Anda di halaman 1dari 18

Deppy Liasari

KASUS 1
Tn. I, usia 60 tahun, status menikah, dirawat di RS dengan diagnosis medis
Ileus Obstruksi Parsial ec. Recti 1/3 distal. Pasien dan istrinya bekerja
sebagai petani dengan penghasilan tidak tetap tergantung hasil panen.
Pasien mempunyai 2 orang anak yang sudah tidak tinggal dengan pasien.
Sejak 3 bulan SMRS pasien mengeluh BAB bercampur darah, dan sempat
dirawat kelas III RS Jampang Kulon Sukabumi selama 4 hari dan dibiopsi.
Dari hasil biopsy pasien didiagnosis Ca recti dan harus menjalani operasi.
Sejak 1 minggu SMRS pasien mengeluh msulit BAB tetapi masih bisa
buang angin, setiap BAB bercampur darah, dan keras seperti kotoran
kambing. Keluhan disertai nyeri perut hilang. BB pasien sekarang 48 kg,
dan
TB
163
cm.
Hasil pemeriksaan biokimia : Hb :9,1 g/dl (N = 13,5 17,5 g/dl),
Hematokrit 27 % (N = 40-52 %), Eritrosit 3,32 jl/UL (4,5-6,5 jt/UL), Leukosit
8200 /mm3 (N = 3800 10600/mm3), trombosit 342.000/mm3 (N =
150.000-450.000/mm3), albumin 2,5 g/dl (N = 3,5-5 g/dl), dan protein
total 4,8 g/dl (N = 6,3-8,2 g/dl). Data klinis pasien adalah TD 110/70
mmHg, nadi 88x/menit, RR : 20x/menit, suhu afebris. Secara fisik pasien
tampak kurus, lemah, pucat, bising usus (+), dan hanya bisa berbaring di
tempat tidur.
Sebelum sakit, pasien biasa makan nasi 2-3 x/hari, dengan lauk yang
sering dikonsumsi telur, ikan asin, tahu dan tempe. Pasien jarang
mengkonsumsi buah dan sayuran, hanya 1-2 kali/minggu, meskipun
istrinya sudah memasakkan sayur. Setelah sakit, pasien makan lebih
sedikit dari biasanya. Hasil recall 24 jam saat di RS didapatkan energi :
690 kal, Protein : 34 gram, lemak 20 gram, dan KH 67 gram. Standart
makanan RS : Energi 1700 kalori, protein 68 gram, lemak 54 gram, dan
karbohidrat 52 gram.
PENYELESAIAN KASUS
A. Gambaran Umum Pasien
Nama : Tn. I
Usia : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Petani
Ruang/Kelas : Dahlia/III
Hari Perawatan : 5 (hari
kelima)
Diagnosis Medis : Ileus Obstruksi Parsial ec. Recti 1/3 distal.

Deppy Liasari
B. Proses Asuhan Gizi Terstandar
1. Pengkajian Gizi
Riwayat Gizi/Makanan :
Riwayat Gizi Dahulu :
Sebelum sakit, pasien biasa makan nasi 2-3 kali/hari, dengan lauk yang
sering dikonsumsi telur, ikan asin, tahu dan tempe. Pasien jarang
mengkonsumsi buah dan sayuran, hanya 1-2 kali/minggu.
Riwayat Gizi Sekarang :
Pada saat sakit, pasien makan lebih sedikit dari biasanya, karena nafsu
makan kurang. Motivasi untuk menghabiskan makanan sangat kurang
karena alasan diet/makanan RS terasa hambar dan membosankan. Hasil
recall konsumsi makan 24 jam terakhir saat di RS didapatkan Energi 1090
kal, Protein : 34 gram, lemak : 20,3 gram, dan KH 166,5 gram.
Tabel 1. Tingkat Konsumsi Makan Pasien 24 Jam Terakhir
Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Asupan Makan

1090

34

20,3

166,5

Standar Makanan RS

1700

68

54

320

% Tingkat Konsumsi

64,1

50

37,6

52

Kategori Tingkat Konsumsi


Penilaian

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang
:

Nafsu makan kurang, dan motivasi untuk menghabiskan makanan sangat


kurang, karena alasan diet/makanan RS terasa hambar dan
membosankan. Asupan makan dibandingkan dengan standart makanan RS
: Energi : 64,1%, Protein : 50 %, Lemak 37,6% dan KH : 52%. Nafsu makan
(-), sehingga asupan makan : Kurang, berdasarkan SK Kemenkes
No:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit, (point 11, Sub Gizi dengan indikator sisa makanan yang tidak
termakan oleh pasien menggunakan nilai standar <20%, artinya bahwa
pasien dinilai memiliki asupan yang normal apabila mampu menghabiskan
makanan sebesar 80% dari standar makanan RS, dan jika
mengkonsumsi makanan < 80% dari standar makanan RS, pasien dinilai
memiliki
asupan
makan
yang
kurang).
Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Hb

9,1 g/dl

Keterangan

13,5-17,5 g/dl Anemia

Deppy Liasari
Haematokrit

27%

40-52%

Eritrosit

3,32 jt/UL

4,5 6,5 jt/UL Anemia

Albumin

2,5 g/dl

3,5-5 g/dl

Protein Total
4,8 g/dl
6,3 -8,2 g/dl
Penilaian :
Pasien mengalami anemia, hipoalbuminemia.

Hipoalbuminemia

Antropometri
BB : 48 kg, TB 163 cm, BBI = (TB-100) 10% = 56,7 kg
Perhitungan IMT : BB/(TB)2 = 48/(1,63)2 = 18.07 kg/m2
Penilaian :
Berdasarkan IMT, pasien memiliki status gizi BB Kurang (18,07 kg/m2),
karena batasan BB Kurang yaitu <18,5 kg/m2, menggunakan WHO
WPR/IASO/IOTF dalam the Asia Pacific Perspective dengan kategori :
<18,5 kg/m2 : BB kurang
18,5-22,9 kg/m2 : normal,
23 : BB lebih
23-24,9 kg/m2 : at risk (dengan resiko)
25-29,9 kg/m2 : obese I
30 kg/m2 : obese II
Fisik Klinis
Fisik : Pasien sadar, secara fisik pasien tampak kurus, lemah, pucat, bising
usus (+).
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinik
Jenis Pemeriksaan Hasil
Nilai Rujukan
Keterangan
1. Tekanan darah
110/70 mmHg
120/80 mmHg
Hipotensi
2. Nadi
84 x/menit
80-100x/menit
Normal
0
0
3. Suhu
37 C
36-37,2 C
Normal
4. Respirasi
28 x/menit
19-36 x/menit
Normal
Penilaian :
Tekanan darah rendah, secara fisik terdapat tanda-tanda malgizi (pasien
tampak kurus, dan lemah).
Riwayat Personal :
Sosial Ekonomi :
Pasien dan istrinya bekerja sebagai petani dengan penghasilan tidak tetap
tergantung hasil panen. Pasien mempunyai 2 orang anak yang sudah tidak
tinggal dengan pasien.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Saat ini menjalani perawatan di RS dengan diagnosis medis Ileus Obstruksi

Deppy Liasari
Parsial ec. Recti 1/3 distal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Sejak 3 bulan SMRS pasien mengeluh BAB bercampur darah, dan sempat
dirawat di RS Jampang Kulon Sukabumi selama 4 hari dan dibiopsi. Dari
hasil biopsi pasien didiagnosis Ca recti dan harus menjalani operasi. Sejak
1 minggu SMRS pasien mengeluh sulit BAB tetapi masih bisa buang angin,
setiap BAB bercampur darah dank eras seperti kotoran kambing. Keluhan
disertai nyeri perut hilang timbul.
Penilaian :
Pasien memiliki status ekonomi yang rendah, saat ini pasiendidiagnosis
Ileus Obstruksi Parsial ec. Ca Recti 1/3 distal, dan mengalami gangguan
fungsi gastrointestinal.

2. DIAGNOSIS GIZI
NI.2.1 Makanan dan minuman oral tidak adekuat berkaitan dengan
nafsu makan kurang ditandai dengan hasil recall Energi : 64,1%.
NI.5.2 Malnutrusi berkaitan dengan penyebab fisiologis yang
meningkatkan kebutuhan gizi karena penyakit ditandai dengan IMT pasien
18,07 kg/m2
NC.3.1 BB kurang berkaitan dengan riwayat asupan energy inadekuat
ditandai dengan BBA (48 kg) <BBI (56,7 kg), IMT pasien 18,07 kg/m2.

Deppy Liasari

3. INTERVENSI GIZI
Tujuan :
Meningkatkan asupan makanan sesuai dengan kebutuhan
Memberikan dukungan gizi enteral tinggi protein sehingga meningkatkan
asupan asupan protein, kadar hipoalbunemia, dan kadar Hb.
Memberikan makanan yang tidak memperberat fungsi gastrointestinal,
sehingga keluhan nyeri perut berkurang
Memperbaiki status gizi dan mempertahankan BB agar tidak jatuh pada
kondisi penurunan BB yang drastis.
Memberikan edukasi pemahaman pentingnya diet pasien untuk
penyembuhan.
Prinsip Diet : Energi Tinggi, Protein Tinggi (ETPT)
Macam Diet : Diet ETPT.
Bentuk Makanan : Makanan lunak (bubur), karena pasien memiliki keluhan
nyeri perut, sering timbul.
Syarat :
Energi dihitung berdasarkan rumusan Harris Benedict, dengan
memperhitungkan basal, aktifitas dan faktor stres, Energi diberikan tinggi
untuk memenuhi kebutuhan basal metabolisme, aktifitas pada saat sakit,
mengatasi infeksi pada ileus, dsb,..
Contoh Sumber Bahan Makanan : bubur, kentang, roti.
Protein tinggi, diberikan sebesar 2 g/kgBB/hari (21,7%) untuk membantu
meningkatkan kadar albumin, membantu dalam proses penyembuhan
luka.
Contoh Sumber Bahan Makanan: ayam, daging, ikan.

Deppy Liasari
Lemak cukup diberikan 20% dari kebutuhan energi total sebagai penghasil
energi dan cadangan energi tubuh terbesar.
Contoh Sumber Bahan Makanan : minyak, mentega.
Karbohidrat diberikan sebesar 58,3 % sebagai penghasil energi bagi
pasien yang sedang menjalani perawatan.
Contoh Sumber Bahan Makanan : bubur, kentang, roti.
Vitamin A diberikan sebesar,.. mg untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Contoh Sumber Bahan Makanan : wortel, labu kuning, pepaya
Vitamin C diberikan sebesar.. untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Contoh Sumber Bahan Makanan : jeruk
Makanan diberikan dengan porsi kecil tapi sering, dengan frekuensi makan
: 3 x makan utama, 2X selingan, dan 3 kali enteral.
Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat-zat Gizi
Perhitungan Kebutuhan Menurut Harris Benedict :
BEE = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) (6,8 x U)
= 66 + (13,7 x 48 Kg) + (5 x 163) (6,8 x 60)
= 66 + 657,6 + 815 408 kkal
= 1130,6 kkal
TEE = 1130,6 kkal x AF x IF
= 1130,6 kkal x 1,2 x 1.3
= 1763,7 kkal
Keterangan : BEE (Basal Energy Expenditure)
TEE (Total Energy Expenditure)
AF (Activity Factor), 1,2 Bedrest
IF (Injury Factor), 1,3 Ileus Obstruksi
Protein (gram) = 2 g/kg BB
= 2 g x 48 kg
= 96 gram
% Protein = 96 gram x 4 kal/g x 100%
1763,7 kkal
= 21,7%
Lemak = 20% x TEE
= 20% x 1763,7 kkal
= 352,74 kkal
Lemak (gram) = 352,74 kal : 9kal/gram = 39 gram
% Karbohidrat = 100 % (% protein + % lemak)

Deppy Liasari
= 100 % (21,7% + 20%)
= 100% 41,7%
= 58,3 %
Karbohidrat (kkal) = 58,3% x TEE
= 58,3 % x 1763,7 kkal
= 1028,24 kkal
Karbohidrat (g) = 1028,24 kkal : 4 kkal/gram
= 257,1 gram
Kebutuhan Vitamin dan Mineral : (AKG, 2004)
Vitamin A : 600 RE Vitamin D : 15 ug
Vitamin E : 15 mg Vitamin K : 65 ug
Tiamin : 1 mg Riboflavin : 1,3 mg
Niasin : 16 mg Asam Folat : 400 ug
Piridoksin : 1,7 mg Vitamin B12 : 2,4 ug
Vitamin C : 90 mg Kalsium : 800 mg
Fosfor : 600 mg Magnesium : 300 mg
Besi : 13 mg Yodium : 150 ug
Seng : 13,4 mg Selenium : 30 ug
Mangan : 2,3 mg Fluor : 3 mg
4. RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
Parameter

Target

Pelaksanaan

Asupan
Makan

Asupan makan mencapai 100% dari


kebutuhan

Setiap hari

Antropometri BB naik dan status gizi normal

Akhir Perawatan

Biokimia

Hb, albumin, Protein Total

Hari kedua
pengamatan kasus

Fisik Kljnis

Pucat dan lemah berkurang, TD, nadi,


respirasi, suhu normal

Setiap hari

Keluhan

Nyeri perut berkurang/hilang

Setiap hari

Sikap dan
Perilaku

Mengubah perilaku terhadap diet RS


(mau menerima diet RS)

Setiap hari

E. DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process.
Yogjakarta : Graha Ilmu.
Gutawa, Miranti, dkk. 2011. Pengembangan Konsep Nutrition Care Process
(NCP) Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta ; Persagi-ASDI, Abadi

Deppy Liasari
Publishing & Printing.
Hartono, Andry. 2009. Asuhan Gizi Rumah Sakit, Diagnosis Konseling dan
Preskripsi. Jakarta : EGC Kedokteran.
Perkeni, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.
Jakarta.
SK Kemenkes No:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.

II. Contoh Penyelesaian Kasus Diabetes Mellitus dengan langkah


Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
A. Gambaran Umum Pasien
Nama
: Ny. S S No RM
Umur
: 51 th
Ruang
Perempu Tanggal
Sex
:
an
Masuk
Pekerjaa
Tanggal
: Guru SD
n
Kasus
Pendidik
: S1
Alamat
an
Diagnosa
Agama : Islam
Medis

: 2. 37. 23. 97
: Boegenvile C1 K2
: 18 Oktober 2008
: 20 Oktober 2008
: Larangan Gayam RT 61/63 Sukoharjo
:

Obs. Ikterik e.c. hydrops vesica felea dd


cholelithiasis DM II

B. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


1. Pengkajian Gizi
Riwayat Gizi/Makanan :
Riwayat Gizi Dahulu :
Pasien menjalani diit rendah lemak sejak keluar dari RS Dr. Oen atas
anjuran dokter yang merawat. Pasien tidak mengkonsumsi makanan yang
digoreng dan bersantan. Pasien belum pernah mendapatkan konsultasi gizi
mengenai diet penyakit yang dialaminya. Pola makan pasien sebelum MRS
: pasien suka mengkonsumsi glukosa sederhana (sirup) dalam jumlah yang
berlebih.
Riwayat Gizi Sekarang :
Pasien suka mengkonsumsi makanan dalam porsi yang berlebih, nafsu
makan normal. Hasil recall konsumsi makan 24 jam terakhir saat di RS
didapatkan Energi 1430 kal, Protein : 53,97 gram, lemak : 30,57 gram, dan

Deppy Liasari
KH 272.05 gram.
Tabel 1. Tingkat Konsumsi Makan Pasien 24 Jam Terakhir
Implementasi
Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Asupan oral
1130
28,97
30,57
222,05
Infus D 10%
200
-50
Aminofusin Hepar 5% 100
25
Total asupan
1430
53,97
30,57
272,05
Standar RS
1582
59,8
46,2
255
% Asupan
90,5
90,2
66
106,7
Penilaian :
Asupan makan dibandingkan dengan standart makanan RS : Energi :
90,5%, Protein :90,2 %, Lemak 66% dan KH : 106,7%. Asupan makan :
Baik, rujukan berdasarkan SK Kemenkes No:129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, (point 11, Sub Gizi
dengan indikator sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
menggunakan nilai standar <20%, artinya bahwa pasien dinilai memiliki
asupan yang normal apabila mampu menghabiskan makanan sebesar
80% dari standar makanan RS, dan jika mengkonsumsi makanan < 80%
dari standar makanan RS, pasien dinilai memiliki asupan makan yang
kurang).
Berdasarkan riwayat pola makan pasien, pasien masih sering
mengkonsumsi glukosa sederhana (sirup), hal ini dikarenakan pasien tidak
mengetahui efek konsumsi gula yang berlebihan.
Konsumsi gula sederhana yang berlebihan akan menyebabkan kadar gula
darah tinggi. Meningkatnya kadar gula dalam darah tersebut sebagai
akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh. Organ tubuh
yang terganggu adalah pankreas, jika Pankreas terganggu, maka
kemampuan untuk memproduksi hormon insulin juga terganggu. Insulin
adalah sejenis hormon jenis polipeptida yang dihasilkan oleh kelenjar
pankreas. Fungsi utama insulin ialah untuk menjaga keseimbangan
glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa
oleh sel tubuh. Kegagalan tubuh untuk menghasilkan insulin, atau jumlah
insulin yang tidak mencukupi akan menyebabkan glukosa tidak dapat
masuk ke dalam tubuh dan digunakan oleh sel-sel dalam tubuh (tidak
terserap oleh sel-sel dalam tubuh). Dengan demikian glukosa meningkat di
dalam darah, dan menyebabkan penyakit Diabetes Melitus.
Aktifitas Fisik : Sebagai seorang guru pasien bekerja sekitar 7 8 jam.
Pasien rutin melakukan senam pagi di sekolah dan sesekali melakukan
jalan pagi. Jumlah jam tidur pasien sekitar 6 8 jam sehari.
Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien

Deppy Liasari
Pemeriksaan
urin/darah

Satuan/Nila
i Normal

Na (serum)

136 145
mmol
3,10 5,00
mmol
98 107
mmol
6,40 8,30
g/dL
3,50 5,00
g/dL
10 -42 U/L
10 40 U/L
7,0 18,0
mg/dL
0,6 1,30
mg/dL
2,6- 7,2
mg/dL
70 -120
mg/dL
80 140
mg/dL
<6,5
0,20- 1,00
mg/dL
0,00 0,30
mg/dL
4,8 -10,83/UL
4,2 5.4
106/UL
Satuan/Nila
i Normal

K (serum)
Cl (serum)
TP
Albumin
AST
ALT
BUN
Creatinin
Uric Acid
GDS
GD 2 JPP
HBA1C
T BIL
D TIL
WBC
RBC
Pemeriksaan
urin/darah
HGB
HCT
MCV
MCH
RDW
PLT
MPV

Awal Masuk
RS18-102008
138,8

Awal
Kasus2010-2008

Keteran
gan
Normal

3,10

Normal

109,5

Tinggi

6,98

Normal

2,10

Rendah

377
180
11,1

Tinggi
Tinggi
Normal

1,16

Normal

5,9

Normal

211

140

Tinggi

241

Tinggi

10,8
11,21

Tinggi
Tinggi

4,89

Tinggi

5,5
3,69

Normal
Rendah

Awal Masuk
RS18-102008
12,0
34,9
94,4
32,4

12 16 g/dL
37 47 %
81 99 fL
27,0 31,0
pg
11,5 15,5 % 23,4
130 400
150
3
10 /UL
7,4 10,4 fL
8,6

Awal
Kasus2010-2008

Keteran
gan
Normal
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Normal
Normal

Deppy Liasari
PCT

0,000 0,990 0,128


Normal
%
Prot
+
Bil
+2
Uro
+2
Blod
+2
Pemeriksaan penunjang : USG tanggal 17 Oktober 2008, Kesan :
Hepatosplenomegali dengan multiple cholelithiasis dan obstruksi pada
CBD.
Penilaian :
Hipoalbuminemia (albumin rendah), proteinuria (+), DM (GDS, GD 2 JPP,
HBA1C meningkat)
Antropometri
BB = 64 kg, TB = 155 cm, BBI = 49,5 kg, LLA = 30 cm
Riwayat perubahan BB,. Terjadi peningkatan BB sebanyak 7 Kg dalam
waktu 3 bulan.
BB yang disesuaikan (adjusted body weight) = {(BBA-BBI) x 0,25} + BBI
= {(64 kg 49,5 kg) x 0,25} + 49,5 kg = 53,12 kg
Perhitungan IMT : BB/(TB)2 = 64/(1,55)2 = 26,64 kg/m2
Penilaian :
Berdasarkan IMT, pasien memiliki status gizi Obes I (26,64 kg/m2), karena
batasan Obese I yaitu 25-29,9 kg/m2, menggunakan WHO WPR/IASO/IOTF
dalam the Asia Pacific Perspective : Redefining Obesity and its Treatment,
dengan kategori :
<18,5 kg/m2 : BB kurang
18,5-22,9 kg/m2 : normal,
23 : BB lebih
23-24,9 kg/m2 : at risk (dengan resiko)
25-29,9 kg/m2 : obese I,
30 kg/m2 : obese II
Fisik Klinis
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Pemeriksaan
Keadaan
Umum

Satuan / nilai
normal

Awal kasus
Lemah, Mata kuning, badan kuning, BAK
seperti teh

Deppy Liasari
Tensi

120/80 mmHg

110/70 mmHg

Nadi

60 100 x/mnt

70 x/menit

Suhu

36 37 C

Afebris

Respirasi
20 24 x/mnt
16 x/menit
Keluhan Utama : Ikterik yang telah berlangsung selama 5 bulan
Penilaian :
Keadaan umum pasien : lemah, mata kuning badan kuning, BAK seperti
teh, hipotensi, keadaan umum terdapat ikterik yang telah berlangsung
selama 5 bulan.
Riwayat Personal :
Data Sosio Ekonomi: Pasien adalah suku Jawa, bekerja sebagai seorang
Guru SD, tinggal bersama suami, 2 orang anak, 1 menantu, dan 1 orang
cucu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Bulan Mei 2008 pasien mengeluh badan terasa lemas, mual (+), muntah
(-), BAK berwarna seperti teh, nyeri ulu hati (+), periksa ke dokter
dikatakan sakit maag, mendapat terapi obat, tetapi tidak nama obat. 2
minggu kemudian keluhan tidak berkurang, mual (+), muntah (-), nyeri
perut (+), BAK warna seperi teh pesien periksa lagi ke dokter. Oleh dokter
dirujuk ke RS Dr. Oen Solo. Pasien dirawat selama 26 hari dengan keluhan
mata kuning (+), badan kuning (+), mual (+), muntah (-), BAK seperti teh,
dikatakan SGOT/SGPT > 1000, mendapat obat dan terapi tapi pasien tidak
tahu. Dilakukan USG hasil tidak ditemukan batu. Keluhan membaik,
SGOT/SGPT hamper mendekati normal. Pasien boleh pulang dan diberi
obat urdafalk 21 tablet (Pasien minum selama 1 bulan).
Pasien kontrol rutin setiap minggu di dr. JK,SpPD diberikan obat lesichol
dan Hp Pro . Pasien menjalani USG lagi hasil menunjukkan tidak ada batu
pada kandung empedu. Badan masih kuning (+), mual (-), muntah (-),
nafsu makan tidak ada kelainan, BAB tidak ada kelainan, BAK seperti the,
Pasien tetap minum obat dan kontrol rutin.
Dua hari SMRS karena badan masih kuning, pasien periksa ke dokter SM,
SpPD KGEH, oleh dokter dilakukan USG Abdomen ulang. Hasil USG
menunjukkan kesan : Hepatosplenomegali dengan Multiple Cholelithiasis
dan obstruksi pada CBD. Pasien disarankan melakukan periksa ulang
laboratorium. Hasil menunjukkan SGOT 958/SGPT 324, Gamma GT 95 dan
Fosfatase Alkali 176, Pasien disarankan menjalani rawat inap untuk
menurunkan kadar GOT/GPT pro cholecystectomy.
Keluhan pasien saat masuk mata kuning (+), badan kuning (+), mual (-),
muntah (-), pusing (-), BAK seperti teh, BAB tidak ada keluhan, nafsu

Deppy Liasari
makan dan minum baik.
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada, Riwayat penyakit keluarga: Orang
tua laki-laki pernah menderita sakit kuning
Terapi Medis :
Jenis Obat/
tindakan
Inf. D10%Aminufusin
Hepar (1:1 20tpm)
- Inj. OMZ 1A/12j

- Inj. SNMC 2A(hari I


III)1A(hari IV-V)
- HP Pro 2 x 1

Fungsi
Tambahan asupan
karbohidratTambahan
asupan asam amino
Sebagai terapi jangka pendek
ulkus duodenal dan lambung,
refluks esofagitis
Antiinflamasi hati

Interaksi dengan
zat gizi

Gangguan GI,
sakit kepala,
ruam kulit

Suplemen untuk hati

2. DIAGNOSIS GIZI
NI.5.8.2 Asupan karbohidrat yang berlebihan (P) berkaitan dengan
kurangnya pengetahuan (E) ditandai dengan pola konsumsi glukosa murni
(syrup) yang berlebihan, GDP tinggi, G2JPP tinggi, HBA1c tinggi,
peningkatan BB 7 kg slm 3 bulan (S/S).
NI.5.4 Penurunan kebutuhan lemak (P) berkaitan dengan adanya
sumbatan pada saluran empedu (E) ditandai dengan hasil USG, T Bil
tinggi, AST tinggi, ALT tinggi, ikterik, telah menjalani diet rendah lemak
(S/S).
NI.5.1 Peningkatan kebutuhan protein (P) berkaitan dengan gangguan
sintesis albumin (E) ditandai dengan kadar albumin yang rendah (S/S).
3. INTERVENSI GIZI
Tujuan :
Menurunkan konsumsi karbohidrat untuk membantu menormalkan
kembali kadar glukosa darah, dan mencegah kenaikan berat badan
Membatasi pemberian makanan tinggi lemak
Meningkatkan kadar albumin darah
Prinsip Diet : Rendah KH, 3 J (Tepat Jumlah, Jenis, Jadwal)

Deppy Liasari
Macam Diet : Diet DM 1700 kalori.
Bentuk Makanan :
Makanan lunak (nasi tim), karena kondisi pasien yang masih lemah.
Syarat :
Energi dihitung berdasarkan rumus PERKENI (2006), dengan
memperhitungkan basal, jenis kelamin, usia, aktifitas dan faktor
kegemukan. Energi diberikan untuk memenuhi kebutuhan basal
metabolisme, aktifitas pada saat sakit, mengurangi berat badan pasien
dan mempercepat proses penyembuhan pasien, karena saat ini pasien
dalam keadaan lemah. Contoh Sumber Bahan Makanan : beras giling,
kentang, jagung.
Protein tinggi, diberikan sebesar 1,3 g/kgBB/hari untuk membantu
meningkatkan kadar albumin. Contoh Sumber Bahan Makanan: ayam,
daging, ikan.
Lemak rendah diberikan 20% dari kebutuhan energi total untuk membantu
menurunkan BB pasien. Contoh Sumber Bahan Makanan : minyak.
Karbohidrat diberikan rendah untuk membantu menurunkan KGD, serta
menurunkan BB pasien. Contoh Sumber Bahan Makanan : beras giling,
kentang, roti.
Serat diberikan sebesar 25-30 gram/hari, terutama untuk membantu
memperlambat waktu pengosongan lambung, meningkatkan waktu transit
dengan memperlambat pergerakan di usus halus, sehingga sangat
membantu juga di dalam menurunkan BB pasien.
Makanan diberikan dengan porsi kecil tapi sering, dengan frekuensi makan
: 3 x makan utama, 2X selingan dengan mematuhi prinsip 3J (tepat
jumlah, jadwal dan jenis).
Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat-zat Gizi
Perhitungan kebutuhan penyakit DM, bisa menggunakan alternatif rumus,
yaitu dengan rumus PERKENI (2006), rumus dari praktisi Endokrinologi
RSUD dr. Soetomo (Prof. Dr. Dr. H. Askandar Tjokroprawiro), Harris
Benedict, perhitungan cepat, dan berbagai alternatif rumus lainnya. Dalam
soal kasus ini akan kami uraikan bagaimana cara perhitungan kebutuhan
energy dan zat gizi dengan menggunakan rumus PERKENI 2006.
Catatan :
Syarat dan Ketentuan Perhitungan PERKENI (2006) :
1. Jenis Kelamin. Kebutuhan kalori basal pada wanita lebih kecil daripada

Deppy Liasari
pria. Kebutuhan basal untuk wanita sebesar 25 kal/kg BB dan 30 kal/kg BB
untuk pria.
2. Umur
Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori jauh lebih tinggi daripada orang
dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kg/kg BB. Sedangkan
Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya
pada anak-anak
lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap
tahunnya. Penurunan kebutuhan kalori diatas usia 40 tahun harus
dikurangi 5% untuk tiap dekade antara 40 dan 59 tahun, sedangkan
antara usia 60 dan 69 tahun dikurangi 10%, diatas usia 70 tahun dikurangi
20%.
3. Aktifitas Fisik atau Pekerjaan.
Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis
aktifitas dikelompokan sebagai berikut :
Keadaan istirahat : kebutuhan kalori basal ditambah 10%.
Aktifitas Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu
rumah tangga, dan lain-lain kebutuhan harus ditambah 20% dari
kebutuhan basal.
Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang
tidak perang, kebutuhan dinaikkan menjadi 30% dari basal.
Berat : petani, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan
ditambah 40%.
Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus
ditambah
50% dari basal.
4. Kehamilan/Laktasi. Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan
150 kalori/hari dan pada trimester II dan III 350 kalori/hari. Pada waktu
laktasi diperlukan tambahan sebanyak 550 kalori/hari.
5. Adanya komplikasi.
Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu
memerlukan tambahan kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikkan 1 derajat
celcius.
6. Berat Badan. Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar
20-30% bergantung kepada tingkat kegemukan/kekurusannya.
Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi :
Kebutuhan Energi Basal () = 25 Kal/kgBB/hari = 25 Kal x 64 kg = 1600

Deppy Liasari
kalori
Koreksi Usia (51 th) = 1600 kalori x 5% = 80 kalori
Aktifitas (istirahat) = 1600 kalori x 10% = 160 kalori
Komplikasi (P. Hati) = 1600 kalori x 20% = 320 kalori
Koreksi Berat Badan = 1600 kalori x 20% = 320 kalori
Total kebutuhan energi =
= Energi basal Koreksi usia + Aktifitas + Komplikasi K. Berat Badan
= 1600 kalori 80 kalori + 160 kalori + 320 kalori 320 kalori
= 1680 kalori (dibulatkan menjadi 1700 kalori)
Protein (gram) = 1,3 g/Kg BB = 1,3 g x 64 kg = 83,2 gram
% Protein = (83,2 gram x 4 kal/g x 100%): 1700 kal = 19,6%
Lemak = 20% x total kebutuhan energi = 20% x 1700 kalori = 340 kalori
Lemak (gram) = 340 kal : 9kal/gram = 37,8 gram
% Karbohidrat = 100 % (% protein + % lemak) = 100 % (19,6% + 20%)
= 60,4 %
Karbohidrat (kal) = 60,4%xtotal kebutuhan energy = 60,4%x1700 kalori =
1026,8kalori
Karbohidrat (g) = 1026,8 kalori : 4 kal/gram = 256,7 gram
Kebutuhan Vitamin dan Mineral : Lihat di Tabel AKG, 2004.
Kebutuhan Serat :
25g/1000kal/hari, maka kebutuhan serat pasien = (25 gx1700
kal)/1000kalori = 42,5 gram.
Penyusunan Menu
Makan pagi (06.30):
Nasi Tim
Telur Mata Sapi
Tempe bumbu Bali
Cah Sawi Hijau Wortel
Selingan (09.30)
Pepaya

Deppy Liasari

Makan Siang (12.30)


Nasi Tim
Pepes Ikan
Tahu Bacem
Sayur Asem
Selingan II (15.30)
Bika Pisang
Makan Sore (18.30)
Nasi Tim
Basho Daging
Cap Cay Sayur
Selingan III ( 21.30)
Apel Hijau
4. RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
Parameter
Target
Asupan
asupan makan tetap normal
Makan
Antropometri BB normal dan status gizi
normal
Biokimia
Albumin, GDS, GD 2 JPP,
HBA1C
Fisik Kljnis
Lemah berkurang,

Pelaksanaan
Setiap hari
akhir Perawatan
hari ketiga pengamatan
kasus
Setiap hari

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process.
Yogjakarta : Graha Ilmu.
Gutawa, Miranti, dkk. 2011. Pengembangan Konsep Nutrition Care Process

Deppy Liasari
(NCP) Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta ; Persagi-ASDI, Abadi
Publishing & Printing.
Hartono, Andry. 2009. Asuhan Gizi Rumah Sakit, Diagnosis Konseling dan
Preskripsi. Jakarta : EGC Kedokteran.
Perkeni, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.
Jakarta.
SK Kemenkes No:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit,
- See more at: http://ninnarohmawati.blogspot.co.id/2014/01/contohpenyelesaian-kasus-berdasarkan.html#sthash.uh1D9vHk.dpuf

Anda mungkin juga menyukai