Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Dermatitis numular atau numular ecezema adalah penyakit kronik residif yang menimbulkan
gejala klinis berupa plak berbetuk koin, terdapat papulovesikel, eritema dan krusta. Ukuran
plaknya sekitar 1-3 cm. Penyakit ini sering terjadi pada musim dingin dan banyak mengenai
ekstremitas bagian ekstensor, bagian paha dan bokong. 1,2
B. Epidemiologi
Angka kejadian dermatitis numular pada usia dewasa lebih sering terjadi pada laki-laki
dibandingkan wanita, onset puncaknya pada usia antara 50 dan 65 tahun. Pada wanita onset
puncaknya pada usia 15 25 tahun. Penyakit ini jarang terjadi pada balita dan anak-anak. Onset
umur terjadi pada anak-anak adalah 5 tahun.1,2
C.

Etiologi
Penyebab dermatitis numularis sampai saat ini belum diketahui. Namun pada beberapa

literatur, penyebab dermatitis numular dapat dipicu oleh faktor eksogen dan endogen, dimana
faktor endogen berupa infeksi contohnya yaitu infeksi dari gigi, infeksi dari saluran pernapasan
atas dan bawah. Sedangkan faktor eksogen yaitu berasal dari lingkungan berupa infeksi jamur
dan tungau dari debu rumah. Dapat juga berasal dari bahan merkuri. Staphylococcus aureus dan
mikrococcus diketahui sebagai penyebab langsung melalui mekanisme hipersensitivitas. namun
demikian, perannya secara patologis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya
tekanan emosional, trauma lokal seperti gigitan serangga dan kontak dengan bahan kimia
mungkin dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numular, tetapi bukan merupakan penyebab
utama. Penyakit ini umumnya cenderung meningkat pada musim dingin, juga dihubungkan
dengan kondisi kulit yang kering dan frekuensi mandi yang sering dalam sehari akan
memperburuk kondisi penyakit ini. 3,6
D. Patofisiologi
Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan dermis saja.
Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering bersamaan dengan kondisi
kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan gatal dapat
menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit. Suatu

penelitian menunjukkan dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua
terutama yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus alergi. Pada dermatitis numular
terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran mast cell pada proses penyakit
ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang
tidak mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis. 5,6
Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang menyebabkan
inflamasi pada dermatitis numular dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast
cell dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan
dermis dari pasien dengan dermatitis numular. Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa
pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang kemudian berinteraksi
dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga mengemukakan bahwa
kontak dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada daerah lesi maupun non lesi pada
penderita dermatitis numular. Substansi P dan kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada
daerah lesi dibandingkan pada non lesi pada penderita dermatitis numular. Neuropeptida ini
dapat menstimulasi pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi. 6
Penelitian lain telah menunjukkan bahwa adanya mast cell pada dermis dari pasien
dermatitis numular menurunkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan menurunnya
kemampuan menguraikan neuropeptida dan protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan
menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses inflamasi. 6

Anda mungkin juga menyukai