Anda di halaman 1dari 9

Rabupaten Raja Ampat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Papua Barat yang kaya dengan

sumber daya alam hayati maupun non hayati. Kekayaan keanekaragaman hayati ini, sehingga Raja
Ampat banyak di kenal bukan saja di dalam negeri tetapi sampai ke manca negara. Fenomena alam
yang banyak menyimpan sejuta misteri di wilayah ini, baik di Marine maupun di wilayah Teresterial
memberikan nuansa alamiah yang patut dilestarikan dan dibanggakan bersama. Prosesi bentang
alam (landscape) dari pesisir pantai hingga bukit dengan gugusan gunung yang menyatu memiliki
keselarasan yang kuat dengan unsur-unsur ekosistem lahan basah mendominasi kawasan-kawasan
konservasi. Kenaekaragaman Hayati dan potensi Sumber Daya Alam yang dimiliki menyebabkan
daerah ini terkenal sebagai daerah tujuan (destinasi) wisata.
II. Kondisi Geografis
Kabupaten Raja Ampat adalah kabupaten yang wilayahnya sebagian besar terdiri dari gugusan pulau
pulau yang terletak pada posisi 20 25 Lintang Utara - 40 25 Lintang Selatan dan 1300 - 1320 55
Bujur Timur. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6.084,5 km2. Secara administratif batas wilayah
kabupaten Raja Ampat adalah sebagai berikut:
a. sebelah Utara : dibatasi oleh Samudera Pasifik.
b. sebelah Selatan : dibatasi oleh Laut Seram.
c. sebelah Barat : dibatasi oleh Laut Seram, Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara
Sebelah Timur : dibatasi oleh Distrik Sorong Barat Kota Sorong, Distrik Aimas, Distrik Seget
Kabupaten Sorong dan Laut Seram.

Perkembangan sektor kepariwisataan di Kabupaten Raja Ampat saat ini diharapkan dapat melahirkan
konsep pengembangan pariwisata alternatif yang tepat dan secara aktif membantu menjaga
keberlangsungan pemanfaatan budaya dan alam secara berkelanjutan dengan memperhatikan
segala aspek dari pariwisata berkelanjutan yaitu; ekonomi masyarakat lokal, lingkungan, dan sosialbudaya. Pengembangan sektor kepariwisataan di Kabupaten Raja Ampat khususnya ekowisata
merupakan pembangunan wisata yang mendukung pelestarian ekologi dan pemberian manfaat yang
layak secara ekonomi dan adil secara etika serta jiwa sosial terhadap masyarakat.
IV.1. Wisata Bahari di Raja Ampat
Kepulauan Raja Ampat sangat terkenal dengan wisata bawah airnya. Salah satu kegiatan yang paling
sering dilakukan oleh para wisatawan adalah Diving. Raja Ampat terletak di segi tiga karang (Coral
Triangle) yang terdiri dari Indonesia, Filiphina, Malaysia, Papua New Guinea, Jepang, dan Australia.
Kondisi ini menjadikan kawasan tersebut memiliki kekayaan organisme bawah laut yang sangat
besar, termasuk terumbu karangnya. Objek bahari lain di kabupaten Raja Ampat yang menarik
perhatian banyak para wisatawan adalah pantai. Pantai-pantai yang terdapat di kepulauan Raja
Ampat ini berbentuk pantai berpasir putih

IV.2. Potensi Wisata Alam Berbasis Kawasan di Raja Ampat


Goa Alami di Pulau Waigeo
Kejelian didalam melihat potensi wisata amatlah penting dalam mencipta keragaman alam di suatu
kawasan, serta mengemasnya menjadi objek dan daya tarik wisata yang unggul, dan menarik untuk
dikunjungi wisatawan. Kawasan Konservasi Teresterial di Kabupaten Raja Ampat dengan fungsi
Cagar Alam, memiliki banyak sekali objek dan daya tarik wisata yang dapat ditawarkan kepada dunia
luar, antara lain : panorama dan fenomena Alam yang khas dengan tipe hutan dataran rendah,
keanekaragaman hayati flora dan fauna, karakteristik budaya masyarakat lokal menjadi suatu tujujan
wisata yang sebenarnya menarik, nyaman serta berkesan bagi wisatawan nantinya, yang semuanya
menunggu untuk dikelola bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat yang berada

disekitar kawasan. Namun keindahan alam tersebut sampai saat ini dirasakan belum maksimal
dikelola. Penggalian potensi wisata khususnya di kawasan Cagar Alam belum terasa geliatnya. Satu
sisi pemerintah daerah Raja Ampat masih berkutat dengan pengelolaan sumberdaya alam yang
bersifat instant seperti bahan tambang, yang terkesan memberikan dampak yang merusak
dibandingkan manfaat ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat lokal.
Potensi obyek dan daya tarik wisata alam yang dimiliki kawasan teresterial di Raja Ampat antara lain :
keanekaragaman hayati melalui wisata Cendrawasih, keunikan dan keaslian budaya tradisional,
keindahan bentang alam, gejala alam, peninggalan sejarah/budaya lokal yang secara optimal untuk
kesejahteraan masyarakat lokal disekitar kawasan. Beragamnya biodiversitas yang ada di kawasan
Cagar Alam dan menjadi objek alam yang menarik salah satunya adalah keragaman ekosistem hutan
yang membentuk suatu tipe flora dan fauna serta bentangan alam (topografi) yang unik. Keseluruhan
potensi obyek dan daya tarik wisata alam yang ada merupakan sumber daya ekonomi yang bernilai
tinggi dan sekaligus merupakan media pendidikan dan pelestarian lingkungan.

Dalam itinerary saya memang tidak ada agenda untuk diving, tapi tanpa menyelam ke bawah
laut pun saya sudah dibuat kagum oleh keindahan alam atas laut Raja Ampat. Pulau pertama
yang kita kunjungi adalah Waiwo. Jaraknya hanya sekitar 10 menit dari pelabuhan Waisai. Disini
terdapat diving resort, penginapan yang sekaligus menyediakan jasa untuk diving. Berdasarkan
info, resort disini harganya paling murah diantara resort lainnya, hanya berkisar Rp 600rb per
malam untuk 2 orang. Mungkin harga yang cukup terjangkau itu disebabkan wilayah ini dikelola
oleh orang lokal. Sementara resort di pulau lain, hampir semuanya dimiliki orang asing, dan
tarifnya pun luar biasa, semalam sekitar 5juta! Fantastis deh, hampir sama dengan gaji saya
satu bulan.
Pepohonan yang rimbun dan tampak memenuhi pulau menjadi pemandangan pertama saya
ketika tiba di pulau Waiwo ini. Terlihat sebuah jembatan panjang yang menjadi penyambut
kedatangan kami. Berjalan ke dalam, terdapat gapura bertuliskan Waiwo Dive Resort. Paket
diving yang ditawarkan disana pun cukup murah, hanya 300rb 500rb per spot. Di sebelah
kirinya terlihat sederetan rumah-rumah kayu yang merupakan resort yang bisa disewa oleh para
tamu. Kami hanya berjalan melihat-lihat resort tersebut, dan memutuskan duduk-duduk di depan
restoran yang menghadap pantai. Pepohonan di pulau ini begitu rindang, menahan sinar
matahari yang pada waktu itu mulai terik.

Kepulauan Raja Ampat menyediakan resort, homestay hingga rumah


penduduk. Menginap di resort biasanya lebih mahal. Harganya bisa
mencapai 2 jutaan perorang plus makan tiga kali. Tarifnya pun
menggunakan dolar atau euro.
Homestay menjadi andalan para backpacker. harganya lebih murah
dan terjangkau yaitu sekitar 500 ribu hingga 300 ribu perorang.
Biaya ini sudah termasuk makan tiga kali, minum dan kopi serta teh.
Homestay ini gak jauh beda dengan rumah penduduk. Di sejumlah
pulau penduduk menyewakan kamar-kamarnya dengan harga
hampir sama.
Saya sendiri menginap dikordiris homestay di pulau Gam. Pulau ini
dekat dengan spot-spot diving dan snorkeling, sehingga tak perlu
mengeluarkan uang lebih banyak. Kordiris homestay ini dekat
dengan Kri island, Kabui, Gam bay, Mansuar island, Arborek. Bila
ingin ke Painemo sekitar satu jam. Ke Wayag lebih jauh lagi. Jadi bila

ingin menikmati Raja Ampat, ssya sarankan menginaplah di salah


satu pulau ini.

Data Kawasan Konservasi

Provinsi
Papua

Kabupaten / Kota
Raja Ampat

Nama Kawasan
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Kepulauan Raja Ampat
(Taman Pulau-Pulau Kecil Daerah Raja Ampat)

Dasar Hukum
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No 36 Tahun 2014
Peraturan Bupati Raja Ampat No 66 tahun 2007 Tgl 14 Juni 2007 dan
Peraturan Bupati Raja Ampat no 05 tahun 2009 tgl 16 April 2009

Rencana Pengelolaan

Tipe Kawasan
Kawasan Konservasi Perairan Daerah

Luas Kawasan
993,740.00

Kategori IUCN

Garis Lintang
2025' LU - 4025' LS

Garis Bujur
1300 - 132055' BT

Kondisi Umum

Kabupaten Raja Ampat merupakan salah satu kabupaten yang relatif baru di Provinsi
Papua Barat yang dibentuk melalui UU Nomor 26 Tahun 2002. Dalam rangka
memacu kemajuan wilayah Papua pada umumnya, baik dalam peningkatan pelayanan
di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, serta memberikan
kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah, kabupaten ini resmi menjadi daerah
otonom pada tanggal 12 April 2003 hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong.
Dasar hukum penetapan perairan Kawasan Konservasi Laut Raja Ampat adalah
Peraturan Bupati Raja Ampat No. 66 Tahun 2007 yang ditandatangani tanggal 14 Juni
2007 dan Peraturan Bupati No. 05 Tahun 2009 tanggal 16 April 2009.

Letak Geografis
Kawasan Konservasi ini dibagi menjadi beberapa wilayah yakni :
1. Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Ayau-Asia;
2. Kawasan Konservasi Perairan Selat Dampier;
3. Kawasan Konservasi PerairanTeluk Mayalibit;
4. Taman Pulau Kecil Kofiau;
5. Taman Pulau Kecil Misool

Aksesibilitas
Ibukota kabupaten Raja Ampat adalah Waisai yang terletak di Pulau Waigeo. Waisai
dapat dijangkau dari Kota Sorong menggunakan transportasi laut, yaitu kapal nelayan
yang memakan waktu perjalanan 5 jam atau dengan kapal cepat (speed boat) yang
memakan waktu perjalanan 2 jam. Transportasi laut memiliki peranan sangat penting
untuk Kabupaten Raja Ampat yang terdiri dari ratusan gugus pulau kecil.
Sistem transportasi di Kabupaten Raja Ampat tidak terlepas dari peran Pelabuhan
Sorong sebagai Pelabuhan Utama. Kegiatan pelabuhan berorientasi ke Kota Sorong,
baik arus penumpang maupun barang. Selain itu, terdapat juga sebagian kecil ke
Ternate dan Ambon. Dari pelabuhan Sorong terdapat pelayaran internasional (khusus
untuk angkutan minyak mentah, ikan tuna dan kayu lapis); dan pelayaran nusantara
yang meliputi trayek pelayaran nusantara, trayek kapal penumpang, trayek lokal,
pelayaran
rakyat
dan
angkutan
sungai,
danau
dan
ferry.
Trayek transportasi laut untuk Kabupaten Raja Ampat dengan Sorong berupa :
Pelayaran rakyat : Sorong - Waigeo - Batanta - Salawati - Misool, dan angkutan
Sungai, Danau dan Ferry : Jalur Sungai Klamono - Sungai Waigeo. Pelayanan
transportasi laut di Kabupaten Raja Ampat sangat bergantung pada musim. Pada
bulan-bulan tertentu (April - Agustus) kondisi gelombang sangat besar sehingga
transportasi laut tidak dapat menjangkau daerah-daerah seperti Kepulauan Ayau,
Kofiau atau Misool.

Iklim
Kabupaten Raja Ampat beriklim tropis yang lembab dan panas. Berdasarkan hasil
pencatatan Stasiun Cuaca dan Meteorologi Jeffman, suhu udara terendah sebesar
22,40C dan suhu udara tertinggi sebesar 32,5 0C dengan suhu rata-rata 27,40C.
Sementara curah hujan sebesar 2.000 mm/tahun. Variasi perubahan musim kemarau
dan musim penghujan tidak begitu jelas seperti daerah Papua pada umumnya.

Wilayah Raja Ampat dipengaruhi oleh angin muson; antara bulan Mei-November
bertiup angin pasat Tenggara dan antara Desember-April bertiup angin Barat Laut.

Kondisi Perairan
Kondisi hidro-oseanografi wilayah Kabupaten Raja Ampat dipengaruhi oleh dinamika
perairan Laut Seram, Laut Halmahera dan Samudera Pasifik. Wilayah ini memiliki
pasang surut bertipe campuran condong ke harian ganda (mixed tide, prevailing semi
diurnal).
Arus permukaan di wilayah perairan Raja Ampat tergolong relatif kuat terutama di
bagian celah atau selat antara dua pulau. Menurut data dari Dishidros, arus tetap yang
terdapat disekitar Selat Sele (koordinat 0110 LS dan 13110 BT) sebesar 3,75 m/detik..
Secara umum, pola pergerakan arus di wilayah perairan Raja Ampat pada bulan
Agustus mengarah dari Timur menyusuri bagian Utara Pulau Papua menuju Barat
Daya (Laut Banda). Sedangkan pada bulan Oktober arus datang dari arah Barat Daya
menyusuri Kepulauan Maluku menuju Timur Laut/Samudera Pasifik (Wyrtki, 1961).

Kondisi Ekosistem Perairan


Sebagai gugusan pulau-pulau kecil, Kabupaten Raja Ampat memiliki
keanekaragaman hayati laut yang melimpah. Gugus pulau kecil ini terletak di wilayah
"Coral Triangle" yang merupakan "jantung" keanekaragaman terumbu karang di
dunia dengan segala biota yang berasosiasi dengannya, seperti jenis ikan-ikan karang,
moluska dan krustasea. Kondisi terumbu karang sebanyak 60% dalam keadaan baik
dan sangat baik. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh CI (Conservation
International) bekerjasama dengan Universitas Cenderawasih dan LIPI dalam
kegiatan M-RAP (Marine-Rapid Assessment Program) di Raja Ampat pada tahun
2001, telah teridentifikasi sebanyak 2000 jenis biota pada 45 titik penyelaman, yaitu :
450 jenis karang, 7 jenis diantaranya belum pernah ditemukan di dunia; 950 jenis ikan
karang, 4 jenis tergolong baru bagi dunia, yaitu: Eviota (sejenis gobi), Apogon (ikan
kardinal-2 jenis), Hemiscyllium (sejenis hiu); dan 600 jenis moluska.
Secara umum, jenis lamun yang terdapat di Papua adalah Enhalus acroides, Halodule
sp., Halophila sp., Thalassia hemprichii, Cymodocea sp. (Hutomo, 1985 dalam
Dahuri dkk, 2001). Ekosistem padang lamun terdapat di bagian timur, selatan dan
barat Pulau Kofiau, sekitar Pulau Ayau, bagian barat Pulau Batanta, sekitar Pulau
Gam dan dibagian barat Pulau Waigeo. Sementara rumput laut banyak terdapat di
daerah Distrik Misool, Samate dan Waigeo Utara. Komoditas ini telah dibudidayakan
oleh
masyarakat,
khususnya
Euchema
cottoni.
Jenis crustacea banyak terdapat di wilayah perairan Raja Ampat, baik berupa udang
hias maupun udang konsumsi. Jenis udang yang bernilai ekonomi tinggi adalah udang
barong (Panulirus sp) yang terdapat di ekosistem terumbu karang. Komoditas lainnya
adalah kepiting (Scylla serrata) dan rajungan (Portunnus sp) yang terdapat di daerah
hutan
mangrove.
Berdasarkan hasil penelitian CII terdapat 600 jenis molusca yang terdapat di perairan
Raja Ampat. Beberapa jenis yang bernilai ekonomis, antara lain kerang-kerangan,
cumi-cumi (Loligo sp), sotong (Sepia sp), gurita (Octopus sp), teripang, tiram mutiara
(Pinctada sp). Di kawasan ini bahkan terdapat jenis kima raksasa (Tridacna gigas)
yang berukuran hingga 1,5 m yang dapat ditemukan dengan mudah. Keberadaan
kerang ini menjadi indikator bahwa kondisi terumbu karang di wilayah ini tergolong
sehat.

Wilayah gugus pulau kecil di Kabupaten Raja Ampat juga memiliki kekayaan satwa
penyu yang sebagian merupakan jenis yang dilindungi, seperti penyu sisik
(Eretmochelys imbricata). Satwa lainnya di wilayah perairan Raja Ampat adalah
mamalia laut, yaitu lumba-lumba (Cetacean).

Kondisi Sosial Ekonomi Budaya


Jumlah penduduk di Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2000 sebanyak 27.039 jiwa,
sedangkan pada tahun 2005 sebanyak 30.866 jiwa atau mengalami pertumbuhan
14,15% selama rentang waktu 5 tahun. Artinya, tingkat kepadatan penduduk yang
masih relatif rendah. Sektor perikanan merupakan salah satu andalan kegiatan
perekonomian di Kabupaten Raja Ampat, baik perikanan tangkap maupun budidaya.
Sebelum menjadi kabupaten, Raja Ampat memberikan kontribusi kepada Kabupaten
Sorong tidak kurang dari Rp 1,5 milyar tiap tahun dari sektor perikanan. Komoditas
unggulan perikanan budidaya di Kabupaten Raja Ampat adalah rumput laut dan
mutiara.
Secara sosial-budaya, di wilayah Kabupaten Raja Ampat masih terdapat suku-suku
asli penduduk yang terbagi dalam 3 suku besar, yaitu Suku Moi, Suku Biak dan Suku
Amer. Masyarakat Raja Ampat menganut sistem kekerabatan yang kadang jumlahnya
besar karena terdiri dari beberapa klan dan bahkan hampir dari beberapa kampung
masih merasa dirinya berasal dari satu garis keturunan. Dalam hubungan kekerabatan
ini,
masing-masing
saling
menghormati
dan
bergaul.
Harta pusaka bagi suku masyarakat di Raja Ampat adalah tanah, yang artinya bahwa
melalui tanah orang Raja Ampat dapat berkebun dan hasilnya dapat dimakan dengan
hasil penangkapan ikan yang diperoleh dari laut, juga dengan tanah mereka dapat
tinggal. Berkaitan dengan sumberdaya laut, terdapat hak-hak dan penentuan batas
wilayah ulayat laut pada suku masyarakat di Raja Ampat, antara lain : pembatasan
nelayan dari luar untuk menangkap ikan di desa tertentu (di Arborek dan Fam);
pembatasan ukuran tangkapan lobster di Desa Sawinggrai; pembatasan ukuran
tangkapan lola di Desa Arborek; sistem moratorium (sasi gereja) untuk teripang,
lobster dan lola; jenis-jenis tabu yang tidak boleh ditangkap di daerah tertentu
(Tropika, 2005).

Mata Pencaharian
Sebagian besar penduduk di Kabupaten Raja Ampat memiliki mata pencaharian
sebagai nelayan (sekitar 80%) dan petani. Disamping itu juga terdapat pedagang,
pengusaha kayu, pegawai negeri sipil, guru, tokoh agama dan pencari kerja. Mata
pencaharian sebagai nelayan merupakan mata pencaharian pokok yang dianggap
memberikan hasil bagi penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kegiatan penangkapan ikan ini dilakukan, baik pada siang hari maupun malam hari
dan
umumnya
masih
secara
tradisional.
Meskipun penduduk di Kabupaten Raja Ampat mayoritas bermata pencaharian
sebagai nelayan, namun potensi perikanan yang begitu besar masih belum dapat
dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Nelayan-nelayan lokal
menggunakan peralatan tangkap yang sangat sederhana sehingga kalah bersaing
dengan kapal nelayan asing yang beroperasi di wilayah tersebut. Pada tahun 2000

tercatat sekitar 2.400 kapal asing yang beroperasi di perairan Raja Ampat dan
sekitarnya.

Potensi Perikanan
Komoditas unggulan perikanan tangkap di Kabupaten Raja Ampat, antara lain ikan
tuna, cakalang tenggiri, kerapu, napoleon, kakap merah, teripang, udang dan lobster.
Daerah penangkapan ikan kerapu dan napoleon terdapat di perairan Waigeo Barat,
Waigeo Selatan, Kepulauan Ayau, Batanta, Kofiau dan Misool; lobster di perairan
Waigeo, Misool dan Kofiau; cumi-cumi di perairan Waigeo Selatan dan Misool;
teripang dan ikan tenggiri hampir diseluruh perairan Kabupaten Raja Ampat.

Pendekatan Konservasi
Sejak tahun 1990-an, ekosistem terumbu karang di Kabupaten Raja Ampat
menghadapi ancaman kerusakan akibat penangkapan ikan yang tidak ramah
lingkungan, seperti penggunaan bom dan racun sianida. Namun demikian, secara
keseluruhan kondisi terumbu karang di Raja Ampat adalah yang terbaik di Indonesia,
bahkan keanekaragaman hayatinya lebih tinggi dibandingkan dengan Negara Palau
yang selama ini mendapat perhatian sangat serius dari dunia internasional sebagai
tolok ukur studi terumbu karang di dunia. Oleh karena itu, pendekatan konservasi
dalam menetapkan Kawasan Konservasi Laut Daerah Raja Ampat adalah
menggunakan pendekatan partisipasi, dukungan dan fasilitasi pembangunan
insfrastruktur sosial, bimbingan teknis, sosialisasi, percontohan dan pilot project
pengembangan pariwisata bahari dan perikanan berkelanjutan.

Pariwisata
Sektor pariwisata memiliki prospek pengembangan tersendiri bagi kegiatan
perekonomian Raja Ampat. Keunikan dan keindahan panorama alam ditambah
dengan keanekaragaman sumberdaya perikanan dan kelautan yang tinggi, terutama
ekosistem terumbu karang merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan luar
negeri. Bahkan di daerah tersebut menjadi lokasi penelitian para pakar biota laut
dunia.
Jenis potensi pariwisata bahari yang utama di wilayah gugus pulau kecil Raja Ampat
adalah wisata panorama alam, seperti pasir putih, gua, beting-beting karang, serta
wisata diving. Daerah pengembangan pariwisata adalah di Pulau Kofiau, Misool,
Waigeo Selatan dan Barat, serta Kepulauan Ayau. Namun demikian sejak tahun 1995
hingga sekarang baru terdapat 1 lokasi yang dikelola oleh PT Papua Diving, khusus
untuk wisata bahari dan wisata alam, yaitu di wilayah Distrik Waigeo Selatan, Waigeo
Barat dan Teluk Mayalibit.

Misool Eco Resort merupakan sebuah penginapan eksklusif yang memiliki


fasilitas khusus berupa area untuk menyelam. Resort ini berada di daerah
terpencil di bagian selatan Raja Ampat, Indonesia. Resort ini berada di antara
pulau privat yang tak berpenghuni sehingga memiliki pemandangan yang sangat
indah dan memiliki tingkat ke-privasi-an yang sangat tinggi, sehingga sangat
cocok buat kamu yang ingin liburan sambil mencari ketenangan.
Perlu kamu tahu, lokasi penginapan ini terletak 165 km (105 mil) dari pelabuhan
terdekat, dan berjarak 20 km desa terdekat dengan perahu. Untuk bisa sampai di

tempat ini, kamu bisa menyewa speedboat dari pelabuhan di daratan Pulau
Misool Papua Barat atau dari daratan Pulau Seram Maluku. Jika kamu berasal dari
Jakarta, kami sarankan untuk mencarai maskapai penerbangan menuju kota
Sorong, kemudian naik kapal Ferry dari pelabuhan Rakyat Sorong menuju Waisai.
Dari Waisai akan ada staff hotel yang akan menjemput kamu menggunakan
speedboat untuk mengantar kamu ke Misool Eco Resort.
Raja Ampat merupakan salah satu tempat wisata di Papua Barat yang telah
mendunia. Raja Ampat sebagai salah satu tempat destinasi wisata di Indonesia
sudah selayaknya memiliki berbagai pilihan tempat penginapan dan hotel untuk
memanjakan para turis lokal maupun turis asing yang berkunjung di tempat ini.
Kali ini Ivacanza akan merekomendasikan beberapa hotel di Raja Ampat yang
super unik. Keunikannya berasal dari suasana dan desain hotel yang
mengapung berada di atas permukaan air laut, sehingga memberikan sensasi
yang berbeda. Berikut ulasannya.
Resort ini dibangun dengan gaya arsitektur tradisional, yang menawarkan
standar yang sangat tinggi dari kenyamanan dan layanan. Perlu kamu tahu, di
resort ini kamu bisa menyelam dengan berbagai jenis ikan dan terumbu karang,
menjelajahi lereng karang dengan beberapa keanekaragaman karang terluas di
dunia, dan kamu bisa mengakhiri hari dengan sempurna dengan menikmati
keindahan pemandangan laut yang luar biasa saat matahari terbenam dari
balkon pribadi kamu.
Berbeda dengan dua penginapan yang telah dibahas di atas. Hamu Eco Resort
merupakan salah satu penginapan low-budget. Walaupun demikian suasana
yang ditawarkan pun masih sama, yaitu suasan sebuah penginapan yang
mengapung di atas laut. Hamu Eco Resort merupakan satu-satunya penginapan
yang menerapkan bagi hasil antara pemilik penginapan dan warga sekitar.
HamuEco Lodge terletak di Pantai Saleo, sisi selatan Pulau Waigeo. Lokasinya
yang lumayan dekat dengan Waisai sehingga bisa kamu tempuh dengan hanya
sekali penyebrangan menggunakan kapal Ferry dari Pelabuhan Rakyat Kota
Sorong menuju Waisai. Jika ingin menghemat budget, kamu bisa menyewa motor
dari Waisai, dan melakukan perjalan dengan mengendarai motor sekitar 2 jam
untuk sampai di Hamu Eco Resort.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan alam berupa kekayaan
bahari, budaya, dan hasil bumi yang melimpah ruah. Selain itu, Indonesia juga mempunyai
berbagai tempat pariwisata yang indah dan menakjubkan. Salah satu wisata unggulan
Indonesia adalah wisata bahari yang berupa keindahan perairannya. Banyak pantai di
Indonesia yang sangat cantik, tetapi pantai yang paling populer dan menjadi spot favorit
untuk menyelam adalah pantai Raja Ampat yang terletak di Papua dan merupakan salah satu
tempat wisata yang sangat eksotis.
Pantai Raja Ampat tepatnya terletak di Papua Barat. Raja Ampat disebut juga sebagai
Amazon-nya lautan dunia, karena Raja Ampat ini terletak dan berada di pusat segitiga karang
dunia yang memiliki biodiversitas yang tinggi. Raja Ampat juga merupakan pusat ekspedisi
bawah laut yang terbesar di dunia dan juga salah satu dari 10 spot terbaik untuk menyelam.
Di tempat ini, sekitar 75% spesies ikan yang ada di dunia berada di perairan Raja Ampat.
Ekosistem yang ada di Raja Ampat pun benar-benar sangat terjaga kelestariannya hingga kini.
Banyak wisatawan internasional yang datang untuk berwisata ke sini. Namun sayangnya,
minat wisatawan lokal untuk mengunjungi Raja Ampat ini sangat kurang. Hal itu disebabkan

transportasi menuju Raja Ampat masih sulit dan biaya akomodasi yang lumayan menguras
kantong, itulah merupakan alasan kenapa banyak wisatawan lokal yang tidak bisa menikmati
keindahan Raja Ampat.
Di Raja Ampat, juga terdapat penginapan yang membuat Vrens merasa nyaman, yaitu
penginapan Waiwo Dive Resort. Penginapan ini tidak tergolong mahal, cocok untuk Vrens
yang lagi liburan di Raja Ampat. Penginapan ini berlokasi di Raja Ampat, Wasai yang terletak
di Pulau Weigeo. Penginapan ini terdiri dari 12 cottage yang mempunyai arsitektur khas
Papua. Dindingnya dan lantainya terbuat dari kayu yang membuat perasaan nyaman dan
hangat saat menempati cottage tersebut. Setiap cottage diisi oleh dua sampai tiga orang dan
ada satu kamar mandi didalamnya. Penginapan ini tidak dilengkapi dengan pendingin
ruangan, karena menurut pemilik cottage, dibiarkan begitu saja karena memanfaatkan udara
lebih alami dan lebih baik bagi kesehatan.
Waiwo Dive resort dikelilingi dengan hutan yang hijau dan juga pantai yang anginnya
berhembus sepoi-sepoi. Cottage ini dibangun dibawah pohon yang rindang dan juga letaknya
di dekat bibir pantai. Jika Vrens menginap di sana, Vrens akan disuguhkan dengan suarasuara burung dan juga suara serangga dipadu dengan deburan ombak yang syahdu. Di cottage
ini terdapat bar yang tempatnya terpisah, jadi bisa untuk nongkrong sembari ngobrol-ngobrol.
Untuk harga di penginapan ini, wisatawan asing dan wisatawan lokal dibedakan. Untuk harga
per-malamnya bagi wisatawan asing dikenakan tarif per malamnya seharga Rp. 550.000 .
Nah, untuk harga penginapan wisatawan lokal, per-malamnya dikenakan tariff seharga Rp.
450.000. Selain penginapan cottage ini, Vrens juga bisa melakukan kegiatan snorkeling,
diving, dan memberi makan ikan di dermaga Waiwo. Waiwo Dive Resort juga menyediakan 2
paket untuk menyelam. Paket yang pertama yaitu, 1 4 kali penyelaman dengan harga Rp.
550.000 untuk sekali menyelam. Paket yang kedua yaitu, Rp. 450.000 untuk sekali
menyelam. Ini sudah termaksud, alat-alat, pemandu, dan minimal menyelam dilakukan 2 kali
sehari. Untuk snorkeling, hanya membutuhkan biaya sebesar Rp.50.000. Untuk menuju
Waiwo Dive Resort, pengunjung harus ke dermaga Waisai terlebih dahulu kemudian
menempuh dengan menggunakan mobil atau ojek yang memerlukan waktu tempuh sekitar 20
menit lamanya. Nah, booking sekarang hotelnya dan cek promonya di via.com atau
https://www.via.id/holidays/home
Kepulauan Raja Ampat merupakan destinasi wisata yang terletak di wilayah
Papua, tepatnya Provinsi Papua Barat. Eksotisme Wisata Raja Ampat sudah
sangat dikenal oleh seluruh dunia karena keindahan alamnya yang memiliki
sejuta ragam pesona.

Anda mungkin juga menyukai