Abstrak:
Mulut merupakan jalan masuk menuju tubuh, dan kesehatan mulut merefleksikan
dan mempengaruhi kesehatan secara umum. Kesehatan mulut ibu hamil memiliki
efek yang signifikan pada outcome kelahiran dan kesehatan mulut bayi. Penyakit
periodontal pada ibu hamil
penyokong gigi, yang berkaitan dengan kelahiran prematur atau BBLR, timbulnya
preeklampsia, dan kelahiran bayi yang kecil masa kehamilan. Flora mulut pada
ibu hamil ditransmisikan ke bayi, dan peningkatan flora kariogenik pada ibu
menjadi faktor predisposisi perkembangan karies pada bayi. Penatalaksanaan
kesehatan mulut selama prekonsepsi, kehamilan, dan intrapartum menjadi salah
satu cara untuk meningkatkan kesehatan wanita dan kesehatan secara umum,
outcome kehamilan, dan kesehatan gigi pada anak. Dengan adanya hubungan
antara kesehatan mulut dan kesehatan secara umum ini, kesehatan mulut
sebaiknya diperhatikan oleh semua individu. Selain meningkatkan kesehatan
mulut untuk meningkatkan outcome kehamilan, kebijakan publik yang
mendukung kesehatan gigi secara komprehensif pada wanita usia subur harus
ditingkatkan, sehingga dapat menjaga kesehatan secara umum dan menurunkan
risiko karies pada anak-anak. Promosi kesehatan mulut ini meliputi edukasi pada
wanita dan langkah-langkah oleh tenaga kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit, serta rujukan ke pusat pelayanan kesehatan gigi ketika penyakitnya
timbul.
Kata Kunci Kesehatan mulut. Kehamilan. Karies anak
Pendahuluan
Riwayat dua penyakit yang paling sering pada kesehatan mulut yaitu
penyakit periodontal dan karies dental pada wanita selama prekonsepsi dan
kehamilan, tidak hanya mempengaruhi status kesehatan mulut, tetapi juga
meningkatkan risiko penyakit lain seperti aterosklerosis [1-4], rheumatoid artritis
[5], dan diabetes [6], mempengaruhi luaran kehamilan [7-9], dan perkembangan
karies dentis tahap ringan hingga berat [10-13]. Meskipun telah banyak diatasi
melalui intervensi yang evidence-based, penyakit periodontal dan karies pada
wanita usia subur measih tinggi prevalensinya, biasanya pada wanita dengan
pendapatan rendah dan terkait dengan ras dan etnik tertentu. Selain itu, penyakit
periodontal dan karies biasanya asimptomatik hingga jangka waktu yang lama
dengan gejala sakit yang intermitten. Kombinasi dari prevalensi yang tinggi,
penatalaksanaan yang insufisien, langkah preventif yang jarang dilakukan, dan
gejala yang intermitten mendorong Asosiasi Dokter Bedah Amerika Serikat dalam
laporan pada tahun 2001 mengenai kesehatan mulut di Amerika menyebut
penyakit gigi dan mulut sebagai silent epidemic [14]. Kombinasi faktor
sosioekonomi, kurangnya sumber daya, hambatan akses ke pelayanan kesehatan,
dan kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mulut dan
praktek perawatan gigi mandiri yang efektif merupakan alasan yang menyebabkan
pelayanan kesehatan mulut yang kurang memadai.
Salah satu kondisi yang penting mempengaruhi kesehatan mulut adalah
penyakit periodontal. Penyakit periodontal adalah kondisi inflamasi yang merusak
pada gingiva dan jaringan penyokong gigi. Hal ini pada umumnya berkaitan
dengan infeksi bakteri gram negatif anaerob pada struktur tersebut. Cairan yang
membasahi gigi pada gingival margin dikenal sebagai gingival cervicular fluid,
sering mengandung mediator inflamasi dan patogen mulut yang berhubungan
dengan penyakit periodontal.
Mekanisme utama pada proses destruktif ini terdiri dari kerusakan jaringan
langsung dari produk plak dari bakteri dan kerusakan tidak langsung melalui
induksi bakteri pada respon imun dan inflamasi dari host [15]. Penyakit
periodontal destruktif mengenai hingga 15% dari populasi wanita dalam masa
kehamilan, dengan proporsi yang relatif lebih tinggi pada wanita hamil
menunjukkan beberapa derajat penyakit periodontal [7,8,16]. Penambahan usia,
merokok, dan penyakit diabetes adalah faktor risiko terjadinya penyakit
periodontal [17]. Meskipun penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang
bersifat kronik dan lokal, hal ini mungkin juga terjadi karena proses sistemik [15].
Penyakit mulut kedua yang penting pada masa kehamilan karena
hubungannya dengan kesehatan ibu-bayi adalah karies dentis. Karies dentis adalah
proses patologis dimana terjadi pengeroposan gigi dan pembentukan cavitas. Hal
ini terjadi saat terjadi produksi asam pada gigi oleh bakteri kariogenik pada plak
gigi yang memetabolisme karbohidrat pada makanan. Pengetahuan tentang bakteri
kariogenik, pelaksanaan diet yang dapat mengendalikan proses karies,
penggunaan fluoride yang menghambat proses karies, dan pelaksanaan perawatan
gigi adalah hal-hal yang berhubungan dengan kejadian baik ibu dan anak terhadap
pengeroposan gigi melalui jalur biologis, perilaku, dan sosial.
Apakah kesehatan mulut ibu berhubungan outcome kehamilan?
Kelahiran prematur
Kelahiran prematur, persalinan yang terjadi saat umur kehamilan kurang dari 37
minggu terjadi pada sekitar 12% dari seluruh kelahiran [18,19]. Prematuritas
adalah penyebab utama pada morbiditas pada neonatus dan mortalitas pada bayi
anomali [20]. Tedapat banyak faktor yang bersifat heterogen yang berhubungan
dengan kelahiran prematur, seperti BMI yang rendah, ibu merokok, dan infeksi
maternal [21]. Pada tahun 1996, Offenbacher dkk [7] adalah yang pertama kali
melaporkan adanya hubungan potensial antara penyakit periodontal pada ibu dan
kelahiran prematur /BBLR. Pada suatu studi case-control pada 124 ibu hamil,
ditemukan bahwa wanita yang melahirkan pada usia gestasi kurang dari 37
minggu atau yang bayinya memiliki berat lahir <2500 gram secara signifikan
memiliki penyakit periodontal yang lebih parah dibandingkan kelompok kontrol.
Nilai odds ratio untuk kelahiran prematur, atau bayi lahir rendah ~7; data ini
mengantarkan penulis pada kesimpulan di mana penyakit periodontal dapat tidak
menunjukkan tanda yang dikenali dan merupakan faktor risiko klinis yang
terdahulu
dan
hubungan
kausatif.
Dengan
mengesampingkan
keterbatasan ini, studi-studi ini mengarahkan kita pada hipotesis bahwa bakteri
periodontopati, terutama Gram negative anerob, dapat menjadi sumber endotoksin
dan lipopolisakarida, yang mana akan meningkatkan mediator inflamasi local
termasuk PGE2 dan sitokin, yang akan meningkatkan mediator inflamasi sistemik
yang dapat menyebabkan terjadinya kelahiran preterm [23]. Jeffcoat dkk [9]
memeriksa hubungan antara penyakit periodontal ibu dan kelahiran prematur
spontan pada 1313 wanita hamil, dan menemukan bahwa penyakit periodontal
moderate/severe yang ditemukan pada masa awal kehamilan memiliki hubungan
dengan peningkatan risiko terjadinya kelahiran bayi prematur spontan, tanpa
melihat faktor risiko tradisional lain [9].
Meskipun data diatas sangat menunjukkan adanya hubungan, akan tetapi
perlu diketahui bahwa studi lain telah gagal menunjukkan adanya hubungan
antara penyakit periodontal ibu dengan kejadian kelahiran prematur. Pada studi
case control yang di lakukan di London, Davenport dkk [24] memeriksa 236 bayi
yang lahir pada masa gestasi <37 minggu atau dengan berat lahir <2500 g dan
membandingkannya dengan sampel random dari 507 bayi kontrol yang lahir apda
masa gestasi > 38 minggu dan berat lahir > 2500 g. Penulis menemukan bahwa
tidak adanya hubungan antara kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah dan
penyakit periodontal dan yang agak mengejutkan, ditemukan bahwa semakin
dalam kedalaman pocket gigi berhubungan dengan penurunan risiko persalinan
bayi prematur dan berat lahir rendah [24]. Penulis menduga bahwa perbedaan
mungkin
berhubungan
dengan
keadaan
inflamasi
berlebihan
memiliki penyakit periodontal yang parah saat persalinan (adjusted odds ratio 2.4,
95% confidence interval 1.1, 5.3), atau jika mereka memiliki perkembangan
penyakit periodontal selama kehamilan (adjusted odds ratio 2.1, 95% confidence
interval 1.0, 4.4) [30]. Dalam studi case control, Canakci et al menemukan bahwa
pasien preeklamsia 3.5 kali lebih mungkin (95% CI=1.111.9) untuk memiliki
penyakit periodontal dibandingkan pasien normotensi (P < 0.01) [31]. Pada
penelitian terhadap 30 wanita hamil, angka kedalaman periodontal dan tingkat
perlekatan secara klinis lebih tinggi secara signifikan pada wanita preeklamsia
dibandingkan dengan wanita tanpa preeklamsia. Tingkat PGE2, TNF- dan IL-1
pada cairan sulkus ginggiva lebih tinggi secara signifikan pada kelompok
preeklamsia [32]. Studi lebih lanjut pada respon inflamasi kronik terhadap infeksi
oral pada ibu hamil dan janin dan kelainan plasenta pada wanita dengan penyakit
periodontal dibutuhkan untuk menentukan apakah hubungan antara penyakit
periodontal dengan preeklamsia adalah penyebab atau hanya asosiasi. Jika
hubungan antara penyakit periodontal ibu hamil dan risiko preeklamsia
membuktikan penyebab, maka pencegahan penyakit periodontal sebelum
kehamilan atau pengobatan selama kehamilan dapat mewakili sebuah pendekatan
untuk pencegahan preeklamsia.
Apakah kesehatan oral ibu berkaitan dengan kerusakan gigi anak?
Bakteri kariogenik biasanya didapat oleh anak kecil melalui transmisi air liur
secara langsung dari ibunya [10]. Faktor yang mempengaruhi transmisi yaitu
banyaknya bakteri dalam air liur ibu, frekuensi dan efisiensi dari transmisi, dan
respon tubuh anak, yang sebagian besar dipengaruhi oleh diet. Faktor tambahan
termasuk waktu dari transmisi, yang dipengaruhi oleh jumlah bakteri yang
adekuat dan umur anak, dan komposisi dan aliran air liur anak. Semakin awal
transmisi dan dengan diet yang mendukung terjadinya karies, maka transmisi akan
terjadi pada awal dan bermakna. Oleh karena itu, ibu yang telah mengalami
kerusakan gigi yang luas dan cenderung memiliki titer bakteri streptococcus
mutants yag tinggi di air liur mereka akan menyalurkan infeksi secara vertikal
dengan efektif, yang berarti akan meningkatan risiko terjadinya karies dini pada
anak mereka. Meskipun bakteri kariogenik ibu dapat didapatkan pada oral bayi
sebelum muncul gigi [11], organisme tersebut menimbulkan plak gigi pada
permukaan gigi hanya setelah gigi pertama muncul sekitar umur 6 bulan. Oleh
karena flora normal mulut cenderung untuk menetap seiring dengan waktu, flora
kariogenik wanita sebelum dan selama kehamilan mengantisipasi saat tahun
pertama anak dengan kemungkinan transmisi infeksi awal ke keturunannya. Jarak
waktu antara infeksi dan munculnya cavitas pada gigi bergantung pada faktor
tambahan, termasuk frekuensi paparan karbohidrat sederhana pada diet anak,
kebersihan mulut, dan paparan fluorida. Bukti bahwa karies sering ditetapkan
sebagai suatu proses patologis pada mulut anak-anak yang sangat muda yang kuat,
sebanyak 28% dari anak-anak AS, lebih dari 4 juta balita dan anak prasekolah,
mengalami satu atau lebih gigi yang berlubang di usia 2-5 tahun [33] .
Karena
terbentuknya
jalur
karies,
biologis
dan
kebiasaan
antargenerasi
pengelolaan
penyakit,
dan
mempengaruhi
perawatan
gigi,
tidak
mengherankan bahwa kejadian karies gigi antara orang dewasa dapat menurun
pada anak-anak mereka. Seperti dengan orang dewasa, anak-anak dari keluarga
berpendapatan rendah mengalami penyakit lebih berat dan parah dan penanganan
yang kurang dibandingkan anak-anak yang tanpa faktor-faktor risiko [33].
Untungnya, meskipun prevalensi karies pada perempuan dan anak tinggi, penyakit
ini mudah dicegah atau dikelola lebih awal dan teratur dengan perawatan gigi,
penggunaan air berfluoride, penggunaan fluoride topikal yang tepat termasuk di
pasta gigi, aplikasi sealant pada gigi sulung, dan mengadopsi diet kesehatan dari
yang disarankan dalam Pedoman diet untuk Amerika [34].
Apakah perawatan kesehatan mulut preventif saat prekonsepsi merupakan
solusi?
Merupakan hal yang menarik untuk mempertimbangan kondisi kesehatan mulut
pada
dan
kehamilan, dan kesehatan gigi anak-anak mereka. Bukti yang ada saat ini sangat
lemah untuk menjelaskan bahwa kejadian bayi prematur dan berat lahir rendah
sedikit gigi
berlubang dari anak dibandingkan dengan ibu dari kelompok kontrol. Kehamilan
itu sendiri sering dianggap sebagai waktu yang tepat untuk panduan antisipatif
dan pendidikan kesehatan mulut, dan merupakan waktu yang tepat, terutama
selama trimester kedua, untuk perbaikan gigi.
Akses ke perawatan kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan
CDC's Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS) melaporkan
bahwa hanya 23-43% dari wanita hamil menerima perawatan gigi selama
kehamilan mereka [36, 37], hanya setengah sampai dua pertiga dari wanita US
yang menggunakan pelayanan gigi (67 %) [14]. Data PRAMS mengungkapkan
bahwa secara keseluruhan, wanita hamil dengan asuransi Medicaid 24% -53%
10
11
mengenai perawatan gigi pada ibu hamil, meskipun pusat penelitian multi center
NIH sedang dalam proses yang mendekripsikan pengaruh perawatan gigi terhadap
penyakit periodontal selama kehamilan dengan luaran kelahiran preterm dan berat
lahir rendah. Saat ini, New York State Department of Health mengembangkan
Panduan Prenatal Care, Kesehatan Oral, dan Kesehatan Anak
Profesional yang secara rutin mempromosikan perawatan gigi
rutin pada saat kehamilan.
Terlepas dari masalah kehamilan, ketersediaan dan sumber
daya pada cakupan asuransi kesehatan gigi merupakan prediktor
yang penting untuk perawatan gigi, dimana orang dewasa yang
mendapat asuransi publik memiliki kejadian penyakit oral yang
lebih tinggi namun akses yang lebih rendah pada perawatan gigi.
Medicaid telah secara signifikan membuat perawatan gigi pada
ibu hamil sebagai programnya yang kurang lebih telah mencakup
1
yang
komprehensif
pada
orang
dewasa
yang
Tiga
negara
bagian
(UT,
LA,
CA)
saat
ini
12
meningkatkan
kesehatan
ibu
dan
bayi
yang
akan
periodontal
dan
hubungannya
dengan
kelahiran
kebijakan
publik
yang
mendukung
pelayanan
mereka
dapat
dikurangi.
Apabila
penelitian
NIH
Centers
for
Medicare
and
Medicaid
Services
sebaiknya
diberikan
dalam
bentuk
13
mengedukasi
pentingnya
wanita
kesehatan
mulut
dan
tenaga
dan
harus
medis
mengenai
mempromosikan
Daftar Pustaka
1. Scannapieco FA. Position paper of the American Academy of
Periodontology: periodontal disease as a potential risk factor
for systemic diseases. J Periodontol. 1998;69:84150.
2. Okuda K, Ebihara Y. Relationships between chronic oral
infectious diseases and systemic diseases. Bull Tokyo Dent
Coll. 1998;39:16574.
3. Beck JD, Pankow J, Tyroler HA, Offenbacher S. Dental
infections and atherosclerosis. Am Heart J. 1999;138:52833.
4. Slade GD, Ghezzi EM, Heiss G, Beck JD, Riche E, Offenbacher
S. Relationship between periodontal disease and C-reactive
protein among adults in the Atherosclerosis Risk in
Communities study. Arch Intern Med. 2003;163:11729.
5. Mercado F, Marshall RI, Klestov AC, Bartold PM. Is there a
relationship between rheumatoid arthritis and periodontal
disease? J Clin Periodontol. 2000;27:26772.
6. Thorstensson H, Kuylenstierna J, Hugoson A. Medical status
and complications in relation to periodontal disease
14
15
20.
16