Anda di halaman 1dari 20

Gangguan Perilaku Pada Anak

Step 1
1. Instabilitas genomik
Ketidakstabilan dari genom, masing2 kromosom ada lengannya, gen yg
terdapat di lengan kromosom tidak sempurna. Kenapa bisa instabil ?
2. Inteleqtual quotient/IQ
Hasil dari tes fungsi intelektuan yg menggambarkan kecerdasan. Di dapat
dari MA/CA x 100%
Step 2
1. Mengapa di scenario di dapatkan anak cenderung pasif, tidak suka
bermain dst ?
2. Apa saja etiologi dari gangguan perkembangan anak ?
3. Apakah definisi dari perkembangan anak dan apa saja tahap-tahap
berdasarkan aspek psikiatri ?
4. Mengapa kemampuan bicara anak tersebut terhambat khususnya huruf
r,l, dan s ?
5. Apa saja masalah gangguan perkembangan dan perilaku anak yang bias
di sebabkan oleh intoksikasi logam berat ?
6. Apa saja gangguan perkembangan dan perilaku anak menurut PPDGJ ?
7. Apaa hubungan ibu suka makan makanan seafood saat mengandung
dengan perkembangan anak sekarang ?
8. DD ?
9. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menegakkan diagnosis ?
10.Bagaimanakah interpretasi dari pemeriksaan IQ pada anak dan
bagaimana kategorinya ?
11.Bagaimana cara pemeriksaan IQ ?
12.Apa penyebab intoksikasi logam berat pada ibu yang menyebabkan
instabilitas genomic pada anak ? apa saja penyebab lain instabilitas
genomik ?
13.Apa terapi pada kasus di scenario ?

step 3
1. Apakah definisi dari perkembangan anak dan apa saja tahap-tahap
berdasarkan aspek psikiatri ? apa yang di maksud gangguan
perkembangan dan adaptasi anak ?
Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan menjadi lebih
kompleks meliputi kempuan bahasa, kognitif, emosi.
Jenis-jenis :
1. Perkembangan psikoseksual
2. Perkembangan psikososial interaksi dengan teman2
3. Perkembangan psikokogniitif mengingat nama, benda-benda,
bekaitan dengan memori.
4. Psikoafektif
5. Psikomotor kegiatan yang sesuai usia.
6. Moral budaya
4 tahap :
Tahap 3 : Bisa melihat gambar sebagai suatu penjelasan
Tahap 4 : Menggunakan gambar untuk menjelaskan sesuatu.
2. Mengapa di scenario di dapatkan anak cenderung pasif, tidak suka
bermain, lebih suka main dengan anak yang lebih kecil, sulit mengerti
aturan bermain, mengenal warna, nama benda, sulit mengingat nama
binatang dan orang , kemampuan bicaha terhambat ?
Adaptasi dari anak pasif bias di sebabkan karena mental dan organ.
Karena ada intoksikasi logam berat akan menyebabkan pertumbuhan
yang lambat dari anak tersebut. Gangguan impuls juga terganggu,
menjadi lambat.
Eksterna Mucul karena 3 aspek yang kurang : asah, asih, asuh.
Makanan yang tidak memenuhu kebutuhan
Lingkungan yang tidak mendukung
Kasih sayang orang tua. Stimulasi kurang saat golden age. Interaksi sosial
kurang mempengaruhi adaptasi menjadi kurang
Saat ibunya hamil terinfeksi virus atau terkena trauma internal
3. Apa saja etiologi dari gangguan perkembangan anak ?
a. Gen : trisomi 21
Kromosom mengkode sel2 yang ada di tubuh otak
Kelainan organ : Mikrosefali
Kelainan pada sinaps di otak
b. Prenatal (sebelum kelahiran)
Ibu minum obat2an saat hamil menembus plasenta
Ibu mkan makanan yg mengandung logam berat, terinfeksi torch
c. Perinatal
Bayi BBLR
Premature
d. Lingkungan stimulus kurang
Malnutrisi pada anak masih terjadi mielinisasi butuh lemak
nutria kurang proses mielinisasi kurang

1. Terjainya rudapaksa saat anak kecil kelainan pada otak


2. Gangguan jiwa berat mempengaruhi psikologis
3. Deprivasi psikososial tidak terpenuhi kebutuhan psikososial pada
awal perkembangan.
4. Bagaimana intoksikasi logam berat pada ibu yang menyebabkan
instabilitas genomic pada anak ? apa saja penyebab lain instabilitas
genomik ?
5. Mengapa kemampuan bicara anak tersebut terhambat khususnya huruf
r,l, dan s ?
Gangguan bicara resprektif dan ekspresif.
Hemisfer kiri mengatur kemampuan bicara. Area broca dan korteks
motorik bag anterior, posterior : area wernik
Dari bagian temporal temporoparietal posterior dicocokan oleh
ingatan yg sebelumnya disalurkan otak lewat vasikulus arkuatus ke
anterior otak timbul jawaban
Kelainan pada jalur ini pada anak yg masih berkembang (cari batasan
umur) gangguan bicara.
Gangguan bicara perifer (gangguan anatomis) dan sentral
6. Apa saja masalah gangguan perkembangan dan perilaku anak yang bisa
di sebabkan oleh intoksikasi logam berat ?
cari cara kerja pengaruh logam berat
Seafood metil mercuri masuk lewat plasenta tubuh bayi otak
kelainan kromosom retardasi mental.
Jika terpajan terlalu banyak penurunan IQ
Timbal : saat prenatal intoksikasi tergantung masa janin. Missal : saat
minggu ke 3-6, perkembangan ssp kelainan pada ssp. Sirkulasi darah
kadar timbal 40 mikro penurunan IQ
cadmium anak sering sakit. Mengaktifkan ROS cytokine tidak bias
keluar system imun terbatas.

7. Apa saja gangguan perkembangan dan perilaku anak menurut PPDGJ ?


Gangguan perilaku anak
a. Retardasi mental
Ringan (50-69) kemampuan bicara tertanggu,bias merawat diri sendiri
walaupun tingkat perkembangan terhambat. Kesulitan pada akademik
di sekolah
Sedang : 35-49, kesenjangan dari kemampuan
Berat : 20-34, gangguan motorik mencolok,
sangat berat : di bawah 20, pemahaman terbatas, disabilitas
neurognik, hendaya daya lihat an dengar dan tidak tergolongkan
b. Gangguan masa kanak, remaja, dan perkembangan.

Gangguan perkembangan psikologis


Gangguan perkembangan khas berbicara dan berbahasa, gangguan
berbahasa khas, gg perkembangan motorik khas, perkembangan khas
campuran, gg perkembangan pola pasif
Gangguan perilaku dan emosional dengan onset pada anak dan
remaja
Gg hiperkinetik, gg perilaku, gg fungsi sosial, gangguan tic
8. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menegakkan diagnosis ?
Pemeriksaan EEG gangguan bahasa berat
CT scan, MRI kejang atau curga tumor
Test weschler --. Skala verbal( skill dari auditorik) dan
performamce scale(visual)
9. DD ?
10.Apa terapi dan penanganan pada kasus di scenario ?
11.Jika ada penyulit saat penanganan apa yg lakukan ?
12.Bagaimana cara pemeriksaan IQ ?
13.Bagaimanakah interpretasi dari pemeriksaan IQ pada anak dan
bagaimana kategorinya ?

Step 4
Step 5
Step 6

Step 7

1. Apakah definisi dari perkembangan anak dan apa saja tahap-tahap


berdasarkan aspek psikiatri ? apa yang di maksud gangguan perkembangan
dan adaptasi anak ?

Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar


menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir,
perasaan, dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan bendabenda dalam lingkungan hidupnya.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022ERNAWULAN_SYAODIH/PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pdf

TAHAPAN
ANAK

PERKEMBANGAN

NORMAL

PADA

perkembangan penalaran
1. sensorimotor (0-2 tahun) memadukan panca indra dan motorik
sehingga gerakan terarah dan memiliki tujuan
2. pre operasional (2-7 thun) anak bisa meniru, meilliki imajinasi utk
bermain dg mainannya
3. oprasinal konkrit (7-11tahun) anak bisa menetapkan dan
menafsirkan
4. operasional
formal
(11-18
tahun)
anak
menelusuri,
menyelesaiakan dari kemungkinan dalil, logis seperti orang dewasa
Perkembangan emosi
usia 2-6 tahun merupakan masa puncak dari rasa takut yg khas dlm
pola perkembangan normal
Perkembangan tingkah laku
1. umur 4-5 tahun dapat mengendalikan gerakan kasar
2. umur 6 tahun siap menyesuaikan diri dg tuntutan sekolah
3. tingkah laku menyimpang dapat mulai dari umur 6 tahun spt
perilaku agresif dan non agresif
Perkembangan sosialisasi
1. sebelum usia 2 tahun anak terlibat dalam permainan seorang diri
atau searah
2. sejak umur 3-4 tahun anak mulai bermain bersama dg kelompok
dari umur 2-6 tahun, anak belajar melakukan hubungan sosial dan
bergaul dg orang2 diluar lingkungan rumah terutama dg anak-anak
sebaya
Perkembangan komunikasi
1. reseptif dan ekspresif (Reseptif adalah kemampuan si anak untuk memahami apa
yang diucapkan orang lain. Sementara ekspresif
mengekspresikan pikirannya dengan berbicara.)

adalah

kemampuan

si

anak

2. menangis dan memberikan isyarat merupakan motivasi awal utk


belajar bicara
3. sebagian anak belum bisa mengucapkan sepatah kata pun sebelum
berusia 12 bulan
4. anak usia 12-18 bulan dapat menggunakan bentuk kalimat kata
tunggal

5. kedua tahap normal tercapai pada usia 2 tahun


2. Mengapa di scenario di dapatkan anak cenderung pasif, tidak suka bermain,
lebih suka main dengan anak yang lebih kecil, sulit mengerti aturan bermain,
mengenal warna, nama benda, sulit mengingat nama binatang dan orang ,
kemampuan bicaha terhambat ?
3. Apa saja etiologi dari gangguan perkembangan anak ?
Etiologi
Kondisi genetik ( kromosom dan bawaan )
Pemaparan pranatal dengan infeksi dan toksin rubella, penyakit
inklusi sitomegali, sifilis, toxoplasmosis, herpes simpleks, AIDS, sindroma
alkohol janin, pemaparan zat pranatal ( opiat dan heroin )
Trauma perinatal ( seperti prematuritas ) bayi prematur dan bayi
dengan berat badan lahir rendah berada dalam risiko tinggi mengalami
gangguan neurologis dan intelektual. Perdarahan intrakranial atau
tanda2 iskemik serebral terutama rentan terhadap kelainan kognitif
Kondisi yang didapat infeksi, trauma kepala, masalah lain
Faktor sosiokultural
Sinopsis Psikiatri, Kaplan dan Sadock

Faktor Penyebab berdasarkan periode janin dan anak

Faktor prenatal:

Inborn error of metabolisme (Gangguan metabolisme asam amino yaitu Phenyl Keton
Uria (PKU), Maple Syrup Urine Disease, gangguan siklus urea, histidiemia, homosistinuria,
Distrofia okulorenal Lowe, hiperprolinemia, tirosinosis dan hiperlisinemia. Gangguan
metabolisme lemak yaitu degenerasi serebromakuler dan lekoensefalopati progresif.
Gangguan metabolisme karbohidrat yaitu galaktosemia dan glycogen storabe disease.
Gangguan metabolik lain yaitu hiperkalsemia idiopatik, hipoparatiroidisme, sindroma
Criggler-Najjar, piridoksin dependensi, penyakit Wilson, mukopolisakaridosis.
Aberasi Kromosom (Gangguan Autosom yaitu Sindroma Down, Cat cry sindrom,
sindroma kromosom trisomi 13, 18, 22, distrofia miotonika, epiloia (tuberous sclerosis),
neurofibromatosis, sindroma Sturge-Weber (angiomatosis ensefalofasial), penyakit Lindau
(angiomatosis retinoserebeler), sindroma Marfan (arakhnodaktili), sindroma Sjorgen,
ichtyosis kongenital, akhondroplasia, kraniosinostosis, hipertelorisme, diabetes insifidus
nefrogenik. Gangguan kromosom kelamin yaitu sindroma Klinefelter, sindroma Turner.
Gangguan perkembangan lainnya yaitu anensefali, parensefali, mikrosefali, agiria,
hidrosefalus agenesis korpus kalosum, sindroma Laurence-Biedl, sindroma Prader-Willi,
ataksia teleangiektasia, penyakit Norrie, penyakit Kinky-hair.
Infeksi maternal selama kehamilan, yaitu infeksi TORCH dan Sifilis. Cytomegali
inclusion body disease merupakan penyakit infeksi virus yang paling sering menyebabkan
retardasi mental. Infeksi virus ringan atau subklinik pada ibu hamil dapat menyebabkan
kerusakan otak janin yang bersifat fatal. Penyakit Rubella kongenital juga dapat
menyebabkan defisit mental. Terdapat hubungan antara lama ibu hamil terinfeksi dengan
kejadian abnormalitas pada janin. Bayi baru lahir dengan toksoplasmosis menunjukkan
kelemahan, spastisitas, hidrosefalus atau mikrosefalus, yang kemudian bermanifestasi
sebagai defisit mental.

Komplikasi kehamilan meliputi toksemia gravidarum, Diabetes Mellitus pada ibu hamil
yang tak terkontrol, malnutrisi, anoksia janin akibat plasenta previa dan solutio plasenta serta
penggunaan sitostatika selama hamil.

Faktor perinatal

Prematuritas. Dengan kemajuan teknik obstetri dan kemajuan perinatologi menyebabkan


meningkatnya keselamatan bayi dengan berat badan lahir rendah sedangkan bayi-bayi
tersebut mempunyai resiko besar untuk mengalami kerusakan otak, sehingga akan
didapatkan lebih banyak anak dengan retardasi mental.
Intra Uterine Growth Retardation Bayi-bayi yang kecil untuk masa kehamilan
mempunyai resiko untuk terjadinya kerusakan otak.
Trauma kelahiran Yang meliputi trauma fisik 9trauma jalan lahir) dan asfiksia
neonatorum.
Kernikterus Terjadi karena eritroblastosis fetalis, sepsis neonatorum, defisiensi G-6-PD,
pemberian sulfonamid, salisilat dan sodium benzoat.

Faktor postnatal

Infeksi intrakranial, meliputi meningitis purulenta, meningoensefalitis dan ensefalitis.


Keracunan timbal
Trauma kapitis
Gangguan kejang, termasuk kejang epileptik, kejang demam dan spasmus infantil.
Cerebral palsy
Penyakit Heller
Malnutrisi.
a. Kelainan kromosom autosomal
i.
Sindrom Down
Pasien dengan trisomi 21mereka memiliki 47 kromosom,dg
kromosom 21 tambahan akibat nondisjungsi selama meiosis.
Karyotipe ibu normal
Nondisjunction yg terjadi setelah fertilisasimosaikisme: sel
normal dan jaringan ditemuakan pd berbagai jaringan
Pada translokasi terdapat fusi 2 kromosom pada kromosom21
dan
15menyebabkan
46
kromosom,
walaupun
adanyakromosom 21 tambahan dan kromosom yang
tertranslokasi mgkn dtemukan pd org tua atau sanak saudara
yang tidak terkena. Carrier asimptomatik tersebut hanya
memiliki 45 kromosom.
ii.
Sindroma X rapuh (Fragile X)
Mutasi kromosom X yang diketahui sebagai tempat rapuh
(Xq27.3)
iii.
Sindrom Prader Willi
Penghilangan kecil pada kromosom 15, terjadi secara
sporadic
iv.
Cri du chat syndrome/cat cry
Kehilangan bagian kromosom 5, kelainan larynx

v.

Kelainan Kromosom Lain

b. Faktor Genetik Lain


i.
Fenilketouria
Transmisi dgn trait Mendel autosomal resesif
Ketidakmampuan mengubah fenilalanin mjd paratirosin
karena tidak adanya atautidak aktifnya enz. Fenilalanin
hidroksilase
Defisiensi enzim reduktase dehidropiperidindapat dideteksi
dlm fibroblast
Defisiensi kofaktor, biopterindapat diukur dalam cairan
tubuh
Didiagnosis dg tes urinasam fenilpiruvik bereaksi dg besi
klorida dan menimbulkan warna hijau terang, blm trdeteksi
sampai bayi berusia 5-6 mgu
Positif palsuaminoasiduria lain
Sekarangpengujian inhibisi Guthrieprosedur bakteriologis
ii.
Gangguan Rett terkait X,hny mengenai wanita
iii.
Neuroibromatosispykt
von
Recklinghausen,
sind
neurokutaneus akbt gen dominan tunggal, mutasibercak
caf-au alit
iv.
Sklerosis tuberosissindrom neurokutaneus akbt transmisi
autosomal dominan
v.
Sindrom Lesch-Nyhandef enzim yg terlibat dlm metab.purin,
mutilasi diri kompulsif, mengigit jari & mulut
vi.
Adrenoleukodistrofidemyelinisasi difus pd materi putih
serebral, transmisi gen terkait seks terletak pd ujung distal
lgn pjg kromosomX
vii.
Penyakit urin sirup mapledlm minggu2 ptma khidupan,
terapidiit rendah 3 asam amino
viii.
Gangguan defiensi enzim lain
c. Faktor Pranatal
Diabetes yg tak terkendali, anemia, emfisema, hipertensi,
pemakaian jangka panjang alcohol dan narkotik
i.
Rubella
ii.
Penyakit inklusi sitomegalik
iii.
Sifilis
iv.
Toxoplasmosis
v.
Herpes Simpleks
vi.
AIDS
vii.
Sindrom alcohol janin
viii.
Pemaparan zat prenatal
ix.
Penyulit kehamilan
d. Faktor Perinatal

e. Gangguan Didapat pada Masa Anak-Anak (infeksi, trauma


kepala, masalah lainanestesi,asfiksia)
f. Faktor Lingkungan dan Sosiokultural gangguan cultural,
sosioekonomi rendah, ketidakstabilan, sering pindah,
pengasuh ganti2
Kaplan dan Saddock, Sinopsis Psikiatri edisi 7 jilid II
Berdasarkan waktu terjadinya, penyebab RM:
a. Faktor pembawaan
1.1. Sebab yang tidak diketahui
1.2. Perkawinan terlalu dekat
1.3. Pertunibuhan otak yang tidak sempurna
1.4. Keturunan
b. Penyakit2 dalam kandungan
1.1. Infeksi virus pada ibu
1.2 Darah ibu dan darah janin tidak cocok
1.3. Ibu terlalu banyak mendapat sinar rontgen
1.4. Obat-obatan yang diminum ibu dan mempengaruhi janin
c. Kekerasan pada waktu lahir
3.1. Kelahiran dengan tindakan dan mempergunakan alat-alat
3.2. Bayi yang lahir dengan kesulitan bernafas
3.3. Bayi yang lahir lama, misalnya dengan kesempitan panggul.
3.4. Bayi yang lahir prematur.
d. Penyakit pada waktu anak2
4.1. Penyakit pada otak atau sclaput otak
4.2. Kekerasan pada kepala
4.3. Penyakit yang diderita anak terlalu lama
4.4. Kekurangan gizi atau vitamin-vitamin
e. Etiologi menurut Noyes
1. Akibat infeksi
2. Akibat intoksikasi
3. Akibat trauma atau pengaruh fisik
4. Akibat gangguaa metabolisme, pertumbuhan atau nutrisi
4. Bagaimana intoksikasi logam berat pada ibu yang menyebabkan instabilitas
genomic pada anak ? apa saja penyebab lain instabilitas genomik ?
5. Mengapa kemampuan bicara anak tersebut terhambat khususnya huruf r,l, dan
s?
6. Apa saja masalah gangguan perkembangan dan perilaku anak yang bisa di
sebabkan oleh intoksikasi logam berat ?
cari cara kerja pengaruh logam berat
Approximately 85 percent of persons who are mentally retarded fall
within the mild mental retardation category (IQ between 50 and 70).
The adaptive functions of mildly retarded persons are effective in
several areas, such as communications, self-care, social skills, work,

leisure, and safety. Mental retardation is influenced by genetic,


environmental, and psychosocial factors; previously, the development
of mild retardation was often attributed to severe psychosocial
deprivation. More recently, however, researchers have increasingly
recognized the likely contribution of a host of subtle biological factors,
including chromosomal abnormalities, subclinical lead intoxication,
and prenatal exposure to drugs, alcohol, and other toxins.

Senyawa/bahan kimia, mikroorganisme dan cemaran fisik berbahaya


yang terdapat pada produk perikanan antara lain disebabkan oleh
lingkungan tempat hidup ikan, termasuk lokasi budidaya. Logam berat
terutama merkuri merupakan bahan cemaran yang perlu diwaspadai
karena dapat menimbulkan efek akumulatif seperti halnya penyakit
Minamata di Jepang (Anon, 2000). Pada daerah perairan yang
berdampingan/berdekatan dengan industri berat diduga tingkat
pencemarannya lebih tinggi dibandingkan dengan perairan yang tidak
berdekatan dengan industri berat. Hal ini disebabkan senyawa logam
berat banyak digunakan dalam industri sebagai bahan baku, katalisator,
fungisida maupun bahan tambahan lainnya. Menurut FDA di dalam Anon
(1998), selain merkuri (Hg), jenis logam berat yang membahayakan
kesehatan antara lain timbal (Pb), kadmium (Cd), arsen (As), khromiun
(Cr) dan nikel (Ni). Jenis biota laut yang sangat potensial terkontaminasi
logam berat adalah kekerangan mengingat cara makannya dengan
menyaring air. Di samping itu, sifat kekerangan ini lebih banyak menetap
(sessile) dan bukan termasuk migratory (Wahyuni & Hartati, 1991),
sehingga biota ini sering digunakan sebagai hewan uji dalam pemantauan
tingkat akumulasi logam berat pada organisme laut.

Berdasarkan Kep. Ditjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989 dan FAO/WHO


(1976) kadar Hg maksimum pada biota laut yang boleh dikonsumsi
sebesar 0,5 ppm dan kadar Pb sebesar 2 ppm. Menurut Inswiasri dkk.
(1997), rata-rata kadar Hg dan Pb di perairan Teluk Jakarta masing-masing
adalah 0,004 ppm dan berkisar antara 0,00 1,57 ppm. Kadar logam
berat tersebut akan terakumulasi apabila limbah buangan industri di
sekitar perairan Teluk Jakarta meningkat terutama oleh pabrik penghasil
peralatan listrik, pabrik baterai dan industri penghasil tinta (Darmono,
1995).
Logam berat (Hg dan Pb) dalam air kebanyakan berbentuk ion dan
logam tersebut diserap oleh kerang secara langsung melalui air yang
melewati membran insang atau melalui makanan. Selain melalui insang,
logam berat juga masuk melalui kulit (kutikula) dan lapisan mukosa yang
selanjutnya diangkut darah dan dapat tertimbun dalam jantung dan ginjal
kerang (Noviana, 1994; Laws, 1981). Menurut Hutagalung (1991),
kemampuan biota laut (ikan, udang dan moluska) dalam mengakumulasi
logam berat di perairan tergantung pada jenis logam berat, jenis biota,
lama pemaparan serta kondisi lingkungan seperti pH, suhu dan salinitas.
Semakin besar ukuran biota air, maka akumulasi logam berat semakin
meningkat. Toksisitas logam berat dalam kerang yang ditimbulkan akibat
akumulasi dalam jaringan tubuh mengakibatkan keracunan dan kematian
bagi biota air yang mengkonsumsinya (Sukiyanti, 1987). Sifat toksik
logam Hg dalam bentuk senyawa HgCl2 dengan konsentrasi 0,027 ppm
menyebabkan kematian pada larva bivalvia (muloska) dan konsentrasi Pb
sekitar 2,75 ppm mulai bersifat letal bagi biota perairan seperti krustasea
(Mulyaningsih, 1998).
Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, maka tingkat atau daya racun
logam berat terhadap hewan air dapat diurutkan (dari tinggi ke rendah)
sebagai berikut merkuri (Hg), kadmium (Cd), seng (Zn), timah hitam (Pb),
krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co) (Sutamihardja dkk, 1982).
Hg2+ >Cd2+ > Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ > As2+> Cr2+ >Sn2+ > Zn2+
Sistem syaraf dan kecerdasan
Efek timbal terhadap sistem syaraf telah diketahui, terutama dalam
studi kesehatan kerja dimana pekerja yang terpajan kadar timbal
yang tinggi dilaporkan menderita gejala kehilangan nafsu makan,
depresi, kelelahan, sakit kepala, mudah lupa, dan pusing. Pada tingkat
pajanan yang lebih rendah, terjadi penurunan kecepatan bereaksi,
memburuknya koordinasi tangan-mata, dan menurunnya kecepatan
konduksi syaraf.
Efek timbal terhadap keerdasan anak telah banyak diteliti, dan studi
menunjukkan timbal memiliki efek menurunkan IQ bahkan pada

tingkat pajanan rendah. Peningkatan kadar timbal dalam darah


sebesar 10 g/dl hingga 20 g/dl dapat menurunkan IQ sebesar 2.6
poin. Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa kenaikan kadar timbal
dalam darah di atas 20 g/dl dapat mengakibatkan penurunan IQ
sebesar 2-5 poin.
Hubungan antara kadar Pb dalam darah dan kelainan yang
diakibatkan terhadap kelainan reproduksi perempuan adalah
1) Kadar Pb darah 10 g/dl dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan.
2) Kadar Pb darah 30 g/dl mengakibatkan kelainan prematur.
3) Kadar Pb darah 60 g/dl mengakibatkan komplikasi
kehamilan.
Senyawa teratogen termasuk Pb dapat menembus janin dan
dapat mengganggu pertumbuhan mulai dari usia kehamilan pada
minggu ke tiga hingga minggu ke 38.
Mulai minggu ke tiga hingga pertengahan minggu keenam dapat
mengganggu pertumbuhan susunan saraf pusat atau central nervous
system (CNS)
pada pertengahan minggu ke tiga sampai minggu ke enam dapat
mengganggu pertumbuhan jantung, pada minggu ke empat hingga
minggu ke delapan mengganggua pertumbuhan mata, lengan dan
kaki, mulai pertengahan minggu ke enam sampai minggu ke delapan
dapat mengganggu pertumbuhan gigi dan mulut, minggu ke sembilan
mengganggu pertumbuhan tekak (langit-langit, mulai minggu ke
tujuh sampai ke 12 menggangu pertumbuhan alat kelamin bagian
luar dan mulai minggu ke empat sampai minggu ke 12 mengganggu
pertumbuhan pendengaran.
7. Apa saja gangguan perkembangan dan perilaku anak menurut PPDGJ ?
8. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menegakkan diagnosis ?
Chromosome Studies
The determination of the karyotype in a genetic laboratory is
considered whenever a chromosomal disorder is suspected or when
the cause of the mental retardation is unknown. Amniocentesis, in
which a small amount of amniotic fluid is removed from the amniotic
cavity transabdominally at about the 15th week of gestation, has been
useful in diagnosing prenatal chromosomal abnormalities. It is often
considered when an increased fetal risk exists, such as with increased
maternal age, or Down syndrome. Amniotic fluid cells, mostly fetal in
origin, are cultured for cytogenetic and biochemical studies. Many

serious hereditary disorders can be predicted with amniocentesis, and


it should be considered by pregnant women over the age of 35.
Chronic villi sampling (CVS) is a screening technique to determine fetal
chromosomal abnormalities. It is done at 8 to 10 weeks of gestation, 6
weeks earlier than amniocentesis is done. The results are available in a
short time (hours or days) and, if the result is abnormal, the decision to
terminate the pregnancy can be made within the first trimester. The
procedure has a miscarriage risk between 2 and 5 percent; the risk in
amniocentesis is lower (1 in 200).
Urine and Blood Analysis
Lesch-Nyhan syndrome, galactosemia, PKU, Hurler's syndrome (Figure
38-2), and Hunter's syndrome (Figure 38-3) are examples of disorders
that include mental retardation that can be identified through assays of
the appropriate enzyme or organic or amino acids. Enzymatic
abnormalities in chromosomal disorders, particularly Down syndrome,
promise to become useful diagnostic tools. Unexplained growth
abnormality, seizure disorder, poor muscle tone, ataxia, bone or skin
abnormalities, and eye abnormalities are some indications for testing
metabolic function.
Electroencephalography
Electroencephalography is indicated whenever a seizure disorder is
considered.
Neuroimaging
Neuroimaging studies are currently being utilized to gather data that
may uncover biological mechanisms contributing to mental
retardation syndromes. MRI, including structural MRI, functional MRI,
and other forms of neuroimaging are currently being used by
researchers seeking to identify specific etiologies of mental retardation
syndromes. For example, current data suggest that individuals with
fragile X syndromes who exhibit attentional deficits are also more likely
to show aberrant frontal-striatal pathways seen on MRI. MRI can show
abnormalities in the brain such as myelination patterns. MRI studies
can also provide a baseline for comparison of a later, potentially
degenerative process in the brain.
1) Uji Laboratorium
Uji intelegensi standar dan uji perkembangan
Pengukuran fungsi adaptif
2) EEG (Elektro Esenflogram)
Gejala kejang yang dicurigai
Kesulitan mengerti bahasa yang berat
3) CT ata MRI
Pembesaran kepala
Dicurigai kelainan otak yang luas
Kejang lokal

Dicurigai adanya tumor intra kranial


Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 1. Ed. 3.
Jakarta: Media Aesculapius.
9. DD ?
10. Apa terapi dan penanganan pada kasus di scenario ?
Terapi pada anak dengan retardasi mental meliputi 4 aspek:

1. Terapi terhadap aspek fisik


-

Sasaran terapi ditujukan terhadap kelainan atau gangguan fisik.


Terapi ini
meliputi:
1.1. Terapi simptomatik
Semua kelainan-kelainan fisik yang dapat diatasi atau ditolong
dengan terapi ini, misalnya: fenilketonuria, galaktosemia, kejangkejang dengan obat-obatan yang sesuai untuk itu.
1.2. Koreksi terhadap cacat
Oleh karena pada anak dengan retardasi mental sering didapatkan
kecacatan, maka koreksi terhadap cacat ini paling tidak
membebaskan penderita dan kekurangannya. Yang paling sering,
koreksi terhadap alat-alat gerak, defek panca indra, dan yang
koreksi lain yang berhubungan dengan kosmetik, untuk
memperbaiki fungsi dan penampilan diri.

2. Terapi terhadap, aspek psikologik/psikiatrik


-

Sasaran terapi ditujukan terhadap kelainan atau gangguan yang


berhubungan dengan emosi dan gangguan tingkah laku serta
terhadap kondisi psikologis keluarga. Terapi ini meliputi.
2.1. Terhadap emosi dan tingkah laku penderita.
Emosi dan tingkah laku penderita, terutama yang hiperaktif dapat
diberikan obat-obatan golongan ansiolotik, misalnya: diazepam,
khlordiazepokside atau yang lain. Bila hal mi belum menolong,
dapat dipertimbangkan pemberian anti psikotik atan neuroleptika
dalam dosis awal yang kecil dulu, secara bertahap, bila belum baik
dapat dinaikkan.
2.2. Terhadap kondisi psikologis keluarga
Terhdap keluarga dapat diberikan konsultasi dan bimbingan sampai
kepada psikoterapi dan terapi keluarga. Tidak selamanya keluarga
memerlukan bantuan psikologis terus menerus. Bantuan yang
teratur dalam periode 3 bulan sekali dapat mempertahankan
keseimbangan psikologis keluarga. Hanya pada keadaan atau
periode krisis dalam keluarga, bantuan psikologis mi sangat penting
artinya.

Periode krisis dalam keluarga meliputi keadaan-keadaan sebagai


berikut:
Kecurigaan pertama adanya retardasi mental, terutama pada waktu
diagnosa belum dapat ditegakkan
Pada waktu diagnosa sedang dipelajari secara seksama.
Periode penderita akan masuk sekolah, memilih sekolah yang sesuai
dan usaha usaha untuk membantu penderita.
Persoalan penyesuaian dengan saudara kandung dan dengan teman
sebaya
Timbulnya krisis keluarga, dan tingkat pertengkaran sama ke
tingkat perceraian
Timbulnya problem-problem seksual pada penderita, biasanya pada
waktu penderita telah memasuki usia remaja
Setelah penderita selesai sekolah, dan timbul keinginan penderita
atau keluanganya untuk bekerja
Apabila ada rencana penderita akan menikah
Adanya suatu penyakit atau gangguan lain, yang mengharuskan
penderita dirawat masuk ke rumah sakit
Adanya rasa bersalah dari orang tua sesudah melakukan suatu
tindakan terhadap penderita.

3. Terapi terhadap aspek pendidikan


-

Pendidikan bagi seorang anak merupakan suatu kebutuhan utama


dalam proses perkembangannya. Tidak terkecuali bagi anak dengan
retardasi mental. Yang perlu diperhatikan di sini adalah derajat
kemampuan yang ada pada anak. Berdasarkan kemampuan yang
ada pada anak, maka pendidikan ini dibagi menjadi 3 kelompok:
3.1. Kelompok yang mampu didik dan mampu Iatih
Terutama ditujukan kepada anak dengan retandasi mental taraf
ringan. Di sini dilakukan pendidikan secara perlahan-lahan dan
secara
bertahap
dengan
memperbanyak
latihan-latihan
dibandingkan dengan sekolah atau pendidikan
normal lainnya.
3.2. Kelompok yang tidak mampu didik dan mampu latih
Terutama ditujukan kepada anak dengan retandasi mental taraf
sedang. Di sini dilakukan latihan-latihan, terutama latihan untuk
dapat melakukari aktifitas sehari-hari, tanpa bantuan orang lain.
Misalnya: kesehatan perorangan, kebersihan, pekerjaan-pekerjaan
kasar yang tidak memerlukan pemikiran dan bersifat rutin.
3.3. Kelompok yang tidak mampu didik dan tidak mampu latih
Terutama ditujukan kepada anak dengan retardasi mental taraf
berat. Di sini hanya dilakukan perawatan secara terus menerus dan
pencegahan dari bahaya.

4. Terapi terhadap aspek sosial

Tujuan dan terapi ini adalah mengoptimalkan kemapuan penderita


dalam bermasyaralat. Hal ini untuk menghilangkan stigma
masyarakat, bahwa anak atau orang dengan retardasi mental tidak
ada gunanya sama sekali. Dengan pemberian tugas-tugas dalani
masyarakat yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan
penderita akan menimbulkan perasaan pada penderita bahwa
dirinya masih diperlukan oleh orang lain, sehingga hal ini
mempertinggi rasa percaya dirinya.
Contohnya: menjadi petugas kebersihan kampung, pengantar suratsurat, membantu masalah keamanan dan sebagainya.
Kadang-kadang anak dengan retardasi mental, memerlukan
perawatan baik di rumah sakit atau di panti-panti pendidikan
penampungan anak Anak-anak
dengan retardasi mental yang mempunyai indikasi perawatan
antara lain:
Mempunyai kecacatan yang ganda (multiple handicap)
Mempunyai gangguan fisik yang berat
Penderita retardasi mental dalam usia tua
Penderita dengan gangguan emosi berat
Anak-anak yang memerlukan pendidikan khusus yang jauh dan
jangkauan
rumah.
Dengan terapi yang adekuat, dan meliputi semua aspek, diharapkan
penderita dapat berfungsi secara optimal baik dan segi fisik,
psikologik, pendidikan dan sosial

Tatalaksana
Tatalaksana Medis
Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan
retardasi mental adalah terutama untuk menekan
gejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat
memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif.
Imipramin, dekstroamfetamin, klorpromazin,
flufenazin, fluoksetin kadang-kadang dipergunakan
oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan kemampuan belajar pada umumnya diberikan
tioridazin (melleril),
metilfenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma
aminobutyric acid (GABA).3,4,16
Rumah Sakit/Panti Khusus
Penempatan di panti-panti khusus perlu dipertimbangkan
atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikap
dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi
mental, pandangan orangtua mengenai prognosis
anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, dan
fasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasi
anak.

Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak


retardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental
karena kurangnya kontak dengan orang lain dan
kurangnya variasi lingkungan yang memberikan
kebutuhan dasar bagi anak.3
Psikoterapi
Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi
mental maupun kepada orangtua anak tersebut.
Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi
mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan
dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan
adaptasi sosialnya.3,4
Konseling
Tujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini
adalah menentukan ada atau tidaknya retardasi mental
dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai
sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental
pada keluarga, kemungkinan penempatan di panti
khusus, konseling pranikah dan pranatal.

Pendidikan

Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal


sekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikan
yang cocok bagi anak yang terbelakang ini. Terdapat
empat macam tipe pendidikan untuk retardasi
mental.1,3,4
Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa
Sekolah luar biasa C
Panti khusus
Pusat latihan kerja (sheltered workshop)

Pencegahan

Pencegahan retardasi mental dapat primer (mencegah


timbulnya retardasi mental), atau sekunder (mengurangi
manifestasi klinis retardasi mental). Sebabsebab
retardasi mental yang dapat dicegah antara lain
infeksi, trauma, intoksikasi, komplikasi kehamilan,
gangguan metabolisme, kelainan genetik.

11. Jika ada penyulit saat penanganan apa yg lakukan ?


12. Bagaimana cara pemeriksaan IQ ?
13. Bagaimanakah interpretasi dari pemeriksaan IQ pada anak dan bagaimana
kategorinya ?
a. Retardasi mental ringan
IQ berkisar 50 69
Pemahaman dan penggunaan bahasa cenderung terlambat pada
berbagai tingkat dan masalah kemampuan berbicara yang

mempengaruhi perkembangan kemandirian dapat menetap sampai


dewasa
Walaupun mengalami keterlambatan dalam kemampuan bahasa
tetapi sebagian besar dapat mencapai kemampuan berbicara untuk
keperluan sehari-hari. Kebanyakan juga dapat mandiri penuh dalam
merawat diri sendiri dan mencapai keterampilan praktis dan
keterampilan rumah tangga, walaupun tingkat perkembangannya
agak lambat daripada normal
Kesulitan utama biasanya tampak dalam pekerjaan sekolah yang
bersifat akademik dan banyak masalah khusus dalam membaca dan
menulis
Etiologi organik hanya dapat diidentifikasi pada sebagian kecil
penderita
Keadaan lain yang menyertai : autisme, gangguan perkembangan
lain, epilepsi, gangguan tingkah laku atau disabilitas fisik dapat
ditemukan dalam berbagai proporsi
b. Retardasi mental sedang
IQ biasanya berada dalam rentang 35 49
Umumnya ada profil kesenjangan (disparency) dari kemampuan,
beberapa dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam
keterampilan visuo-spasial daripada tugas-tugas yang tergantung
pada bahasa, sedangkan yang lainnya sangat canggung namun
dapat mengadakan interaksi sosial dan percakapan sederhana
Tingkat perkembangan bahasa bervariasi : ada yang dapat mengikuti
percakapan sederhana, sedangkan yang lain hanya dapat
berkomunikasi seadanya untuk kebutuhan dasar mereka
etiologi organik dapat diidentifikasi pada kenbanyakan penyandang
retardasi mental sedang
autisme masa kanak atau gangguan perkembangan pervasif lainnya
terdapat pada sebagian kecil kasus dan punya pengaruh besar pada
gambaran klinis dan terapinya
c. Retardasi mental berat
IQ biasanya berada dalam rentang 20 34
Pada umumnya mirip dengan retardasi metal sedang dalam hal :
Gambaran klinis
Terdapatnya etiologi organik
Kondisi yang menyertai
Tingkat prestasi yang rendah
Kebanyakan retardasi mental berat menderita gangguan motorik
yang mencolok atau defisit lain yang menyertainya, menunjukkan
adanya kerusakan atau penyimpangan perkembangan yang
bermakna secara klinis dari susunan saraf pusat
d. Retardasi mental sangat berat
IQ biasanya di bawah 20
Pemahaman dan penggunaan bahasa terbatas, paling banter
mengerti perintah dasar dan mengajukan permohonan sederhana
Keterampilan visuo-spasial yang paling dasar dan sederhana tentang
memilih dan mencocokkan mungkin dapat dicapainya dan dengan

pengawasan dan petunjuk yang tepat penderita mungkin dapat


sedikit ikut melakukan tugas praktis dan rumah tangga
Suatu etiologi organik dapat diidentifikasi pada sebagian besar kasus
Biasanya ada disabilitas neurologik dan fisik lain yang berat yang
mempengaruhi mobilitas seperti epilepsi dan hendaya daya lihat dan
daya dengar
e. Retardasi mental lainnya
Kategori ini digunakan bila penilaian dari tingkat retardasi mental
dengan memakai prosedur biasa sangat sulit atau tidak mungkin
dilakukan karena adanya gangguan sensorik atau fisik misalnya buta,
bisu, tuli dan penderita yang perilakunya terganggu berat atau
fisiknya tidak mampu
f. Retardasi mental yang tidak tergolongkan
Jelas terdapat retardasi mental tetapi tidak ada informasi yang cukup
untuk menggolongkannya dalam salah satu kategori di atas
PPDGJ III
Derajat RM

IQ

Usia
prasekolah (05)
Retardasi jelas

Sangat berat

< 20

Berat

20-34

Perkembangan
motorik yang
miskin

Sedang

35-49

Dapat
berbicara atau
belajar
berkomunikasi
,
ditangani
dengan
pengawasan
sedang

Ringan

50-69

Dapat
mengembangk
an ketrampilan
social
dan
komunikasi,
retradarsi

Usia sekolah (0-21


tahun)
Beberapa
perkembangan
motorik
dapat
berespons namun
terbatas
Dapat
berbicara
atau
belajar
berkomunikasi
namun
latihan
kejuruan
tidak
bermanfaat

Usia dewasa
(>21 tahun)

Perkembanga
n
motorik
dan
bicara
sangat
terbatas
Dapat
berperan
sebagian
dalam
pemeliharaan
diri sendiri di
bawah
pengawasan
ketat
Latihan
dalam Dapat
ketrampilan social bekerja
dan
pekerjaan sendiri tanpa
dapat bermanfaat, dilatih namun
dapat pergi sendiri perlu
ke tempat yang pengawasan
telah dikenal
terutama jika
berada dalam
stress
Dapat
belajar Biasanya
ketrampilan
dapat
akademik sampai mencapai
ketrampilan
kelas 6 SD
social
dan
kejuruan

mental

namun perlu
bantuan
terutama bila
stress

Anda mungkin juga menyukai