PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan kepribadian memiliki jumlah terbanyak sekitar 5 dari hitungan secara
kasar taIsiran jumlah penduduk gangguan jiwa.
Penelitian gangguan kepribadian pada remaja
dan dewasa awal di Desa Sedeng Pacitan, sampel yang digunakan adalah remaja dan dewasa
awal di desa Sedeng Pacitan yang berusia 18-25 tahun baik itu laki-laki dan perempuan yang
berjumlah 152 orang. Dari hasil penelitian prevalensi gangguan kepribadian, dapat di rinci
menurut delapan aspek yaitu gangguan kepribadian obsesiI kompulsiI sebanyak 32 orang
(21.05), gangguan kepribadian shizoid sebanyak 26 orang (17.10), gangguan kepribadian
paranoid sebanyak 27 orang (17.76), gangguan kepribadian ambang sebanyak 22 orang
(14.4), gangguan kepribadian anti sosial sebanyak 29 orang (19.07) dan gangguan lain
seperti kondisi emosional sebanyak 37 orang (24.34),depresi sebanyak 35 orang (23.02)
dan impulsiI sebanyak 28 orang (18.42). Melihat tingginya prevalensi gangguan
kepribadian maka dapat disimpulkan bahwa status kesehatan masyarakat khususnya remaja
dan dewasa awal di desa Sedeng Pacitan menunjukkan pada tingkat rendah.
1
Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang
lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di
kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh
tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan
masih banyak lagi.
2
Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan
menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus memahami deIenisi dari
kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori
tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang baik.
Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat
dihindari.
2
B. %::an
%ujuan penulisan reIrat ini adalah untuk dapat lebih mengenal dan memahami tentang
gangguan kepribadian. Selain itu juga untuk memenuhi persyaratan dalam kepaniteraan
klinik di departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Polpus R.S Soekanto Jakarta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI KEPRIBADIAN
Kata 'kepribadian (personality) sesungguhnya berasal dari kata latin: persona.
Pada mulanya kata persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain
sandiwara di zaman romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona
(personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu
yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut
diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang
diterimanya.
2
Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-
sistem psikoIisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kepribadian dapat dideIinisikan
sebagai totalitas siIat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari
hari ke hari dalam kondisi yang biasanya; kepribadian relatiI stabil dan dapat diramalkan
(kaplan).
2
B. Pembent:kan Kepribadian
Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat
membedakannya dalam dua golongan :
1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam
kebudayaan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan Iungsi dan peranan
seseorang dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki atau wanita seseorang
mempunyai hak dan kewajiban tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh
orang yang bersangkutan tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat,
misalnya jabatan atau pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak
dapat sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang
struktur kebudayaan dimana orang itu hidup. Hal ini disebabkan karena :
a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya
(orang tua, saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap
orang. Setiap orang tua atau media massa mempunyai pandangan dan
individu. Energi dasar ini menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut
pemuasan. %iga sistem tersebut adalah id, ego, dan superego.
2
Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segera impuls
biologis; ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapai
dengan cara yang diterima masyarakat, dan superego (hati nurani;suara hati) memiliki
standar moral pada individu. Jadi jelaslah bahwa dalam teori psikoanalisis Freud, ego
harus menghadapi konIlik antara id ( yang berisi naluri seksual dan agresiI yang selalu
minta disalurkan) dan super ego (yang berisi larangan yang menghambat naluri-naluri
itu). Selanjutnya ego masih harus mempertimbangkan realitas di dunia luar sebelum
menampilkan perilaku tertentu.
2
Namun, dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego bukannya menghadapi
konIlik antara id dan superego, melainkan harus mengelola dorongan-dorongan yang
datang dari ketidak sadaran kolektiI (yang berisi naluri-naluri yang diperoleh dari
pengalaman masa lalu dari masa generasi yang lalu) dan ketidaksadaran pribadi yang
berisi pengalaman pribadi yang diredam dalam ketidaksadaran. Berbeda dengan
Freud, Jung tidak mendasarkan teorinya pada dorongan seks.
2
Bagi erikson, misalnya meskipun ia mengakui adanya id, ego, dan superego,
menurutnya, yang terpenting bukannya dorongan seks dan bukan pula koIlik antara id
dan superego. Bagi Erikson, manusia adalah makhluk rasional yang pikiran, perasaan,
dan perilakunya dikendalikan oleh ego. Jadi ego itu aktiI, bukan pasiI seperti pada
teori Ireud, dan merupakan unsur utama dari kepribadian yang lebih banyak
dipengarihi oleh Iaktor sosial daripada dorongan seksual.
2
Teori-Teori Sifat (Trait Theories)
%eori siIat ini dikenal sebagai teori-teori tipe (type theories) yang menekankan
aspek kepribadian yang bersiIat relatiI stabil atau menetap. %epatnya, teori-teori ini
menyatakan bahwa manusia memiliki siIat atau siIat-siIat tertentu, yakni pola
kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. SiIat-siIat yang stabil ini
menyebabkan manusia bertingkah laku relatiI tetap dari situasi ke situasi.
2
Allport membedakan antara siIat umum (general trait) dan kecenderungan
pribadi (personal disposition). SiIat umum adalah dimensi siIat yang dapat
membandingkan individu satu sama lainnya. Kecenderungan pribadi dimaksudkan
sebagai pola atau konIigurasi unik siIat-siIat yang ada dalam diri individu. Dua orang
mungkin sama-sama jujur, namun berbeda dalam hal kejujuran berkaitan dengan siIat
lain. Orang pertama, karena peka terhadap perasaan orang lain, kadang-kadang
menceritakan 'kebohongan putih bagi orang ini, kepekaan sensitivitas adalah lebih
tinggi dari kejujuran. Adapun orang orang kedua menilai kejujuran lebih tinggi, dan
mengatakan apa adanya walaupun hal itu melukai orang lain. Orang mungkin pula
memilki siIat yang sama, tetapi dengan motiI berbeda. Seseorang mungkin berhati-
hati karena ia takut terhadap pendapat orang lain, dan orang lain mungkin hati-hati
karena mengekspresikan kebutuhannya untuk mempertahankan keteraturan hidup.
2
%ermasuk dalam teori-teori siIat berikutnya adalah teori-teori dari Willim
Sheldom. %eori Sheldom sering digolongkan sebagai teori topologi. Meskipun
demikian ia sebenarnya menolak pengotakkan menurut tipe ini. Menurutnya, manusia
tidak dapat digolongkan dalam tipe ini atau tipe itu. Akan tetapi, setidak-tidaknya
seseorang memiliki tiga komponen Iisik yang berbeda menurut derajat dan
tingkatannya masing-masing. Kombinasi ketiga komponen ini menimbulkan berbagai
kemungkinan tipe Iisik yang isebutnya sebagai somatotipe. Menurut Sheldom ada
tiga komponen atau dimensi temperamental adalah sebagai berikut :
2
a. 'iscerotonia. Individu yang memiliki nilai viscerotonia yang tinggi, memiliki
siIat-siIat, antara lain suka makan enak, pengejar kenikmatan, tenang toleran,
lamban, santai, pandai bergaul.
b. Somatotonia. Individu dengan siIat somatotonia yang tinggi memiliki siIat-siIat
seperti berpetualang dan berani mengambil resiko yang tinggi, membutuhkan
aktivitas Iisik yang menantang, agresiI, kurang peka dengan perasaan orang lain,
cenderung menguasai dan membuat gaduh.
c. Cerebretonia. Pribadi yang mempunyai nilai cerebretonia dikatakan bersiIat
tertutup dan senang menyendiri, tidak menyukai keramaian dan takut kepada
orang lain, serta memiliki kesadaran diri yang tinggi. Bila sedang di rundung
masalah, Ia memiliki reaksi yang cepat dan sulit tidur.
Teori Kepribadian Behaviorisme
Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan
tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan
tempat kedudukan atau suatu poin yang Iaktor-Iaktor lingkungan dan bawaan yang
khas secara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada
individu tersebut.
2
Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan pola
yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan berbagai konsekuensi yang
diperkuatnya.
2
Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk
mengontrol perilaku. %ekhnik tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1) Pengekangan Iisik (psycal restraints)
Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui pengekangan Iisik.
Misalnya, beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri dari
menertawakan kesalahan orang lain. Orang kadang-kadang melakukannya dengan
bentuk lain, seperti berjalan menjauhi seseorang yang tealh menghina ita agar tidak
kehilangan kontrol dan menyerang orang tersebut secara Iisik.
2) Bantuan Iisik (physical aids)
Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk mengontrol perilaku yang
tidak dinginkan. Misalnya, pengendara truk meminum obat perangsang agar tidak
mengatuk saat menempuh perjalanan jauh. Bantuan Iisik bisa juga digunakan untuk
memudahkan perilaku tertentu, yang bisa dilihat pada orang yang memiliki
masalah penglihatan dengan cara memakai kacamata.
3) Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)
Suatu tekhnik lain adalah mengubah stimulus yang bertanggunggung jawab.
Misalnya, orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan sekotak permen dari
hadapannya sehingga dapat mengekang diri sendiri.
4) Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions)
Skinner menyatakan terkadang kita mengadakan perubahan emosional dalam diri
kita untuk mengontrol diri. Misalnya, beberapa orang menggunakan tekhnik
meditasi untuk mengatasi stess.
5) Melakukan respons-respons lain (perIorming alternativeresponses)
Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri dari melakukan perilaku yang
membawa hukuman dengan melakukan hal lain. Misalnya, untuk menahan diri
agar tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai, kita mungkin melakukan
tindakan yang tidak berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.
6) Menguatkan diri secara positiI (positiI selI-reinIorcement)
Salah satu teknik yang kita gunakan untuk mengendalikan perilaku menurut
Skinner, adalah positive selI-reinIorcement. Kita menghadiahi diri sendiri atas
perilaku yang patut dihargai. Misalnya, seorang pelajar menghadiahi diri sendiri
karena telah belajar keras dan dapat mengerjakan ujian dengan baik, dengan
menonton Iilm yang bagus.
7) Menghukum diri sendiri (selI punishment)
Akhirnya, seseorang mengkin menghukum diri sendiri karena gagal mencapai
tujuan diri sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa menghukum dirinya sendiri
karena gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara menyendiri dan belajar
kembali dengan giat.
Teori Psikologi Kognitif
Menurut para ahli, teori psikologi kognitiI dapat dikatakan berawal dari
pandangan psikologi Gestalt. Mereka berpendapat bahwa dalam memersepsi
lingkungannya, manusia tidak sekadar mengandalkan diri pada apa yang diterima dari
penginderaannya, tetapi masukan dari pengindraan itu, diatur, saling dihubungkan dan
diorganisasikan untuk diberi makna, dan selanjutnya dijadikan awal dari suatu
perilaku.
2
Pandangan teori kognitiI menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia
tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam
lapangan kesadaran (kognisi). Dalam teori ini, unsur psikis dan Iisik tidak dipisahkan
lagi, karena keduanya termasuk dalam kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini
dimungkinkan juga Iaktor-Iaktor diluar diri dimasukkan (diwakili) dalam lapangan
psikologis atau lapangan kesadaran seseorang.
2
D. ANUAN KEPRIBADIAN
efinisi
Gangguan kepribadian (Aksis II pada DSM-I') merupakan suatu ciri
kepribadian yang menetap, kronis, dapat terjadi pada hampir semua keadaan,
menyimpang secara jelas dari norma-norma budaya dan maladaptiI serta
menyebabkan Iungsi kehidupan yang buruk, tidak Ileksibel dan biasanya terjadi
pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Hal ini disebabkan pada usia ini
masalah-masalah kepribadian sering bermunculan begitu luas dan komplek.
3
Orang yang menderita gangguan kepribadian mempunyai siIat-siIat
kepribadian yang sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya. Akibatnya. dia akan mengalami 'kerusakan berat
pidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 sampai 2,5. Orang dengan gangguan
kepribadian jarang mencari pengobatan sendiri. Gangguan adalah lebih sering pada laki-laki
dibandingkan wanita.
7
efala Klinis
Ciri penting dari gangguan kepribadian paranoid adalah kecendrungan yang pervasiI dan
tidak diinginkan untuk menginterpretasikan tindakan orang lain sebagai merendahkan atau
mengancam secara disengaja. Pasien mengeksternalisasikan emosinya sendiri dan
menggunakan pertahanan proyeksi yaitu mereka menghubungkan kepada orang lain impuls
dan pikiran yang tidak dapat diterimanya sendiri. Pasien dengan gangguan adalah terbatas
secara aIektiI dan tampak tidak memiliki emosi. Mereka membanggakan dirinya sendiri
karena mampu rasional dan objektiI, tetapi sebenarnya tidak. Dalam situasi sosial, orang
dengan gangguan kepribadian paranoid mungkin tampak seperti sibuk dan eIisien, tetapi
mereka seringkali menciptakan ketakutan atau konIlik bagi orang lain.
7
Kriteria iagnostik angguan Paranoid .
A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasiI kepada orang lain sehingga motiI
mereka dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak
dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :
1. Menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanIaatkan, membabayakan,
atau menghianati dirinya.
2. Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas atau
kejujuran teman atau rekan kerja.
3. Enggan untuk menceritakan rahasianya kepada orang lain karena rasa takut yang tidak
perlu bahwa inIormasi akan digunakan secara jahat melawan dirinya.
4. Membaca arti merendahkan atau mengancam yang tersembunyi dari ucapan atau
kejadian yang biasa.
5. Secara persisten menanggung dendam, yaitu tidak memaaIkan kerugian, cedera, atau
kelalaian.
6. Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang
lain dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang.
orang menyukai kerja dimalam hari dibandingkan kerja disiang hari, sehingga mereka
tidak perlu berhadapan dengan orang banyak.
7
efala klinis
Orang dengan gangguan kepribadian skizoid memberi kesan dingin dan
mengucilkan diri, dan mereka tampak menjauhkan diri dan tidak ingin terlibat dengan
peristiwa sehari-hari dan permasalahan orang lain. Mereka tampak tenang, jauh,
menutup diri dan tidak dapat bersosialisasi. Biasanya, orang dengan gangguan
kepribadian skizoid mengungkapkan ketidakmampuan seumur hidupnya untuk
mengekspresikan kemarahan secara langsung.
7
Kriteria diagnostik untuk kepribadian schi:oid
A. Pola pervasiI pelepasan dari hubungan sosial dan rentang pengalaman
emosi yang terbatas dalam lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal dan
ditemukan dalam berbagai korteks, seperti yang dinyatakan oleh empat (atau lebih) berikut:
1. %idak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi
bagian dari keluarga.
2. Hampir selalu memilih kegiatan secara sendirian.
3. Memiliki sedikit, jika ada,
rasa tertarik untuk melakukan pengalaman seksual
dengan orang lain.
4. Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada aktiIitas.
5. %idak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat
pertama.
6. %ampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain.
7. Menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan atau pendataran aIektivitas.
B. %idak terjadi semata-mata selama perjalanan skizoIrenia , gangguan , suatu gangguan
mood dengan ciri psikotik , gangguan psikotik lain atau suatu gangguan perkembangan
pervasiI , dan bukan karena eIek Iisiologis langsung dari kondisi medis umum.
7
iagnosis Banding
- Berbeda dengan pasien skizoIrenia dan gangguan kepribadian skizotipal, pasien dengan
gangguan skizoid tidak memiliki sanak saudara skizoIrenik, dan mereka mungkin
memiliki riwayat pekerjaan yang berhasil, jika terisolasi. Pasien skizoIrenia juga berbeda
karena menunjukkan gangguan pikiran atau pikiran waham. Walaupun mereka memiliki
banyak siIat yang sama dengan pasien gangguan kepribadian skizoid, mereka dengan
gangguan paranaoid lebih menunjukkan keterlibatan sosial, riwayat perilaku verbal yang
agresiI dan kecendrungan yang lebih besar untuk memproyeksikan perasaan mereka
kepada orang lain.
- Secara teoritis, perbedaan utama antara pasien gangguan kepribadian skizotipal dan
pasien gangguan kepribadian skizoid adalah bahwa pasien skizotipal menunjukan
kemiripan yang lebih banyak dengan pasien skizoIrenik dalam hal keanehan persepsi,
pikiran, perilaku dan komunikasi.
- Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah terisolasi tetapi memiliki
keinginan kuat untuk berperan serta dalam aktiIitas, suatu karakteristik yang tidak
ditemukan pada pasien dengan gangguan kepribadian schizoid.
7
Perfalanan penyakit dan diagnosis
Onset gangguan kepribadian skizoid biasanya pada masa anak-anak awal.
Gangguan kepribadian skizoid adalah berlangsung lama tetapi tidak selalu seumur
hidup. Proporsi pasien yang menjadi skizoIrenia adalah tidak diketahui.
7
Terapi .
- Psikoterapi : %erapi pasien gangguan kepribadian skizoid adalah mirip dengan
terapi pasien gangguan kepribadian paranoid. %etapi, kecendrungan pasien skizoid
ke arah introspeksi adalah konsisten dengan harapan ahli psikoterapi dan pasien
pasien skizoid mungkin menjadi pasien yang tekun, jika jauh. Saat kepercayaan
berkembang, pasien skizoid mungkin, dengan keragu-raguan yang kuat,
mengungkapkan suatu Iantasi yang berlebihan, teman-temankhayalan dan ketakutan
ketergantungan yang tidak dapat ditanggung walaupun bersama dengan ahli terapi.
Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadian skizoid mungkin diam
untuk jangka waktu yang lama, namun suatu waktu mereka akan ikut terlibat. Pasien
harus dilindungi dari serangan agresiI anggota kelompok lain mengingat kecenderungan
mereka akan ketenangan. Dengan berjalannya waktu, anggota kelompok menjadi penting
bagi pasien skizoid dan dapat memberikan kontak sosial satu-satunya dalam keberadaan
mereka yang terisolasi.
- Farmakologi terapi : Iarmakologi terapi dengan antipsikotik dosis kecil,
antidepresan dan psikostimulan telah eIektiI pada beberapa pasien.
7
angg:an Kepribadian Skizotipal
Orang dengan gangguan skizotipal adalah sangat aneh dan asing walaupun bagi orang
awam karena mereka memiliki gagasan yang aneh, pikiran magis, gagasan menyangkut diri
sendiri, waham dan derealisasi yang merupakan bagian dari dunia orang skizotipal setiap
harinya. Dunia mereka terisi oleh hubungan khayalan yang jelas dan ketakutan dan Iantasi
yang mirip anak-anak. Ada kecenderungan bahwa mereka percaya jika mereka memiliki
kekuatan pikiran yang khusus. Mereka mungkin mengakui bahwa mereka memiliki ilusi
perseptual atau mikropsia atau orang terlihat oleh mereka sebagai kayu atau jadi-jadian.
Pembicaraandengan orang yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal mungkin aneh
atau janggal dan hanya memiliki arti bagi diri mereka sendiri. Menurut David & Neale dalam
Nida AI Hasanat, orang tua dengan skizoIrenia mempunyai resiko tinggi untuk memiliki anak
dengan gangguan kepribadian skizotipal. Pada penemuan lain juga menunjukkan bahwa
orang tua dengan gangguan jiwa lain juga mempunyai resiko yang sama untuk memiliki anak
dengan gangguan kepribadian skizotipal.
8
efala Klinis
Dalam gangguan kepribadian skizotipal, pikiran dan komunikasi adalah terganggu. Orang
dengan gangguan kepribadian skizotipal mungkin tidak mengetahui perasaan mereka sendiri;
malah mereka sangat peka dalam mendeteksi perasaan orang lain, khususnya aIek negatiI
seperti kemarahan. Mereka mungkin percaya bahwa mereka memiliki kekuatan pikiran dan
tilikan yang khusus. Walaupun tidak ada gangguan berpikir yang jelas, pembicaraan mereka
mungkin sering memerlukan interpretasi. Pembicaraan orang dengan gangguan kepribadian
skizotipal mungkin aneh atau janggal dan hanya memiliki arti bagi diri mereka sendiri.
Mereka menunjukkan hubungan interpersonal yang buruk dan mungkin berkelakuan secara
tidak sesuai.
7
menemukan banyak daerah kehidupan yang mengalami gangguan. Menurut David & Neale,
gangguan ini muncul sebelum usia 15 tahun yang ditandai dengan perilaku nakal, lari diri
dari rumah, sering berbohong, mencuri, membakar, atau merusak dengan cara lain.Pola ini
akan berlanjut hingga dewasa yang ditandai dengan tidak memiliki tanggung jawab, bekerja
tidak konsisten, melawan hukum, agresiI, gegabah, impulsiI,dan gagal dalam merencanakan
sesuatu (Nida AL Hasanat, 2004 : 24).
David & Neale juga menambahkan psikopati (Sosiopati) disamping gangguan
kepribadian antisosial. Orang dengan psikopati dengan tidak memiliki rasa malu, miskin
emosi baik emosi positiI maupun negatiI. ‘Charming’ dan memanipulasi orang
lain untuk mencapai tujuannya. Kurang mengalami kecemasan sehingga tidak belajar dari
kesalahannya. Karena tidak memiliki emosi positiI, ia menjadi orang yang tidak memiliki
tanggung jawab terhadap orang lain (Nida AI Hasanat, 2004 : 26). Menurut teori biologis,
gangguan ini disebabkan beberapa Iaktor, yaitu : (a) kelebihan kromosom Y (laki-laki),
menyebabkan pola XYY bukan XY yang normal pada kromoson 23. tapi teori ini tidak
diterima, (b) %estosteron menjadi penyebab agresivitas laki-laki, (c) adanya keabnormalan
pada otak, (d) karena kurang belajar dan perhatian yang neuropsikologis, dan (e) karena
Iaktor keturunan. Sedangkan menurut teori psikologis, gangguan ini disebabkan oleh : (1)
kondisi keluarga yang disharmoni dan ketidakkonsistenan dalam pengasuhan anak, (2) orang
tua yang terlalu permisiI dan kurang memperhatikan perilaku anak yang tidak benar, (3)
orang tua yang tidak menunjukkan aIeksi, (4) pendidikan yang didapat kurang memadai, dan
(5) adanya pendapat bahwa antisosial datang dari semua kelas sosial yang ayahnya antisosial.
Juga adanya penelitian korelasional yang menunjukkan bahwa banyak orang antisosial yang
depresiI dan cemas. Hanya saja belum ditemukan apakah itu penyebab atau dampak dari
gangguan kepribadian antisosial (Martaniah, 1999 : 71). %reatment yang dapat diberikan
yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 255):
pidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian anttisosial adalah 3 persen pada laki-laki dan 1 persen
pada wanita. Keadaan ini paling sering ditemukan pada daerah perkotaan yang miskin
dan diantara penduduk yang berpindah-pindah dalam daerah tersebut. Onset gangguan
adalah sebelum usia 15 tahun. Anak perempuanh biasanya memiliki gejala sebelum
pubertas dan anak laki-laki bahkan lebih awal.
7
efala klinis
Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkan kesan luar yang
normal dan bahkan hangat dan mengambil muka. %etapi riwayat penyakitnya
menemukan banyak daerah Iungsi kehidupan yang mengalami gangguan. Membohong,
membolos, melarikan diri dari rumah, mencuri, berkelahi, penyalahgunaan zat dan
aktivitas ilegal adalah pengalaman tipikal yang dilaporkan pasien sejak masa anak-anak.
Pasien gangguan kepribadian antisosial tidak menunjukkan adanya kecemasan atau
depresi yang mungkin sangat tidak sesuai dengan situasi mereka dan penjelasan mereka
sendiri tentang perilaku antisosial menyebabkannya terasa tidak masuk akal. Namun
demikian, isi mental pasien mengungkapkan sama sekali tidak ada waham dan tanda
lain pikiran irasional. Mereka sangat manipulatiI dan seringkali mampu berbicara
dengan orang lain untuk berperan serta dalam skema yang melibatkan cara mudah untuk
mendapatkan uang atau untuk mencapai ketenaran, yang akhirnya dapat menyebabkan
kerugian Iinansial atau penghinaan sosial atau keduanya bagi mereka yang tidak
berhati-hati. Pasien gangguan kepribadian antisosial tidak menceritakan kebenaran dan
tidak dapat dipercaya untuk menjalankan suatu tugas atau terlibat dalam standar
moralitas yang konvensional. Promiskuitas, penyiksaan pasangan, penyiksaan anaka,
mengendarai sambil mabuk adalah peristiwa yang sering ditemukan dalam kehidupan
pasien. Suatu temuan yang jelas adalah tidak adanya penyesalan akan tindakan tersebut;
yaitu pasien tampak tidak menyadarinya.
7
Kriteria iagnostik angguan Kelpribadian Anti Sosial
A. %erdapat pola pervasiI tidak menghargai dan melanggar hak orang lain yang terjadi
sejak usia 45 tahun , seperti yang ditunjukkan oleh tiga ( atau lebih ) berikut :
1. Gagal untuk mematuhi norma sosial dengan menghormati perilaku sesuai hukum
seperti yang ditunjukkan dengan berulang kali melakukan tindakan yang menjadi
dasar penahanan.
2. Ketidakjujuran, seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali berbohong,
menggunakan nama samaran, atau menipu orang lain untuk mendapatkan
keuntungan atau menipu orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau
kesenangan pribadi.
3. Impulsivitas atau tidak dapat merencanakan masa depan
4. Iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian Iisik atau
penyerangan yang berulang.
5. Secara sembrono mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain.
6. %erus menerus tidak bertanggung jawab, seperti ditunjukkan oleh kegagalan
berulang kali untuk mempertahankan perilaku kerja atau menghormati kewajiban
Iinancial.
7. %idak adanya penyesalan, seperti yang ditunjukkan oleh acuh tak acuh terhadap
atau mencari-cari alasan telah disakiti, dianiaya, atau dicuri oleh orang lain
B. Individu sekurang-kurangnya berusia 18 tahun.
C. %erdapat tanda-tanda gangguan konduksi dengan onset sebelum usia 15 tahun.
D. %erjadinya perilaku antisosial tidak semata-mata selama perjalanan skizoIrenia atau
suatu episode manik.
7
iagnosa Banding
- Gangguan kepribadian antisosial dapat dibedakan dari perilaku illegal dimana
gangguan kepribadian antisocial melibatkan banyak bidang dalam kehidupan
seseorang.
- Dalam mendiagnosis gangguan kepribadian antisosial, klinisi harus
mempertimbangkan eIek yang mengganggu dari status sosioekonomi, latar belakang
kultural, dan jenis kelamin pada maniIestasinya, selain itu diagnosis gangguan
kepribadian antisosial tidak diperlukan ji ka retardasi mental, skizoIrenia, atau mania
dapat menjelaskan gejala.
7
Terapi
- Psikoterapi : Jika pasien merasa bahwa mereka berada diantara teman-teman sebayanya,
tidak adanya motivasi mereka untuk berubah bisa menghilang, kemungkinan karena hal
itulah kelompok yang menolong diri sendiri (selIhelp group) akan lebih berguna
dibandingkan di penjara dalam menghilangkan gangguan. %etapi, ahli terapi harus
menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak pada pasien. Dan untuk
mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahliterapi harus menggagalkan usaha
pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang lain.
pidemiologi
%idak ada penelitian prevalensi yang tersedia, tetapi gangguan kepribadian ambang
diperkirakan ada pada kira-kira 1 sampai 2 persen populasi dan dua kali lebih sering
pada wanita dibandingkan laki-laki.
7
efala klinis
Pasien gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak berada dalam keadaan
krisis. Pergeseran mood sering dijumpai. Pasien dapat bersikap argumentatiI pada suatu
waktu dan terdepresi pada waktu selanjutnya dan selanjutnya mengeluh tidak memiliki
perasaan pada waktu yang lainnya. Pasien mungkin memiliki episode psikiatrik singkat
(disebut mikropsikotik), bukannya serangan psikotik yang sepenuhnya dan gejala
psikotik pada pasien ganggguan kepribadian ambang hampir selalu terbatas, cepat atau
meragukan. SiIat menyakitkan dari kehidupan mereka dicerminkan oleh tindakan
merusak diri sendiri yang berulang. Pasien tersebut mungkin mengiris pergelangan
tangannya sendiri dan melakukan tindakan mutilasi diri lainnya untuk mendapatkan
bantuan dari orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan atau untuk menumpulkan
mereka sendiri dari aIek yang melanda. Karena mereka merasakan ketergantungan dan
permusuhan, pasien gangguan kepribadian ambang memiliki hubungan interpersonal
yang rusuh. Secara Iungsional, pasien gangguan kepribadian ambang mengacaukan
hubungan mereka sekarang ini dengan memasukkan setiap orang dalam kategori baik
atau jahat.
7
Kriteria iagnostik angguan Kepribadian Ambang
Pola pervasiI ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri, dan aIek, dan
impulsivitas yang jelas pada dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai konteks,
seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :
1. &saha mati-matian untuk menghindari ketinggalan yang nyata atau khayalan.
Catatan tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi dari yang ditemukan dalam
criteria 5.
2. Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang ditandai oleh
perubahan antara ekstrim-ekstrim idealisasi dan devaluasi.
3. Gangguan identitas : citra diri atau perasaan diri sendiri yang tidak stabil secara
jelas dan persisten
mengambil pilihan pekerjaan, perkawinan dan pilihan lain dan tidak mampu mengatasi
stadium normal siklus kehidupan tersebut.
7
Terapi
- Psikoterapi : Pendekatan berorientasi realitas lebih eIektiI dibandingkan interpretasi
bawah sadar secara mendalam. %erapi perilaku digunakan pada pasien gangguan
kepribadian ambang untuk mengendalikan impuls dan ledakan kemarahan dan untuk
menurunkan kepekaan terhadap kritik dan penolakan. Latihan keterampilan sosial,
khususnya dengan videotape, membantu pasien untuk melihat bagaimana tindakan
mereka mempengaruhi orang lain dan dengan demikian untuk meningkatkan perilaku
interpersonal mereka.
- Farmakoterapi : antidepresan memperbaiki mood yang terdepresi yang sering
ditemukan pada pasien. MAOI adalah eIektiI dalam memodulasi perilaku impulsiI
pada beberapa pasien. Benzodiazepin, khususnya alprazolam, membantu kecemasan
dan depresi, tetapi beberapa pasien menunjukkan disinhibisi dengan kelas obat
tersebut. Antikonvulsan seperti karbamazepin, padat meningkatkan Iungsi global
pada beberapa pasien. Obat serotonergik, seperti Iluoxetine, adalah membantu pada
beberapa kasus.
7
angg:an Kepribadian Histrionik
Gangguan kepribadian histrionik dutandai oleh perilaku yang bermacam-macam,
dramatik, ekstovert pada orang yang meluap-luap dan emosional. %etapi, menyertai
penampilan mereka yang Ilamboyan, seringkali terdapat ketidakmampuan untuk
mempertahankan hubungan yang mendalam dan berlangsung lama. Pasien dengan gangguan
kepribadian hitrionik menunjukkan perilaku mencari perhatian yang tinggi. Mereka
cenderung memperbesar pikiran dan perasaan mereka, membuat segalanya terdengar lebih
penting dibandingkan kenyataannya.Perilaku menggoda sering ditemukan baik pada pria
maupun wanita. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disIungsi
psikoseksual; wanita mungkin anorgasmik dan pria cenderung mengalami impotent. Mereka
mungkin bahwa melakukan impuls seksual mereka untuk menentramkan diri mereka bahwa
mereka menarik bagi jenis kelamin yang lain. Kebutuhan mereka akan ketentraman tidak ada
habisnya. %etapi, hubungan mereka cenderung dangkal dan pasien dapat gagal lagi tapi asyik
dengan diri sendiri dan berubah-ubah (Kaplan & Saddock, 1997 : 20).
Ditinjau dari teori psikoanalisa, gangguan ini dapat muncul karena adanya parental
seductiveness khususnya ayah terhadap anak perempuan. Orang tua yang mengatakan bahwa
seks adalah sesuatu yang kotor tapi tidak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan dimana
perilaku menunjukkan bahwa seks itu adalah hal yang menyenangkan dan diinginkan (Nida
Al Hasanat, 2004 : 20).
pidemiologi
Menurut DSM-I' data yang terbatas dari penelitian populasi umum menyatakan suatu
prevalensi gangguan kepribadian histrionik kira-kira 2 sampai 3 . Angka kira-kira 10
sampai 15 telah dilaporkan pada lingkungan kesehatan mental rawat inap dan rawat
jalan jika pemeriksaan terstruktur digunakan. Keadaan ini lebih sering didiagnosis pada
wanita dibandingkan laki-laki.
7
efala klinis
Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku mencari
perhatian yang tinggi. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disIungsi
psikoseksual: wanita mungkin anorgasmik dan laki-laki mungkin impoten. Pertahanan
utama pasien dengan gangguan kepribadian histrionik adalah represi dan disosiasi.
7
Kriteria iagnostik angguan Kepribadian Histrionik
Pola pervasiI emosionalitas dan mencari perhatian yang berlebihan, dimulai pada
masa dewasa muda dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh
lima ( atau lebih ) berikut :
1. %idak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak merupakan pusat perhatian.
2. Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual yang tidak pada
tempatnya atau perilaku provokatiI.
3. Menunjukkan pergeseran emosi yang cepat dan ekspresi emosi yang dangkal.
4. Secara terus menerus menggunakan penampilan Iisik untuk menarik perhatian
kepada dirinya.
5. Memiliki gaya bicara yang sangat impresionistik dan tidak memiliki perincian.
6. Menunjukkan dramitasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang berlebihan.
7. Mudah disugesti, yaitu mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi.
8. Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan sebenarnya.
7
iagnosis Banding
- Perbedaan antara gangguan kepribadian histrionik dan gangguan kepribadian ambang
adalah sukar. Pada gangguan kepribadian ambang, usaha bunuh diri, diIusi identitas dan
episode psikotik singkat adalah lebih sering. Walaupun kedua kondisi dapat didiagnosis
pada pasien yang sama, klinisi harus memisahkan keduanya.
- Gangguan somatisasi sindroma Briquet dapat terjadi bersama-sama dengan gangguan
kepribadian histrionik.
- Pasien dengan gangguan psikotik singkat dan gangguan disosiatiI mungkin perlu
mendapatkan diagnosis penyerta gangguan kepribadian histrionik.
7
Perfalanan penyakit dan prognosis
Dengan bertambahnya usia, pasien dengan gangguan kepribadian histrionik cenderung
menunjukkan gejala yang lebih sedikit, tetapi, karena mereka tidak memiliki energi yang
sama dengan yang dimilikinya saat masih muda. Pasien adalah pencari sensasi da mungkin
mengalami masalah dengan hukum, penyalahgunaan zat dan bertindak kepada siapa saja.
7
Terapi
- Psikoterapi : Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak menyadari
perasaan mereka yang sesungguhnya; dengan demikian penjelasan dalam (inner Ieeling)
mereka adalah suatu proses yang penting. Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, baik
dalam kelompok atau individual, adalah terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian
histrionik.
- Farmakoterapi : dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya seperti
penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat antiansietas untuk
kecernasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.
7
angg:an Kepribadian Narsistik
Orang dengan kepribadian narsistik ditandai oleh meningkatnya rasa kepentingan dan
perasaan kebesaran yang unik. Mereka menganggap dirinya sebagai orang yang khusus dan
penting. Mereka menanggapi kritik secara buruk dan mungkin menjadi marah sekali jika ada
orang yang berani mengkritik mereka, atau merekamungkin tampak sama sekali acuh tak
acuh terhadap kritik. Yang mencolok adalah perasaan akan kebesaran nama mereka.
Persahabatan mereka rapuh dan mereka dapat menyebabkan orang lain marah karena mereka
menolak mematuhi aturan perilaku konvensional. Mereka tidak mampu menunjukkan empati,
dan mereka berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri. Pasien
memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi. Kesulitan interpersonal,
penolakan, kehilangan dan masalah pekerjaan adalah stress-stress yang sering dihasilkan oleh
orang narsistik karena perilakunya. Stress-stress yang tidak mampu dihadapi oleh mereka.
Menurut pandangan psikoanalitik tradisonal, gangguan histrionok dan narsistik merupakan
variensi histeria. Dan bila dilihat dari sudut pandang psikoanalisis yang kognitiI, kedua
gangguan ini (gangguan histrionok dan gangguan narsistik) adalah akibat dari
ketidakmampuan memIokuskan diri pada yang detail atau yang khusus, jadi dalam
memahami situasi dan problem dilakukan secara global (Martaniah, 1999 : 76).
pidemiologi
Menurut DSM I', perkiraan prevalensi gangguan kepribadian narsistik terentang antara 2
sampai 16 persen dalam populasi klinis dan kurang dari 1 persen dalam populasi umum.
7
efala klinis
Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin memiliki perasaan kebesaran akan
kepentingan dirinya. Mereka menganggap dirinya sendiri sebagai orang khusus dan
mengharapkan terapi yang khusus. Mereka tidak mampu menunjukkan empati dan mereka
berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri.pasien sering
memanIaatkan orang lain. Pasien memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap
depresi.
7
Kriteria iagnostik angguan Kepribadian Narsistik ()
Pola perIsiI kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), membutuhkan
kebanggaan, dan tidak ada empati, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam
berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :
1. Memiliki rasa kepentingan diri yang besar (misalnya melebih-lebihkan bakat dan
kemampuannya, mengharap untuk dikenal sebagai seorang yang hebat tapi tidak
sepadan).
2. Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan, kecantikan,
atau cinta ideal yang tidak terbatas.
3. Yakin bahwa ia adalah khusus dan unik dan dapat dimengerti hanya oleh atau harus
berhubungan dengan orang lain (atau institusi) yang khusus atau memiliki status
tinggi.
4. Membutuhkan kebanggaan yang berlebihan
5. Memiliki perasaan bernama besar, yaitu harapan yang tidak beralasan akan perlakuan
khusus atau kepatuhan otomatis sesuai harapannya.
6. EksploatiI secara interpersonal, yaitu mengambil keuntungan dari orang lain untuk
mencapai tujuannya sendiri.
7. %idak memiliki tempat, tidak mau mengenali atau mengetahui perasaan dan
kebutuhan orang lain.
8. Sering cemburu terhadap orang lain dan merasa orang lain juga cemburu kepada
dirinya.
9. Mcmperlihatkan kesombongan, sikap congkak dan sombong.
7
iagnosis Banding
- Gangguan kepribadian ambang, histrionik dan antisosial sering ditemukan bersama-
sama dengan gangguan kepribadian narsistik, yang berarti bahwa diagnosis banding
adalah sukar. Pasien dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki kecemasan
yang lebih keci daripada pasien dengan gangguan kepribadian ambang dan kehidupan
mereka cenderung kurang kacau.
- &saha bunuh diri juga lebih mungkin berhubungan dengan pasien gangguan
kepribadian ambang dibandingkan pasien gangguan kepribadian narsistik.
- Pasien gangguan kepribadian antisosial memberikan riwayat perilaku impulsiI,
seringkali disertai dengan penyalahgunaan alkohol atau zat lain, hal tersebut
seringkali menyebabkan mereka mendapatkan masalah dengan hukum.
- Dan pasien gangguan kepribadian histrionic menunjukkan ciri-ciri eksibisionisme dap
manipulativitas interpersonal yang mirip dengan pasien gangguan kepribadian narsitik.
7
pidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian menghindar adalah 1 sampai 10 persen; seperti yang
dideIinisikan, gangguan ini sering dijumpai. %idak ada inIormasi tentang rasio jenis kelamin
dan pola Iamilial.
7
efala klinis
Hipersensitivitas terhadap penolakan oleh orang lain adalah gambaran klinis inti dari
gangguan kepribadian menghindar. Orang dengan gangguan menginginkan hubungan dengan
orang lain yang hangat dan aman tetapi membenarkan penghindaran mereka untuk
membentuk persahabatan karena perasaan ketakutan mereka akan penolakan. Saat berbicara
dengan seseorang, mereka mengekspresikan ketidakpastian dan tidak memiliki kepercayaan
diri dan mungkin berbicara dalam cara yang merendahkan diri sendiri. Orang dengan
gangguan biasanya tidak mau memasuki persahabatan kecuali mereka diberikan jaminan
yang kuat secara tidak biasanya akan penerimaan tanpa kritik. Sebagai akibatnya, mereka
seringkali tidak memiliki teman dekat atau teman kepercayaan. Pada umumnya, siIat
kepribadian dasar mereka adalah malu-malu.
7
Kriteria iagnostik angguan kepribadian Menghindar
Pola perIasiv hambatan sosial, perasaan tidak cakap, dan kepekaan berlebihan
terhadap penilaian negatiI, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai
koteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :
1. Mengindari aktivitas pekerjaan yang memerlukan kontak interpersonal yang
bermakna karena takut akan kritik, celaan dan penolakan.
2. %idak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disenangi.
3. Menunjukkan keterbatasan dalam hubungan intim karena rasa takut dipermalukan
atau ditertawai
4. Preokupasi dengan sedang dikritik atau ditolak dalam situasi sosial
5. %erhambat dalam situasi interpersonal yang baru karena perasaan tidak ada kuat
6. Memandang diri sendiri tidak layak secara sosial karena merasa dirinya tidak
menarik atau lebih rendah dari orang lain.
7. %idak biasanya enggan untuk mengambil resiko pribadi atau melakukan aktivitas
baru karena dapat membuktikan penghinaan
7
iagnosis Banding
- Pasien gangguan kepribadian menghindar menginginkan interaksi sosial,
dibandingkan dengan pasien gangguan kepribadian skizoid yang ingin sendirian.
- Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah tidak menuntut, tidak mudah marah,
atau tidak dapat diramalkan seperti pasien gangguan kepribadian ambang dan
histrionic
- Gangguan kepribadian menghindar dan gangguan kepribadian dependen adalah
serupa. Pasien gangguan kepribadian dependen dianggap memiliki ketakutan yang
lebih tinggi akan penelantaran atau tidak dicintai dibandingkan pasien gangguan
kepribadian menghindar, tetapi gambaran klinisnya mungkin tidak dapat dibedakan.
7
Perfalanan penyakit dan prognosis
Banyak pasien gangguan menghindar mampu untuk berIungsi, asalkan mereka dalam
lingkungan yang terlindungi. Penghindaran Iobik adalah sering ditemukan, dan pasien
gangguan kepribadian menghindar mungkin memberikan riwayat Iobia sosial atau
berkembang menjdai Iobia sosial selama perjalanan penyakitnya.
7
Terapi .
- Psikoterapi : Ahli terapi mendorong pasien untuk ke luar ke dunia untuk melakukan apa
yang dirasakan mereka memiliki resiko tinggi penghinaan, penolakan dan kegagalan.
%etapi ahli terapi harus berhati-hati saat memberikan tugas untuk berlatih keterampilan
sosial yang baru di luar terapi, karena kegagalan dapat memperberat harga diri pasien yang
telah buruk. %erapi kelompok dapat membantu pasien mengerti eIek kepekaan mereka
terhadap penolakan pada diri mereka sendiri dan orang lain. Melatih ketegasan adalah
bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan
mereka secara terbuka dan untuk meningkatkan harga diri mereka.
- Farmakoterapi : Beberapa pasien tertolong oleh penghambat beta, seperti atenolol
(%enormin), untuk mengatasi hiperaktivitas sistem saraI otonomik, yang cenderung tinggi
pada pasien dengan gangguan kepribadian menghindar, khususnya jika mereka
menghadapi situasi yang menakutkan.
7
demikian dikacaukan oleh kebutuhan mereka untuk melekat dengan orang lain.
Pesimisme, keraguan diri, pasivitas da ketakutan untuk mengekspresikan perasaan
seksual dan agresiI menandai perilaku pasien gangguan kepribadian dependen.
7
Kriteria iagnostik angguan Kepribadian ependen
Kebutuhan yang perpasiv dan berlebihan untuk diasuh, yang menyebarkan
perilaku tunduk dan menggantung dan rasa takut akan perpisahan, dimulai pada masa
dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima
(atau lebih) berikut :
1. Memiliki kesulitan dalam mengambil keputusan setiap hari tanpa sejumlah besar
nasehat dan penenteraman dari orang lain.
2. Membutuhkan orang lain untuk menerima tanggung jawab dalam sebagian besar
bidang utama kehidupannya.
3. Memiliki kesulitan dalam mengekspresikan ketidaksetujuan pada orang lain. Catatan :
tidak termasuk rasa takut yang realistic akan ganti rugi.
4. Memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan hal dengan dirinya sendiri
(karena tidak memiliki keyakinan diri dalam pertimbangan atau kemampuan ketimbang
tidak memiliki motivasi atau energi )
5. Berusaha berlebihan untuk mendapatkan asuhan dan dukungan dari orang lain, sampai
pada titik secara sukarela melakukan hal yang tidak meyenangkan.
6. Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian karena timbulnya rasa takut
tidak mampu merawat diri sendiri.
7. Segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai sumber pengasuhan dan
dukungan jika hubungan dekatnya berakhir.
8. Secara tidak realistic terpreokupasi dengan rasa takut ditinggal untuk merawat dirinya
sendiri.
7
iagnosis Banding
- Ketergantungan adalah Iaktor yang menonjol pada pasien gangguan kepribadian
histrionic dan ambang, tetapi pasien gangguan kepribadian dependen biasanya memiliki
hubungan jangka panjang dengan orang pada siapa mereka tergantung, bukannya pada
sejumlah orang, dan mereka tidak cenderung manipulatiI Pasien gangguan kepribadian
schizoid dan skizotipal mungkin tidak dapat dibedakan dari pasien gangguan
kepribadian menghindar.
- Perilaku ketergantungan dapat terjadi pada pasien dengan agoraphobia, tetapi pasiep
agoraIobik cenderung memiliki tingkat kecemasan yang jelas atau bahkan panik.
7
Perfalanan penyakit dan prognosis
%erdapat kecendrungan untuk mengganggu Iungsi pekerjaan, karena pasien memiliki
ketidakmampuan untuk bertindak secara mandiri dan tanpa pengawasan dari dekat.
Hubungan sosial adalah terbatas pada siapa orang dapat tergantung dan banyak yang
menderita penyiksaan mental atau Iisik karena mereka tidak dapat menegaskan dirinya
sendiri. Mereka berada dalam risiko mengalami gangguan depresiI berat jika mereka
mengalami kehilangan orang pada siapa mereka tergantung. %etapi, prognosis dengan
pengobatan adalah cukup baik.
7
Terapi .
- Psikoterapi : %erapi gangguan kepribadian dependen seringkali berhasil, yaitu dengan
proses kognitiI-behavioral, dengan menciptakan kemandirian pada pasien, melatih
ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri. %erapi perilaku, terapi keluarga dan terapi
kelompok semuanya telah digunakan dengan keberhasilan pada banyak kasus.
- Farmakoterapi : telah digunakan untuk mengatasi gejala spesiIik seperti kecemasan dan
depresi, yang sering merupakan gambaran penyerta gangguan kepribadian dependen.
Pasien tersebut yang mengalami serangan panik atau yang memiliki tingkat kecemasan
perpisahan yang tingga mungkin tertolong oleh imipramine ( %oIranil ). Benzodiazepine
dan obat serotonergik juga telah berguna.
Jika depresi atau gejala menarik diri pada pasien berespon terhadap psikostimulan,
obat tersebut digunakan.
7
angg:an Kepribadian Obsesif Komp:lsif
Gangguan kepribadian obsesiI-kompulsiI ditandai oleh penyempitan emosional,
ketertiban, kekerasan hati, sikap keras kepala dan kebimbangan. Gangguan ini sering terjadi
pada pria dan sering pada anak tertua. Orang dengan gangguan kepribadian obsesiI-kompulsiI
1. %erpreokupasi dengan perincian, aturan, daItar, urutan, susunan atau jadwal sampai
tingkat dimana aktivitas sesama hilang.
2. Menunjukkan perIeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas misalnya, tidak
mampu menyelesaikan suatu proyek karena tidak memenuhi standarnya sendiri yang
terlalu ketat.
3. Secara berlebihan setia kepada pekerjaan dan produktivitas sampai mengabaikan
aktivitas waktu luang dan persahabatan (tidak disebabkan oleh kebutuhan ekonomi
yang besar)
4. %erlalu berhati-hati, teliti, dan tidak Ileksibel tentang masalah moralitas, etika atau
nilai-nilai (tidak disebabkan oleh identiIikasi kultural atau religius)
5. %idak mampu membuang benda-benda yang usang atau tidak berguna walaupun tidak
memiliki nilai sentimental.
6. Enggan untuk mendelegasikan tugas atau untuk bekerja dengan orang lain kecuali
mereka tunduk dengan tepat caranya mengerjakan hal
7. Memiliki gaya belanja yang kikir baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, uang
dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk rencana dimasa depan.
8. Menunjukkan kekacauan dan keras kepala.
7
iagnosis Banding
Jika ditemukan obsesi atau kompulsi yang rekuren, gangguan obsesiIkompulsiI
harus ditulis dalam aksis l. kemungkinan pembedaan yang paling sukar adalah antara
pasien rawat jalan dengan siIat obsesiI-kompulsiI dan pasien dengan gangguan
kepribadian obsesiI-kompulsiI. Diagnosis gangguan kepribadian bermakna dalam
eIektivitas pekerjaan atau sosialnya. Pada beberapa kasus, gangguan delusional terjadi
bersama-sama dengan gangguan kepribadian dan harus dicatat.
7
Perfalanan penyakit dan prognosis
Perjalanan gangguan kepribadian obsesiI kompulsiI adalah bervariasi dan tidak dapat
diramalkan. Dari waktu ke waktu, obsesi atau kompulsi dapat berkembang dalam
perjalanan gangguan kepribadian. Beberapa remaja dengan gangguan kepribadian obsesi
kompulsiI berkembang menjadi orang dewasa yang hangat, terbuka dan ramah; tetapi
orang lain, gangguan dapat mengawali skizoIreniaatau gangguan depresiI berat.
7
Terapi .
- Psikoterapi : %idak seperti gangguan kepribadian lainnya, pasien gangguan kepribadian
obsesiI-kompulsiI seringkali tahu bahwa mereka sakit dan mencari pengobatan atas
kemauan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu mengarahkan sangat
dihargai oleh pasien gangguan ini. %erapi kelompok dan terapi perilaku biasanya
memberikan manIaat tertentu. Pada kedua konteks, mudah untuk memutuskan pasien
ditengah-tengah interaksi atau penjelasan maladaptive mereka. Melengkapi perilaku
kebiasaan mereka mencegah meningkatkan kecemasan pasien dan menyebabkan mereka
mudah mempelajari strategi baru.
- Farmakoterapi : Clonazepam (klonopin) adalah suatu benzodiazepine dengan
antikonvulsan, pemakaian obat ini telah menurunkan gejala pada pasien dengan
gangguan kepribadian obsesiI-kompulsiI parah. Apakah obat ini digunakan pada
gangguan kepribadian adalah tidak diketahui. Clomipramine (anaIranil) dan obat
serotonergik tertentu seperti Iluoxetine mungkin berguna jika tanda dan gejala obsesiI-
kompulsiI timbul.
7
angg:an Kepribadian Yang %idak Ditent:kan
Katagori ini adalah untuk gangguan-gangguan Iungsi kepribadian yang tidak
memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian spesiIik. Contohnya adalah adanya ciri-
ciri lebih dari satu gangguan kepribadian spesitik yang tidak memenuhi kriteria lengkap
untuk salah satu gangguan kepribadian (kepribadian campuran) tetapi bersama-sama
menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam satu atau
lebih Iungsi penting (misalnya, sosial atau pekerjaan). Kategori ini juga dapat
digunakan jika klinis menganggap bahwa suatu gangguan kepribadian spesiIik yang
tidak dimasukkan kedalam klasiIikasi ini adalah sesuai. Contohnya adalah gangguan
kepribadian pasiI-agresiI dan gangguan kepribadian depresiI.
7
Terapi
- Psikoterapi : pasien gangguan kepribadian pasiI-agresiI yang mendapatkan psikoterapi
suportiI memiliki hasil yang baik. %etapi psikoterapi untuk pasien dengan gangguan
kepribadian pasiI-agresiI memiliki banyak kekurangan, dalam memenuhi kebutuhan
pasien seringkali mendukung patologi mereka, tetapi menolak permintaan mereka adalah
menolak mereka. Klinisi harus mengobati kecendrungan bunuh diri terhadap tiap ekspresi
kemarahan yang tersembunyi dan bukan sebagai orang yang akan mengobati kehilangan
obyek pada gangguan depresiI berat.
- Farmakoterapi : antidepresan harus diresepkan hanya jika ada indikasi klinis
depresi dan kemungkinan bunuh diri. Beberapa pasien berespon terhadap
benzodiazepine dan psikostimulan, tergantung pada keadaan klinis.
7
angg:an Kepribadian Depresif
Orang dengan gangguan kepribadian depresiI adalah orang yang pesimistik,
anhedonik, terikat pada kewajiban, meragukan diri sendiri dan tidak gembira secara kronis.
Penyebab gangguan kepribadian depresiI tidak diketahui, tetapi Iaktor yang terlibat dalam
gangguan distimik dan gangguan depresiI berat mungkin bekerja. %eori psikologis melihat
adanya kehilangan pada awal kehidupan, pengasuhan orang tua yang buruk, superego yang
menghukum, dan perasaan ekstrim. Deskripsi klasik tentang kepribadian depresiI diajukan
tahun 1963 oleh Arthur Noyes dan Laurence Kolb, “Mereka merasakan kegembiraan
kehidupan yang normal tapi hanya sedikit, dan cenderung kesepian dan serius, bermuram
durja, patuh, pesimistik dan rendah diri. Mereka rentan untuk mengekspresikan penyesalan
dan perasaan ketidakberdayaan dan putus asa. Mereka seringkali teliti, perIeksionistik, sangat
berhati-hati, asyik dengan pekerjaan, merasa bertanggung jawab dengan tajam, dan mudah
berkecil hati di kondisi yang baru. Mereka ketakutan akan celaan, cenderung menderita
dalam kesepian dan kemungkinan mudah menangis, walaupun biasanya tidak di hadapan
orang lain. Suatu kecenderungan untuk merasa ragu-ragu, tidak dapat mengambil keputusan
dan berhati-hati menghianati perasaan ketidakamanan yang melekat. %erdapat 7 kelompok
siIat depresiI : (1) tenang introvert, pasiI, tidak sombong; (2) bermuram durja, pesimistik,
serius, dan tidak dapat merasakan kegembiraan; (3) mengkritik diri sendiri, menyalahkan diri
sendiri, dan menghina diri sendiri; (4) bersiIat ragu-ragu, kritik orang lain, sukar untuk
memaaIkan; (5) berhati-hati, bertanggung jawab dan disiplin diri; (6) memikirkan hal yang
sedih dan merasa cemas; (7) asyik dengan peristiwa negatiI, perasaantidak berdaya dan
kelemahan pribadi (Kaplan & Saddock, 1997 : 270).
pidemiologi
Berdasarkan prevalensi gangguan depresiI pada populasi keseluruhan, gangguan
kepribadian depresiI tampaknya sering, terjadi sama banyak pada laki-laki dan perempuan
dan terjadi pada keluarga dimana gangguan depresiI ditemukan (Kaplan, 1997).
ambaran Klinis
Deskripsi gangguan kepribadian depresiI oleh H.Akiskal menggambarkan kelompok siIat
depresiI adalah :
1. %enang, introvert, pasiI tidak sombong.
2. Bermuram durja, pesimistik, serius, dan tidak dapat merasakan kegembiraan.
3. Mengkritik diri sendiri, menyalahkan diri sendiri dan menghina diri sendiri.
4. BersiIat ragu-ragu, kritik orang lain , sukar untuk memaaIkan.
5. Berhati-hati, bertanggung jawab dan disiplin diri
6. Memikirkan hal sedih dan pasien merasa cemas
7. Asyik dengan peristiwa negatiI, perasaan tidak berdaya dan kelemahan pribadi.
7
iagnosis Banding
Gangguan distimik adalah gangguan mood yang ditandai oleh Iluktuasi besar
dalam mood dibandingkan yang ditemukan pada gangguan kepribadian depresiI.
Gangguan kepribadian adalah kronis dan seumur hidup, sedangkan gangguan distimik
adalah episodic, dapat terjadi pada setiap waktu, dan biasanya memiliki stressor
pencetus. Kepribadian depresiI dapat dianggap sebagai spekt r um kondisi aIektiI
dimana gangguan distimik dan gangguan depresiI memiliki varian yang lebih parah.
Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah introvert dan tergantung tetapi
cenderung lebih merasa cemas daripada depresi, dibandingkan orang dengan
kepribadian depr esiI.
7
menyatakan bahwa elemen perilaku sadisme dan masokisme biasanya ditemukan pada orang
yang sama.
8
Terapi
Psikoterapi. %erapi psikoanalisis eIektiI pada beberapa kasus. Sebagai hasil terapi, pasien
menjadi menyadari bahwa kebutuhan menghukum diri sendiri adalah sekunder akibat
perasaan bersalah bawah sadar yang berlebihan dan juga menjadi mengenali impuls agresiI
mereka yang terepressi, yang berasal dari masa anak-anak awal.
7
angg:an kepribadian sadistik
Orang dengan kepribadian sadistik menunjukkan pola kekejaman yang perpasiI,
merendahkan dan prilaku agresiI, yang dimulai sejak masa anak-anak awal dan diarahkan
kepada orang lain. Kekejaman atau kekerasan Iisik digunakan untuk menyebabkan sakit pada
orang lain dan bukan untuk mencapai tujuan lain. Orang dengan gangguan ini kemungkinan
menghina atau merendahkan orang dihadapan orang lain dan biasanya telah mengancam atau
menghukumorang lain dengan kasar yang tidak lazimnya, terutama anak-anak (Kaplan,
1997).
Pada PPDGJ III termasuk F 65.5 yaitu suatu preIerensi terhadap aktivitas seksual yang
meliputi pengikatan atau menimbulkan rasa sakit atau penghinaan. Jika individu lebih suka
menjadi resepien dari peransangan demikian, maka disebut masokisme, jika sebagai pelaku
disebut sadisme, baik sadisme maupun masokisme.
6
Stimulasi sadomasokistik berderajat ringan biasanya digunakan untuk
meningkatkanaktivitas seksual yang sebetulnya normal. Kategori ini hanya digunakan apabila
aktivitas sadomakistik merupakan sumber ransangan yang terpenting untuk pemuasan seksual
Per:bahan Kepribadian karena kondisi medis :m:m
Perubahan kepribadian karena kondisi medis umum ditandai perubahan yang jelas pada
gaya dan siIat kepribadian dan tingkat Iungsi sebelumnya. Pasien harus menunjukkan bukti-
bukti Iaktor organik penyebab sebelum onset perubahn kepribadian (Kaplan, 1997).
tiologi
Kerusakan struktural pada otak biasanya penyebab perubahan kepribadian %rauma kepala
merupakan penyebab yang paling sering. Neoplasma serebral dan kerusakan pembuluh darah,
khususnya lobus temporalis dan Irontalis, juga merupakan penyebab yang sering. Kondisi ini
tersering disertai dengan perubahan kepribadian (Kaplan, 1997).
iagnosis dan gambaran klinis
Ditemukan pperubahan kepribadian dari pola prilaku sebelumnya atau suatu eksaserbasi
karakteristik kepribadian sebelumnya. Gangguan pengendalian ekspresi emosi dan impuls
adalah gambaran yang utama. Secara karakteristik emosi labil dan dangkal walaupun
euIoria dan apati menonjol, walaupun euIoria dan apati mungkin menonjol (Kaplan, 1997).
Hal yang berhubungan dengan cedera laobus Irontali (sindroma lobus Irontalis) adalah
ketidakacuhan dan apati yang menonjol, yang ditandai oleh tidak adanya perhatian terhadap
peristiwa di lingkungan dekatnya. Ekspresi impuls mungkin dimaniIestasikan dengan
gurauan yang tidak sesuai, cara yang kasar, pendekatan seksual yang tidak pada tempatnya
dan tindakan anti sosial yang menyebabkan konIlik dengan hukum. Orang dengan epilepsi
lobus temporalis secara karakteristik menunjukkan tidak memiliki rasa humor, hipergraIia,
hiperreligius,dan agresivitas yang nyata selama kejang (Kaplan, 1997).
Orang dengan perubahan kepribadian karena kondisi medis umum memiliki sensorium
yang jernih. Gangguan ringan pada Iungsi kognitiI tidak menyebabkan perburukan
intelektual. Diagnosis harus di curigai pada pasien yang menunjukkan perubahan yang nyata
dalam prilaku atau kepribadian termasuk labilitas emosional dan gangguan kepribadian
impuls, yang tidak memiliki riwayat mental dan yang perubahan kepribadiannya terjadi
secara tiba-tiba atau selama periode yang relatiI singkat (Kaplan, 1997).
iagnosis banding
Demensia adalah melibatkan pemburukan global pada intelektual dan kapasitas prilaku.
Pada pemburukan mulai mencakup daya ingat yang penting dan deIisit kognitiI, diagnosis
diubah dari gangguan kepribadian karena kondisi medis umum ke demensia (Kaplan, 1997).
6. Hendaya yang bermakna dalam Iungsi sosial dan pekerjaan dibandingkan dengan
keadaan sebelum sakit.
7. ManiIestasi tersebut diatas harus sudah ada selama kurun waktu 2 tahun atau lebih
Perubahan bukan terjadi karena kerusakan otak berat. Adanya diagnosis skizoIrenia
sebelumnya tidak meningkirkan kemungkinan diagnosis ini.
BAB III
PENU%UP
Dari uraian di atas maka dapat dismpulkan bahwa siapa saja berpotensi untuk
mengalami gangguan kepribadian. Karena gangguan kepribadian tidak saja disebabkan oleh
Iaktor genetika (dapat diturunkan), tapi juga dipengaruhi oleh Iaktor temperamental, Iaktor
biologis (hormon, neurotransmitter dan elektroIisiologi), dan Iaktor psikoanalitik (yaitu
adanya Iiksasi pada salah satu tahap di masa perkembangan psikoseksual dan juga tergantung
dari mekanisme pertahanan ego orang yang bersangkutan).
Dalam DSM-I', gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga kelompok dan masing-
masing kelompok terdapat beberapa gangguan kepribadian dengan karakteristik yang khas
dan berbeda-beda satu sama lain. Hampir semua gangguan kepribadian dapat disembuhkan
baik melalui psikoterapi (terapi kejiwaan) maupun Iarmakoterapi (terapi obat-obatan), dengan
teknik penyembuhan yang berbeda-beda untuk masing-masing gangguan kepribadian.
DAF%AR PUS%AKA
1. Evi Kristiyarini. Kecendrungan gangguan kepribadian pada remaja dan dewasa awal
di Desa Sedeng Pacitan. 2009.
http://gdl.itb.ac.id/gdl.php?modbrowse&opread&idjiptumm-gdl-s1-2003-
evikristiy-270&qHealth
2. Psikologi Kepribadian. http://www.slideshare.net/bocahbancar/psikologi-kepribadian
3. David, A %omb. Buku Saku Psikiatri, Alih bahasa Martina Wiwie S Nasrun. Ed 6.
Jakarta. EGC. 2003
4. Gangguan Kepribadian. 2010. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-
tentang/gangguan-kepribadian
5. Castillo, Heather.2003. Personality disorder; %emperament or %rauma. Jessica
Kingsley Publisher. London.
6. Maslim, Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III, Jakarta
7. Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri
Klinis, Edisi ke-7, jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta.
8. Nida &I Hasanat, 2004, Print out Personality Disorder, Yogyakarta.
9. Sri Mulyani Martaniah, MA, ProI. Dr. 1999, Handout Psikologi Abnormal,
Yogyakarta.