Anda di halaman 1dari 16

1

KESEHATAN MULUT WANITA


SELAMA PREKONSEPSI DAN KEHAMILAN:
IMPLIKASI PADA OUTCOME KELAHIRAN
DAN KESEHATAN MULUT BAYI
Kim A. Boggess Burton L. Edelstein

Abstrak:
Mulut merupakan jalan masuk menuju tubuh, dan kesehatan mulut merefleksikan
dan mempengaruhi kesehatan secara umum. Kesehatan mulut ibu hamil memiliki
efek yang signifikan pada outcome kelahiran dan kesehatan mulut bayi. Penyakit
periodontal pada ibu hamil

adalah infeksi kronik pada gingiva dan jaringan

penyokong gigi, yang berkaitan dengan kelahiran prematur atau BBLR, timbulnya
preeklampsia, dan kelahiran bayi yang kecil masa kehamilan. Flora mulut pada
ibu hamil ditransmisikan ke bayi, dan peningkatan flora kariogenik pada ibu
menjadi faktor predisposisi perkembangan karies pada bayi. Penatalaksanaan
kesehatan mulut selama prekonsepsi, kehamilan, dan intrapartum menjadi salah
satu cara untuk meningkatkan kesehatan wanita dan kesehatan secara umum,
outcome kehamilan, dan kesehatan gigi pada anak. Dengan adanya hubungan
antara kesehatan mulut dan kesehatan secara umum ini, kesehatan mulut
sebaiknya diperhatikan oleh semua individu. Selain meningkatkan kesehatan
mulut untuk meningkatkan outcome kehamilan, kebijakan publik yang
mendukung kesehatan gigi secara komprehensif pada wanita usia subur harus
ditingkatkan, sehingga dapat menjaga kesehatan secara umum dan menurunkan
risiko karies pada anak-anak. Promosi kesehatan mulut ini meliputi edukasi pada
wanita dan langkah-langkah oleh tenaga kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit, serta rujukan ke pusat pelayanan kesehatan gigi ketika penyakitnya
timbul.
Kata Kunci Kesehatan mulut. Kehamilan. Karies anak

Pendahuluan
Riwayat dua penyakit yang paling sering pada kesehatan mulut yaitu
penyakit periodontal dan karies dental pada wanita selama prekonsepsi dan
kehamilan, tidak hanya mempengaruhi status kesehatan mulut, tetapi juga
meningkatkan risiko penyakit lain seperti aterosklerosis [1-4], rheumatoid artritis
[5], dan diabetes [6], mempengaruhi luaran kehamilan [7-9], dan perkembangan
karies dentis tahap ringan hingga berat [10-13]. Meskipun telah banyak diatasi
melalui intervensi yang evidence-based, penyakit periodontal dan karies pada
wanita usia subur measih tinggi prevalensinya, biasanya pada wanita dengan
pendapatan rendah dan terkait dengan ras dan etnik tertentu. Selain itu, penyakit
periodontal dan karies biasanya asimptomatik hingga jangka waktu yang lama
dengan gejala sakit yang intermitten. Kombinasi dari prevalensi yang tinggi,
penatalaksanaan yang insufisien, langkah preventif yang jarang dilakukan, dan
gejala yang intermitten mendorong Asosiasi Dokter Bedah Amerika Serikat dalam
laporan pada tahun 2001 mengenai kesehatan mulut di Amerika menyebut
penyakit gigi dan mulut sebagai silent epidemic [14]. Kombinasi faktor
sosioekonomi, kurangnya sumber daya, hambatan akses ke pelayanan kesehatan,
dan kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mulut dan
praktek perawatan gigi mandiri yang efektif merupakan alasan yang menyebabkan
pelayanan kesehatan mulut yang kurang memadai.
Salah satu kondisi yang penting mempengaruhi kesehatan mulut adalah
penyakit periodontal. Penyakit periodontal adalah kondisi inflamasi yang merusak
pada gingiva dan jaringan penyokong gigi. Hal ini pada umumnya berkaitan
dengan infeksi bakteri gram negatif anaerob pada struktur tersebut. Cairan yang
membasahi gigi pada gingival margin dikenal sebagai gingival cervicular fluid,
sering mengandung mediator inflamasi dan patogen mulut yang berhubungan
dengan penyakit periodontal.
Mekanisme utama pada proses destruktif ini terdiri dari kerusakan jaringan
langsung dari produk plak dari bakteri dan kerusakan tidak langsung melalui
induksi bakteri pada respon imun dan inflamasi dari host [15]. Penyakit
periodontal destruktif mengenai hingga 15% dari populasi wanita dalam masa

kehamilan, dengan proporsi yang relatif lebih tinggi pada wanita hamil
menunjukkan beberapa derajat penyakit periodontal [7,8,16]. Penambahan usia,
merokok, dan penyakit diabetes adalah faktor risiko terjadinya penyakit
periodontal [17]. Meskipun penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang
bersifat kronik dan lokal, hal ini mungkin juga terjadi karena proses sistemik [15].
Penyakit mulut kedua yang penting pada masa kehamilan karena
hubungannya dengan kesehatan ibu-bayi adalah karies dentis. Karies dentis adalah
proses patologis dimana terjadi pengeroposan gigi dan pembentukan cavitas. Hal
ini terjadi saat terjadi produksi asam pada gigi oleh bakteri kariogenik pada plak
gigi yang memetabolisme karbohidrat pada makanan. Pengetahuan tentang bakteri
kariogenik, pelaksanaan diet yang dapat mengendalikan proses karies,
penggunaan fluoride yang menghambat proses karies, dan pelaksanaan perawatan
gigi adalah hal-hal yang berhubungan dengan kejadian baik ibu dan anak terhadap
pengeroposan gigi melalui jalur biologis, perilaku, dan sosial.
Apakah kesehatan mulut ibu berhubungan outcome kehamilan?
Kelahiran prematur
Kelahiran prematur, persalinan yang terjadi saat umur kehamilan kurang dari 37
minggu terjadi pada sekitar 12% dari seluruh kelahiran [18,19]. Prematuritas
adalah penyebab utama pada morbiditas pada neonatus dan mortalitas pada bayi
anomali [20]. Tedapat banyak faktor yang bersifat heterogen yang berhubungan
dengan kelahiran prematur, seperti BMI yang rendah, ibu merokok, dan infeksi
maternal [21]. Pada tahun 1996, Offenbacher dkk [7] adalah yang pertama kali
melaporkan adanya hubungan potensial antara penyakit periodontal pada ibu dan
kelahiran prematur /BBLR. Pada suatu studi case-control pada 124 ibu hamil,
ditemukan bahwa wanita yang melahirkan pada usia gestasi kurang dari 37
minggu atau yang bayinya memiliki berat lahir <2500 gram secara signifikan
memiliki penyakit periodontal yang lebih parah dibandingkan kelompok kontrol.
Nilai odds ratio untuk kelahiran prematur, atau bayi lahir rendah ~7; data ini
mengantarkan penulis pada kesimpulan di mana penyakit periodontal dapat tidak
menunjukkan tanda yang dikenali dan merupakan faktor risiko klinis yang

signifikan terhadap bayi prematur/BLR. Penghitungan data ini menunjukkan


bahwa 18% dari bayi prematur /BLR setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit
periodontal, dan dengan demikian menyebabkan terjadinya pengeluaran RS
sebesar $5.5 milyar pertahun yang berhubungan dengan perawatan bayi
prematur /BLR. Pada studi case-control lain, Dasanayake dkk mempelajari 55
wanita. Regresi logistik mengindikasikan bahwa ibu dengan gingiva sehat
memiliki risiko yang lebih kecil untuk terjadinya kelahiran bayi dengan berat lahir
rendah [22]. Semua wanita pada studi case-control ini diperiksa pada akhir masa
kehamilan atau setelah persalinan, dimana tidak terlalu membuktikan adanya
eksposur

terdahulu

dan

hubungan

kausatif.

Dengan

mengesampingkan

keterbatasan ini, studi-studi ini mengarahkan kita pada hipotesis bahwa bakteri
periodontopati, terutama Gram negative anerob, dapat menjadi sumber endotoksin
dan lipopolisakarida, yang mana akan meningkatkan mediator inflamasi local
termasuk PGE2 dan sitokin, yang akan meningkatkan mediator inflamasi sistemik
yang dapat menyebabkan terjadinya kelahiran preterm [23]. Jeffcoat dkk [9]
memeriksa hubungan antara penyakit periodontal ibu dan kelahiran prematur
spontan pada 1313 wanita hamil, dan menemukan bahwa penyakit periodontal
moderate/severe yang ditemukan pada masa awal kehamilan memiliki hubungan
dengan peningkatan risiko terjadinya kelahiran bayi prematur spontan, tanpa
melihat faktor risiko tradisional lain [9].
Meskipun data diatas sangat menunjukkan adanya hubungan, akan tetapi
perlu diketahui bahwa studi lain telah gagal menunjukkan adanya hubungan
antara penyakit periodontal ibu dengan kejadian kelahiran prematur. Pada studi
case control yang di lakukan di London, Davenport dkk [24] memeriksa 236 bayi
yang lahir pada masa gestasi <37 minggu atau dengan berat lahir <2500 g dan
membandingkannya dengan sampel random dari 507 bayi kontrol yang lahir apda
masa gestasi > 38 minggu dan berat lahir > 2500 g. Penulis menemukan bahwa
tidak adanya hubungan antara kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah dan
penyakit periodontal dan yang agak mengejutkan, ditemukan bahwa semakin
dalam kedalaman pocket gigi berhubungan dengan penurunan risiko persalinan
bayi prematur dan berat lahir rendah [24]. Penulis menduga bahwa perbedaan

temuan ini kemungkinan setidaknya dikarenakan perbedaan ras pada populasi


studi. Pada studi longitudinal selanjutnya pada 3738 wanita, Moore [25] dkk
menemukan bahwa tidak hubungan antara penyakit periodontal pada ibu dan
kelahiran prematur. Akan tetapi terdapat peningkatan kejadian fetal loss dalam
trimester kedua pada wanita dengan penyakit periodontal [25].
Dalam usaha untuk lebih memahami mekanisme yang mungkin terjadi
dalam hubungan antara penyakit periodontal dan persalinan prematur,
Offenbacher dkk [23] mengukur kadar PGE2 dan IL-1 dalam crevicular gingiva
pada 48 ibu yang mengalami persalinan prematur atau BBLR dibandingkan
dengan wanita kelompok kontrol dan ditemukan bahwa kadar PGE2 pada
gingival crevicular fluid secara signifikan lebih tinggi jika dibandingkan pada
kelompok kontrol. Lebih jauhnya di antara wanita primipara yang mengalami
persalinan preterm, BBLR, ditemukan hubungan yang terbalik secara signifikan
antara berat lahir dan usia gestasional dan kadar PGE2 dari crevicular gingival
[23].
Belum terdapat kejelasan apakah hubungan antara penyakit periodontal dan
kelainan outcome kehamilan adalah hubungan kausal merupakan penyebab atau
pengganti untuk faktor lain dari ibu. Sebagai bukti lebih lanjut, untuk mendukung
konsep kesehatan mulut ibu penting untuk outcome kehamilan normal, peneliti
lain telah meneliti efek dari pengobatan penyakit periodontal saat antepartum
terhadap risiko kehamilan prematur. Tiga studi yang telah dipublikasikan
mengenai antepartum dibandingkan pengobatan penyakit periodontal yang
tertunda (postpartum) menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk pencegahan
kelahiran prematur. Pengaruh intervensi periodontal pada hasil kehamilan dinilai
dalam studi prospektif yang dirancang untuk menguji hubungan antara penyakit
periodontal dan bayi prematur dengan berat bayi lahir rendah pada studi kohort
terhadap wanita muda, hamil dan postpartum. Dari 164 wanita yang memiliki data
hasil kehamilannya, 74 wanita merupakan subyek profilaksis oral sewaktu
kehamilan dan 90 tidak menerima pengobatan periodontal. Tingkat kelahiran
prematur / berat bayi lahir rendah lebih rendah pada wanita yang menerima
pengobatan periodontal dibandingkan dengan mereka yang tidak (13,5%

dibandingkan 18,9%) [26]. Lopez et al melakukan uji klinis secara acak


(randomized clinical trial) untuk menilai dampak dari pengobatan periodontal
dimulai selama kehamilan dibandingkan dengan ditunda hingga postpartum pada
tingkat kelahiran prematur berat bayi lahir rendah. Insidensi dari kelahiran
prematur / berat bayi lahir rendah pada kelompok pengobatan antepartum adalah
1,8% (3/163) dan pada kelompok pengobatan yang ditunda / postpartum adalah
10,1% (19/188), (odds ratio [OR]) 5.5, 95% confidence interval 1.7-18.2,
P=0.001). Analisa regresi logistik multivariabel menunjukkan bahwa penyakit
periodontal adalah faktor terkuat yang berkaitan dengan kelahiran prematur / berat
bayi lahir rendah (OR 4.7, 95% CI 1.-17.1) [27]. Data dari 2 studi tersebut
menunjukkan bahwa pengobatan penyakit periodontal selama kehamilan dapat
menurunkan tingkat kelahiran prematur / berat bayi lahir rendah [26,27].
Dalam sebuah uji percobaan intervensi untuk menilai kelayakan dalam
melakukan percobaan untuk menentukan apakah pengobatan penyakit periodontal
mengurangi risiko kelahiran prematur spontan, Jeffcoat et al menemukan bahwa
diantara perempuan berisiko tinggi untuk kelahiran prematur dan memiliki
penyakit periodontal, scalling dan perencanaan terapi awal yang dimulai selama
kehamilan dapat ditoleransi oleh wanita hamil dan dapat menurunkan risiko
kelahiran prematur spontan [28].
Kelainan outcome kehamilan lain
Preeklamsia adalah kelainan hipertensi pada kehamilan yang bertanggung jawab
terhadap mortalitas dan morbiditas ibu hamil maupun janin secara signifikan.
Preeklamsia mempengaruhi hingga 5% dari wanita hamil [29]. Etiologi dari
preeklamsia hingga saat ini masih sulit dipahami. Kelainan patologis yang
mendasari

mungkin

berhubungan

dengan

keadaan

inflamasi

berlebihan

generalisata intravaskuler [29]. Beberapa peneliti telah memperkirakan peran


potensial dari penyakit periodontal ibu hamil sebagai faktor risiko untuk
preeklamsia. Pada sebuah analisis retrospektif data yang dikumpulkan sebagai
bagian dari Oral Conditions and Pregnancy Study, Boggess et al melaporkan
bahwa wanita memiliki faktor risiko lebih tinggi untuk preeklamsia jika mereka

memiliki penyakit periodontal yang parah saat persalinan (adjusted odds ratio 2.4,
95% confidence interval 1.1, 5.3), atau jika mereka memiliki perkembangan
penyakit periodontal selama kehamilan (adjusted odds ratio 2.1, 95% confidence
interval 1.0, 4.4) [30]. Dalam studi case control, Canakci et al menemukan bahwa
pasien preeklamsia 3.5 kali lebih mungkin (95% CI=1.111.9) untuk memiliki
penyakit periodontal dibandingkan pasien normotensi (P < 0.01) [31]. Pada
penelitian terhadap 30 wanita hamil, angka kedalaman periodontal dan tingkat
perlekatan secara klinis lebih tinggi secara signifikan pada wanita preeklamsia
dibandingkan dengan wanita tanpa preeklamsia. Tingkat PGE2, TNF- dan IL-1
pada cairan sulkus ginggiva lebih tinggi secara signifikan pada kelompok
preeklamsia [32]. Studi lebih lanjut pada respon inflamasi kronik terhadap infeksi
oral pada ibu hamil dan janin dan kelainan plasenta pada wanita dengan penyakit
periodontal dibutuhkan untuk menentukan apakah hubungan antara penyakit
periodontal dengan preeklamsia adalah penyebab atau hanya asosiasi. Jika
hubungan antara penyakit periodontal ibu hamil dan risiko preeklamsia
membuktikan penyebab, maka pencegahan penyakit periodontal sebelum
kehamilan atau pengobatan selama kehamilan dapat mewakili sebuah pendekatan
untuk pencegahan preeklamsia.
Apakah kesehatan oral ibu berkaitan dengan kerusakan gigi anak?
Bakteri kariogenik biasanya didapat oleh anak kecil melalui transmisi air liur
secara langsung dari ibunya [10]. Faktor yang mempengaruhi transmisi yaitu
banyaknya bakteri dalam air liur ibu, frekuensi dan efisiensi dari transmisi, dan
respon tubuh anak, yang sebagian besar dipengaruhi oleh diet. Faktor tambahan
termasuk waktu dari transmisi, yang dipengaruhi oleh jumlah bakteri yang
adekuat dan umur anak, dan komposisi dan aliran air liur anak. Semakin awal
transmisi dan dengan diet yang mendukung terjadinya karies, maka transmisi akan
terjadi pada awal dan bermakna. Oleh karena itu, ibu yang telah mengalami
kerusakan gigi yang luas dan cenderung memiliki titer bakteri streptococcus
mutants yag tinggi di air liur mereka akan menyalurkan infeksi secara vertikal
dengan efektif, yang berarti akan meningkatan risiko terjadinya karies dini pada

anak mereka. Meskipun bakteri kariogenik ibu dapat didapatkan pada oral bayi
sebelum muncul gigi [11], organisme tersebut menimbulkan plak gigi pada
permukaan gigi hanya setelah gigi pertama muncul sekitar umur 6 bulan. Oleh
karena flora normal mulut cenderung untuk menetap seiring dengan waktu, flora
kariogenik wanita sebelum dan selama kehamilan mengantisipasi saat tahun
pertama anak dengan kemungkinan transmisi infeksi awal ke keturunannya. Jarak
waktu antara infeksi dan munculnya cavitas pada gigi bergantung pada faktor
tambahan, termasuk frekuensi paparan karbohidrat sederhana pada diet anak,
kebersihan mulut, dan paparan fluorida. Bukti bahwa karies sering ditetapkan
sebagai suatu proses patologis pada mulut anak-anak yang sangat muda yang kuat,
sebanyak 28% dari anak-anak AS, lebih dari 4 juta balita dan anak prasekolah,
mengalami satu atau lebih gigi yang berlubang di usia 2-5 tahun [33] .
Karena
terbentuknya

jalur
karies,

biologis

dan

kebiasaan

antargenerasi

pengelolaan

penyakit,

dan

mempengaruhi

perawatan

gigi,

tidak

mengherankan bahwa kejadian karies gigi antara orang dewasa dapat menurun
pada anak-anak mereka. Seperti dengan orang dewasa, anak-anak dari keluarga
berpendapatan rendah mengalami penyakit lebih berat dan parah dan penanganan
yang kurang dibandingkan anak-anak yang tanpa faktor-faktor risiko [33].
Untungnya, meskipun prevalensi karies pada perempuan dan anak tinggi, penyakit
ini mudah dicegah atau dikelola lebih awal dan teratur dengan perawatan gigi,
penggunaan air berfluoride, penggunaan fluoride topikal yang tepat termasuk di
pasta gigi, aplikasi sealant pada gigi sulung, dan mengadopsi diet kesehatan dari
yang disarankan dalam Pedoman diet untuk Amerika [34].
Apakah perawatan kesehatan mulut preventif saat prekonsepsi merupakan
solusi?
Merupakan hal yang menarik untuk mempertimbangan kondisi kesehatan mulut
pada

prakonsepsi, kehamilan, atau intrapartum sebagai mekanisme untuk

meningkatkan kesehatan mulut wanita

dan

kesehatan umum, outcome

kehamilan, dan kesehatan gigi anak-anak mereka. Bukti yang ada saat ini sangat
lemah untuk menjelaskan bahwa kejadian bayi prematur dan berat lahir rendah

dapat dikurangi dengan perawatan mulut. Mekanisme penyakit periodontal yang


berhubungan dengan outcome kehamilan yang buruk belum jelas, dan meskipun
dari hipotesis dinyatakan bahwa jika terjadi di awal (baik pada saat pembuahan
atau implantasi) risiko lebih besar, tidak ada bukti langsung untuk menegaskan
bahwa hal ini terjadi. Namun, mengingat hubungan yang kuat antara kondisi
kesehatan mulut dan penyakit periodontal dan kesehatan umum dan kesejahteraan,
perawatan kesehatan mulut harus menjadi tujuan dalam dirinya sendiri untuk
semua individu. Jika pengobatan penyakit periodontal akan berdampak pada hasil
kehamilan, maka kemungkinan terapi akan menjadi lebih bermanfaat sebelum
atau pada kehamilan yang sangat dini.
Studi yang mendukung intervensi sebelum, selama, dan setelah kehamilan
untuk mengurangi penularan karies lebih kuat. Pendidikan dan perilaku intervensi
untuk mengurangi pembentukan karies melalui penggunaan fluoride yang tepat,
pedoman diet, gel chlorhexidine dan pernis, dan xylitol [35], dapat mengurangi
pembentukan karies pada wanita dan flora kariogenik ludah, dengan demikian
meningkatkan kesehatan mulut pada waktu yang sama, juga mengurangi risiko
penularan pada anaknya. Dalam dua studi Swedia [12, 13], anak-anak dari ibu
yang memiliki pengurangan flora oral yang kariogenik memiliki kemungkinan
lebih kecil untuk mengalami gigi berlubang, lebih lambat mengalami gigi
berlubang nanti jika mendapatkan faktor risiko, dan memiliki

sedikit gigi

berlubang dari anak dibandingkan dengan ibu dari kelompok kontrol. Kehamilan
itu sendiri sering dianggap sebagai waktu yang tepat untuk panduan antisipatif
dan pendidikan kesehatan mulut, dan merupakan waktu yang tepat, terutama
selama trimester kedua, untuk perbaikan gigi.
Akses ke perawatan kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan
CDC's Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS) melaporkan
bahwa hanya 23-43% dari wanita hamil menerima perawatan gigi selama
kehamilan mereka [36, 37], hanya setengah sampai dua pertiga dari wanita US
yang menggunakan pelayanan gigi (67 %) [14]. Data PRAMS mengungkapkan
bahwa secara keseluruhan, wanita hamil dengan asuransi Medicaid 24% -53%

10

lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan kunjungan gigi selama


kehamilan dibandingkan dengan wanita yang asuransi pribadi. Demikian pula,
wanita yang memulai perawatan prenatal terlambat trimester pertama, yang tidak
berniat hamil, dan yang miskin juga kurang mungkin untuk mendapatkan
perawatan [36]. Sebaliknya, Behavioral Risk Factor Surveillance System
(BRFSS) mengungkapkan bahwa 70% wanita hamil di tahun 1999 dan 2002 telah
menerima kunjungan gigi dalam 12 bulan sebelum [38]. Satu penjelasan yang
mungkin untuk tingkat yang lebih tinggi dilaporkan oleh BRFSS adalah bahwa
hal itu mencakup tiga atau lebih bulan waktu pra-kehamilan, dimana pemanfaatan
perawatan gigi akan diharapkan untuk mencerminkan norma nasional untuk
perempuan. Namun, berbeda dengan perbedaan yang diakui dalam pemanfaatan
perawatan gigi [33], ras dan etnis tidak signifikan terkait dengan perawatan gigi
selama kehamilan dalam studi BRFSS. Para penulis berpendapat bahwa,
"prevalensi kunjungan ke dokter gigi mungkin mencerminkan faktor-faktor seperti
sikap terhadap perawatan gigi, ketersediaan penyedia dan praktek norma, dan fitur
yang menonjol dari pemberian perawatan medis dan gigi di dalam negara." Secara
keseluruhan, wanita yang dilindungi oleh asuransi Medicaid 24% -53% lebih kecil
kemungkinannya untuk mendapatkan kunjungan gigi selama kehamilan
dibandingkan dengan wanita yang asuransi pribadi. Demikian pula, wanita yang
memulai perawatan prenatal terlambat di trimester pertama, yang tidak berniat
hamil, dan yang miskin juga kurang mungkin untuk mendapatkan perawatan.
Pertimbangan tambahan yang penting adalah bahwa dokter gigi dilaporkan
enggan untuk memberikan perawatan gigi kepada wanita hamil karena khawatir
akan risiko yang mungkin [39]. Praktik kesehatan gigi saat ini terbtas pada
perawatan pada ibu hamil trimester kedua, karena kekhawatiran akibat efek
teratogenik selama trimester pertama dan karena kenyamanan ibu hamil untuk
duduk pada kursi periksa pada trimester ketiga. Sebuah penelitian yang
menghubungkan antara gambaran radiologi dental dengan masa kehamilan aterm
dan berat lahir rendah mengangkat kekhawatiran mengenai kemanan perawatan
gigi selama kehamilan [40], namun mendapat kritikan pada metodologinya. Tidak
ada asosiasi profesional maupun agensi pemerintah memiliki panduan yang baku

11

mengenai perawatan gigi pada ibu hamil, meskipun pusat penelitian multi center
NIH sedang dalam proses yang mendekripsikan pengaruh perawatan gigi terhadap
penyakit periodontal selama kehamilan dengan luaran kelahiran preterm dan berat
lahir rendah. Saat ini, New York State Department of Health mengembangkan
Panduan Prenatal Care, Kesehatan Oral, dan Kesehatan Anak
Profesional yang secara rutin mempromosikan perawatan gigi
rutin pada saat kehamilan.
Terlepas dari masalah kehamilan, ketersediaan dan sumber
daya pada cakupan asuransi kesehatan gigi merupakan prediktor
yang penting untuk perawatan gigi, dimana orang dewasa yang
mendapat asuransi publik memiliki kejadian penyakit oral yang
lebih tinggi namun akses yang lebih rendah pada perawatan gigi.
Medicaid telah secara signifikan membuat perawatan gigi pada
ibu hamil sebagai programnya yang kurang lebih telah mencakup
1

/3 dari seluruh kelahiran di Ameria Serikat. Meskipun demikian,

Medicaid memiliki cakupan yang bervariasi pada tiap negara


bagian, dan saat ini hanya
perawatan

yang

7 jusridiksi yang menawarkan

komprehensif

pada

orang

dewasa

yang

memenuhi syarat. Ironisnya, ibu hamil dengan pendapatan yang


rendah yang mengunjungi pusat pelayanan kesehatan gigi,
mengaku tidak mendapat cakupan asuransi di 8 negara bagian,
mendapatkan cakupan hanya pada keadaan sehat, sakit, atau
infeksi pada 18 negara bagian, atau hanya mendapatkan
cakupan yang terbatas bila memenuhi syarat di 18 negara
bagian.

Tiga

negara

bagian

(UT,

LA,

CA)

saat

ini

mengembangkan pelayanan kesehatan gigi pada ibu hamil


sebagai antisipasi dari outcome kelahiran yang tidak diinginkan.
Kehamilan mungkin hanya satu-satunya waktu bagi wanita
dengan penghasilan yang rendah untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan gigi karena Medicaid pada beberapa negara bagian

12

hanya menawarkan layanan pada ibu hamil dan cakupannya


selama kehamilan.
Kesimpulan dan Saran
Data yang tersedia untuk mendukung penyakit periodontal
maternal sebagai faktor risiko pada kelahiran preterm dan
outcome kelahiran yang tidak diinginkan. Prevalensi penyakit
periodontal dan kemungkinan pencegahan kelahiran prematur
dengan penatalaksanaan pada infeksi oral menjadi tinjauan
untuk

meningkatkan

kesehatan

ibu

dan

bayi

yang

akan

dilahirkannya. Penelitian lain yang menjelaskan mekanisme


penyakit

periodontal

dan

hubungannya

dengan

kelahiran

preterm akan membantu memfokuskan perawatan pada ibu


hamil yang memiliki manfaat yang paling besar.
Data yang menjelaskan hubungan kejadian karies gigi pada
ibu dan anak telah ada. Oleh karena itu, dengan melihat potensi
dari peningkatan kesehatan mulut untuk meningkatkan outcome
kehamilan,

kebijakan

publik

yang

mendukung

pelayanan

kesehatan gigi yang komprehensif pada wanita usia subur


sebaiknya diperluas, sehingga tidak hanya kesehatan gigi dan
kesehatan umum yang terlindungi, tetapi juga risiko karies pada
anak

mereka

dapat

dikurangi.

Apabila

penelitian

NIH

menyebutkan behwa penatalaksanaan penyakit periodontal pada


ibu hamil mengurangi insidensi outcome kelahiran yang tidak
diinginkan,

Centers

for

Medicare

and

Medicaid

Services

sebaiknya membangun cakupan ekspansi bulan September 2004


pada ibu hamil dengan mendorong negara-negara bagian untuk
memperluas pelayanan kesehatan oral pada ibu hamil.
Pencegahan

sebaiknya

diberikan

dalam

bentuk

penanggulangan, karena penyakit periodontal dan karies dapat


dicegah melalui pengenalan meliputi perawatan yang teratur dan

13

efektif pada penyakit periodontal dan penggunaan flouride serta


sealants pada karies. Untuk meyakinkan bahwa masa kehamilan
mempengaruhi kesehatan diri dan anak, edukasi prenatal
seharusnya memasukkan komponen kesehatan oral di dalamnya.
Intervensi edukasi seharusnya memprioritaskan pada ibu hamil
yang mengalami dampak signifikan terhadap karies dental,
sehingga mereka dapat mempelajari cara pencegahan transfer
penyakit ini pada anak mereka.
Agar efektif, promosi kesehatan oral harus memiliki tujuan
untuk

mengedukasi

pentingnya

wanita

kesehatan

mulut

dan

tenaga

dan

harus

medis

mengenai

mempromosikan

pemahaman mengenai kemampuan mereka mencegah dan


melakukan tatalaksana pada penyakit periodontal dan karies,
serta untuk mencegah kejadian dan konsekuensi dari kedua
keadaan tersebut pada generasi berikutnya.

Daftar Pustaka
1. Scannapieco FA. Position paper of the American Academy of
Periodontology: periodontal disease as a potential risk factor
for systemic diseases. J Periodontol. 1998;69:84150.
2. Okuda K, Ebihara Y. Relationships between chronic oral
infectious diseases and systemic diseases. Bull Tokyo Dent
Coll. 1998;39:16574.
3. Beck JD, Pankow J, Tyroler HA, Offenbacher S. Dental
infections and atherosclerosis. Am Heart J. 1999;138:52833.
4. Slade GD, Ghezzi EM, Heiss G, Beck JD, Riche E, Offenbacher
S. Relationship between periodontal disease and C-reactive
protein among adults in the Atherosclerosis Risk in
Communities study. Arch Intern Med. 2003;163:11729.
5. Mercado F, Marshall RI, Klestov AC, Bartold PM. Is there a
relationship between rheumatoid arthritis and periodontal
disease? J Clin Periodontol. 2000;27:26772.
6. Thorstensson H, Kuylenstierna J, Hugoson A. Medical status
and complications in relation to periodontal disease

14

experience in insulin-dependent diabetics. J Clin Periodontol.


1996;23:194202.
7. Offenbacher S, Katz V, Fertik G, Collins J, Boyd D, Maynor G,
et al. Periodontal infection as a possible risk factor for
preterm low birth weight. J Periodontol. 1996;67:110313.
8. Moore S, Ide M, Wilson RF, Coward PY, Borkowska E, Baylis R,
et al. Periodontal health of London women during early
pregnancy. Br Dent J. 2001;191:5703.
9. Jeffcoat MK, Geurs NC, Reddy MS, Cliver SP, Goldenerg RL,
Hauth JC. Periodontal infection and preterm birth: results of a
prospective study. J Am Dent Assoc. 2001;132:87580.
10. Caufield PW, Cutter GR, Dasanayake AP. Initial acquisition of
mutans streptococci by infants: evidence for a discrete
window of infectivity. J Dent Res. 1993;72:3745.
11. Berkowitz RJ. Acquisition and transmission of mutans
streptococci. J Calif Dent Assoc. 2003;31:1358.
12. Kohler B, Andreen I, Jonsson B. The effect of cariespreventive measures in mothers on dental caries and the oral
presence of the bacteria Streptococcus mutans and
lactobacilli in their children. Arch Oral Biol. 1984;29:87983.
13. Kohler B, Bratthall D, Krasse B. Preventive measures in
mothers influence the establishment of the bacterium
Streptococcus mutans in their infants. Arch Oral Biol.
1983;28:22531.
14. Oral Health in America: A Report of the Surgeon General. In:
Services USDoHaH, ed. U.S. Department of Health and
Human Services, National Institute of Dental and Craniofacial
Research, National Institutes of Health. Rockville, MD: U.S.
Department of Health and Human Services, 2000.
15. Genco RJ. Host responses in periodontal diseases: current
concepts. J Periodontol. 1992;63:33855.
16. Davenport ES, Williams CE, Sterne JA, Sivapathasundram V,
Fearne JM, Curtis MA. The east London study of maternal
chronic periodontal disease and preterm low birth weight
infants: study design and prevalence data. Ann Periodontol.
1998;3:21321.
17. Genco R. Risk factors for periodontal disease. In: Rose L,
Genco R, Mealey B, Cohen D, editors. Canada: BC Decker,
2000.
18. Martin J, Hamilton B, Ventura S, Menacker S, Park M. Births:
Final data for 2000. Mon Natl Vital Stat Rep. 2002;50:1104.
19. Martin JA, Hamilton BE, Sutton PD, Ventura SJ, Menacker F,
Munson ML. Births: final data for 2002. Natl Vital Stat Rep.
2003;52:1113.

15

20.

Mathews T,Menacker S, MacDormanM. Infantmortality


statistics from the 2001 period linked infant brith/death data
set. Natl Vital Stat Rep. 2003;52:127.
21. Kramer MS. The epidemiology of adverse pregnancy
outcomes: an overview. J Nutr. 2003;133:1592S6S.
22. Dasanayake AP. Poor periodontal health of the pregnant
woman as a risk factor for low birth weight. Ann Periodontol.
1998;3:20612.
23. Offenbacher S, Jared HL, OReilly PG, Wells SR, Salvi GE,
Lawrence HP, et al. Potential pathogenic mechanisms of
periodontitis associated pregnancy complications. Ann
Periodontol. 1998;3:23350.
24. Davenport ES, Williams CE, Sterne JA, Murad S,
Sivapathasundram V, Curtis MA. Maternal periodontal disease
and preterm low birthweight: case-control study. J Dent Res.
2002;81:3138.
25. Moore S, Ide M, CowardPY,Randhawa M, Borkowska E,
BaylisR, et al. A prospective study to investigate the
relationship between periodontal disease and adverse
pregnancy outcome. Br Dent J. 2004;197:2518; discussion
247.
26. Mitchell-Lewis D, Engebretson SP, Chen J, Lamster IB,
Papapanou PN. Periodontal infections and pre-term birth:
early findings from a cohort of young minority women in New
York. Eur J Oral Sci. 2001;109:349.
27. Lopez NJ, Smith PC, Gutierrez J. Periodontal therapy may
reduce the risk of preterm low birth weight in women with
periodontal disease: a randomized controlled trial. J
Periodontol. 2002;73:91124.
28. Jeffcoat MK,Hauth JC,Geurs NC,Reddy MS,Cliver SP,
Hodgkins PM, et al. Periodontal disease and preterm birth:
results of a pilot intervention study. J Periodontol.
2003;74:12148.
29. Sibai BM, Gordon T, Thom E, Caritis SN, Klebanoff M,
McNellis D, et al. Risk factors for preeclampsia in healthy
nulliparous women: a prospective multicenter study. The
National Institute of Child Health and Human Development
Network of Maternal-Fetal Medicine Units. Am J Obstet
Gynecol. 1995;172:6428.
30. Boggess KA, Lieff S, Murtha AP, Moss K, Beck J, Offenbacher
S. Maternal periodontal disease is associated with an
increased
risk
for
preeclampsia.
Obstet
Gynecol.
2003;101:22731.
31. Canakci V, Canakci CF, Canakci H, Canakci E, Cicek Y, Ingec
M, et al. Periodontal disease as a risk factor for pre-eclampsia:

16

a case control study. Aust N Z J Obstet Gynaecol.


2004;44:56873.
32. Oettinger-Barak O, Barak S, Ohel G, Oettinger M, Kreutzer
H, Peled M, et al. Severe pregnancy complication
(preeclampsia) is associated with greater periodontal
destruction. J Periodontol. 2005;76:1347.
33. Beltran-Aguilar ED, Barker LK, Canto MT, Dye BA, Gooch BF,
Griffin SO, et al. Surveillance for dental caries, dental
sealants, tooth retention, edentulism, and enamel fluorosis
United States, 19881994 and 19992002. MMWR Surveill
Summ. 2005;54:1 43.
34. Fitzsimons D, Dwyer JT, Palmer C, Boyd LD. Nutrition and
oral health guidelines for pregnant women, infants, and
children. J Am Diet Assoc. 1998;98:1826, 189; quiz 1878.
35. Gussy MG,Waters EG,Walsh O, Kilpatrick NM. Early
childhood caries: current evidence for aetiology and
prevention. J Paediatr Child Health. 2006;42:3743.
36. Gaffield ML, Gilbert BJ, Malvitz DM, Romaguera R. Oral
health during pregnancy: an analysis of information collected
by the pregnancy risk assessment monitoring system. J Am
Dent Assoc. 2001;132:100916.
37. Mangskau KA, Arrindell B. Pregnancy and oral health:
utilization of the oral health care system by pregnant women
in North Dakota. Northwest Dent. 1996;75:238.
38. Timothe P, Eke PI, Presson SM, Malvitz DM. Dental care use
among pregnant women in the United States reported in
1999 and 2002. Prev Chronic Dis. 2005;2:A10.
39. Livingston HM, Dellinger TM, Holder R. Considerations in
the management of the pregnant patient. Spec Care Dentist.
1998;18:1838.
40. Hujoel PP, Bollen AM, Noonan CJ, del Aguila MA.
Antepartum dental radiography and infant low birth weight.
Jama. 2004;291:198793. Springer

Anda mungkin juga menyukai