Anda di halaman 1dari 2

Peran insulin, glucagon, dan kotekolamin dalam mempertahankan glukosa darah

1. Insulin disintesis oleh sel beta pulau Langerhans pankreas. Insulin merupakan
hormone yang bersifat anabolik yang mendorong penyimpanan glukosa sebagai
glikogen di hati dan otot, perubahan glukosa menjadi triasigliserol di hati dan
penyimpanannya di jaringan adiposa. Insulin meningkatkan sintesis albumin dan
protein darah lainnya oleh hati dan meningkatkan penggunaan glukosa ke dalam otot
dan jaringan adiposa. Stimulus utama dari sekresi insulin adalah glukosa. Melalui
insulin, tubuh dapat menggunakan makanan yang telah dicerna dan juga dapat
menyimpan kelebihan makanan tubuh sebagai cadangan (Baradero, Mary dkk, 2005).
Pelepasan insulin ditentukan terutama oleh kadar glukosa darah, terjadi dalam
beberapa menit setelah pankreas terpajan oleh kadar glukosa yang tinggi. Kadar
tertinggi insulin terjadi sekitar 30-45 menit setelah makan makanan tinggi
karbohidrat. Kadar insulin kembali ke tingkat basal seiring dengan penurunan kadar
glukosa darah, sekitar 120 menit selepas makan. Makanan yang banyak mengandung
karbohidrat akan merangsang sekresi insulin dan mencegah sekresi glukagon. Insulin
berfungsi mempermudah dan mempercepat masuknya glukosa ke dalam sel dengan
meningkatkan afinitas molekul karier glukosa. Setelah berada di dalam sel, glukosa
akan disimpan atau disintesis menjadi glikogen baik di hati, otot, atau jaringan lain.
Hasil kerja insulin adalah insulin melawan fosforilasi yang dirangsang oleh glucagon,
insulin merangsang transport glukosa dan asam amino ke dalam sel.
2. Fungsi glukagon adalah meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Organ target
glukagon adalah hati. Glukagon dapat menstimulasi glukogenolisis (pemecahan
glikogen menjadi glukosa). Apabila suplay glukosa tidak mencukupi melalui
glukogenolisis, glukagon dapat menarik asam amino dan asam lemak otot dan
mengubahnya menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis. Glukagon juga
bekerjasama dengan epinefrin dan glukokortikoid untuk mempertahankan kadar
glukosa ketika tubuh mengalami stres atau sedang puasa. Glukagon dapat
mempertahankan ketersediaan bahan bakar apabila tidak tersedia glukosa makanan
dengan merangsang pelepasan glukosa dari glikogen hati. Glukagon merangsang
glukoneogenesis dari laktat, gliserol, dan asam amino, dan, bersama dengan
penurunan insulin, glukagon memobilisasi asam lemak dari triasilgliserol adiposa
sebagai sumber bahan bakar alternatif. Pelepasan glukagon dikontrol terutama melalui
supresi oleh glukosa dan insulin. Kadar terendah glukagon terjadi setelah makan
makanan tinggi karbohidrat. Karena semua efek glukagon dilawan oleh insulin,

perangsangan pelepasan insulin yang disertai tekanan sekresi glukagon oleh makanan
tinggi karbohidrat, lemak, dan protein yang terintegrasi.
3. Medula Adrenal menyekresi katekolamin melalui stimulasi sistem saraf simpatis
melalui hipotalamus. Katekolamin adalah struktur kimia dari suatu senyawa yang
dapat menghasilkan respons simpatomimetik. Contoh katekolamin adalah epinefrin,
norepinefrin, dan dopamine. Sekresi epinefrin dirangsang oleh saraf simpatis sebagai
respon terhadap turunnya kadar glukosa darah. Epinefrin berperan meningkatkan
kadar glukosa darah dan asam laktat karena merangsang glikogenolisis pada hati dan
otot sehingga terjadi hiperglikemik.
Katekolamin dalam aktivitas bertanggung jawab untuk peningkatan baik produksi
glukosa dan peningkatan utilisasi glukosa. Pada aktivitas intensif katekolamin bisa
meningkat 14-18 kali. Peningkatan katekolamin ini akan memicu peningkatan
produksi glukosa 7-8 kali dan utilisasi glukosa meningkat 3-4 kali, sehingga terjadi
hiperglikemia. Disaat aktivitas berat, penggunaan glukosa lebih dulu turun
dibandingkan produksi glukosa, yang akan mengarahkan ke hiperglikemia, yang lebih
hebat. Hal ini memerlukan peningkatan insulin yang substansial selama 40-60 menit
untuk memulihkan ke tahap sebelum aktivitas.
Kerja epinefrin dan norepinefrin di hati, adiposit sel otot rangka, serta sel A dan B pankreas
secara langsung mempengaruh metabolisme bahan bakar. Golongan katekolamin ini
merupakan hormon yang melawan kerja insulin dan menimbulkan efek metabolik yang
ditujukan untuk mobilisasi bahan bakar dari tempat penyimpanan untuk dioksigenasi oleh sel
untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat pada stres akut dan kronik. Keduanya
sacara stimultan menekan sekresi insulin yang memastikan bahwa aliran bahan bakar akan
terus ke arah penggunaan bahan bakar sepanjang rangsangan stres menetap.

Anda mungkin juga menyukai