: Tn. J
: 20 tahun
: Laki-laki
: Pedagang
: Jl. Hang Tuah No. 3
: Menikah
NIM: 09101070
PENDIDIKAN
AGAMA
SUKU
NO RM RSAA
TANGGAL
: SMP
: Islam
: Jawa
: 82-93-03
: 17-10-13
ANAMNESIS : Autoanamnesis
KELUHAN UTAMA : Bercak putih seperti putihnya kertas di punggung, perut,
sekitar bibir, kepala, dan jari-jari tangan kanan kiri sejak 2 tahun lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Sejak 2 tahun yang lalu pasien mengeluhkan muncul bercak putih seputih kertas di
punggung, perut, sekitar bibir, kepala, dan jari-jari tangan kanan kiri. Bercak pertama
muncul di jari-jari tangan kemudian menyebar ke perut dan punggung sebesar biji
jagung. Lama kelamaan bercak tersebut menjadi melebar sebesar koin 500. Dua bulan
yang lalu muncul lagi bintik-bintik putih disekitar bibir dan kepala. Sampai sekarang
tidak kunjung sembuh karena bercak tersebut makin lama makin melebar. Bercak
berukuran sebesar 1-5 cm, berbentuk bulat dan lonjong. Bercak tidak gatal saat
berkeringat, tidak terasa kebas, berbatas tegas. Bercak tidak bersisik dan tidak ada
penebalan kulit. Tidak ada rasa perih atau terbakar pada daerah tersebut. Saat pertama
muncul bercak sudah pernah membeli obat canesten dan berobat selama 2 bulan ke
puskesmas tetapi tidak kunjung sembuh.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
- Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya
- Terdapat riwayat hypoparatiroid
- Riwayat trauma disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
- Terdapat keluarga yang menderita penyakit yang sama
- Riwayat alergi tidak ada
Riwayat kebiasaan, sosial ekonomi : mandi 2 kali sehari, saat berdagang suka
berkeringat dan hanya ganti baju 1x sehari, tidak ada memakai body lotion, suka
bertukar handuk.
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
: tidak tampak sakit
Kesadaran
: komposmentis
Keadaan gizi
: baik , TB:168 , BB : 61 kg
Pemeriksaan Thorak : tidak ada kelainan
Pemeriksaan Abdomen: tidak ada kelainan
STATUS DERMATOLOGIS ( Lokasi- Efloresensi-Penyebaran)
- Lokasi: regio abdomen, scalp, perioral, capitis, dan regio digitalis dextra sinistra.
- Efloresensi : makula apigmentasi, berbatas tegas, ukuran numular, lentikular dan
bervariasi 1-5 cm, bentuk bulat dan lonjong, tepi tidak teratur, squama (-).
- Penyebaran : generalisata
PEMERIKSAAN SARAF TEPI : tidak dilakukan
TES SENSIBILITAS KULIT( Raba- Nyeri Suhu ) : tidak dilakukan
TES LAIN : tidak dilakukan
KELAINAN SELAPUT/ MUKOSA
KELAINAN KUKU
KELAINAN RAMBUT
PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
DARAH: - Rutin : Hb.
Leuko Eri............... LED................. Dift
count Eosinofil : ..
- Khusus : tidak dilakukan
URINE : - Rutin : tidak dilakukan
- Khusus : tidak dilakukan
FAECES : - Rutin : tidak dilakukan
- Khusus : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI :
Pemeriksaan Sediaan Basah/Langsung : tidak dilakukan
Pewarnaan dengan KOH : tidak ditemukan hifa dan spora
Pewarnaan GRAM : Tidak dilakukan
Pewarnaan GIEMSA : tidak dilakukan
TERAPI
UMUM :
- Berjemur pada pagi hari setelah diolesi obat selama 10-15 menit
- Kontrol ulang
- Setiap minggu sekali dilakukan evaluasi dengan menggunakan lampu
Wood.
KHUSUS :
- LOKAL: betametason valerat cream
LCD cream 5%
vaselin albumin ad 50mg
PROGNOSIS :
QUO AD SANAM
: dubia
QUO AD VITAM
: bonam
QUO AD KOSMETIKUM : dubia ad malam
Pro: Tn. J
Age: 20 tahun
4. Teori Autositotoksik
Sel melanosit membentuk melanin melalui oksidasi tirosin ke DOPA dan DOPA ke
dopakinon. Dopakinon akan dioksidasi menjadi berbagai indol dan radikal bebas.
V. GEJALA KLINIS
Gejala subyektif tidak ada, tetapi dapat timbul rasa panas pada lesi. Gejala atau
gambaran klinis vitiligo dimulai dengan bintik bintik atau makula putih yang makin
lama makin lebar hingga mencapai ukuran lentikular atau plakat dengan batas tegas
tanpa perubahan epidermis yang lain. Biasanya tidak gatal atau nyeri.
Didalam makula vitiligo dapat ditemukan makula dengan pigmentasi normal atau
hiperpigmentasi disebut repigmentasi perifolikular. Kadang kadang ditemukan tepi
lesi yang meninggi, eritema dan gatal disebut inflamatoar.
VI. KLASIFIKASI
Vitiligo mempunyai beberapa pola distribusi yang khas. Ada 2 bentuk vitiligo :
1. Lokalisata
a. Vitiligo Fokal (Localized) : satu atau lebih makula pada satu area, tetapi tidak
segmental.
b. Vitiligo Segmental : distribusinya khas, dengan lesi vitiligo yang unilateral dalam
suatu distribusi dermatom atau quasidermatom. Tipe ini dikatakan sebagai suatu jenis
vitiligo yang bersifat stabil.
c. Vitiligo Mukosal : hanya terdapat pada membrane mukosa.
2. Generalisata
Hampir 90% penderita secara generalisata dan biasanya simetris. Vitiligo generalisata
dapat dibagi menjadi :
a. Akrofasial : depigmentasi hanya terjadi dibagian distal ektremitas dan muka,
merupakan stadium mula vitiligo generalisata.
b. Vulgaris : makula tanpa pola tertentu di banyak tempat.
c. Campuran : depigmentasi terjadi menyeluruh atau hampir menyeluruh merupakan
vitiligo yang total.
I. PREDILEKSI ATAU LOKALISASI
Pada area yang terkena trauma dapat timbul vitiligo. Daerah yang sering terkena
adalah :
Psoralen (PUVA)
Bahan aktif yang sering digunakan adalah trimetoksi psoralen (TPM) dan 8 metoksi
psoralen yang bersifat photosensitizer.
Cara pemberian : Obat psoralen 20-30 mg (0,6 mg/kgBB) dimakan 2 jam sebelum
penyinaran, selama 6 bulan sampai setahun. Obat psoralen topikal dioleskan lima menit
sebelum penyinaran, tetapi sering menimbulkan dermatitis kontak iritan .
Lama Penyinaran : mula-mula sebentar kemudian setiap hari dinaikan perlahan lahan (
antara samapai 4 menit ). Ada yang menganjurkan pengobatan dihentikan seminggu
setiap bulan.
Obat psoralen topikal dioleskan lima menit sebelum penyinaran, tetapi sering
menimbulkan dermatitis kontak iritan .
Kontra indikasi : hipertensi, gangguan hati, kegagalan ginjal dan jantung.
Helioterapi
Helioterapi merupakan salah satu bentuk fotokemoterapi, yang merupakan gabungan
antara trisoralen dan sinar matahari
Prosedur pelaksanaan :
- Trisoralen diberikan dengan dosis 0,3mg/kgBB, kemudian lesi disinari selama 15
menit.
- Obat dimakan 2-4 jam sebelum penyinaran
- Pengobatan diberikan 2-3 kali setiap minggu tidak boleh dua hari berturut turut
- Tidak dianjurkan memberikan terapi vitiligo di daerah genitalia, kecuali pada keadaan
khusus.
Kortikosteroid
Pemakaian kortikosteroid ini kemungkinan didasarkan pada teori rusak diri maupun
teori autoimun. Dalam hal ini kortikosteroid dapat memperkuat mekanisme pertahanan
tubuh pada auto destruksi melanosit atau menekan perubahan imunologik.
Penggunaan kortikosteroid topikal dapat dilakukan dengan prosedur Drake dkk :
a. Krim kortikosteroid (KST) dioleskan pada lesi sekali sehari selama 3-4 bulan.
b. Setiap minggu sekali dilakukan evaluasi dengan menggunakan lampu Wood.
3. Harahap Marwali, Prof, Dr, Vitiligo dalam Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates, Jakarta
2000, Hal 151-56
4. Ovedoff D., Kapita Selekta Kedokteran, Binarupa Aksara, Jakarta, 2002, 91-92
5. Vittiligo, Available at, http://www.Mayoclinic.com.vitiligo
6. Vitiligo, Available at, http://www.Emedicine.com.vitiligo
7. Vitiligo, Available at, http://www.homephototherapy.com/vit-uvb-narrow-band.htm