03
RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04
PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI GIZI
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: Skep /
/2016
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI
RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04
Menimbang
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
Kedua
Ketiga
Lampiran
Kepala Rumah Sakit Tk IV 02.07.04
Nomor
Tanggal
Kebijakan Umum
Kegiatan pelayanan gizi berada dibawah koordinasi Instalasi Gizi meliputi :
1. Penyelenggaraan Makanan.
2. Kegiatan Pelayanan Gizi Rawat Jalan.
3. Kegiatan Pelayanan Gizi Rawat Inap.
4. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan.
5. Peralatan di Instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi
6.
7.
keselamatan pasien.
Semua petugas Instalasi Gizi
8.
9.
petugas wajib
mematuhi
Kebijakan Khusus
1.
2.
Persiapan,
penerimaan,
penyimpanan
dan
penyaluran
bahan
4.
5.
6.
7.
8.
9.
untuk
Pada tanggal
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan suatu organisasi terintegrasi yang berfungsi
menyediakan pelayanan kesehatan lengkap bagi masyarakat. Pelayanan
kesehatan di rumah sakit lebih menekankan pada pelayanan yang bersifat
kuratif dan rehabilitatif.
Makanan merupakan salah satu hal penting yang dapat menunjang
kesembuhan penyakit pada pasien di rumah sakit. Sebagian besar pasien yang
dirawat di rumah sakit akan mengalami masalah gizi berupa penurunan status
gizi. Hasil studi kohort pada tiga rumah sakit di Yogyakarta, Padang, dan
Denpasar pada tahun 2011 menunjukkan bahwa pasien yang mengalami
malnutrisi akan memiliki masa rawat yang signifikan lebih lama dibandingkan
pasien yang tidak mengalami malnutrisi. Sumber daya manusia yang kompeten
sangat dibutuhkan untuk menangani masalah tersebut melalui pendekatan
pelayanan gizi terpadu.
Pelayanan gizi yang komperehensif dapat tercapai jika tenaga gizi di
rumah sakit melaksanakan pelayanan gizi yang tepat. Pedoman pelayanan gizi
rumah sakit sangat diperlukan oleh tenaga gizi sebagai acuan dalam
melaksanakan pelayanan gizi sehingga pelayanan gizi dapat dilakukan dengan
tepat yang dapat mempercepat proses penyembuhan, memperpendek hari
rawat bagi pasien, dan menghemat biaya perawatan. Pedoman pelayanan gizi
rumah sakit ini mengacu pada Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan tahun 2006.
B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi di rumah sakit yang bermutu dan paripurna
sebagai bagian dari pelayanan kesehatan rumah sakit
Tujuan khusus
1. Menyelenggarakan pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan
2. Menyelenggarakan pelayanan makanan
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konsultasi gizi
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Ruang lingkup pelayanan gizi meliputi:
1. Pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan
2. Penyelenggaraan makanan
3. Penyuluhan dan konsultasi gizi
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Terapi gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarklan
pengkajian gizi yang meliputi terapi diet, konseling gizi, dan pemberian
makanan khusus dalam rangka penyembuhan penyakit pasien
2. Asuhan gizi adalah serangkaian proses terstruktur yang memungkinkan
untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan sesuai kebutuhan
tersebut
3. Dietetik adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dari prinsip keilmuan
tentang makanan, sosial, gizi, penyakit, dan ilmu gizi dasar untuk
mempertahankan status gizi yang optimal secara individual melalui
pengembangan, penyediaan, serta pengolahan pelayanan gizi dan makanan
di berbagai lingkungan atau latar belakang praktik pelayanan
4. Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan komunikasi dua arah yang
dilakukan oleh tenaga gizi untuk menanamkan dan mingkatkan pengertian,
sikap, dan perilaku terkait gizi dan makanan yang berkaitan dengan
penyakitnya
sehingga
pasien
dapat
memutuskan
apa
yang
akan
dilakukannya
5. Kolaborasi adalah individu dan kelompok yang memiliki kepentingan sama
saling bekerja sama taua ebrgabung untuk menangani masalah tersebut.
6. Nutritionist Registered (NR) adalah tenaga gizi yang telah lulus sarjana gizi
atau sarjana terapan gizi dan telah lulu uji kompetensi serta terintegerasi
sesuai ketentuan peraturan perundang undangan
7. Pelayanan gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatikan gizi,
makanan,
dietetik
masyarakat,
kelompok,
individu,
dan
klien
yang
10. Registered Diettisien (RD) adalah tenaga gizi sarjana terapan gizi atau
sarjana gizi yang telah mengikuti pendidikan profesi (internship) dan telah
lulu uji kompetensi serta teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan berhak mengurus izin memberikan pelayanan gizi, makanan, dan
dietetik, serta penyelenggaraan praktik gizi modern
11. Technical Registered Dietisien (TRD) adalah seorang yang telah mengikuti
dan menyelesaikan pendidikan diploma tiga gizi sesuai aturan yang berlaku
atau Ahli Madya Gizi yang telah lulu uji kompetensi dan terintegrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan.
12. Tenaga gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi
sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Tenaga gizi meliputi
TRD, NR, dan RD
13. Gizi klinis adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan atara makanan dan
kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat gizi dan bagaimana zat
gizi tersebut dicerna, diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan, dan
dikeluarkan tubuh
14. Tim terapi gizi (TTG) adalah sekelompok tenaga profesi di rumah sakit yang
terkait dengan pelayanan gizi pada pasien berisiko mengalami malnutrisi,
terdiri dari dokter, doker spesialis, ahli gizi, perawat, dan farmasi yang
bertugas memberikan pelayanan paripurna bermutu
15. Mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan
pangan, kandungan gizi, dan standar terhadap bahan makanan dan
minuman
16. Sanitasi pangan
adalah
upaya
pencegahan
terhadap
kemungkinan
Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 329/menkes/per/X /1976
tentang produksi dan peredaran makanan
menteri
kesehatan
No.
986/menkes/per/XI/1992
tentang
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Tenaga gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi
sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Tenaga gizi meliputi
Technical Registered Dietition (TRD), Nutritionist Registered (NR), dan
Registered Dietition (RD). Pelayanan gizi rumah sakit juga harus didukung
dengan tenaga nongizi seperti juru masak dan pramusaji. Kualifikasi masing
masing sumber daya manusia di Instalasi Gizi dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Nama jabatan
Tenaga yang
dibutuhkan
Registered
instalasi gizi
Kepala
registered
D3 Ilmu Gizi
Memiliki pengalaman kerja minimal 3
tahun
S1 Ilmu Gizi atau
D3 Ilmu Gizi dengan pengalaman bekerja
ruangan
Koordinator
unit gizi klinis
Koordinator
unit pelayanan
makanan
Staf ahli gizi
Juru masak
dietition
atau
nutritionist
(metode WISN)
1
Kepala
2
10
jasa boga
Kualifikasi formal dan nonformal
Tenaga yang
dibutuhkan
Pramusaji
SMA
Memiliki kemampuan komunikasi yang
(metode WISN)
4
baik
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
a. Dinas pagi
Terdapat 10 orang petugas
Kategori :
1 orang Kepala Instalasi Gizi
1 orang Kepala Ruangan
2 orang Ahli Gizi
2 orang juru masak
4 orang pramusaji
b. Dinas sore
Terdapat 3 orang petugas
1 orang juru masak
2 orang pramusaji
C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jaga juru masak dan pramusaji yaitu:
- Jadwal jaga juru masak dan pramusaji diatur oleh Koordinator Unit
Pelayanan Makanan dan dipertanggung jawabkan oleh Kepala Ruangan
-
ditetapkan,
juru
masak
atau
pramusaji
tersebut
harus
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
1. Ruang Penerimaan Bahan Makanan
Timbangan barang
Washtafel
Meja penerimaan.
Keranjang.
2. Ruang/tempat Penyimpanan Bahan Makanan
- Ruang penyimpanan bahan makanan kering/gudang bahan makanan
kering
Timbangan.
Freezer.
Lemari es.
Wadah plastik.
Timbangan
3. Tempat Persiapan Bahan Makanan
- Ruang persiapan bumbu
Meja persiapan.
Talenan.
Pisau.
Blender.
Wadah plastik.
Washtafel
- Ruang persiapan lauk pauk
Talenan.
Washtafel
Pisau.
Timbangan.
Wadah plastik.
- Ruang tempat persiapan sayuran
Talenan.
Timbangan.
Wadah plastik.
Tempat sampah.
4. Ruang Pengolahan
Meja pengolahan.
Oven.
Meja distribusi.
Timbangan.
Kereta dorong.
6. Tempat Pencucian Alat
Sponge
Alat tulis.
Lemari arsip
9. Ruang Fasilitas Karyawan
Lemari baju.
Tempat sepatu.
Meja makan.
Kaca rias.
Karpet tidur
10. Fasilitas Ruang Gizi Rawat Jalan
- Ruang Konsultasi dan Penyuluhan Individu
Leaflet.
Food model.
Meja kursi.
Alat antopometri : timbangan BB dan TB.
Lemari arsip
Alat tulis
Formulir konsultasi gizi
Kalkulator
BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN GIZI
Penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan serangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan menu, peralatan kebutuhan bahan makanan, perencanaan
anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan,
pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan, serta pelaporan dan
evaluasi.
A. Tujuan
Menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman,
dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal.
B. Sarana dan Ruang Lingkup
Sarana penyelenggaraan makanan di rumah sakit terutama pasien yang
rawat inap, sesuai dengan kondisi rumah sakit dapat juga dilakukan
penyelenggaraan, makanan bagi karyawan. Ruang lingkup penyelenggaraan
makanan rumah sakit meliputi produksi dan distribusi makanan.
C. Alur Penyelenggaraan Makanan
GAMBAR Alur Penyelenggaraan Makanan
Pelayanan
Makanan
Pasien (7)
Penyajian
Makanan di
Ruang (6)
Perencanaan
Menu (1)
Distribusi
Makanan (5)
Penerimaan &
Penyimpanan
Bahan (3)
Pengadaan
Bahan (2)
Persiapan &
Pengolahan
Makanan (4)
bertanggung
jawab
terhadap
pelaksanaan
seluruh
kegiatan
kebutuhan
macam
dan
jumlah
bahan
makanan
bagi
b) Ukuran/tipe unit/container/kemasan
c) Tingkat kualitas
d) Umur bahan makanan
e) Warna bahan makanan
f) Identifikasi pabrik
g) Masa pakai bahan makanan/masa kadaluarsa
h) Data isi produk bila dalam satu kemasan
i) Satuan bahan makanan yang dimaksud
j) Keterangan khusus lain jika diperlukan
3) Spesifikasi pada kualitas barang yang telah dikeluarkan oleh suatu
pabrik dan telah diketahui oleh pembeli. Misalnya spesifikasi untuk
makanan kaleng.
c. Survey pasar
Adalah kegiatan untuk mencari informasi mengenai harga bahan makanan
yang ada di pasaran, sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan sebagai
dasar perencanaan anggaran bahan makanan. Dari survey tersebut akan
diperoleh perkiraan harga bahan makanan yang meliputi harga terendah,
harga tertinggi, harga tertimbang, dan harga perkiraan maksimal.
7. Pemesanan dan pembelian bahan makanan
a. Pemesanan bahan makanan
Pengertian :
Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan
makanan berdasarkan menu dan rata-rata jumlah pasien yang dilayani,
sesuai periode pemesanan yang ditetapkan.
Tujuan :
Tersedianya daftar pemesanan bahan makanan sesuai menu, waktu
pemesanan, standar porsibahan makanan, dan spesifikasi yang ditetapkan.
Persyaratan :
1) Adanya kebijakan rumah sakit tentang prosedur pengadaan bahan
makanan.
2) Tersedianya dana untuk bahan makanan.
3) Adanya spesifikasi bahan makanan.
4) Adanya menu dan jumlah bahan bahan makanan yang dibutuhkan
selama periode tertentu.
5) Adanya pemesanan makanan untuk 1 periode tertentu.
Langkah langkah pemesanan bahan makanan.
1) Menentukan frekuensi pemesanan bahan makanan segar dan kering.
2) Rekapitulasi kebutuhan bahan makanan dengan cara mengalikan
standar porsi dengan jumlah pasien kali kurun waktu tertentu.
b. Pembelian bahan makanan
Pengertian :
c. Meningkatkan
dan
mempertahankan
warna,
rasa,
keempukan,
dan
penampilan makanan.
d. Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.
Prasyarat :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
tergantung
pada
jenis
dan
jumlah
tenaga,
peralatan,
dan
b.
c.
d.
Ruang pasien terhindar dari bau masakan dan kebisingan pada waktu
pembagian makanan.
e.
a.
b.
banyak (tempat harus luas, kereta pemanas mempunyai rak yang luas).
Adanya tambahan biaya untuk peralatan, perlengkapan serta
c.
d.
pemeliharaan.
Makanan sampai ke pasien sudah agak dingin.
Makanan mungkin sudah tercampur serta kurang menarik, akibat
perjalanan dari ruangan produksi ke pantry di ruang perawatan.
Pelayanan gizi bidang gizi klinis dilakukan dengan mengacu pada Panduan
Proses Asuhan Gizi Terstandar. Langkah langkah PAGT adalah
1. Asesmen Gizi
a. Tujuan : mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebabnya melalui
pengumpulan, verifikasi, dan interpretasi data sceara sistematis
b. Langkah asesmen gizi
1) Kumpulkan dan pilih data yang merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi status gizi dan kesehatan
2) Kelompokkan
data
berdasarkan
kategori
asesmen
gizi
yaitu
antropometri, biokimia, tanda fisik dan klinis, riwayat makan dan gizi,
serta riwayat personal
3) Data dibandingkan terhadap kriteria atau standar data normal
4) Asesmen gizi dilakukan dengan cara wawancara, melihat data di
rekam medis, observasi, dan melihat data dari tenaga kesehatan lain
yang merujuk
c. Kategori data asesmen gizi
1) Antropometri
Pengukuran berat badan, tinggi badan, perubahan berat badan, indeks
masa tubuh, pertumbuhan, dan komposisi tubuh
2) Biokimia
Keseimbangan asam basa, profil lipid darah, profil glukosa/endokrin,
profil inflamasi, profil laju metabolik, profil urin, dan lain lain
3) Riwayat makan dan gizi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara interview, meliputi recal
1x24 jam, Food Frequency Questionnaire (FFQ), atau dengan metode
lainnya. Aspek yang diwawancara adalah asupan zat gizi, pola makan,
dan perhitungan kebutuhan zat gizi berdasarkan status gizi yang telah
ditentukan dari asesmen gizi
4) Tanda fisik dan klinis
Dilakukan dengan mewawancarai pasien/klien mengenai keluhan yang
dirasakan, tanda klinis yang terlihat, dan melihat data rekam medis
berupa tekanan darah, nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh
5) Riwayat personal
Dilakukan dengan cara wawancara kepada pasien atau keluarga
meliputi usia, jenis kelamin, etnis, pekerjaan, kondisi sosial ekonomi,
pola dan gaya hidup, kebiasaan olahraga, riwayat penyakit personal
dan keluarga, serta terapi medis yang rutin dilakukan
2. Diagnosis gizi
Diagnosis gizi sangat berbeda dengan diagnosis medis. Diagnosis gizi
bersifat sementara sesuai respon dan kondisi pasien/klien. Diagnosis gizi
merupakan masalah spesifik yang menjadi tanggung jawab dietisien untuk
menanganinya. Format penentuan diagnosis gizi adalah menggunakan
Problem Etiology - Sign/Symptom (PES). Tujuan diagnosis gizi adalah
mengidentifikasi adanya masalah gizi, faktor penyebab masalah gizi, serta
menjelaskan tanda dan gejala yang melandasi terjadinya masalah gizi.
a. Cara menentukan diagnosis gizi
1) Lakukan analisis data yang menyimpang dari hasil asesmen gizi
2) Tentukan
problem/masalah
gizi
yang
memerlukan
terapi
gizi
nilai
biokimia
klinis,
perubahan
antropometri,
dan
2) Implementasi
2) Mengukur hasil
-
3) Evaluasi hasil
-
nama
jelas
dalam
formulir
Catatan
Perkembangan
Pasien
Terintegrasi(CPPT).
Penyuluhan dan konsultasi gizi dilakukan dengan memberikan materi yang
dipresentasikan kepada keluarga pasien mengenai ilmu gizi masyarakat sehingga
pengetahuan gizi keluarga pasien (kelompok masyarakat kecil) dapat meningkat.
Pada pelayanan konsultasi gizi, dilakukan tanya jawab mengenai ilmu gizi antara
konsultan gizi dengan keluarga pasien.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Makanan
merupakan
salah
satu
komponen
penting
dalam
rantai
penyembuhan pasien di rumah sakit. Makanan yang diberikan harus aman dan
terhindar dari berbagai patogen atau zat kimia berbahaya sesuai Peraturan
Pemerintah No 28 Tahun 2004 tentang Tanaman, Mutu, dan Gizi Makanan.
1. Keamanan makanan
Keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah makanan dari kemungkinan cemaran biologis, kimiawi, dan fisik yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan. Makanan yang
tidak aman dapat menyebabkan penyakit yang disebut food borne disease yaitu
gejala penyakit timbul akibat mengonsumsi makanan yang mengandung atau
tercemar bahan/senyawa beracun dan organisme patogen.
berulat
Penyimpanan bahan makanan
Penyimpanan bahan makanan
adalah
suatu
cara
menata,
Tabel suhu dan lama penyimpanan bahan makanan mentah dan segar
No
Daging,
2
3
dan olahannya
Telur dan olahannya
4-10oC
Sayur,
buah,
dan 10oC
olahannya
Tepung dan biji bijian
ikan,
< 3 hari
udang, -5oC
20-25oC
<-5oC
20-25oC
20-25oC
makanan
waktu lama
Makanan kering
25-30oC
Makanan basah
Makanan
cepat
disajikan
disajikan
>60oC
>65oC
-10oC
-5 s/d -1oC
5-10oC
<10oC
Pengangkutan makanan
Pengangkutan makanan masak harus memperhatikan wadah
penyimpanan. Setiap makanan harus diletakkan dalam wadah yang
berbeda dan harus tertutup.
1. Pengangkutan bahan makanan
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun
2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut bahan makanan
yang higienis dan tertutup
penyakit menular
Selalu memantau suhu makanan sebelum dibagikan
Memantau kualitas bahan baku sebelum diolah
Makanan dipanasakan kembali pada suhu yang sesuai
Menghindari kontaminasi silang antara bahan makanan mentah,
fisik.
Upaya
yang
dapat
dilakukan
untuk
mencegah
Syarat
Tidak menderita penyakit menular :
batuk, pilek, diare, dan penyakit lain.
Menutup luka terbuka, bisul, dan luka
lainnya
Menggosok gigi secara teratur
Membersihkan lubang hidung, sela jari,
dan lubang telinga
Mencuci rambut secara rutin
Kuku
dipotong
pendek,
tidak
atau
memegang makanan
Sebelum memegang peralatan makan
Setelah keluar dari WC atau kamar
mandi
Setelah meracik bahan mentah
Setelah mengerjakan pekerjaan
lain
Parameter
menjamah makanan
melakukan
kegiatan
dalam Tidak
Syarat
menggaru garuk
kepala
dan
makanan
kuku
Tidak merokok
Bersin dan batuk sesuai etika batuk
Tidak meludah di ruang pelayanan
makanan
Tidak makan
saat
bekerja
di
unit
pelayanan makanan
Selalu bersih, rapi, dan menggunakan
APD lengkap
Menggunakan alas kaki yang tidak licin
Tidak menggunakan perhiasan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Pekerjaan yang dilakukan secara terorganisir dan sesuai prosedur dapat
mencegah kecelakaan kerja yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Kecelakaan kerja merupakan hal yang dapat dicegah. Keselamatan kerja adalah
upaya mencegah kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas,
kesalahan teknis, dan kelalaian. Prinsip keselamatan kerja yaitu:
1. Prinsip pengendalian teknis
- Letak dan bentuk konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi
syarat yang telah ditentukan
- Luas ruangan pelayanan makanan sesaui dengan ukuran yang ditetapkan
- Jumlah peralatan sesuai kebutuhan dan disimpan dalam rak
- Pencahayaan dan saluran udara sesuai aturan
- Tersedianya ruang istirahat pegawai
2. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab serta
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh pegawai
3. Pekerjaan yang ditugaskan kepada pegawai sesuai dengan kemampuan kerja
dari pegawai
Keselamatan kerja dapat dicapai jika dilakukan sesuai prosedur. Masing
masing tahap pelayanan makanan untuk memproduksi makanan memiliki prosedur
yang berbeda beda.
1. Ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
- Menggunakan alat pembuka peti/bungkus bahan makanan menurut cara
yang tepat dan jangan melakukan serta meletakkan posisi tangan ke arah
alat yang tajam
- Barang yang berat diletakkan di bawah
- Menggunakan APD lengkap
2. Ruang persiapan dan pengolahan bahan makanan
- Menggunakan peralatan yang sesuai dengan tahap persiapan dan
pengolahan dengan baik
- Tidak menggaruk, batuk, bersin selama bekerja
- Menggunakan APD lengkap
- Membersihkan mesin secara berkala
3. Ruang distribusi makanan
- Tidak mengisi panci atau piring terlalu penuh
- Tidak mengisi kereta makanan melebihi kapasitas
- Meletakkan alat dengan rapi
- Jika membawa air panas, tutuplah wadah makanan
- Menggunakan APD lengkap
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Mutu pelayanan Instalasi Gizi dilakukan dengan melakukan evaluasi kerja
melalui penyusunan laporan tahunan dan laporan kredensial apabila terjadi hal yang
harus segera dievaluasi. Laporan tahunan disusun atas dasar laporan bulanan
berdasarkan rekapan laporan harian.
Judul
Dimensi mutu
Tujuan
Definisi operasional
gizi
Sisa makanan adalah porsi makanan yang tersisa yang
Frekuensi
pengumpulan data
Periode analisis
Numerator
3 bulan
Julah kumulatif porsi sisa makanan dari pasien yang
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung jawab
disurvei
Jumlah pasien yang disurvei dalam satu bulan
Survei
20%
Kepala instalasi gizi
BAB IX
PENUTUP
Berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang gizi, pembaruan peraturan
perundang undangan serta standar acuan menyebabkan pelayanan gizi di rumah
sakit harus dilaksanakan secara profesional sesuai perkembangan tersebut.
Pelayanan gizi rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
lainnya di rumah sakit dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap maupun
pasien rawat jalan di rumah sakit.
Pedoman pelayanan gizi rumah sakit disusun untuk memberikan acuan yang
jelas dan profesional dalam mengelola serta melaksanakan pelayanan gizi di rumah
sakit yang tepat bagi pasien/klien sesuai tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Selain
itu,
pedoman
ini
bermanfaat
bagi
pengelola
gii
rumah
sakit
dalam