Sindrome uremia adalah suatu kompleks gejala dan tanda pada insufisiensi ginjal
progresif dan GFR menurun hingga < 10 ml/menit dan puncaknya pada end stage
renal disease.
Manifestasi Klinis
1. Asidosis Uremia
2. Gastropati Uremia
Ulkus pada mukosa merupakan salah satu lesio dari uremia baik prerenal,
renal, ataupu postrenal. Ulkus terjadi apabila tubuh mengalami asidosis yang akan
mengiritasi mukosa. Asidosis ini disebabkan oleh gangguan ekskresi ion H+ pada
gagal ginjal. Mekanisme perusakan pertahanan mukosa diawali dari difusi ion-ion
hidrogen. Ulkus biasanya terjadi pada mukosa organ pencernaan (stomatitis
ulcerativa et hemorrhagica dan gastritis ulcerativa et hemorrhagica), urogenital,
dan respirasi. Stomatitis dan gastritis ulcerativa et hemorrhagica disebabkan oleh
nekrosa yang terjadi akibat dari ureum yang beredar di dalam sirkulasi
(uremia/ureum yang tinggi akan diubah menjadi amonia oleh bakteri atau
berkontak dengan udara sehingga lebih toksik terhadap vaskula), serta disebabkan
oleh trombopatia uremika, yang merupakan efek ureum yang tinggi dalam darah
terhadap trombosit sehingga trombosit tidak dapat lagi membentuk
bekuan/trombosis, sehingga tidak terjadi agregasi trombosit, dan akan
mengakibatkan terjadinya perdarahan).
Menurut Vanholder dan Smet (1999), banyaknya senyawa yang ikut tertahan
ketika terjadi sindrom uremik yang bersifat toksik dapat memasuki intestinal dan
akan menyebabkan perubahan komposisi flora normal usus atau perubahan
absorpsi nutrisi di usus, sehingga hal ini akan menyebabkan perubahan
konsentrasi serum.
3. Oedema Pulmonal
Oedema pulmonum merupakan salah satu lesio dari uremia renal. Ginjal
yang rusak menyebabkan laju filtrasi glomerulus menurun, sehingga akan
merangsang apparatus juxtaglomerular mensekresikan renin. Renin yang beredar
sistemik di dalam pembuluh darah akan mengaktifkan angiotensinogen menjadi
angiotensinogen, menjadi angiotensin I dan kemudian berubah menjadi
Angiotensin II. Angiotensin II ini akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
darah. Akibatnya tekanan darah arteri meningkat dan beban jantung akan
meningkat pula. Kondisi tersebut menyebabkan jantung mengalami kompensasi
berupa hipertrofi ventrikel kiri. Hipertrofi ini menyebabkan lumen ventrikel kiri
menjadi sempit sehingga volume darah yang dipompa menjadi lebih sedikit dari
seharusnya. Keadaan ini dapat menyebabkan pembendungan darah di paru-paru
dan apabila terjadi secara terus-menerus dan berlebihan, maka terjadi udema
pulmonum karena terjadi peningkatan tekanan hidrostatik di kapiler paru-paru.
4. Enselopati Uremic