DI
PUSKESMAS PEKAN LABUHAN, KECAMATAN MEDAN LABUHAN
HIPERTENSI
Oleh:
STANLEY
(110100152)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT dan junjungan kita Nabi
Muhammad SAW karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Hipertensi sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan
dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Puskesmas Pekan
Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dr. Roi Hendra Sitepu selaku Kepala Puskesmas Pekan
Labuhan atas kesediaan beliau untuk membimbing, mendukung, dan memberikan
masukan kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan sebaikbaiknya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,
baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di
kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kesehatan. Atas bantuan
dan segala dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual,
penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
4
4
5
5
7
8
9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10
2.1. Definisi
Tekanan darah diukur dalam milimeter merkuri dan dinyatakan dalam dua
angka yang ditulis dimana salah satunya berada di atas angka yang satunya. Angka
yang di atas merupakan tekanan darah sistolik-tekanan tertinggi dalam pembuluh
darah yang timbul saat jantung berkontraksi. Angka yang di bawahnya merupakan
tekanan darah diastolik-tekanan terendah dalam pembuluh darah di antara denyut
jantung yaitu saat otot jantung mengalami relaksasi. Tekanan darah normal orang
dewasa didefinisikan di mana tekanan darah sistolik 120 mmHg dan tekanan darah
diastolik 80 mmHg. Tekanan darah sistolik dan diastolik yang normal penting untuk
mempertahankan fungsi efisien pada organ-organ vital seperti jantung, otak dan
ginjal, dan untuk seluruh kelangsungan hidup.(WHO,2013)
Hipertensi atau sering disebut dengan tekanan darah tinggi termasuk salah satu
penyakit pembuluh darah (vascular disease). Definisi hipertensi menurut Ganong
(2010), Guyton (2014), WHO (2013) and JNC VIII adalah suatu keadaan dimana
terjadi peningkatan tekanan darah didalam arteri diatas 140/90 mmHg pada orang
dewasa dengan sedikitnya tiga kali pengukuran secara berurutan.
2.2. Klasifikasi
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi hipertensi
primer (hipertensi esensial) dan hipertensi sekunder. Hampir lebih dari 90-95% kasus
hipertensi merupakan hipertensi primer. Hipertensi primer adalah hipertensi dengan
penyebab yang tidak diketahui (Guyton & Hall, 2014). Belum ada teori yang jelas
menyatakan patogenesis hipertensi primer tersebut. Namun, faktor genetik memegang
peranan penting pada patogenesis hipertensi primer. Menurut data, bila ditemukan
gambaran bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenik dan poligenik
mempunyai kecenderungan timbulnya hipertensi essensial. Banyak karakteristik
genetik dari gen-gen ini yang mempengaruhi keseimbangan natrium, tetapi juga
didokumentasikan adanya mutasi genetik yang merubah ekskresi kalikrein urine,
pelepasan nitric oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen.
Disamping itu, terdapat klasifikasi hipertensi menurut JNC VIII (The Eighth
Joint National Committee) yang didasarkan pada rata-rata pengukuran dua tekanan
darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis untuk pasien dewasa (umur 18
tahun). Klasifikasi tekanan darah tersebut mencakup empat kategori dengan nilai
normal pada tekanan darah sistolik (TDS) <120 mmHg dan tekanan darah diastolik
(TDD) < 80 mmHg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit tetapi
mengidentifikasi pasien yang tekanan darahnya cenderung meningkat ke klasifikasi
hipertensi dimasa yang akan datang. (Bell et al, 2015)
Konsumsi
Konsumsi tinggi natrium (Na) terutama yang berasal dari garam (NaCl) diketahui
menjadi salah satu penyebab hipertensi. Selain itu, natrium juga terdapat dalam
penyedap makanan (MSG, monosodium glutamate) dan soda kue (NaHCO 3, natrium
bikarbonat) (Muchtadi, 2013). Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida.
Orang yang sensitif terhadap sodium lebih mudah meningkat sodium-nya dan
2013).
Penuaan
Insidens hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia. Hampir setiap orang
mengalami peningkatan tekanan darah pada usia lanjut. Tekanan sistolik biasanya
terus meningkat seumur hidup dan tekanan diastolik meningkat sampai usia 50-60
tahun kemudian menurun secara perlahan (Ganong, 2010). Hal ini terkait dengan
salah satu perubahan yang terjadi karena proses penuaan yaitu berkurangnya
kecepatan aliran darah dalam tubuh. Dengan bertambahnya usia, dinding pembuluh
darah arteri menjadi kaku dan menurun elastisitasnya (arteriosklerosis) sehingga
terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah yang menyebabkan jantung bekerja
lebih keras untuk memompa darah. Akibatnya, terjadi peningkatan tekanan darah
8
Health (NIH) mengatakan bahwa terjadi obesitas jika ada peningkatan 20% dari berat
badan relatif atau IMT (Indeks Massa Tubuh) diatas persentil ke-85 untuk dewasa dan
peningkatan
influks
jantung sehingga
Kondisi pasien
1. Postur
Peralatan
1. Ukuran manset
Manset harus dapat menutupi paling tidak 80% dari lingkar lengan dan
menutupi dua pertiga panjang lengan; jika tidak manset diletakkan di atas
arteri brachialis. Jika ukuran manset terlalu kecil, maka dapat diperoleh hasil
yang tinggi pada pengukuran. Ujung paling bawah dari manset harus berada
2.5 cm dalam fossa antecubital.(WHO,2013)
2. Manometer
Manometer merkuri, anaeroid, atau alat pengukuran elektronik yang
digunakan untuk mengukur tekanan darah harus dikalibrasi secara rutin
menurut standar( sekitar setiap 6 bulan) untuk memastikan keakuratannya.
Pastikan alat yang digunakan bersih, sudah terkalibrasi, pipanya tidak bocor,
dan memiliki ukuran maset yang sesuai. (WHO,2013)
2.6. Penatalaksanaan
Tujuan terapi dari pasien hipertensi adalah untuk mencapai pengurangan
maksimal total risiko jangka panjang dari morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler.
Hal ini membutuhkan : (1) Penatalaksanaan dari semua faktor risiko yang bersifat
reversibel seperti merokok, dislipidemia, dan diabetes mellitus, (2) Manajemen
kondisi klinis yang berkaitan seperti gagal jantung kongestif, penyakit jantung
koroner, penyakit pembuluh darah perifer, dan serangan iskemik segera, (3) Mencapai
tekanan darah < 130/80 mmHg untuk pasien diabetes mellitus atau penyakit ginjal
kronik.(WHO,2013)
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan
darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan risiko
permasalahan kardiovaskular. Pada pasien yang menderita hipertensi derajat 1, tanpa
faktor risiko kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan
tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya selama 4 6 bulan. Bila setelah
jangka waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang diharapkan
atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan untuk
memulai terapi farmakologi. (PERKI, 2015)
10
2.7. Pencegahan
Perkembangan terjadinya hipertensi dan komplikasi yang mungkin terjadi
dapat diminimalisasi dengan cara: (1)Diet yang sehat, (2)Mempromosikan gaya hidup
yang sehat dengan menekankan pada nutrisi yang layak untuk bayi dan anak muda,
(3)Mengurang konsumsi garam kurang dari 5 gr per hari, (4)Mengkonsumsi buah dan
sayuran 5 kali penyajian setiap harinya, (5) Mengurangi konsumsi lemak total dan
lemak tersaturasi, (6) Mengurangi konsumsi alkohol, (7) Melakukan aktivitas fisik
yang teratur, dan mempromosikan aktivitas fisik kepada anak-anak dan anak muda.
WHO merekomendasikan aktivitas fisik paling tidak 30 menit sehari sebanyak 5 kali
seminggu, (8) Mempertahankan berat badan yang normal, (9) Berhenti merokok dan
menghindari terpapar terhadap produk tembakau, (10) Manejemen yang baik terhadap
stress. (WHO,2013)
11
DAFTAR PUSTAKA
Bell, K., Twiggs, J., Olin B. R. (2015). Hypertension The Silent Killer: Updated JNC8
Guideline
Recommendations.
Diunduh
dari:
http://c.ymcdn.com/sites/www.aparx.org/resource/resmgr/CEs/CE_Hypertension
_The_Silent_K.pdf
pada
tanggal
Juni
2016
Flier et al. (2005). Obesity. In: Kasper Dlet al. Harrisons Principle of Internal
Medicine. New York: Mc-Graw Hill.
rd
pada
tanggal
Juni
2016
12