FARMAKOKINETIKA
Adalah proses dimana obat mengalami absorpsi, pengikatan dan distribusi
untuk sampai di tempat kerja dan timbul efek, kemudian dengan atau tanpa
biotransformasi obat diekskresi dari tubuh berlangsung secara serentak.
Depot jaringan
Reseptor
Terikat
Terikat
Bebas
Bebas
Sirkulasi Sistemik
Absorps
i
Obat Bebas
Ekskresi
Obat Terikat
Metabolit
Biotransformasi
- kerugian :
butuh cara asepsis
bahaya penularan penyakit : hepatitis
sukar dilakukan sendiri oleh penderita
tidak ekonomis
menimbulkan rasa nyeri
lebih berbahaya dari pada per oral
3. Pemberian melalui paru-paru ( inhalasi )
- hanya untuk obat yg berbentuk gas atau cairan mudah menguap dan
obat dan obat yg dapat diberikan dalam bentuk aerosol
- absorpsi terjadi melalui epitel paru-2 dan mukosa sal nafas
- keuntungan :
absorpsi cepat karena permukaan absorpsi luas
terhindar dari eliminasi lintas pertama
pada penyakit paru ( asma bronkial ) obat langsung bekerja
pada bronkus
- kerugian :
perlu alat dan metode khusus
sulit dikerjakan
dosis sukar diatur
iritasi paru-2
4. Pemberian secara topikal
a. Pada kulit
- epidermis merupakan sawar yg baik dan dermis merupakan lapisan
yg permeabel
- ada beberapa senyawa kimia yg bisa menembus kulit utuh
- jumlah obat yg diserap tergantung pada luas permukaan kulit yg
terpajan dan kelarutan obat dalam lemak
- hal-2 yg dapat meningkatkan absorpsi obat :
inflamasi dan keadaan lain yg meningkatkan aliran darah kulit
membuat suspensi obat dalam lemak
menggosokkan di atas kulit
memakai penutup di atas kulit
b. Pada mata
- untuk mendapat efek lokal pada mata
- absorpsi melalui kornea dan akan lebih cepat bila kornea infeksi atau
trauma
- dapat menimbulkan efek sistemik yg tidak diinginkan absorpsi
melalui sal nasolakrimalis mis : beta blocker untuk glaukoma dapat
menimbulkan efek toksik sistemik
DISTRIBUSI
- Adalah proses penyebaran obat melalui sirkulasi darah ke seluruh tubuh
- Tergantung pada :
aliran darah
sifat fisiko-kimia obat
- Distribusi dibedakan atas 2 fase :
a. distribusi fase pertama terjadi segera setelah absorpsi, yaitu ke
organ yg perfusinya sangat baik : jantung, hati, ginjal dan otak
b. distribusi fase ke dua : lebih luas, mencakup jaringan yg perfusinya
kurang baik , mis otot, visera, kulit dan jaringan lemak.
- Difusi ke ruang interstisiel jaringan cepat , karena celah antarsel
endotel cukup besar
- Distribusi dipengaruhi oleh :
kelarutan obat dalam lemak :
Obat yg larut lemak melintasi membran sel distribusi di dl sel
Obat yg tidak larut lemak distribusi terutama dl cairan ekstrasel
ikatan obat pada protein plasma :
hanya obat bebas yg dapat berdifusi
derajat ikatan ditentukan oleh afinitas obat thd protein , kadar obat
dan kadar protein plasma
Akumulasi
- Obat dapat terakumulasi dalam sel jaringan dengan mekanisme :
adanya transport aktif
ikatan dg komponen intrasel : protein, fosfolipid, nukleoprotein
kelarutan di dalam lemak
- Contoh jaringan yg bisa menjadi tempat akumulasi :
hati : penggunaan kuinakrin kronik
Jaringan lemak : obat yg larut lemak ( mis: tiopental )
Protein plasma :
obat yg bersifat asam terikat pd albumin
obat yg bersifat basa terikat pd 1-glikoprotein
Tulang : logam berat ( Pb, radium )
Cairan lambung : obat yg bersifat basa lemah
Sal cerna : reservoir untuk obat dl sediaan lepas lambat
- Obat yg terakumulasi dl keseimbangan dg obat dl plasma akan
dilepas waktu kadar dl plasma turun memperpanjang kerja obat
Sawar
- Adalah pertahanan spesifik pada jaringan tertentu sehingga sulit
ditembus oleh mol obat
- Ada 2 sawar penting :
1. sawar darah-otak ( Blood Brain Barrier )
2. sawar uri : terdiri dari sel epitel vili dan sel endotel kapiler janin
semua obat oral yg diterima ibu akan masuk ke dl sirkulasi janin
BIOTRANSFORMASI
- Adalah perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan
dikatalisis oleh enzim
- Molekul obat akan dirubah lebih poler lebih mudah larut air
lebih mudah diekskresikan
- Perubahan aktifitas :
obat menjadi tidak aktif kerja obat berakhir
obat tetap aktif, lebih aktif, lebih toksik
- Metabolit yg aktif :
Langsung diekskresikan
mengalami biotransformasi lebih lanjut diekskresikan
kerja obat berakhir
- Reaksi :
1. Reaksi Fase I = Reaksi Non-sintetik
berupa reaksi : oksidasi, reduksi, hidrolisa
tidak perlu energi
metabolit : tidak aktif, kurang aktif, lebih aktif
2. Reaksi Fase II = Reaksi sintetik
konjugasi obat atau metabolit hasil reaksi fase 1 dengan
substrat endogen ( asam glukuronat, asam sulfat, asam asetat,
asam amino )
metabolit tidak aktif
metabolit lebih poler mudah larut air mudah diekskresi
perlu energi
EKSKRESI
- Obat diekskresi dalam bentuk molekul asal atau metabolit
- Jalur ekskresi :
Ginjal yang terpenting
ekskresi melalui ginjal akan menurun bila terjadi
gangguan fungsi ginjal dosis obat harus diturunkan
atau interval diperpanjang
Empedu usus feses atau dari empedu siklus
enterohepatik metabolisme kembali ginjal
Jalur lain ; saliva, ASI, air mata, rambut sangat kecil
FARMAKODINAMIKA
- Mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat dan mekanisme kerjanya
Mekanisme Kerja Obat
- Efek obat timbul karena terjadi interaksi antara obat dengan reseptor
pada sel timbul perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan
respons yang khas bagi suatu obat
O
OR
Efek
KADAR OBAT DI
TEMPAT KERJA
Kondisi fisiologik
Kondisi patologik
Faktor genetic
Interaksi obat
Toleransi
Faktor-2 Farmakodinamik
KONDISI FISIOLOGIK
1. Anak
Pada neonatus dan bayi terdapat perbedaan respons yang disebabkan
karena berbagai fungsi farmakokinetik dan farmakodinamik yang belum
sempurna :
a. Absorpsi :
produksi asam lambung masih sedikit pH lambung >
peristaltik lambat laju absorpsi lambat O.o.a lambat
metabolisme lintas pertama kurang
b. Distribusi :
kapasitas ikatan protein plasma rendah
sawar darah otak dan sawar kulit belum sempurna
ada jaringan yang sedang tumbuh yang peka terhadap obat-2
tertentu
c. Biotransformasi : terutama glukuronidasi dan hidroksilasi belum
sempurna
d. Ekskresi : fungsi ekskresi ginjal lebih rendah
Harus diperhatikan pada penggunaan obat :
a. Sulfonamid, salisilat, vit K sintetik ( K3 ) : kernikterus karena
obat mendesak ikatan antara bilirubin dengan protein plasma
kapasitas ikatan protein plasma masih rendah
glukuronidasi bilirubin oleh hepar turun
sawar darah otak belum sempurna
b. Heksaklorofen : neorutoksisitas karena sawar kulit belum sempurna
c. Kloramfenikol : sindrom bayi abu-2 , karena :
glukuronidasi oleh hepar rendah
filtrasi obat utuh oleh ginjal rendah
kadar obat dalam jaringan tinggi
d. Aminoglikosida : intoksikasi karena filtrasi glomerulus rendah
e. Morfin, barbiturat IV : depresi pernafasan karena sawar darah otak
belum sempurna
f. Tetrasiklin : perubahan warna gigi yang permanen
2. Usia lanjut
Faktor-2 yang menyebabkan terjadinya perubahan respons obat :
a. Absorpsi : diperlambat karena aliran darah ke GIT dan motilitas
berkurang absorpsi diperlambat mula kerja obat tertunda
b. Distribusi :
cairan tubuh berkurang kadar obat dalam darah dan jaringan
>>
rasio lemak terhadap air >> obat yg larut lemak dapat
terakumulasi
jumlah albumin berkurang jumlah obat bebas >>
c. Biotransformasi :
penurunan produksi enzim
penurunan aliran darah hati
penurunan fungsi hati total
penurunan metabolisme waktu paruh diperpanjang
d. Ekskresi : penurunan aliran darah ginjal dan penurunan laju filtrasi
glomerulus ( 40-50% ) penurunan ekskresi
e. Perubahan farmakodinamik : peningkatan sensitivitas reseptor ,
terutama reseptor di otak
f. Adanya berbagai penyakit penggunaan banyak jenis obat
kemungkinan interaksi >>
KONDISI PATOLOGIK
1. Penyakit saluran cerna
- mengurangi kecepatan / jumlah obat yang diabsorpsi p.o, melalui :
perlambatan pengosongan lambung
percepatan waktu transit dalam sal cerna
malabsorpsi
dan/ atau metabolisme dalam sal cerna
- Prinsip pemberian obat :
hindarkan obat yang bersifat iritan pada keadaan stasis /
hipomotilitas sal cerna
hindarkan sediaan lepas lambat dan sediaan salut enterik pada
keadaan hiper atau hipomotilitas
dosis disesuaikan berdasarkan respons klinik
2. Penyakit kardiovaskuler
- Dapat mengurangi distribusi obat dan aliran darah ke hepar dan ginjal
kadar obat dalam darah >>
- Prinsip pemberian obat :
turunkan dosis awal dan penunjang
sesuaikan dosis berdasarkan respons klinik
3. Penyakit hepar
Terutama pada penyakit hati yang parah , karena hati mempunyai
kapasitas cadangan yang besar
FAKTOR GENETIK
- Farmakogenetik : cabang farmakologi yang mempelajari perubahan
respons obat karena pengaruh faktor genetik
- Perbedaan farmakokinetik dan farmakodinamik tergantung pada gen,
yang disebabkan oleh kekurangan, kelebihan atau polimorfisme enzim
tertentu, yaitu pada pembentukan isoenzim dengan aktifitas enzim yang
berubah terjadi sejak lahir
- Idiosinkrasi : hipersensitifitas bawaan terhadap senyawa tertentu
- Contoh : defisiensi enzim Glukosa-6-fosfat-dehidrogenase pemberian
obat-2 antimalaria, sulfonamid dan nitrofurantoin anemia hemolitik
( orang negro, penduduk L tengah, India )
FAKTOR LAIN
1. Interaksi obat
2. Toleransi T. Farmakokinetik dan T. farmakodinamik
3. Pengaruh lingkungan :
Mis : kebiasaan merokok mempercepat metabolisme obat-2
tertentu ( mis. Teofilin ) respons penderita <<
EFEK SAMPING
- Adalah efek selain efek utama suatu obat
- Sifat :
1. Diinginkan atau tidak diinginkan
Mis : reserpin ( antihipertensi ) yg mempunyai efek samping sedasi,
sehingga :
penggunaan pada pasien dengan hipertensi karena faktor psikis
menguntung
penggunaan pada pasien depresi merugikan
2. Tidak merugikan atau parah
Eritromisin mual
Bleomisin fibrosis paru-2
3. Dapat diperkirakan sebelumnya atau tidak
Asam mefenamat agranulositosis
Reaksi-2 alergi
4. Tergantung pada dosis atau tidak
Yang termasuk efek samping :
1. Efek toksik
Tergantung pada dosis dan sifatnya spesifik pada masing-2 obat
Penggunaan obat pada dosis besar efek toksik pasti terjadi
Kadang-2 bisa terjadi pada penggunaan obat dengan dosis terapi
variasi biologik
Efek toksik dapat berupa :
a. Gangguan pada GIT dan SSP
b. Kerusakan sel-2 parenkim hati dan ginjal
c. Perubahan pembentukan sel-2 darah
d. Mutagen, karsinogen
Penyakit karena obat : suatu keadaan atau penyakit yang timbul
setelah penggunaan obat tertentu, yang tetap ada walaupun
pemakaian obat telah dihentikan
mis : Streptomisin tuli
2. Reaksi alergi