksi penyakit pankreas.
9 Kobalt-60 (Co-60)
10 Kobalt-60 (Co-60) dan Skandium-137 (Cs-137) radiasinya digunakan untuk
11
12
13
14
15
16
17

sterilisasi alat-alat medis.


Ferum-59 (Fe-59)
Radium-60
Oksigen-18 (O-18)
Karbon-14 (C-14) untuk mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
Tc-IDA (Iminodiacetic acid)
99mTc-Acutect
Senyawa pospat atau posponat
Selain contoh-contoh diatas, masih banyak lagi pengaplikasian radio isotop

dalam kefarmasian dan kesehatan


I. Kesimpulan
Bahwa radiasi mempunyai dua sifat yaitu sifat merusak dan sifat yang dapat
dimanfaatkan untuk kesejahtaraan masyarakat dan Radiofarmaka mempunyai
karakteristik tertentu apabila di gunakan dibidang kesehatan, yaitu tranlokasinya,
depositnya dan metabolism.

DAFTAR PUSTAKA
ARIF JAUHARI, Barkas Sinar - X dan Pembentukan Gambar, Puskaradim, Jakarta,
2008
Asmiatunchemistry. Unsur Radioaktif. http://blogspot.com diakses 29 april 2013
Riezty. 2009. Kegunaan Radioisotop. http://blogspot.com diakses 30 April 2013
SASSUNG.J, Pengenalan Radioisotop, Karunika UT, Jakarta, 1986
Setiawan, Duyeh. 2010, Radiokomia Teori Dasar dan Aplikasi Teknik Nuklir,
Bandung : Widya Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai