Anda di halaman 1dari 24

BAB I

KONSEP KELUARGA
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Definisi
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami
istri dan anaknya, atau ayahnya dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
(Suprajitno, 2004)
2. Tipe keluarga
Menurut Friedman (1986) membagi tipe keluarga seperti berikut :
a. Nuclear family (keluarga inti)adalah terdiri dari orang tua dan anak yang masih
menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak
keluarga lainnya.
b. Extended family (keluarga besar) adalah satu keluarga yang terdiri dari satu atau
dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama
lain.
c. Nuclear dyet adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,
tinggal dalam satu rumah yang sama.
d. Blended family adalah suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan,
yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak kecil perkawinan
terdahulu.
e. Three generation family adalah keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu
kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
f. Single adult living alone adalah bentuk keluarga yang hanya terdir dari satu orang
dewasa yang hidup di dalamnya.
g. Middle age atau elderly couple adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami
istri peruh baya.

3. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari :
a. Patrilineal : keluarga yang sedarah yang terdiri dari sanak saudara dari beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal : keluarga yang sedara terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
generasi , dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedara istri.
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedara suami.
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar dari pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara, yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan suami istri. (Setiadi, 2008)
4. Pemegang kakuasaan dalam keluarga
a. Patriakal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak
ayah
b. Matriakal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihan ibu
c. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ayah dan
ibu. (Nasrul efendi, 1998)
5. Peranan keluarga
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung / pengayom, pemberi rasa amanbagi setiap anggota keluarga
dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
b. Peranan ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung
keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
c. Peranan anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososil sesuai dengan perkembangan fisik,
mental, sosial dan spiritual. (Setiadi, 2008)

6. Fungsi keluarga
Menurut Friedman (1998) ada 5 fungsi keluarga, sebagai berikut :
a. Fungsi afektif adalah fungsi internal keluargauntuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberi cinta kasih, serta saling menerima dan
mendukung.
b. Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan individu, keluarga
tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan
sosial.
c. Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti sandang, pangan.
e. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas
tinggi. (Setiadi, 2008)
7. Tahap-tahap kehidupan keluarga
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall dan Miller (1985) adalah sebagai
berikut :
a. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru
Tugas perkembangan keluarga pemula anatara lain membina hubungan yang
harmonis dan kepuasaan bersama dengan membangun perkawinan yang saling
memuaskan, membina hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan
jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan kehamilan, dan
mempersiapkan diri menjadi orang tua.
b. Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga muda
sebagi unit, memeperatahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dan menambah peran orang tua,
kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
massing-massing pasangan.

c. Tahap III, keluarga dengan usia prasekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun )
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara
tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang
sehat dalam keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai
mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi
kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua umur 6-13 tahun )
Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV yaitu mensosialisaikan anak
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya, mepertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur,
memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.
e. Tahap V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V yaitu menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua
dan anak-anak, memberikan perhatian, meberikan kebebasan dalam batasan
tanggung jawab, mempertahankan komunikassi terbuka dua arah.
f. Tahap VI, keluarga yang lepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama
sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VI yaitu memperluas siklus keluarga
dengan memasukan anggota keluarga yang baru didapat melalui perkawinan anak
anak, melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan, membantu orang
tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri, membantu anak mandiri,
mempertahan anak berkomunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orang
tua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah
ditinggalkan anak.

g. Tahap VII, orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan,atau pensiun)


Tugas perkembangan keluarga pada tahap VII yaitu menyediakan lingkungan
yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan
penuh arti para orang tua dan lansia, meperkokoh hubungan perkawinan, menjaga
keintiman, merencakan kegiatan yang akan datang, memperhatikan kesehatan
masing-masing pasangan, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak.
h. Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tugas pekembangan keluarga pada tahap VIII yaitu mempertahankan pengaturan
hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti berolahraga,
berkebun, mengassuh cucu. (Komang Ayu, 2009)
8. Ciri-ciri keluarga
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keeluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah
tangga. (Setiadi, 2008)
9.

Tugas-tugas keluarga
a. Mengenal kesehatan keluarga
b. Menetukan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan di sekitarnya bagi keluarga. (Suprajitno, 2004)

BAB II
TINJAUAN TEORITIS HIPERTENSI
1.

Defenisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah abnormal dengan sistolik lebih dari
140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg atau bila pasien memakai obat anti
hipertensi. ( Mansjoer Arief, 1999)

2.

Anatomi fisiologi
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot-otot jantung, merupakan
istimewa karena dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang,
tetapi cara kerjanya menyerupai otot polos ( diluar kemampuan kita ).
1. Letak
Jantung terletak dalam rongga sebelah depan ( cavum midiastrium anterior )
sebelah kiri dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma dan pangkal
terdapat dibelakang kiri antara costa V dan VI dua jari dibawah papila mamae
pada tempat ini teraba pukulan jantung yang disebut iktus cordis.
2. Ukuran jantung
Ukuran jantung sebesar genggaman tangan kanan dan berat kira-kira 250300 gram.
3. Lapisan jantung terdiri dari :
a. Lapisan endokardium, terdapat disebelah dalam, terdiri dari jaringan
endotel atau selaput lendir.
b. Lapisan miokardium, merupakan lapisan ini terdiri dari ng.
c. Lapisan pericardium, lapisan sebelah luar terdiri dari dua lapis yaitu parietal
dan visual.

d. Pergerakan jantung
Jantung dapat bergerak yaitu mengembang dan menguncup disebabkan oleh
karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom.
Rangsangan ini di terima oleh jantung pada simpul saraf yang terdapat pada
atrium dextradekat masuknya vena cafa yang disebut nodus sino atrial.
Dari sini rangsangan akan diteruskan kedinding atrium dan juga kebagian
septum cordis oleh nodus atrium ventrikular atau simpul tawara rangsangan
akan melalui bekas vena .
Dari simpul tawara rangsangan akan melalui bundle antriventrikuler
( bundle his ) dan pada uraian yang terdapat atrium dan ventrikel yang
disebut anolus fibrosus, rangsangan akan terhenti 10 detik. Seterusnya
rangsangan tersebut akan diteruskan ke bagian apeks dan melalui berkas
purkinje disebarkan keseluruh didinding ventrikel. Dengan demikian
jantung berkontraksi. Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode :
a.

Periode konstriksi ( sistolik )

b. Periode dilatasi ( diastolik )


c. Periode istirahat
3. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi :
a. Genetik : Respon nerologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport
Na.
b. Obesitas : Terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat
c. Stress lingkungan
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.

Berdasarkan etiologi hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :


a. Hipertensi esensial ( Primer ) yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga
hipertensi idiopatik. Namun, banyak faktor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin
angiotensin, efek dari ekskresi Na, obesitas, merokok dan stress.
b. Hipertensi Sekunder atau hipertensi renal. Penyebab spesifiknya diketahui,
seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal,
hiperaldosteronisme primer dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio
aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.
4. Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugularis ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi ekskresi pada rennin yang
berkaitan angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II
berakibat pada terjadinya vasokonstriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi
kenaikan tekanan darah.
Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi
natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah.
Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ
seperti jantung.
Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi dengan tekanan sistolik sama atau
lebih dari 160 mmHg, tetapi tekanan diastolik kurang 90 mmHg. Keadaan ini
berbahaya dan memiliki peranan sama dengan hipertensi diastolik sehingga harus
diterapi.

5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
a. Peningkatan tekanan darah 140/90 mmHg
b. Sakit Kepala
c. Epistaksis
d. Pusing/migrain
e. Rasa berat ditengkuk
f. Sukar Tidur
g. Mata berkunang-kunang
h. Lemah dan lelah
i. Muka pucat
j. Suhu tubuh rendah
6. Komplikasi
Organ-organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung,
gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
7. Penatalaksanaan Medis
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskuler dan mortalitas yang berkaitan. Tujuan terapi diastolik mencapai dan
mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolic
dibawah 90 mmHg dan mengontrol faktor resiko. Hal ini dapat dicapai melalui
modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat anti hipertensi. Kelompok resiko
dikategorikan menjadi :
a.

Pasien dengan tekanan darah perbatasan atau tingkat 1, 2 atau 3 tanpa gejala
penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ atau faktor resiko lainnya. Bila
dengan modifikasi gaya hidup tekanan darah belum dapat diturunkan maka
harus diberikan obat anti hipertensi.

b.

Pasien tanpa penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ lainnya tapi memiliki


satu atau lebih faktor resiko yang tertera diatas, namun bukan diabetes melitus.
Jika terdapat beberapa faktor maka harus langsung diberikan obat
anti hipertensi.

c.

Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ


yang jelas. Faktor resiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok, dislipidemia,
diabetes melitus, jenis kelamin ( pria dan wanita menopause ), riwayat
penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.
Kerusakan organ atau penyakit kardiovaskuler : penyakit jantung
( hipertrofi ventrikel kiri ), infark miokard, angina pectoris, gagal jantung,
riwayat revaskularisasi koroner, strok transient ischemic attack, nefropati,
penyakit arteri perifer dan retinopati.
Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko kardiovaskuler
dengan biaya sedikit, dan risiko minimal. Tata laksana ini tetap dianjurkan
meski harus disertai obat anti hipertensi karena dapat menurunkan jumlah
dosis obat.
Langkah-langkah yang dianjurkan untuk :
a. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan ( IMT 27 )
b. Membatasi alkohol
c. Meningkatkan aktifitas fisik aerobik ( 30-45 menit/hari )
d. Mengurangi asupan natrium ( < 100 mmol Na/ 2,4 g/6 g NaCl/hari )
e. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat ( 90 mmol/hari )
f. Mempertahankan asupan kalsiumdan magnesium yang adekuat
g. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol
dalam makanan.
Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai
dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur
dan kebutuhan.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn. I.M


DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA
MENDERITA HIPERTENSI

A. PENGKAJIAN
I.

Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga

: Tn. I.M

2. Umur

: 78 Thn

3. Agama

: Islam

4. Suku

: Sangihe

5. Pendidikan

: SD

6. Pekerjaan

: Petani

7. Alamat

: Kel. Manente RT 12

8. Komposisi Keluarga

:4 Orang

Tabel Komposisi Keluarga:


N
O
1.
2.
3.
4.

Nama

JK

Umur

Tn. I.M
Ny. N.L
Tn. R.M
Tn. M.M

L
P
L
L

78 Thn
66 Thn
34 Thn
29 Thn

Hubungan
dgn KK
KK
Istri
Anak
Anak

Pendidikan

Pekerjaan

SD
SD
SMP
SD

Petani
IRT
Sopir
Nelayan

9. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

---------

: tinggal serumah

10. Tipe keluarga


Keluarga klien termasuk tipe keluarga inti ( Nuclear Family) yang hanya terdiri
dari Ayah, Ibu, dan Anak yang diperoleh dari keturunannya.
11. Status Sosial Ekonomi
1. Penghasilan Keluarga
Penghasilan utama keluarga Tn.I.M adalah hasil dari Tn. I.M yang
digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari yaitu sebesar Rp <
100.000 /bln dengan kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya seperti
biaya kesehatan, listrik, dll.
2. Sosial Keluarga
Hubungan antar keluarga baik, perbincangan anggota keluarga tampak akrab
saling membantu, hubungan dengan tetangga baik, saling membantu jika ada
kegiatan kemasyarakatan.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Semua anggota keluarga melakukan aktivitas sebagaimana semestinya.
Dari hasil data / wawacara keluarga tidak mempunyai kebiasaan rekreasi
II.

Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga Tn. I.M berada dalam tahap perkembangan tahap 6, Keluarga
dengan Anak Dewasa atau Pelepasan ( Launching Center Families). Tahap
dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Yaitu Anak dari Tn. I.M masih belum berkeluarga dan masih tinggal bersama
orang tua.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti


Tabel Riwayat Keluarga Inti:
N
O

Nama

Umur

BB

Keadaan
Kesehatan

Masalah

Tindakan yang

Kesehata

telah dilakukan

Tn. I.M

78 Thn

73 kg

Baik

Baik

Ny. N.L

66 Thn

65 kg

Kurang

Hipertens
i

Berobat ke
Puskesmas atau
dokter

Tn. R.M

34 Thn

55 kg

Baik

Tn. M.M

29 Thn

55 kg

Baik

Baik

Baik

III.

KEADAAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a. Luas Rumah

: 5 x 6 m2

b. Tipe Bangunan

: Semi Permanen

c. Banyaknya Ruangan

: 4 ruangan ( Ruang Tamu, Kamar Tidur, Dapur)

d. WC dan Kamar Mandi : terdapat 1 WC/Kamar Mandi


e. Jendela

: terdapat 4 Jendela

Denah rumah :
2

2
1
3

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Ruangan Tamu
Kamar Tidur
Kamar Tidur
Dapur

2. Karakteristik tetangga dan komunitas lingkungan


Keluarga mempunyai hubungan yang harmonis dengan warga yang di
lingkungan tempat tinggalnya. Keluarga di kenal ramah oleh warga yang ada
di lingkungan tersebut.
3. Mobilitas geografis keluarga
Sejak Menikah Keluarga Tn. I.M tinggal di Manente, dan sudah menetap di
Kelurahan Manente RT 12 <30 Thn,
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga berinteraksi dengan tetangga yang ada di lingkungannya dengan
baik, sehingga hubungan keluarga dengan tetangga yang ada di sekitar
lingkungannya terjalin dengan baik.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.I.M mempunyai 4 anggota keluarga dan jika ada salah satu
anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Tn. I.M langsung memeriksa ke
Puskesmas, jika sudah parah langsung dibawah ke dokter praktek atau ke
rumah sakit.

IV.

Struktur Keluarga
1. Struktrur Keluarga
Keluarga Tn. I.M terdiri dari 4 anggota keluarga yaitu Ayah, Ibu, dan 2
Anak.
2. Struktrur Peran Keluarga
Peran formal

1. Laki-laki sebagai suami (Kepala Keluarga)


2. Perempuan sebagai istri
Peran informal
1. Laki-laki sebagai ketua dalam kegiatan masyarakat
2. Perempuan sebagai anggota organisasi masyarakat

3. Nilai dan Norma Keluarga


Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan agama
yang di anut dan norma yang berlaku di lingkungannya.
V.

FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Dalam keluarga Tn. I.M sikap saling menghormati dan saling menghargai
masih dijunjung. Setiap anggota saling menghormati dan menghargai satu
sama lain. Anggota keluarga selalu berkumpul apabila ada waktu luang. Jika
ada anggota keluarga yang bermasalah maka keluarga membantu untuk
mencari jalan keluar, dan mendukung untuk mencapai jalan keluar.
2. Fungsi sosialisasi
sebagai kepala keluarga selalu mengajarkan kepada anggota keluarga
bagaimana berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut dalam
kehidupan sehari-hari, baik di dalam rumah maupun di lingkungan tempat
tinggal mereka.

3.

Fungsi perawatan kesehatan


Keluarga Tn. I.M sudah mampu melakukan fungsi perawatan kesehatan,
namun masih mengontrol ke pihak Kesehatan.
4. Fungsi reproduksi
Anak dari Keluarga Tn. I.M belum menikah
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. I.M sudah cukup mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari
anggota keluarganya.

1.

VI.
STRES DAN KOPING KELUARGA
Stres jangka pendek
Keluarga Tn. I.M jarang mengalami stres jangka pendek.
2. Stres jangka panjang
Keluarga Tn. I.M jarang mengalami stres jangka panjang.
3. Strategi koping yang digunakan

Keluarga menerima keadaan ini apa adanya karena keluarga yakin dan
percaya bahwa Tuhan akan selalu ada menyertai dalam kehidupan mereka.
VII.

Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital

4. Pemeriksaan Head to toe


a. Kepala
1) Bentuk
2) Rambut

: tampak sakit
: compos mentis
: TD = 140/90 mmHg
N = 84 x/m
R = 22 x/m

: oval
: penyebaran merata, warna
hitam.

b. Mata
1) Kelopak
2) Sklera
3) Konjungtiva
4) Pupil
5) Fungsi penglihatan

: tidak ada edema


: ikterus tidak ada
: tidak anemis
: isokor kiri dan kanan
: baik

c. Hidung
1) Nasal septum
2) Obstruksi
3) Sekret

: terletak di tengah
: tidak ada
: tidak ada

d. Mulut dan gigi


1) Caries
2) Gusi
3) Bibir
4) Kebersihan mulut
e. Telinga
1) Bentuk
2) Serumen
3) Otore
4) Fungsi pendengaran

: tidak ada
: warna merah mudah, tidak ada
perdarahan
: tidak kering, lembab
: cukup
: simetris kiri dan kanan
: tidak ada
: tidak ada
: baik

f. Leher
1) Kelenjar tiroid
2) Vena jugularis

: tidak ada pembesaram


: tidak ada peningkatan

g. Thorax dan paru


1) Inspeksi
Dada simetris kiri dan kanan
Irama pernafasan teratur
h. Abdomen
Letak umbilikus di tengah
Tidak ada pembesaran hepar
Abdomen : datar
i. Ekstremitas
Tidak ada edema, pergerakan baik, dan turgor kulit baik
j. Kulit
1) Warna
2) Turgor
VIII.

: sawo matang
: cepat kembali

Harapan Keluarga
Semoga keluarga selalu diberikan kesehatan dan ibu yang menderita penyakit
hipertensi bisa sembuh dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Analisa Data
N
O
1.

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

DS:
-Ny. N.L mengatakan bahwa
kepalanya sakit, tubuh terasa
lemah

Ketidakmampuan keluarga Nyeri (akut) sakit


kepala
merawat penyakit
hipertensi yang dialami
anggota keluarga

DO:
-TTV: TD : 140/90 mmHg
N : 84 x/m
R : 22x/m

Diagnosa Keperawatan
Dari analisa data dapat di angkat diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1. Nyeri (akut) sakit kepala berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat penyakit hipertensi yang di alami anggota keluarga.

Penilaian ( Skoring ) diagnosa Keperawatan


a. Penilaian pada diagnose nyeri akut sakit kepala berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat penyakit hipertensi yang dialami oleh
anggota keluarga
Tabel Penilaian (Skoring)
No
.
1.

2.
3.

Kriteria
Sifat masalah:
-kurang/tidaksehat
-ancaman kesehatan
Kemungkinan masalah
dapat diubah
-Sebagian
Potensial masalah
untuk dicegah
-cukup

Skal

Bobo

Skoring

Pembenaran

a
2

t
1

2/3x1=2/3

1/2x1=1/2

Nyeri kepala yang dirasakan Ny.


N.L membuatnya tidak biasa
melakukan aktivitas seperti
biasanya.
Keluarga belum memahami
tantang Hipertensi

3/3x1=1

Nyeri yang dirasakan biasa hilang


jika pasien istrirahat dengan baik

4.

Menonjolnya masalah
-masalah berat harus
ditangani
Total skor

2/2x1=1

Ny. N.L menyadari masalah dalam


dirinya

3 1/6

Implementasi dan Evaluasi


Tanggaldan
Waktu
Jumat, 03-06-2016
09.00 WITA

Dx

Implementasi

Evaluasi

-Melakukan

S: -Keluarga menyambut baik


kedatangan penulis
O: -TTV
TD: 140/90 mmHg
N : 84 x/menit
R : 22 x/menit
A: -masalah belum teratasi
P: -lanjutkankan intervensi

Dx 1
kunjungan dirumah
keluarga
Tn. I.M.
Hasil: keluarga
menyambut baik
kedatangan penulis,
keluarga bersifat
ramah dan sopan

12.00 WITA

Selasa, 07-06-2016
10.00 WITA

10.30 WITA

-Mengukur TTV pada


Ny. N.L
Hasil: TD: 140/90
mmHg
N : 84 x/menit
R : 22x /menit
-Obs TTV
Hasil: TD: 140/90
mmHg
N : 84 x/menit
R : 22 x/menit
-Mengkaji tingkat

S:-Klien mengerti dan


memahami pentingnya
memeriksakan diri ke
Puskesmas atau dokter
O:-nyeri yang di rasakan Ny. N.L
berkurang
A:-masalah teratasi

Nyeri yang dirasakan


Klien

P: -

Hasil: Nyeri yang di


rasakan klien
termasuk nyeri sedang
skala 4-5
10.45 WITA

10.50 WITA

Rabu,08-06-2016
15.05 WITA

15.15 WITA

-Menganjurkan klien
untuk mengurangi
pekerjaan yang
berlebih
Hasil: Klien
mengikuti anjuran
yang diberikan
-Menganjurkan klien
untuk tidak makan
Makanan yang
memicu terjadinya
Hipertensi
Hasil: Klien
mengikuti anjuran
yang diberikan

-Memberikan
Penuyuluhan tentang
Hipertensi
-Menganjurkan Klien
Untuk makan
Makanan yang tidak
memicu terjadinya
Hipertensi
Hasil: Klien
mengikuti anjuran
yang diberikan

16.30 WITA

-Obs TTV
TD: 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
R : 22 x/menit

S:-Klien memahamidan mengerti


apa yang sudah di sampaikan
dan mengikuti apa yang
dianjurkan
O:-TTV kembali normal
A:-masalah teratasi
P: -

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arief.dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III jilid 2. Media Aeculapius : Jakarta
Suprajitno, S.Kep. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktek : Jakarta

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. N.L DENGAN HIPERTENSI


RT 12 LINGKUNGAN VI KELURAHAN MANENTE
KECAMATAN TAHUNA

OLEH:

NAMA

: CRISTIPELIPUS. WOTE

NIM

: 1401140

KELAS

: IV C

POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA JURUSAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai