Anda di halaman 1dari 40

Tinjauan Pustaka

Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan


pada Diabetes Melitus

Bambang Setiawan,* Eko Suhartono**


*Dokter Muda-Asisten Kimia Kedokteran, **Bagian Kimia Kedokteran,
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Abstrak: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit dengan komponen stres oksidatif. Stres
oksidatif adalah keadaan yang ditandai oleh ketidakseimbangan antara oksidan dan
antioksidan dalam tubuh. Munculnya stres oksidatif pada DM terjadi melalui tiga mekanisme,
yakni glikasi nonenzimatik pada protein, jalur poliol sorbitol (aldosa reduktase), dan
autooksidasi glukosa. Perubahan status oksidatif itu ditandai dengan perubahan aktivitas
antioksidan endogen serta meningkatnya kerusakan biomolekul secara oksidatif. Oleh karena
itu diperlukan antioksidan eksogen sebagai penghambat kerusakan oksidatif di dalam tubuh.
Antioksidan eksogen tersebut dapat berupa vitamin C, vitamin E, dan glutathion.
Kata kunci: diabetes melitus, stres oksidatif, antioksidan

Oxidative Stress and The Roles of Antioxidant in Diabetes Mellitus


Bambang Setiawan,* Eko Suhartono**
*Yunior Doctor-Medical Chemistry Assistent, **Department of Medical
Chemistry, Faculty of Medicine Lambung Mangkurat University, Banjarbaru South of
Kalimantan

Abstract: Diabetes mellitus is a disease with oxidative stress component. Oxidative stress is a
condition caused by imbalance between oxidant and antioxidant in the human body. Oxidative
stress in diabetic happen by three mechanisms: nonenzymatic protein glycation, polyol sorbitol
(aldose reductase) pathway, and glucose autooxidation. The change of oxidative state is
marked by changes in activity of endogenous antioxidant and increase of oxidative damage to
biomolecules. Therefore, exogenous antioxidant has a beneficial role to inhibit oxidative
damage in diabetic patients. These antioxidants include vitamin C, vitamin E, and glutathione.
Key words: diabetes mellitus, oxidative stress,
antioxidant

86

Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005

Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada Diabetes Melitus


Pendahuluan
Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan endokrin
yang banyak dijumpai di Indonesia dengan prevalensi
sebesar 1,5-2,3%.1 Diabetes melitus (istilah melitus dalam
bahasa Latin, diartikan madu manis, merujuk pada rasa
urin penderita diabetes) ialah sindrom kronik yang ditandai
oleh peningkatan glukosa darah (hiperglikemia) dan
sekresi glukosa dalam urin akibat kekurangan jumlah
insulin, efek kerja atau keduanya.2,3
Berbagai komplikasi dapat diakibatkan oleh
rendahnya kontrol diabetes. Komplikasi tersebut antara
lain berupa penyakit vaskular sistemik (percepatan
aterosklerosis), penyakit jantung, penyakit mikrovaskular
pada mata sebagai penyebab kebutaan dan degenerasi
retina (retinopati diabetik), katarak, kerusakan ginjal
sebagai penyebab gagal ginjal serta kerusakan saraf tepi
(neuropati diabetik).3
Biasanya begitu diabetes terdeteksi, sindrom ini sudah
berkembang dan telah terdapat satu atau dua komplikasi.
Luasnya komplikasi pada diabetes tampaknya
berkorelasi dengan konsentrasi glukosa darah sehingga
glukosa berlebih diduga menjadi penyebab utama
kerusakan jaringan.2 Fenomena ini dapat disebabkan oleh
kemampuan hiperglikemia secara in vivo dalam
modifikasi oksidatif berbagai substrat. Selain itu,
hiperglikemia juga terlibat dalam proses pembentukan
radikal bebas. 4
Hiperglikemia menyebabkan
autooksidasi glukosa, glikasi protein, dan aktivasi jalur
metabolisme poliol yang selanjutnya mempercepat
pembentukan senyawa oksigen reaktif. 5
Pembentukan senyawa oksigen reaktif tersebut dapat
meningkatkan modifikasi lipid, DNA, dan protein pada
berbagai jaringan.5 Modifikasi molekuler pada berbagai
jaringan tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan antara
antioksidan protektif (pertahanan antioksidan) dan
peningkatan produksi radikal bebas. Hal itu merupakan
awal kerusakan oksidatif yang dikenal sebagai stres
oksidatif.6
Untuk meredam kerusakan oksidatif tersebut
diperlukan antioksidan. Peningkatan suplai antioksidan
yang cukup akan membantu pencegahan komplikasi klinis
diabetes melitus,2 meskipun data penelitian belum
konsisten. Penelitian pada hewan percobaan membuktikan
bahwa antioksidan dapat menghambat tahap awal
retinopati, nefropati, dan neuropati.5,7
Demikian juga pada penelitian manusia, antioksidan dapat
menghambat komplikasi mikrovaskular, penurunan
insidens penyakit jantung koroner, perbaikan sistem saraf
otonom jantung, dan perbaikan vasodilatasi.8
Dalam tulisan ini dibahas tiga mekanisme utama
peningkatan stres oksidatif (glikasi nonenzimatik pada protein, jalur poliol-sorbitol (aldose reduktase), dan
autooksidasi glukosa) pada diabetes melitus serta peran
berbagai senya- waan atau bahan antioksidan dalam
meredam stres oksidatif akibat status glikemia yang
meningkat.
Status Oksidatif pada
DM
Pada diabetes melitus, pertahanan antioksidan dan
sistem perbaikan seluler akan terangsang sebagai respons
tantangan oksidatif.6 Sumber stres oksidatif yang terjadi

Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005

berasal dari peningkatan produksi radikal bebas akibat


auto- oksidasi glukosa, penurunan konsentrasi antioksidan
berat molekul rendah di jaringan, dan gangguan
aktivitas pertahanan antioksidan enzimatik.7 Kemaknaan
stres oksidatif pada patologi penyakit sering tidak tentu.3
Dengan demikian stres oksidatif dan gangguan
pertahanan antioksidan merupakan keistimewaan
diabetes melitus yang terjadi sejak awal penyakit. Di
samping itu, stres oksidatif juga memiliki kontribusi pada
perburukan dan perkembangan kejadian komplikasi.6
Beberapa studi mengungkapkan penurunan status
antioksidan dalam plasma dan serum sampel dibandingkan
kontrol berdasarkan usia. Fenomena ini dapat terjadi sejak
anak-anak serta berjalan secara progresif dan memburuk
sesuai perjalanan waktu dan berkembangnya komplikasi.6
Pada diabetes anak ditemukan penurunan glutation
eritrosit, glutation total, -tokoferol plasma, dan -karoten
plasma secara bermakna. Penurunan berbagai antioksidan
tersebut terkait dengan pembentukan senyawa penanda
adanya stres oksidatif, misalnya peningkatan lipid hidroperoksida, diena terkonjugasi, dan protein karbonil secara
bermakna.9 Pada diabetes usia 50-60 tahun ditemukan
peningkatan peroksidasi lipid sejak onset diabetes.6
Pertahanan Antioksidan
Berbagai studi secara konsisten menunjukkan
defisiensi status pertahanan antioksidan total pada
penderita diabe- tes. Status pertahanan tersebut meliputi
glutation, vitamin C, antioksidan enzim superoksida
dismutase (SOD), dan katalase.6

Beberapa peneliti mengungkapkan adanya penurunan


vitamin E pada penderita diabetes.10 Selain vitamin E,
glutation juga ditemukan menurun pada penderita diabetes.
Glutation dalam bentuk tereduksi (GSH) terdapat dalam
plasma manusia, intraseluler, dengan kemampuan sebagai
antioksidan untuk menghambat radikal bebas dengan
fungsi secara umum sebagai buffer redoks,7 dan kofaktor
enzim GPX. Bukti terbaru mengungkapkan bahwa GSH
berperan penting pada diabetes melitus.10 Perubahan
terhadap rasio GSH tereduksi/teroksidasi (GSH/GSSG)
mempengaruhi respons sel beta terhadap glukosa dan
perbaikan aksi insulin,10 serta menurunkan aktivitas enzim
GPX.
Nuttal6 menemukan penurunan status antioksidan total secara bermakna pada penderita diabetes berusia lanjut.
Meskipun demikian, pada kelompok tersebut tidak
didapatkan perbedaan konsentrasi vitamin E serum secara
bermakna.
Kerusakan Oksidatif
Hiperglikemia menjadi hallmark penyakit kronik
serta kematian sel.6,11 Studi oleh Armstrong menunjukkan
bahwa terdapat korelasi antara peningkatan lipid
hidroperoksida serum dengan prevalensi retinopati pada
penderita diabetes dengan komplikasi.5,9 Penanda lain,
yaitu isoporostan F2, juga ditemukan meningkat pada
kedua tipe diabetes melitus.8
Kerusakan oksidatif pada DNA yang berkorelasi dengan
87

Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada Diabetes Melitus


peroksidasi asam lemak membran dan status antioksidan
yang rendah juga ditemukan pada diabetes melitus. 5
Fenomena ini bahkan sudah ditemukan sejak pradiabetes,
yakni ketika resistensi insulin muncul,12 atau saat toleransi
glukosa terganggu.6 Semakin tinggi derajat resistensi insulin pada individu sehat, semakin besar peroksidasi lipid
plasmanya.12
Glikasi
Non-enzimatik
pada
Protein
Pada keadaan hiperglikemia, produksi berbagai gula
pereduksi antara lain glukosa, glukosa-6-fosfat, dan
fruktosa, akan meningkat melalui proses glikolisis dan
jalur poliol. Glukosa sebagai gula pereduksi dapat menjadi
agen yang bersifat toksik. Sifat toksik tersebut
disebabkan oleh kemampuan kimiawi gugus karbonil
aldehid yang dimilikinya. Meskipun sebagian besar
keberadaan gula pereduksi dalam larutan sebagai struktur
cincin nonaldehid, glukosa dalam bentuk rantai lurusnya
merupakan aldehid. 2 Aldehid merupakan senyawa yang
mampu berikatan secara kovalen sehingga terjadi
modifikasi
protein.
Modifikasi
tersebut
dapat
dibangkitkan dalam tubuh melalui berbagai mekanisme
enzimatik dan nonenzimatik.13
Selain glukosa, semua jenis gula pereduksi juga
mampu menyelenggarakan reaksi glikasi pada bermacam
protein. Selain protein, target kerusakan lain adalah lipidamino seperti fosfatidiletanolamin, dan DNA.2
Reaksi pengikatan aldehid pada protein dikenal
sebagai reaksi glikasi. Reaksi ini memiliki kemaknaan
patologis yang besar. Berbagai contoh reaksi glikasi
protein antara lain he- moglobin glikosilat, albumin, dan
kristal lensa mata. Reaksi secara nonenzimatik glukosa
darah dengan protein di dalam tubuh akan berlanjut
sebagai reaksi browning dan oksidasi. Reaksi tersebut
selanjutnya dapat menyebabkan akumulasi modifikasi
kimia protein jaringan.9 Pada binatang dengan diabetes,
proses glikasi dapat teramati secara luas pada berbagai
organ dan jaringan termasuk ginjal, hati, otak, paru, dan
saraf.14 Secara keseluruhan, perubahan kimia ini dikenal

sebagai reaksi Maillard.8


Reaksi Maillard dapat terjadi pada kondisi penuaan
fisiologis in vivo sebaik kondisi in vitro serta meningkat
pada keadaan hiperglikemia,5,14 Selain itu, reaksi Maillard
juga berkaitan dengan komplikasi kronik diabetes mellitus.5
Reaksi ini secara umum terdiri atas empat tahap, yaitu:
1. Kondensasi nonenzimatik gula pereduksi, aldehid atau
ketosa, dengan gugus amino bebas dari protein atau
asam nukleat membentuk glikosilamin. Reaksi ini dikenal
sebagai fase 1 serta secara alamiah bersifat reversibel
dan terjadi dalam beberapa jam (kurang dari 24 jam).15
2. Pada fase 2 akan terjadi penataan ulang glikosilamin
menjadi produk Amadori. Reaksi ini terjadi akibat
kadar glukosa yang masih tinggi dalam waktu lebih dari
24 jam.15
Produk Amadori tersebut bersifat toksik bagi jaringan
namun masih reversibel.22 Kadar produk Amadori pada
sejumlah protein meningkat sebanding dengan derajat
hiperglikemia pada diabetes melitus.16
3.
Penataan ulang dan dehidrasi berganda produk
Amadori menjadi amino atau senyawa karbonil
reaktivitas tinggi seperti 3-deoxyglucosane.16
4. Reaksi antara senyawa karbonil dengan gugus amino
lain dilanjutkan proses penataan ulang membentuk
beragam advance glycosylation end products (AGEproducts/ AGEs) sebagai petunjuk cross linking dan
browning pada protein.15,23
AGEs merupakan salah satu produk sebagai penanda
modifikasi protein sebagai akibat reaksi gula pereduksi
terhadap asam amino.17 Akumulasi AGEs di berbagai
jaringan merupakan sumber utama radikal bebas sehingga
mampu berperan dalam peningkatan stres oksidatif,4 serta
terkait dengan patogenesis komplikasi diabetes mirip pada
penuaan yang normatif.18 Pada diabetes, akumulasi AGEs
secara umum mempercepat terjadinya aterosklerosis,
nefropati, neuropati, retinopati, serta katarak.5 Pengikatan
AGEs terhadap reseptor makrofag spesifik (RAGE)
mengakibatkan sintesis sitokin dan faktor pertumbuhan serta
peningkatan stres oksidatif.19

Gambar 1. Struktur kimiawi berbagai AGEs, CML: N-(carboxymethyl) lysine; CEL: N-(carboxyethyl)lysine; GOLD:
Glyoxal-lysine dimer; MOLD: methylglyoxal-lysine dimer; MGO: methylglyoxal; 3-DG (3-deoxyglucosone).17

88

Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 1, Januari 2005

Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada Diabetes Melitus


Terapi pada jalur ini dapat diupayakan melalui
penekanan pembentukan AGEs, menghalangi interaksi
AGEs-RAGE, dan/ atau pengurangan peningkatan stres
oksidatif seluler yang diperantarai oleh AGEs-RAGE.20
Jalur Poliol-Sorbitol (Aldosa Reduktase)
Pada normoglikemia, sebagian besar glukosa seluler
mengalami fosforilsasi menjadi glukosa-6-fosfat oleh
enzim heksokinase. Bagian kecil dari glukosa yang tidak
mengalami fosforilasi memasuki jalur poliol, yakni jalur
alternatif metabolisme glukosa.5 Melalui jalur ini, glukosa
dalam sel dapat diubah menjadi sorbitol dengan bantuan
enzim aldose reduktase (AR).21 Enzim aldose reduktase
dapat ditemukan pada sejumlah jaringan mamalia termasuk
lensa dan retina. Enzim tersebut mengkonversi glukosa
menjadi polialkohol sorbitol melalui reduksi gugus aldehid
glukosa (Gambar 2).2

Gambar 2. Jalur Metabolisme Utama dan Alternatif Glukosa 8

Dalam keadaan normal, konsentrasi sorbitol di dalam


sel rendah. Akan tetapi, apabila terjadi keadaan
hiperglikemia, konsentrasi sorbitol meningkat. Sorbitol,
dengan bantuan enzim sorbitol dehidrogenase (SDH), akan
diubah menjadi fruktosa. Degradasi sorbitol ini berjalan
lambat sehingga sorbitol menumpuk dalam sel, sehingga
dapat menyebabkan peningkatan tekanan osmotik dan
selanjutnya dapat merusak sel.21
Masuknya substrat (substrat flux) melalui jalur poliol,
selain dapat meningkatkan kadar sorbitol dan fruktosa
intraseluler, juga menurunkan rasio NADPH terhadap
NADP+. Selain itu, rasio NADH terhadap NAD+
sitosolik juga menurun. Berkurangnya NADPH di
dalam sel akibat meningkatnya AR dapat menghambat
aktivitas enzim lain yang membutuhkan NADPH.21
Autooksidasi Glukosa
Proses autooksidasi glukosa dikatalisis oleh senyawa
logam dalam jumlah kecil seperti besi dan seng. Hasil
katalisis tersebut adalah senyawa oksigen reaktif.15
Autooksidasi glukosa terjadi pada fase I proses glikasi
nonenzimatik pada protein yang secara alamiah masih
bersifat reversibel.15 Fase

ini merupakan sumber hidrogen peroksida yang mampu


menghambat Cu/ZnSOD.1 Selain hidrogen peroksida,
radikal superoksida juga dihasilkan oleh proses
autooksidasi glukosa tersebut serta terkait dengan
pembentukan protein glikasi dalam plasma penderita
diabetes.4 Akibat yang ditimbulkan berupa peningkatan
aktivitas radikal superoksida serta kerusakan enzim
superoksida dismutase.
Batasan Antioksidan
Dalam pengertian kimia, antioksidan adalah senyawa
pemberi elektron, tetapi secara biologis, pengertian antioksidan lebih luas lagi. Pengertian antioksidan dalam arti
biologis adalah semua senyawa yang dapat meredam
dampak
negatif
oksidan,
termasuk
dalam
penghambatan dan penghentian kerusakan oksidatif
terhadap suatu molekul target.22
Definisi antioksidan menurut Panel on Dietary Antioxidant and Related Compounds of The Food and Nutrition Board adalah bahan makanan yang secara bermakna
mampu mengurangi dampak buruk senyawa oksigen
reaktif, senyawa nitrogen reaktif atau keduanya dalam
kondisi fungsi fisiologis normal pada manusia.23 Penderita
diabetes me- merlukan asupan antioksidan dalam jumlah
besar karena peningkatan radikal bebas akibat
hiperglikemia.11
Vitamin C
Asam askorbat (Vitamin C) merupakan mikronutrien
penting yang diperlukan bagi metabolisme normal dalam
tubuh. Manusia dan primata lain kehilangan kemampuan
dalam sintesis asam askorbat akibat mutasi gen pengkode
L- gulonolakton oksidase, enzim yang diperlukan dalam
sintesis asam askorbat melalui jalur asam glukoronat. Oleh
sebab itu, asam askorbat harus diperoleh dalam diet dengan
sumber utama meliputi buah segar, sebagian buah jeruk,
dan sayuran. 24
Peran asam askorbat pada perjalanan diabetes adalah
sebagai inhibitor enzim aldose reduktase, 24 sehingga
penggunaan ekuivalen pereduksi berkurang. Kesediaan
ekuivalen pereduksi berguna untuk konversi glutation
teroksidasi (GSSG) menjadi glutation tereduksi (GSH).
Hal tersebut selanjutnya dapat mencegah penumpukan
sorbitol pada jaringan.
Manfaat lain penggunaan antioksidan adalah minimalisasi pembentukan AGEs. Kondisi itu analog dengan
penggunaan vitamin C dalam meminimalisasi proses
brown- ing pada makanan. Mekanisme minimalisasi
pembentukan AGEs tidak terlepas dari peran vitamin C
pada jalur poliol sorbitol (aldose reduktase). Pengurangan
penumpukan sor- bitol di jaringan akan menekan fruktosa
sehingga proses glikasi nonenzimatik juga ditekan.
Pada pembuluh darah, asam askorbat akan bekerja
secara ekstraselular di bawah 1 jam setelah infus,
selebihnya akan memasuki sel endotel dan bekerja
intraselular.8 Secara ekstraseluler, antioksidan ini meredam
radikal superoksida yang dihasilkan pada proses
autooksidasi glukosa dan

Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005


89

Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada Diabetes Melitus


sintesis nitrit oksida. Apabila radikal superoksida berlebih,
maka akan terjadi reaksi dengan nitrit oksida
menghasilkan radikal peroksinitrit yang bersifat sitotoksik.
Penghambatan pembentukan radikal peroksinitrit akan
menjaga fungsi vasodilatasi pembuluh darah yang
diperankan oleh nitrit oksida. Di dalam sel endotel, asam
askorbat mempengaruhi enzim nitrit oksida sintase
sehingga radikal superoksida sebagai produk samping
pembentukan nitrit oksida dapat ditekan.
Mekanisme lain adalah kemampuan asam askorbat
bentuk tereduksi maupun teroksidasi dalam menghambat
masuknya glukosa melalui GLUT transporter ke dalam sel
sehingga mampu mengurangi gangguan vasodilatasi
tergantung sel endotel.8 Menurut rekomendasi RDA dosis
yang diperlukan bagi pencegahan penyakit kronik adalah
120
mg/hari.24
Vitamin E
Pada tikus wistar, pemberian kombinasi antioksidan
vitamin E dan C dosis 1g/kg dan 10 g/kg diet secara
jangka panjang dapat menghambat tahap awal
perkembangan retinopati diabetik.7
Pada uji coba yang klinis melibatkan penderita
diabetes dengan asupan vitamin E, didapatkan efek dalam
pencegahan diabetes, sensitivitas insulin, kontrol glikemik,
glikasi pro- tein, komplikasi mikrovaskuler, penyakit
kardiovaskuler serta faktor risikonya.10
Vitamin E
memperbaiki potensi sistem pertahanan radikal bebas dan
memiliki efek menguntungkan dalam perbaikan transpor
glukosa dan sensitivitas insulin. Selain itu, vitamin E dosis
farmakologis (600mg/hari) selama
4 minggu dapat meningkatkan level GSH sel darah merah
dan rasio GSH/GSSG plasma. Vitamin E juga dapat
bereaksi dengan antioksidan larut air seperti glutation.
Asupan kronik vitamin E (600mg/hari selama 4
bulan) berguna dalam memperbaiki keseimbangan
simpatovagal kardiak terhadap penurunan resiko penyakit
kardiovaskuler.
Hal
yang
menarik,
perubahan
keseimbangan simpatovagal dan stres oksidatif saling
terkait.24
Senyawa -tokoferol 800 mg/hari berperan sebesar
80% terhadap kapasitas antioksidan pada LDL. Selain itu,
juga dapat mengurangi glikosidasi hemoglobin dan
berbagai pro- tein serum.13 Senyawa -tokoferol juga
mampu menurunkan aktivitas protein kinase C, yaitu
enzim yang terkait langsung dengan peningkatan senyawa
oksigen reaktif.
Glutation
(GSH)
Glutation (GSH) merupakan antioksidan pemecah
rantai.6
Peran utama GSH adalah menjaga keseimbangan redoks
seluler.8 Senyawa ini berperan sebagai substrat enzim
glutation peroksidase, enzim antioksidan terhadap berbagai
senyawa peroksida.25
GSH mampu mengurangi derajat komplikasi
nefropati dan neuropati pada hewan coba terinduksi
streptozotocin.5
Meskipun potensial, preparat glutation belum beredar
secara bebas di Indonesia.

Kesimpulan
Diabetes melitus merupakan salah satu kelainan
metabolik yang dapat menimbulkan komplikasi vaskular
dan nonvaskular. Salah satu hipotesis penyebab
munculnya berbagai komplikasi tersebut adalah stres
oksidatif. Pada dia- betes terdapat tiga jalur munculnya
stres oksidatif, yaitu glikasi protein nonenzimatik, jalur
poliol sorbitol (aldose reduktase), dan autooksidasi
glukosa. Meskipun antioksidan mampu berperan pada
ketiga jalur tersebut, data penelitian, terutama penelitian
klinis yang dihasilkan belum konsisten.
Daftar Pustaka
1 .

Widijanti A, Ratulangi BT. Pemeriksaan laboratorium


penderita diabetes melitus. Medika 2003;3:166-9.
2 . Rahbani-Nobar ME, Rahimi-Pour A, Rahbani-Nobar M, Adi-Beig
F, Mirhashemi SM. Total antioxidant capacity, superoxide
dismutase and glutathione peroxidase in diabetic patients. Medical Journal of Islamic Academy of Sciences 1999;12(4):109-14.
3 . Halliwel B, Gutteridge JMC. Free radical in biology and medicine.
3rd ed. New York: Oxford University Press;1999.p.639-45.
4 . Droge W. Free radicals in the physiological control of cell function. Physiol Rev 2002; 82:47-95.
5 . Ueno Y, Kizaki M, Nakagiri R, Kamiya T, Sumi H, Osawa T.
Dietary gluthatione protects rats from diabetic nephropathy and
neuropathy. J Nutr 2002;132:897-900.
6 . Nuttal SL, Dunne F, Kendal MJ, Martin U. Age-independent
oxidative stress in elderly patiens with non-insulin dependent
diabetes mellitus. Q J Med 1999;92:33-8.
7 . Kowluru RA, Tang J, Kern TS. Abnormalities of retinal metabolism in diabetes and experiment galactosemia. Diabetes
2001;50:1938-42.
8 . Beckman JA, Goldfine AB, Gordon MB, Creager MA. Ascorbate
restores endothelium-dependent vasodilatation impaired by acute
hyperglycemia in humans. Circulation 2001;103:1618-23.
9 . Haffner SM. The importance of hyperglycemia in the non fasting state to the development cardiovasculer state. Endocrine
Review 1999;19(5):583-92.
1 0 . Barbagallo M, Dominguez LJ, Tagliamonte MR, Resnick LM,
Paolisso G. Effects of vitamin E and glutathione on glucose
metabolism role of magnesium. Hypertension 1999;34:1002-6.
1 1 . Baynes JW, Thorpe SR. Role of oxidative stress in diabetic
com- plications: A new perspective on an old paradigm.
Diabetes
1999;48:1-9.
1 2 . Facchini FS, Humphreys MH, DoNascimento C, Abbasi F,
Reaven GM. Relation between insulin resistance and plasma
concentra- tions of lipid hydroperoxides, carotenoids, and
tocopherols. Am J Clin Nutr 2000;72:776-9.
1 3 . Anderson MM, Requena JR, Crowley JR, Thorpe SR,
Heinecke JW. The myeloperoxidase of human phagocytes
generates N- (carboxymethyl)lysine on proteins: a mechanism for
producing advanced glycation end products at sites of
inflammation. J Clin Invest 1999;104(1):103-13.
1 4 . Oldfield MD, Bach LA, Forbes JM. Advanced glycation end
pro- ducts cause epithelial-myofibrobalst transdifferentiation via
the receptor for advanced glycation end products (RAGE). J Clin
Invest 2001;108:1853-63.
1 5 . Soesilowati S. Diabetic neuropathy: pathogenesis and treatment.
Acta Medica Indonesiana 2003;35(1):27-34.
1 6 . Niwa T, Katsuzaki T, Miyazaki S. Immunohistochemical
detec- tion of imidazolone, a novel advanced glycation end
product, in kidney and aortas of diabetic patients. J
Clin Invest
1997;99(6):1272-80.
1 7 . Carr A, Frei B. Does vitamin C act as pro-oxidant under
physi- ological conditions?. FASEB J 1999;13:1007-24.
1 8 . Beckett AH, Kalsi VS. Compelling need for suplementation:
How specific nutrients help retard the complications of diabetes
melitus.

90

Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005

Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada Diabetes Melitus

19.
2 0

2 1
2 2

Disampaikan pada Symposium Compeling Need For Nutrient


Therapy in The Treatment of Diabetes Mellitus and The Associated Complications, Surabaya, 8 February, 2003.
Shoda H, Miyata S, Liu BF. Inhibitory effect of tenilsetam on the
Maillard reaction. Endocrinology 1997;138(5):1886-92.
. Miyata T, Hori O, Zhang J. The receptor for advanced
glycation end products (RAGE) is a central mediator of the
interaction of AGE-b2 microglobulin with human mononuclear
phagocytes via an oxidant-sensitive pathway. J Clin Invest
1996;98(5):108894.
. Nishimura CY. Aldose reductase in glucose toxicity: A
potential targets for the prevention of diabetic complications.
Pharmaco- logical Reviews 1998;50(1):21-33.
. Simanjuntak D, Sudaryati E. Aspek pencegahan radikal
bebas melalui antioksidan. Maj Kedokt Indon 1998;48(1):50-4.

Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005

2 3 . Carr AC, Frei B. Toward a new recommended dietary


allowance for vitamin C based on antioxidant and health effects
in humans. Am J Clin Nutr 1999;69:1086-107.
2 4 . Cunningham JJ. The glucose/insulin system and vitamin C: Implications in insulin-dependent diabetes mellitus. J Am Col of
Nutr1998;17(2):105-8.
2 5 . Soeatmadji DW. Peran stress oksidatif dalam patogenesis
angiopati mikro dan angiopati makro diabetes melitus.
Medika
1998;(5):318-25.

EV

91

Efek Antiinflamasi Sediaan Metilprednisolon Dalam Bentuk LiposomStres Oksidatif dan Peran Antioksidan
pada Diabetes Melitus

Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 1, Januari 2005

Surat Konfirmasi Pemasangan Iklan


No.
: 119 / YP-IDI / 2004
Tanggal : 20 Desember 2004

Bersama ini kami atas nama perusahaan mengkonfirmasikan pemasangan iklan di media
Yayasan Penerbitan IDI dengan rincian sebagai berikut:
Nama Perusahaan

: PT Guardian Pharmatama

Kontak Personal

: Ibu Melany

Jabatan

: Sekretaris Perusahaan

Alamat

: Green Ville Maisonette


Blok F A 18 - 19 Green Ville, Jakarta Barat

Pilihan Media*)

ajalah Kedokteran Indonesia (MKI)


M
erita Ikatan Dokter Indonesia (BIDI)
B
he Journal of the Indonesian Medical Association (JIMA)
T
Website
Modul PKB Uji Diri
Jasa Mailing
Buku-buku .....................................................................
Lain-lain
Untuk itu kami menyatakan telah memahami ketentuan promosi yang telah disampaikan oleh
Yayasan Penerbitan IDI kepada kami.
Selanjutnya kami mohon kepada YP-IDI untuk menerbitkan surat kontrak pemasangan
iklan atau kegiatan promosi lain sebagaimana yang kami sampaikan terlampir.
Surat konfirmasi ini dibuat di : Jakarta, tanggal 20 Desember 2004

Mengetahui,
Petugas Promosi YP-IDI

( Ibu Melany )

( Hj. Susilowati Abbas )

Sekretaris

Promosi

Keterangan:
*) Beri tanda pada pilihan media. Bila pilihannya lebih dari satu media,
beri juga tanda pada media yang dipilih.

Lampiran Surat Konfirmasi No: 119 / YP-IDI / 2004

Media :

Majalah Kedokteran Indonesia (MKI)


Bank Mandiri Cabang Kebon Sirih
No. Rek: 121.007200024-7

Nama Produk
Goforan

Posisi/Letak

Pendamping makalah
Patogenesis, Diagnosis....
oleh: Herdiman T. Pohan

Frekuensi
(X)

Edisi

Harga
Cross: Rp 10.500.000,Disc: PPn: Rp 1.050.000,Net: Rp 11.550.000,Gross:
Disc:
Net.:

Gross:
Disc:
Net.:
Gross:
Disc:
Net.:

Biaya pembuatan film separasi Rp 250.000,-

Nama Perusahaan :

PT. Guardian Pharmatama

( Ibu Melany )
Sekretaris

Tarif dan Ketentuan Iklan 2005


Majalah Kedokteran Indonesia (MKI)
POSISI

HARGA

UKURAN
Satu Halaman FC
(21 cm x 28,5 cm)

JAKET
- Tipe 1
- Tipe 2
COVER
- Cover 4
- Cover 2
- Cover 3
ISI

2004

2 Halaman Cover
Cover Depan 21 x 15
1 Halaman
1 Halaman
1 Halaman
1 Halaman
/2 Halaman
1 Halaman B/B

Artikel sponsor termasuk iklan 1 Halaman


(maksimal delapan halaman)

21.120.000,13.750.000,-

13.500.000,12.000.000,11.000.000,-

14.850.000,13.200.000,12.100.000,-

18.000.000,-

Sampul Pengiriman Majalah


(minimal 1.000 eks.)

Pendamping Rubrik
Adventorial
Sampul Pengiriman

4.000,-/eks.

(BIDI)

UKURAN

HARGA
2004

Pendamping Logo
Halaman Muka
Icon Halaman (penanda hal.)
Iklan Kolom

11.550.000,7.000.000,8.250.000,-

20.000.000,-

3.500,-/eks.

Berita Ikatan Dokter Indonesia


POSISI

19.200.000,12.500.000,-

10.500.000,6.300.000,7.500.000,-

Sisipan Jadi
(Bahan sisipan dari pemesan)

Kontrak Tahun
2005

10 cm x 5 cm
2 Kolom x 20 cm
10 cm x 1 cm
Milimeter kolom B/W
--- F/C
2 Kolom x 7 cm
Milimeter x kolom B/W
Minimal 1.000 eks.

Kontrak Tahun
2005

7.000.000,7.700.000,7.000.000,7.700.000,500.000,750.000,10.000,12.500,12.500,15.000,2.000.000,2.500.000,15.000,16.500,1.500,-/eks.
2.000,-/eks.

(Bahan dari pemesan)

Harga dinyatakan dalam rupiah perbulan, dan belum termasuk PPN 10%, dan pembuatan film
separasi

M
Buku Standar Pelayanan
Medis
POSISI

HARGA

UKURAN

Satu Halaman FC
(16 cm x 23 cm)

COVER
- Cover 4
- Cover 2
- Cover 3
ISI
Ear Divider
Book Mark
(Bahan dari pemesan)

(SP )

2004

1 Halaman
1 Halaman
1 Halaman
1 Halaman
1 Halaman
Maks. 2 Macam
6 cm x 15 cm

Kontrak Tahun
2005

15.000.000,13.500.000,11.000.000,-

16.500.000,14.850.000.12.100.000,-

10.000.000,13.000.000,8.000.000,-

11.000.000,14.300.000,8.800.000,-

Modul Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Uji Diri


POSISI

UKURAN

Satu Halaman FC
(15 cm x 21 cm)

Jumlah halaman 52
Termasuk cover
Jumlah halaman 52-76
Jumlah halaman 76 lebih

A5

A5

EKSP. (Oplag)

< 3.000
14.250.000,-

16.500.000,A5

Jasa Mailing Service


Maks. 20 gram
Biaya packing Rp 250,-/alamat,
biaya pengiriman sesuai dengan tarif kantor pos.

21.500.000,2.500.000,-

Kontrak Tahun 2004 - 2005


3.001-5.000
5.001-10.000
16.500.000,-

21.500.000,28.000.000,4.000.000,-

21.500.000,-

28.000.000,36.500.000,6.000.000,-

Ketentuan pemasang iklan :


1. Pemasang iklan harus mengirimkan konfirmasi pemasangan sekurang-kurangnya 2 bulan sebelum deadline terbit.
2. Posisi iklan yang alokasinya hanya 1 tempat, akan diberikan kepada pihak yang memberikan konfirmasi
paling awal.
3. Surat kontrak pemasangan iklan akan diberikan setelah surat konfirmasi diterima oleh YP-IDI.
4. Posisi iklan pada modul PKB Uji Diri hanya di cover 2 dan 3 + sisipan jadi dari pemesan (kalau ada)
Jakarta, Juli 2004
Yayasan Penerbitan IDI
Badan Usaha

DAFTAR PEMASANG IKLAN


TAHUN 2005
Media :

No

Majalah Kedokteran Indonesia

Perusahaan

1.

UCB Pharma

2.
Ind.

PT. Otsuka

3.

PT. Otsuka Ind.

Produk

(MKI)

Posisi/Letak Frekuensi
Cirrus

Mucosta
Ada Artik.

Jaket Tipe 2
Jaket Tipe 2
Set. Daf. Isi

Edisi

12 Kali Januari-Desember
6 Kali
4 Kali

Jan, Mar, Mei, Jul.


Sept, Nov.

Sesuai Artik. Psychi.

DAFTAR PEMASANG IKLAN


TAHUN 2005
Media :

Berita Ikatan Dokter Indonesia

No

Perusahaan

Produk

1.

UCB Pharma

2.
Ind.

PT. Utsuka

Mucosta

3.

PT. Utsuka Ind.

......

(BIDI)

Posisi/Letak Frekuensi
Ryzen

Edisi

Pend. Logo
Pend. Logo
Hal. Dalam

12 Kali
6 Kali
1 Kali

Januari-Desember

Januari-Juni Edisi I

April

Tarif dan Ketentuan Iklan 2005


Majalah Kedokteran Indonesia
POSISI

(MKI)

UKURAN

HARGA

Satu Halaman FC
(21 cm x 28,5 cm)
JAKET
- Tipe 1
- Tipe 2
COVER
- Cover 4
- Cover 2
- Cover 3
ISI

Kontrak Tahun
2004
2005

2 Halaman Cover
Cover Depan 21 x 15
1 Halaman
1 Halaman
1 Halaman
1 Halaman
/ 2 Halaman
1 Halaman B/B

Sisipan Jadi
(Bahan sisipan dari pemesan)
Artikel sponsor termasuk iklan 1 Halaman
(maksimal delapan halaman)
Sampul Pengiriman Majalah
(minimal 1.000 eks.)

POSISI

22.120.000,14.200.000,-

13.950.000,12.450.000,11.450.000,-

15.300.000,13.650.000,12.550.000,-

10.950.000,12.100.000,6.650.000,7.450.000,7.950.000,8.700.000,-

Berita Ikatan Dokter Indonesia

20.200.000,12.950.000,-

18.450.000,-

20.450.000,-

4.500,-/eks.

5.000,-/eks.

(BIDI)

UKURAN

HARGA
Kontrak Tahun
2004
2005

Pendamping Logo
10 cm x 5 cm
Halaman Muka
2 Kolom x 20 cm
Icon Halaman (penanda hal) 10 cm x 1 cm
Iklan Kolom
Milimeter kolom B/W
--- F/C
Pendamping Rubrik
2 Kolom x 7 cm
Adventorial
Milimeter x kolom B/W
Sampul Pengiriman
Minimal 1.000 eks.

7.250.000,7.950.000,7.250.000,7.950.000,600.000,850.000,12.500,14.500,14.500,17.000,2.100.000,1.600.000,16.500,18.000,1.700,-/eks.
2.200,-/eks.
(Bahan dari pemesan)

Buku Standar Pelayanan Medis


POSISI

(SPM)
HARGA

UKURAN

Satu Halaman FC
(16 cm x 23 cm)

COVER
- Cover 4
- Cover 2
- Cover 3

1 Halaman
1 Halaman
1 Halaman

ISI
Ear Divider
Book Mark
(Bahan dari pemesan)

1 Halaman
1 Halaman
Maks. 2 Macam
6 cm x 15 cm

2004

Kontrak Tahun
2005

15.500.000,14.100.000,11.500.000,-

17.100.000,15.350.000.12.600.000,-

10.500.000,11.500.000,13.500.000,14.800.000,8.350.000,9.250.000,-

Modul Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Uji Diri


POSISI

UKURAN
Satu Halaman FC
(15 cm x 21 cm)

EKSP. (Oplag)
Kontrak Tahun 2004 - 2005
3.001-5.000
5.001-10.000

< 3.000

Jumlah halaman 52
Termasuk cover

A5

15.150.000,-

17.400.000,-

22.400.000,-

Jumlah halaman 52-76

A5

17.400.000,-

22.400.000,-

28.900.000,-

Jumlah halaman 76 lebih

A5

22.400.000,-

Jasa Mailing Service


Maks. 20 gr.
2.900.000,Biaya packing Rp 250,-/alamat,
biaya pengiriman sesuai dengan tarif kantor pos.

28.900.000,4.400.000,-

37.400.000,6.400.000,-

Ketentuan pemasang iklan :


1 . Pemasang iklan harus mengirimkan konfirmasi pemasangan sekurang-kurangnya 2 bulan sebelum deadline terbit.
2 . Posisi iklan yang alokasinya hanya 1 tempat, akan diberikan kepada pihak yang memberikan konfirmasi paling
awal. 3 . Surat kontrak pemasangan iklan akan diberikan setelah surat konfirmasi diterima oleh YP-IDI.

4. Posisi iklan pada modul PKB Uji Diri hanya di cover 2 dan 3 + sisipan jadi dari pemesan (kalau ada)
Jakarta, Juli 2004
Yayasan Penerbitan IDI
Badan Usaha

KAMLING TERPADU, RT. 09, 10, 14/RW. 03


KELURAHAN CIPINANG MUARA, KECAMATAN
JATINEGARA JAKARTA TIMUR

No. : 04/KT-RT/03/X/04
Lamp. : Hal
: Permohonan Zakat, Infaq,
Sodaqoh

Jakarta, Oktober 2004

Yang terhormat,
Bapak/Ibu/Sdra/i Warga Kamling Terpadu
di
Tempat
Assalamualaikum wr. wb.
Selamat menunaikan ibadah puasa, dan salam sejahtera kami
sampaikan kepada Bapak/Ibu/Sdra/i, semoga senantiasa selalu
mendapatkan limpahan rahmat serta karunia dari Allah SWT.
Puji syukur kita panjatkan, karena tahun ini pelaksanaan / kegiatan
Kamling
Terpadu telah memasuki tahun ketiga.
Bersama ini kami panitia Kamling Terpadu dalam bulan suci Ramadhan ini,
ingin mengajak Bapak/Ibu/Sdra/i untuk beramal, infaq, dan sodaqoh
dengan menyisihkan sebagian rizki-nya, yang nantinya akan kami salurkan
kembali kepada para petugas jaga, pelaksanaan ini hanya dilakukan oleh
satu sumber panitia Kamling Terpadu.
Selamat menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1425 H. Demikian
permohonan kami, teriring doa semoga amal, infaq, sodaqoh para
Bapak/Ibu/Sdra/i mendapatkan ridho/pahala berlimpah dari Allah SWT.
Atas perhatian serta kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Billahit taufiq walhidayah wassalamualaikum wr. wb.
Kamling Terpadu RT. 09, 10, 14/RW. 03
Kelurahan Cip. Muara, Kec. Jatinegara
Ketua,

Pelaksana,

Suratto HS.

Muhammad Yusuf

Mengetahui Ketua RT. 14

Edo Sudirdjo

KAMLING TERPADU, RT. 09, 10, 14/RW. 03


KELURAHAN CIPINANG MUARA, KECAMATAN
JATINEGARA JAKARTA TIMUR

No.

21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

Nama

Jenis Amal

Paraf

Uang / Barang

Keterangan

Uniform Requirements Writing and Editing for Biomedical Publication Updated

Uniform Requirements Writing and Editing for Biomedical Publication Updated

Uniform Requirements Writing and Editing for Biomedical Publication Updated

SS

Uniform Requirements Writing and Editing for Biomedical Publication Updated

SS

Anda mungkin juga menyukai