Anda di halaman 1dari 8

Laporan Kasus Perorangan

Pembimbing: dr. Endang H. Darmani, SpKK


STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
NAMA DOKTER MUDA : Yessica Febriany

NIM: 09101070

NAMA PASIEN
: Nn. I
PENDIDIKAN : SMA
UMUR/TGL LAHIR: 18 tahun
AGAMA
: Islam
JENIS KELAMIN : Perempuan
SUKU
: Koto
PEKERJAAN
: Mahasiswi
NO RM RSAA : 67-47-04
ALAMAT
: Jl. Srikandi Wadya Graha A block X No. 9 TANGGAL
: 18-10-13
STATUS PERNIKAHAN : Belum menikah

ANAMNESIS : Autoanamnesis
KELUHAN UTAMA : kulit kaki menebal dan gatal sekali sejak 3 tahun yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien mengeluhkan kulit kakinya menebal dan gatal sekali sejak 3 tahun yang lalu.
Terasa gatal terutama setelah beraktifitas seharian. Pasien selalu menggaruknya
sehingga menimbulkan luka lecet dan nyeri. Keluhan pertama muncul pada pergelangan
kaki kanan dan kiri. Beberapa bulan yang lalu keluhan yang sama juga muncul
punggung kaki dekat jari ke-1 dan ke-2 kaki kiri. Tidak ada keluhan seperti ini pada
daerah lutut, telapak tangan, pergelangan tangan, siku ataupun badan. Saat pertama kali
muncul tadinya kaki memerah, bengkak, ukurannya hanya sebesar biji jagung dan
permukaannya rata. Lama-kelamaan kulit menebal, menghitam dan bagian tengahnya
sedikit bersisik. Ukuran kaki yang menghitam sekarang besarnya lebih dari koin 500.
Daerah kulit kaki yang menghitam saat diraba ada penonjolan dan berbatas tidak tegas
dengan kulit yang normal. Pasien tidak ada mengeluhkan adanya demam. Saat pertama
muncul sampai sekarang belum pernah berobat.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
- Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
- Tendinitis
- Riwayat alergi tidak ada
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
- Tidak terdapat keluarga yang menderita penyakit yang sama
- Riwayat alergi tidak ada
Riwayat kebiasaan, sosial ekonomi : beraktivitas dari pkl 07.00-15.00 WIB,
menggunakan sepatu tertutup, dan suka berolahraga lari.

STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
: tidak tampak sakit
Tanda vital
: dalam batas normal
Kesadaran
: komposmentis
Keadaan Gizi
: baik
Pemeriksaan Thorak : tidak ada kelainan
Pemeriksaan Abdomen : tidak ada kelainan
STATUS DERMATOLOGIS ( Lokasi- Efloresensi-Penyebaran)
-

Lokasi: pergelangan kaki, extensor jari-jari kaki (metatarsal I & II)


Distribusi: lesi multipel
Bentuk: bulat
Susunan: anular
Batas: tidak tegas dengan kulit yang normal
Ukuran: plakat
Efloresensi :
Primer Lesi tunggal, plak eritematosa, sedikit edema.
Sekunder lesi multipel, edema dan eritema menghilang, bagian tengah
berskuama, sirkumskrip, likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya
hiperpigmentasi.

- Penyebaran : lokal
PEMERIKSAAN SARAF TEPI : tidak dilakukan
TES SENSIBILITAS KULIT( Raba- Nyeri Suhu ) : tidak dilakukan
TES LAIN : tidak dilakukan
KELAINAN SELAPUT/ MUKOSA

: tidak ada kelainan

KELAINAN MATA

: tidak ada kelainan

KELAINAN KUKU

: tidak ada kelainan

KELAINAN RAMBUT

: tidak ada kelainan

KELAINAN KELENJER LYMFE

: tidak terdapat pembesaran KGB

PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
DARAH: - Rutin : Hb.
Leuko Eri............... LED................. Dift
count Eosinofil : ..
- Khusus : tidak dilakukan
URINE : - Rutin : tidak dilakukan
- Khusus : tidak dilakukan
FAECES : - Rutin : tidak dilakukan
- Khusus : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI :
Pemeriksaan Sediaan Basah/Langsung : tidak dilakukan
Pewarnaan dengan KOH 10% : tidak dilakukan
Pewarnaan GRAM : Tidak dilakukan
Pewarnaan GIEMSA : tidak dilakukan
Pewarnaan Ziehl Neelsen : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN SEROLOGIK :
Tes Serologi VDRL : - Kualitatif : tidak dilakukan
- Kuantitatif : tidak dilakukan
Tes Serologi TPHA : - Kualitatif : tidak dilakukan
- Kuantitatif : tidak dilakukan
Tes Serologi Lain
: tidak dilakukan
PEMERIKSAAN ANJURAN : pemeriksaan histopatologi
RESUME :
Pasien Nn I, perempuan, 18 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD AA
pada tanggal 18 Oktober 2013 dengan keluhan utama kulit kaki menebal dan gatal
sekali sejak 3 tahun yang lalu.
Dari anamnesis pasien mengeluhkan kulit kakinya menebal dan gatal sekali sejak 3
tahun yang lalu. Terasa gatal terutama setelah beraktifitas seharian. Pasien selalu
menggaruknya sehingga menimbulkan luka lecet dan nyeri. Keluhan pertama muncul
pada pergelangan kaki kanan dan kiri. Beberapa bulan yang lalu keluhan yang sama
juga muncul punggung kaki dekat jari ke-1 dan ke-2 kaki kiri. Tidak ada keluhan seperti
ini pada daerah lutut, telapak tangan, pergelangan tangan, siku ataupun badan. Saat
pertama kali muncul tadinya kaki memerah, bengkak, ukurannya hanya sebesar biji
jagung dan permukaannya rata. Lama-kelamaan kulit menebal, menghitam dan bagian
tengahnya sedikit bersisik. Ukuran kaki yang menghitam sekarang besarnya lebih dari
koin 500. Daerah kulit kaki yang menghitam saat diraba ada penonjolan dan berbatas
tidak tegas dengan kulit yang normal. Pasien pernah mengalami penyakit tendinitis
sebelumnya, beraktivitas dari pkl 07.00-15.00, menggunakan sepatu tertutup, dan suka
berolahraga lari.

Dari pemeriksaan status dermatologi pada tempat predileksi ditemukan :


- Lokasi: pergelangan kaki, extensor jari-jari kaki (metatarsal I & II)
- Distribusi: lesi multipel

Bentuk: bulat
Susunan: anular
Batas: tidak tegas dengan kulit yang normal
Ukuran: plakat
Efloresensi :
Primer Lesi tunggal, plak eritematosa, sedikit edema.
Sekunder lesi multipel, edema dan eritema menghilang, bagian tengah
berskuama, sirkumskrip, likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya
hiperpigmentasi.

- Penyebaran : lokal
DIAGNOSIS BANDING :
- Neurodermatitis (Liken Simpleks Kronik)
- Dermatitis numularis
- Dermatitis atopik
DIAGNOSIS : Neurodermatitis (Liken Simpleks Kronik)

TERAPI

UMUM :
- Jangan digaruk agar tidak menimbulkan luka baru
- Kontrol ulang

KHUSUS :
- SISTEMIK:
Chlorpheniramin maleas tab 4mg, 2x1 selama 10 hari
metylprednison tab 4mg, 1x1 selama 10 hari.

LOKAL:
Betametason valerat 0,1%
Asam salisilat 3%

PROGNOSIS :
QUO AD SANAM
: dubia ad bonam
QUO AD VITAM
: bonam
QUO AD KOSMETIKUM : dubia ad bonam
Dokter: dr. Yessica Febriany
SIP/STR: 09/XX1/2013
Alamat: Jl. Hang Tuah Ujung No.357
HP: 082172344668
Pekanbaru, 18 Oktober 2013
R/ Metylprednison tab 4 mg No. X
1 dd 1

R/ CTM tab 4 mg No. XX


2 dd 1

R/ Betametason valerat 0,1 % tube No. I


u.e

R/ asam salisilat 3 % tube No. I


u.e
Pro: Nn. I
Age: 18 tahun

Neurodermatitis (Liken Simpleks Kronik)


Dermatitis Atopik
Keluhan gatal dan terdapat likenifikasi. Lokasi Dermatitis Atopik di lipat siku dan lipat
lutut (fleksor), sedangkan pada Liken Simpleks Kronis di siku dan punggung kaki
(Ekstensor), ada pula yang di tengkuk. Dermatitis Atopik biasanya sembuh dalam usia 2
tahun sedangkan Neurodermatitis dapat berlanjut sampai tua
Dermatitis Numularis
Lesi berbentuk uang logam, terdiri atas eritem, edema dan kadang-kadang vesikel,krusta
atau papul. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama. Tempat predileksi tungkai bawah,
badan, punggung tangan dan lengan bawah.
Alergi Cetemechlorpheniramini maleas 2x1
Antipruritus dapat berupa antihistamin yang mempunyai efek sedatif (contoh:
hidroksizin, difenhidramin, prometazin) atau tranquilizer. Kortikosteroid yang dipakai
biasanya berpotensi kuat, bila perlu ditutup dengan penutup impermeable; kalau masih
tidak berhasil dapat diberikan secara suntikan intralesi. Salep kortikosteroid dapat pula
dikombinasi dengan ter yang mempunyai efek antiinflamasi. Ada pula yang mengobati
dengan UVB dan PUVA.
Definisi
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih
menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulangulang karena berbagai rangsangan pruritogenik.
Etiopatogenesis
Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo
nodularis. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya penyakit yang mendasari, misalnya
gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroid, penyakit kulit seperti
dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, gigitan serangga, dan aspek psikologi dengan tekanan
emosi.
Pada prurigo nodularis jumlah eosinofil meningkat. Eosinofil berisi protein X dan protein kationik
yang dapat menimbulkan degranulasi sel mast. Jumlah sel Langerhans juga bertambah banyak. Saraf
yang berisi CGRP (Calcitonin Gene-Related Peptide) dan substansi P, bahan imunoreaktif,

jumlahnya di dermis bertambah pada prurigo nodularis, tetapi tidak pada neurodermatitis. Substansi
P dan CGRP melepaskan histamin dari sel mast yang selanjutnya akan memicu pruritus. Ekspresi
faktor pertumbuhan saraf p75 pada membran sel Schwann dan sel perineurum meningkat, mungkin
ini menghasilkan hiperplasi neural.
Gejala Klinis
Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat mengganggu tidur. Rasa gatal
memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak
digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk; setelah luka, baru hilang rasa gatalnya untuk sementara
(karena diganti dengan rasa nyeri).
Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edema, lambat laun edema dan
eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi; sekitarnya
hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi
dan lamanya lesi.
Neurodermatitis tidak biasa terjadi pada anak, tetapi pada usia dewasa ke atas; puncak insiden pada
usia antara 30 hingga 50 tahun. Wanita lebih sering menderita daripada pria. Letak lesi dapat timbul
dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan adalah di scalp, tengkuk, samping leher, lengan bagian
ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral,
pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki. Neurodermatitis di daerah tengkuk (lichen
nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak kecil di tengah tengkuk atau dapat meluas hingga
ke scalp. Biasanya skuamanya banyak menyerupai psoriasis.
Variasi klinis neurodermatitis dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan tangan
penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan
mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat laun menjadi keras dan berwarna lebih gelap
(hiperpigmentasi). Lesi biasanya multipel; lokalisasi tersering di ekstremitas; berukuran mulai
beberapa milimeter sampai 2 cm.
Histopatologi
Gambaran histopatologi neurodermatitis berupa ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete
ridges memanjang teratur. Beserbukan sel radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah
dermis bagian atas, fibroblas bertambah, kolagen menebal. Pada prurigo nodularis, akantosis pada
bagian tengah lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel Schwann berproliferasi, dan
terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta yang menutup sebagian epidermis.
Diagnosis
Diagnosis neurodermatitis didasarkan gambaran klinis, biasanya tidak terlalu sulit. Namun perlu
dipikirkan kemungkinan penyakit kulit lain yang memberikan gejala pruritus, misalnya liken planus,
liken amiloidosis, psoriasis, dan dermatitis atopi.
Pengobatan

Secara umum perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan memperburuk keadaan
penyakitnya, oleh karena itu harus dihindari. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan
antipruritus, kortikosteroid topikal atau intralesi, produk ter.
Antipruritus dapat berupa antihistamin yang mempunyai efek sedatif (contoh: hidroksizin,
difenhidramin, prometazin) atau tranquilizer. Dapat pula diberikan secara topikal krim doxepin 5%
dalam jangka pendek (maksimum 8 hari). Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, bila
perlu ditutup dengan penutup impermeable; kalau masih tidak berhasil dapat diberikan secara
suntikan intralesi. Salep kortikosteroid dapat pula dikombinasi dengan ter yang mempunyai efek
antiinflamasi. Ada pula yang mengobati dengan UVB dan PUVA.
Peradangan kulit kronis, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit lebih menonjol menyerupai kulit
batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang.
Etiopatogenesis
Belum diketahui, diduga pruritus memainkan peranan karena pruritus berasal dari pelepasan
mediator / aktivitas enzim proteolitik. Adapula penelitian melaporkan bahwa garukan dan gosokan
mungkin respon terhadap stres emosional. Selain itu, terdapat berbagai macam faktor yang dapat
menyebabkan neurodermatitis seperti pada perokok pasif, dapat juga dari makanan, alergen seperti
debu, rambut, makanan, bahan bahan pakaian yang dapat mengiritasi kulit, infeksi dan keadaan
berkeringat.
Keadaan ini menimbulkan iritasi kulit sehingga penderita sering menggaruknya. Sebagai akibat dari
iritasi menahun akan terjadi penebalan kulit. Kulit yang menebal ini menimbulkan rasa gatal
sehingga merangsang penggarukan yang akan semakin mempertebal kulit. Penyakit ini lebih banyak
pada usia 20 50 tahun.
Gejala klinis
Gatal gatal di lokasi yang biasa antara lain tengkuk, occiput (lichen Simplex Nuchea) khususnya
pada wanita, sisi leher, tungkai bawah, pergelangan kaki sering pada pria, skalp, paha bagian medial,
lengan bagian ekstensor, skrotum dan vulva, juga diatas alis/ kelopak mata dan periauricle.
Pada stadium awal kelainana kulit berupa eritem dan edema atau kelompok papul, selanjutnya
karena garukan berulang,bagian tengah menebal, kering dan berskuama serta pinggirnya
hiperpigmentasi. Ukuran lesi lentikular sampai plakat, bentuk umum lonjong atau tidak beraturan.
Histopatologi
Epidermis hiperkeratosis, akantosis, rate ridges memanjang dan melebar. Dermis bagian papil
dan sub epidermal mengalami fibrosis. Terdapat pula serbukan limfa histiosit di sekitar
pembuluh darah.
2.
Medikamentosa
- Antihistamin sebagai antipruritus, contohnya : hydroxyzine diphenhydraine, chlorpheniramine,
promethazine.
Steroid topikal kuat biasanya digunakan pada likenifikasi
Steroid sistemik dapat digunakan pada beberapa kasus yang sulit disembuhkan, contohnya :
prednison 20 mg selama 14 hari.
Jika neurodermatitis timbul di sekitar anus atau vagina, maka pengobatan terbaik adalah krim
kortikosteroid.Untuk melindungi daerah yang terkena, di atas krim bisa dioleskan seng oksida.
Untuk mengurangi stres bisa diberikan obat penenang atau anti depresi.

Anda mungkin juga menyukai