Anda di halaman 1dari 7

ELEKTRONIKA DASAR 2

TUGAS Ke - 5

OLEH:
ESTI APRILIA USMAN
1301574
PENDIDIKAN FISIKA RB

DOSEN PEMBIMBING:
Drs. HUFRI, M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

RINGKASAN MATERI
PENGUAT GANDENG DC

Untuk memperoleh suatu penguatan yang cukup besar dari sebuah penguat, dapat
dilakukan dengan menggandeng beberapa penguat atau biasa dikenal dengan penguat
bertingkat. Agar tegangan panjar (bias) pada suatu tahap tidak terganggu oleh tahap sebelum
dan berikutnya, maka antara tahap rangkaian tersebut dipisahkan dengan kapasitor.
Rangkaian semacam ini lebih dikenal dengan penguat gandengan RC. Penguat gandengan RC
hanya bekerja untuk isyarat AC.
Bila isyarat berupa arus/tegangan DC atau bolak-balik dengan frekuensi sangat
rendah, maka diperlukan rangkaian penguat gandengan DC. Pada penguat ini, antara
transistor yang satu dengan yang lainnya dihubungkan secara langsung. Ada beberapa cara
untuk memperoleh penguat gandengan DC diantaranya adalah penguat diferensial dan
penguat hubungan Darlington. Pada penguat gandengan DC biasa dua transistor pertama
dihubungkan dengan base dari trnsistor kedua. Disisi lain pada penguat menggunakan
hubungan Darlington kaki emitor dari transistor pertama dihubungkan denagn base transistor
kedua dan kaki kolektor transistor pertama dihubungkan ke kolektor transistor dua . Penguat
gandengan DC yang pertama adalah dua trnsistor dihubungkan secara langsung dimana kaki
kolektor dari transistor pertama dihubungkan ke kaki base transistor kedua sedangkan kakikaki yang lain dapat dihubungkan ke komponen, ke catu daya atau ke ground.

VCE 2 1 / 2Vcc

I E2

VCC VCE 2
RE 3
Dari rangkaian penguat kuat arus DC yang mengalir pad

emitor transistor kedua dan pertama masing-masing dapat :


I E2

VCC VC1
RC1

VC1 I E 2 R E 3 V BE
Dengan

Tegangan antara base dengan ground dari transistor pertama adalah:


V B1 I E1 ( R E 2 RE 2 ) V BE

Impedansi masukan, penguat dari penguat dan impedansi keluaran dapat ditentukan dari
rangkaian setara. Impedansi masukan pada penguat dapat ditulis dalam bentuk:

Ri R B // Rit1
Disini Rit merupakan hambatan yang melintang antara base dengan ground dari transistor
pertama yaitu:

Rit1 (1 1 )( re1 R E1 )
Penguat dari penguat gandengan DC bisa diekspresikan seperti:
KV

1 (1 2 )( RC // Rit 2 ) R E 3
Rit .Rit 2

Dengan Rit2 adalah hambatan yang melintang antara base dengan ground untuk transistor
kedua dan dinyatakan dalam bentuk:

Rit 2 hie 2 (1 2 ) R E 3
Impedansi keluaran dari penguat dinyatakan dalam bentuk:
RO ( R E 3 // Roe ) //( re 2

RC
(1 2 )

Penguat gandengan DC yang kedua adalah penguat mennggunakan hubungan Darlington.


Rangkaian penguat diberikan seperti yang tampak pada gambar dibawah ini:

dari gambar 2 kuat arus DC yang mengalir pada emitor transistor kedua dapat
dituliskan seperti:

I E2

Vcc VCE 2
Rc R E 2

Tegangan antara base dengan ground untuk transistor kedua:

V B 2 I E 2 R E 2 V BE
Kuat arus DC yang mengalir pada emitor transistor pertama diberikan dalam
bentuk :

I E1

VB 2
I B2
RE 2

Tegangan antara base dengan ground pada transistor pertama adalah:

VB1 V B 2 V BE
Melalui rangkaian setara dari penguat gandengan DC menggunakan hubungan
Darlington dapat ditentukan Impedansi masukan dari penguat:

Ri RB // Rit1
Rit1
merupakan hambatan yang melintang antara base dengan ground dari
transistor pertama yaitu

Rit1 hie1 (1 1 )( R E1 // Rit 2 )


Rit 2
adalah hambatan yang melintang antara base dengan ground untuk
transistor kedua

Rit 2 hie 2 (1 2 ) R E 2
Penguatan dari penguat dari penguat gandengan DC menggunakan hubungan
darlington:

Kv 2 (1 1 )

Ro
R E1
RE1 Rit 2 Rit 1

Impedansi keluaran dari penguat dinyatakan dalam bentuk

Ro ( RC // RoE ) RC

Analisis AC

Tegangan keluaran (Vo)

Vo 1 2 ib 2 RE2
Vi ib1hie1
Tegangan masukan (Vi)

V1 ib 2 hie2 1 2 RE2 ib 2

1ib1 RC // hie2 1 2 RE2

Subsitusi Ib2 dari persamaan V1 diperoleh

Vo

1 2 RE V1
hie2 1 2 RE
2

1 2 RE 1RC //{hie2 (1 2 ) RE }ib


hie 2 1 2 RE
2

KV

1 2 RE2 1 RC //{hie2 (1 2 ) RE2 }


Vo

Vi
{hie2 (1 2 ) RE2 }.hie1
Penguatan

hie1 1 1

25
25
hie2 1 2
I E (mA)(Q1 )
I E (mA)(Q2 )
Dimana

Sehingga diperoleh

KV

RE2 RC //{ hie2 (1 2 ) RE2 }


{re2 RE2 }{re1 RE1 }

RB RB1 // RB2 Ri RB // hie1


Hambatan masukan (Ri)
dimana

Ro RE2 //

(hie2 RC )
RE2
(1 2 )

R
// re C
1 2

Anda mungkin juga menyukai