TINJAUAN PUSTAKA
DEMAM THYPOID
A. DEFINISI
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang manusia khususnya pada saluran cerna yaitu pada usus
halus yangdisebabkan oleh salmonella thypi.4
B. EPIDEMIOLOGI
Demam thypoid masih merupakan penyakit endemik di
Indonesia,dan merupakan penyakit yang menular. Kejadian
demam thypoid di
D. PATOGENESIS
Salmonella Thypi masuk kedalam tubuh manusia
melalui mulut bersama dengan makanan/minuman yang tercemar
oleh Salmonella Thypi. Sebagian
kuman
dimusnahkan
melalui
limfe
dan
menimbulkan
bakterimia.
d ap at
t er j a di
h i p er
fl a s i
pl ak
pl ay er,
perforasi.
Selain
itu
hepar,
kelenjar
E. DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis sedini mungkin sangat bermanfaat agar
bisa diberikan terapi yang tepat dan meminimalkan komplikasi.
Pengetahuan gambaran klinis penyakit ini sangat penting untuk
membantu mendeteksi secara dini. Walaupun pada kasus tertentu
dibutuhkan pemeriksaan tambahan untuk membantu menegakkan
diagnosis.4
F. MANIFESTASI KLINIS
Masa tunas demam thypoid berlangsung antara 10 14 hari.
Gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai
berat, d ar i asimtomatik hingga gambaran penyakit yang
khas disertai komplikasi hingga kematian. Pada minggu
pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala
serupa dengan penyakit akut pada umumnya yaitu demam, nyeri
kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia,
10
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan Rutin
Walaupun pada pemeriksaan darah perifer lengkap sering
ditemukan leukopenia, dapat pula terjadi kadar leukosit normal
atau leukositosis. Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa
disertai infeksi sekunder. Selain itu juga dapat ditemukan
anemia ringan dan trombositopenia. Pada pemeriksaan hitung
jenis leukosit dapat terjadi aneosinofilia maupun limfopenia.
Laju endap darah pada demam thypoid dapat meingkat.
SGOT dan SGPT seringkali meningkat, tetapi akan
kembali menjadi normal setelah sembuh. Kenaikan SGOT dan
SGPT tidak memerlukan penanganan khusus.
b. Uji Widal
Uji widal dilakukan untuk deteksi antibody terhadap
kuman Salmonella thypi. Pada uji Widal terjadi suatu reaksi
aglutinasi antara antigen kuman Salmonella thypi dengan
anti
body
yang
disebut
agglutinin.
Antigen
yang
3)
11
2)
3)
Riwayat vaksinasi
Saat pengambilan darah setelah minggu pertama, pada
decubitus.
Defekasi
dan
buang
air
kecil
perludiperhatikan.4
12
b. Diet
Makanan yang diberikan pada penderita demam thypoid
mengandung cukup cairan , kalori dan protein tinggi.
Bahanmakanan
tidak
boleh
mengandung
banyak
serat,
tiamfenikol,
kortimoksazol,
ampisilin,
Indonesia
kloramfenikol
merupakan
obat
pilihan
13
PNEUMONIA
DEFINISI
Pneumonia adalah peradangan alat parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan
alveoli, yang disebabkan oleh mikro organisme (bakteri, virus, jamur,
protozoa).5
INSIDENSI
Sekitar
80%
dari
seluruh
kasus
baru
praktek
umum
14
dapat
disebabkan
oleh
berbagai
macam
yang
disebabkan
oleh
bakteri
lain,
misalnya
Penyebab
Str.pneumonia,H.influenzae,
M.catarrhahalis,St.aureus,G
NB (gram negative enteric
bacilli), Atypical agents
(mycoplasma, chlamydia,
legionella)
agents.
Pneumonia yang didapat di rumah
sakit.
PATOFISIOLOGI
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja,
dari bayi sampai usia lanjut. Pecandu alkohol, pasien pasca operasi,
orang-orang dengan gangguan penyakit pernapasan, sedang terinfeksi
virus atau menurun kekebalan tubuhnya, adalah yang paling beresiko.
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada
tenggorokan yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun,
misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri
pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak organ
paru-paru.
tersebut
mencakup
histamin
dan
16
17
pada
satu
segmen/lobus
atau
bercak
yang
18
20
pneumoniae,
Pseudomonas
aeruginosa
sering
21
Merupakan
CT Scan
23
Gambar 6 CT scan
Tampak gambaran opak/hiperdens pada lobus tengah kanan,
namun tidak menjalar sampai perifer.
3. Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Gambar 8 ct scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitial pada seorang pria
berusia 19 tahun.
(A)
Menunjukkan area konsolidasi di prcabangan
peribronkovaskuler yang irreguler.
(B)CT Scan pada hasil follow upselama
tahun
4. Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan
berasal
dari
sputum,
darah,
aspirasi
Minum banyak
Obat-obat penurunan panas, mukolitik, ekspektoran
Antibiotika
Penderita yang dirawat di Rumah Sakit, penanganannya di bagi 2 :
Penatalaksanaan Umum
Pemberian Oksigen
Pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit
Mukolitik dan ekspektoran, bila perlu dilakukan pembersihan
jalan nafas
Obat penurunan panas hanya diberikan bila suhu > 400C,
takikardi atau kelainan jantung.
Bila nyeri pleura hebat dapat diberikan obat anti nyeri.
Pengobatan Kausal
Dalam pemberian antibiotika pada penderita pneumonia
sebaiknya
berdasarkan
MO
(Mikroorganisme)
dan
hasil
uji
26
Kuman
Penyebab
Kategori Usia -S.pneumonia
-M.pneumonia
1
penderita
-C.pneumonia
< 65 tahun
-H.influenzae
-Legionale sp
Peny.Penyerta -S.aureus
(-)
Dapat M,tuberculosis
-Batang Gram
berobat jalan
(-)
Obat Pilihan I
Obat Pilihan II
-Klaritromisin
2x250 mg
Siprofloksasin
2x500mg atau
-Azitromisin
Ofloksasin
1x500mg
-Rositromisin
2x150
mg
2x400mg
-Levofloksasin
atau
1x300 mg
1x500mg atau
Moxifloxacin
1x400mg
-Doksisiklin
2x100mg
Kategori -
- Makrolid
Levofloksa
sin
- Gatifloksasin
Moxyfloksasin
- Piperasilin +
Tazobaktam
- Sulferason
(-)
- Legionalla sp
27
- S.aureus
- Virus
C.pneumoniae
M.pneumoniae
Kategori - Pneumonia - Sefalosporin
Generasi 3
4
berat
S.pneumonia
(antipseudomonas)
Perlu - Legionella sp
+ makrolid
- Batang Gram
dirawat
di
(-)
- Sefalosporin
ICU
aerob
generasi 4
- Sefalosporin
M.pneumonia
Generasi
3 +
- Virus
- H.influenzae kuinolon
-
- Carbapenem/
meropene
m
- Vankomicin
- Linesolid
- Teikoplanin
M.tuberculosis
Jamur
endemic
batang Gr (-)
DIAGNOSIS BANDING
Differential Diagnosis dari penyakit pneumonia adalah sebagai
berikut:
A.Tuberculosis Paru (TB)
28
29
Terdapat
penambahan
volume
sehingga
terjadi
atau
tidaknya kavitas yang umumnya terdapat pada lobus paru bagian atas.
Jadi dalam menegakkan pneumonia, sangat diperlukan gambaran
radiologis untuk penegakan diagnosis disamping pemeriksaan
laboratorium.
31