PENDAHULUAN
Kelopak mata adalah bagian yang sangat penting. Kelopak mata
berfungsi melindungi bola mata serta mengeluarkan sekresi kelenjar yang
membentuk film air mata di depan kornea. Penutupan kelopak mata
berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan
memompa air mata ke seluruh permukaan mata serta memompa air mata
melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang didapat pada kelopak mata
bermacam-macam, mulai dari tumor jinak sampai keganasan, proses
inflamasi, infeksi, maupun masalah struktur seperti ektropion, entropion
dan blefaroptosis.
Hordeolum merupakan infeksi lokal atau inflamasi tepi kelopak
mata yang melibatkan glandula Zeiss atau Moll (hordeolum eksterna) dan
glandula meibom (hordeolum internal). Kalazion merupakan peradangan
granulomatosa kronik yang steril dan idiopatik pada kelenjar meibom yang
tersumbat. Umumnya ditandai oleh pembengkakan setempat yang tidak
terasa sakit dan berkembang dalam beberapa minggu. Kalazion awalnya
dapat berupa radang ringan dan nyeri tekan mirip hordeolum, yang
membedakannya yaitu tidak ada tanda-tanda peradangan akut.
BAB II
1
LAPORAN KASUS
1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. H
Umur
: 45 tahun
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
1.2 ANAMNESIS
1.2.1 Keluhan Utama
Terdapat benjolan dikelopak mata kanan bagian atas sejak 1 minggu yang
lalu.
1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli mata RSUD Raden Mattaher dengan keluhan
benjolan di kelopak mata atas, sejak 1 minggu yang lalu. Pada awalnya
benjolan berukuran kecil, kemerahan dan terasa nyeri jika disentuh, lama
kelamaan benjolan semakin membesar dan terasa mengganjal. Mata merah
(-), Sekret berlebih (-), air mata berlebih (-), gangguan penglihatan (-)
1.2.3 Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Pasien sebelumnya memberikan obat tetes mata insto tetapi keluhan
tidak ada perubahan
1.2.4 Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami sakit yang sama.
1.2.6 Riwayat gizi: BB = 60 kg
TB = 165 cm
IMT = BB/TB2 = 60/(1,65)2 = 22 (Baik)
1.2.7 Keadaan Sosial Ekonomi
Ekonomi cukup, sehari-hari pasien bekerja sebagai wiraswasta dan
merupakan kepala keluarga dari seorang istri dan 2 orang anak. Pasien juga
sering berkendara atau melakukan pekerjaan di luar rumah. Pasien juga
mempunyai kebiasaan merokok 1 bungkus sehari.
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
1.3.1 Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital
Nadi
: 86 x/menit
RR
: 22 x/menit
Suhu
: Afebris
Kepala
Mata
THT
Mulut
Leher
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
: Normocephal
: Status Oftalmologi
: Tidak ada keluhan
: Tidak ada keluhan
: Tidak ada keluhan
: Tidak ada keluhan
: Tidak ada keluhan
: Tidak ada keluhan
CC
Koreksi
II.
Posisi
S: -
C: -
Add : -
MUSCLE BALANCE
Ortoforia
S:-
C: -
Add: -
Ortoforia
- Duksi
Baik
Baik
- Versi
Baik
Baik
III.
PEMERIKSAAN EKSTERNAL
BENJOLAN
Palpebra Superior
permukaan
rata,
Cilia
AP.Lacrimalis
Konjungtiva
Konjungtiva
Sumbatan (-)
superior
Konjungtiva
Sumbatan (-)
Papil (-), folikel (-), lytiasis Papil (-), folikel (-), lytiasis
(-), benda asing (-).
(-), benda asing (+).
tarsus Hiperemis (-), Anemis (-), Hiperemis (-), Anemis (-),
inferior
Papil (-), folikel (-), lytiasis Papil (-), folikel (-), lytiasis
Konjungtiva bulbi
(-)
Injeksi
konjungtiva
(-)
(-), Injeksi
konjungtiva
(-),
Kornea
Jernih
Edema
Ulkus
Perforasi
Makula
Leukoria
Pigmen iris
Laserasi
Bekas jahitan
Jaringan fibrovaskuler
Limbus Kornea
Arcus sinilis
Bekas jahitan
Jaringan fibrovaskuler
Sklera
Sklera biru
Episkleritis
Skleritis
COA
Volume
Iris
Warna
Cokelat
Cokelat
Kripta
Normal
Normal
Prolaps
Pupil
Bentuk
Bulat
Bulat
Isokoria
Isokor
Isokor
Ukuran
3 mm
3 mm
RCL
RCTL
Lensa
Kejernihan
SLIT LAMP
Silia
Palpebra Superior
Jernih
Jernih
Trikiasis (-)
Hiperemis (+), Benjolan (+)
Trikiasis (-)
Hiperemis (-), Benjolan (-)
Palpebra Inferior
Conjungtiva tarsus
Conjungtiva bulbi
Kornea
Bilik mata depan
Iris
Lensa
salep mata.
Kontrol ke poliklinik 3 hari mendatang
1.7 PROGNOSIS
Quo ad vitam
: Bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI PALPEBRA
Palpebra adalah lipatan tipis yang terdiri dari kulit, otot, dan
jaringan fibrosa, yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata
yang rentan. Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan
kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior.
Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra
superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan
pipi.
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial
ke dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli),
jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa
(konjungtiva palpebra)1.
Struktur palpebra :
1. Lapisan Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh
karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel
rambut, tanpa lemak subkutan.
2. Musculus Orbikularis Okuli
1. Tepian anterior
Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll.
Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang
bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.glandula Moll
adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu
baris dekat bulu mata.
2. Tepian posterior
Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang
tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang
telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).
3. Punktum lakrimal
Terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra.
Punktum inu terfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui
kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.
FISURA PALPEBRA
Fisura palpebrae adalah ruang elips diantara kedua palpebra
yang terbuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis.
Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan
membentuk sudut tajam. Kanthus medialis lebih elips dari kanthus
lateralis dan mengelilingi lakus lakrimalis. Lakus lakrimalis terdiri atas
dua buah struktur yaitu karunkula lakrimalis, peninggian kekuningan
dari modifikasi kulit yang mengandung modifikasi kelenjar keringat
dan kelenjar sebasea sebesar-besar yang bermuara ke dalam folikel
yang mengandung rmbut-rambut halus dan plica seminularis.1
SEPTUM ORBITALE
Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis
orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan
berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale
superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan
tarsus superior; septum orbilae inferius menyatu dengan tarsus
inferior.1
REFRAKTOR PALPEBRA
10
12
b. Hordeolum ekstrenum
Radang kelenjar zeis atau moll, dengan penonjolan
terutama ke daerah kulit kelopak.
13
14
meradang
di
dalam
Gambar Kalazion
2. Etiologi
Kalazion juga disebut sebagai lipogranuloma kelenjar
Meibom.6 Kalazion timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada
saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion
dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne
rosacea.1
3. Epidemiologi
Kalazion terjadi pada semua umur. Pengaruh hormonal
terhadap sekresi sebaseous dan viskositas menjelaskan terjadinya
penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.
4. Patofisiologi
15
Kalazion
merupakan
radang
granulomatosa
kelenjar
granulasi
dan
mengakibatkan
inflamasi.
Proses
16
2) Antibiotik sistemik
Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakteremia atau
terdapat
tanda
pembesaran
kelenjar
limfe
sedang
sampai
berat
dapat
diberikan
menimbulkan infeksi.
c. Pembedahan
Ekskokleasi
Mata ditetesi dengan anestesi topikal (pantokain). Obat
anestesi infiltrat disuntikan dibawah kulit di depan kalazion.
Kalazion dijepit dengan klem kalazion kemudian dibalik
sehingga konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan
insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi kalazion
dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberi s alep
mata.
Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi
dan pemasangan drain jika perlu diberikan antibiotik, lokal dan
sistemik. Analgetik dan sedatif diberikn bila sangat diperlukan
untuk rasa sakit.
17
7. Komplikasi1
a. Trikiasis
b. Kehilangan bulu mata
c. Astigamatisma
BAB IV
18
ANALISA KASUS
Pada kasus ini dilaporkan, seorang pasien laki-laki 45 tahun datang ke
poli mata RSUD Raden Mattaher dengan keluhan benjolan di kelopak mata
atas, sejak 1 minggu yang lalu. Pada awalnya benjolan berukuran kecil,
kemerahan dan terasa nyeri jika disentuh, lama kelamaan benjolan semakin
membesar dan terasa mengganjal. Mata merah (-), Sekret berlebih (-), air
mata berlebih (-), gangguan penglihatan (-), gangguan penglihatan (-).
Pasien juga sering berkendara atau melakukan pekerjaan di luar rumah.
Hal ini sesuai dengan literatur dengan gejala hordeolum yaitu terdapat
benjolan di kelopak mata, tersa nyeri, berwarna kemerahan, terasa
mengganjal dan terasa panas. Selain itu, pada pasien ini juga didukung
dengan faktor resiko keaadaan higienitas dan pekerjaan yang memudahkan
terjadinya hordeolum. Sedangkan untuk gejala kalazion, terdapat benjolan,
tidak nyeri tekan dan tidak hiperemis. Sehingga dapat disimpulkan dari
anamnesis penyakit pasien mengarah ke hordeolum.
Pada pemeriksaan fisik yaitu status generalisata, kesan keaadaan
pasien dalam batas normal dan tidak terdapat kelainan sistemik. Hal ini
menunjukan bahwa hordeolum yang diderita bukan berasal dari faktor
resiko karena penyakit sistemik ataupun penyakit kronik, tapi kemungkinan
karena faktor higienitas, pekerjaan dan kebiasaan merokok.
Pada pemeriksaan visus pasien ini didapatkan VOD 6/6 dan VOS 6/6,
hal ini menunjukan bahwa tajam penglihatan pasien tidak terganggu dan
tidak terdapat kelainan refraksi pada pasien. Dari pemeriksaan status
oftalmologis, didapatkan benjolan di palpebra superior OD dengan
konsistensi lunak, permukaan rata, tidak terfixir, hiperemis dan berukuran
0,8 mm x 0,8 mm, hal ini sesuai dengan literatur yang menggambarkan
hordeolum.
Adapun anjuran pemeriksaan adalah pemeriksaan slit lamp untuk
meihat benjolan yang ada di palpebra dan untuk melihat apakah ada
kelainan di jaringan sekitarnya. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan
19
Hal ini sesuai dengan literatur bahwa hordeolum merupakan suatu proses
peradangan supuratif pada kelenjar kelopak mata dengan penyebabnya
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95%. Oleh karena itu,
pada pasien ini diberikan obat antibiotik topikal dan kompres air hangat
untuk membantu drainase . Selain itu, dapat juga dilakukan insisi dan
ekskokhleasi.
BAB V
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika,
Jakarta, 2000: Hal 17-20
2. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI,
Jakarta. 2004: Hal 92-94
3. Kanski JJ. Clinical Ophtalmology A Synopsis. Butterworth-Heimann,
Boston, 2009.
4. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Cet. IV. Jakarta: Penerbit FKUI, 1996. Hal
92-94
21
22