Tugas Propulsi Kapal
Tugas Propulsi Kapal
TUGAS
PROPULSISOAL
PROPULSI KAPAL
JAWABAN
1. Teori Momentum Propeller
Teori ini menganggap bahwa propeller sebagai alat untuk
mempercepat pindahnya air sampai ketempatnya didepan daun balingbaling ( dibelakang kapal ). Air akan mengalami percepatan aksial (a ) dan
menimbulkan slip dengan kecepatan kearah belakang kapal akibat gerak
berputarnya daun baling-baling dengan letaknya yang condong terhadap
sumbu baling-baling.
Reaksi yang timbul akibat percepatan air kebelakang menimbulkan
gaya dorong . Air akan mengalami perlambatan yang teratur akibat gayagaya dariviskositas air setelah melalui propeller. Hal ini menyebabkan
energi propeller terbuang sehinga ada kehilangan energi. Sumber lain
yang menyebabkan kehilangan energi :
Tahanan akibat gesekan daun baling-baling , dan
Baling-baling memberi putaran pada arus slip untuk mempercepat air.
Efisiensi propeller dinyatakan dengan sebagai perbandingan kerja
yang berguna untuk menggerakan kapal dengan kerja yang diberikan
propeller. Dengan adanya percepatan air a yang terdorong kebelakang
kapal menyebabkan efisiensi ( = 100 % maka a = 0 . Berarti air tidak
dipercepat yang menyebabkan tidak ada gaya dorong yang diberikan oleh
propeller kepada kapal.
2
TUGAS
Kemungkinan
PROPULSIuntuk memperbesar efisiensi adalah dengan
memperkecil percepatan arus slip. Hal ini dilakukan dengan mamakai
propeller dengan diameter besar dan diputar selambat mungkin. Dari segi
teori momentum , baling-baling disamakan dengan jenis propulsi jet
karena arus slip yang dipercepat kebelakang merupakan arus jet.
Momentum adalah hasil kali massa dengan kecepatan
p0
p1 p2
VB=VA+V1
p0
VC=VA+V2
p2
p1
3
TUGAS
Akibat gesekan
, muncul pula gaya Ft. Resultan dari gaya Ft dan Fn
PROPULSI
adalah F. Arah Ft tegak lurus terhadap permukaan kerja aerofil sedang
arah Ft tegak lurus arah Fn.
Gaya F diurai menjadi lift tegak lurus ( gaya angkat ) dan drag
( gaya penahan ). Arah lift tegak lurus dengan arah gerak aerofil sedang
sedang arah drag tegak lurus terhadap arah lift. Besarnya lift dan drag
propeller dinyatakan sebagai berikut ;
Lift : dL
= C1 p V 2 dA
Drag : dD = Cd . p
Dimana
C1
Cd
A
=
=
=
= dL . cos B dD . sin B
= (dL . sin B + dD . cos B ) r
Thrust
: T = Z S R rH dQ . dR
Torque : Q = Z S R rH dQ . dR
T
rH
= jari-jari hub
Hal-hal yang harus dipelajari dan diperkirakan dengan sebaikbaiknya untuk memperhitungkan besar thrust dan torqoe dengan
sempurna adalah Air yang melalui aerofil (sebagai bagaian dari baling
baling ) telah mendapatkan percepatan seperti telah diterangkan pada
teori momentum.
Gaya-gaya yang bekerja pada daun berubah karena letak karena
letak daun berikutnya saling berdekatan.
4
TUGAS
Secara
singkat kavitasi adalha pembentukan gelembung
PROPULSI
gelembung pada permukaan daun. Sering terjadi pada bagaian belakang
permukaan daun / back side. Kavitasi baru diketahui tahun 1890 oleh
charles parson ( inggris ) dari pengalamanya mengenai perahu-perahu
kecepatan tinggi. Peristiwa itu ia buktikan pada kapal turbin.
Apabila tekanan pada permukaan pungung daun dikurangi sampai
suatu harga dibawah tekanan statis fluida maka akan menyebabkan
tekanan daun menjadi negatif. Pada kenyataanya tekanan negatif tidak
dapat terjadi. Hal ini menyebabkan suatu reaksi lain. Fluida meninggalkan
permukaan daun kemudian membentuk gelembung-gelembung / kavitasi .
Gelembung gelembung ini berisi udara atau uap air. Gelembunggelembung terjadi ditempat puncak lengkungan tekanan rendah.
Gelembung gelembung yang terjadi akan melintasi dan menyusur
permukaan daun sampai kebelakang daun dan akan hancur pada daerah
yang tekananya tinggi disbanding tekanan yang terjadi pada permukaan
punggung daun. Gaya yang terjadi pada proses penghancuran
gelembung-gelembung ini kecil tetapi luas permukaan yang dipengaruhi
oleh gaya ini lebih kecil disbanding gaya yang mempengaruhinya
sehingga akan timbul tekanan yang besar berwujud letusan. Gaya letusan
ini menyebabkan ratique / lelah pada daun.
Teori lain menyatakan bahwa peletusan atau penghancuran
gelembng-gelembung tidak terjadi. Hal ini terjadi adalah gelembung tdi
mengecil sampai sangat kecil dan bertekanan sangat tinggi. Tekanan yang
sangat tinggi ini menyebabkan ratique pada permukaan daun.
Peletusan gelembng kavitasi dapat dikurangi dengan menghindari
adanya puncak tekanan rendah yang menyolok pada punggung
permukaan daun. Tekanan rendah yang terjadidapat diperbaiki dan
puncak yang menyolok dapat diratakan dengan mengurangi beban
permukaan daun. Jadi, dengan memperluas permukaan daun dapat
mengurangi kavitasi.
B. Grafik Kavitasi
Menentukan batas kavitasidari propeller yang didesain
menggunakan diagram burril. Untuk membaca diagram burril maka kita
cari nilai dari 0.7R dan Tc hitungan
Vr 2 Va 2 0.7 n D
dengan Ad (developed area)
5
TUGAS
Vr
= relative velocity
PROPULSI
Tc
T
Ap 0,5 (Vr ) 2
= diameter propeler
B4-40
B4-55
B4-70
B4-85
B4-100
Ap
(m^2)
N
(rps)
Vr^2
T (kN)
20,274
54
20,055
24
18,678
29
16,847
65
4,1666
67
4,1666
67
4,1666
67
4,1666
67
640,76
1
634,78
01
597,84
56
548,91
89
164,79
49
164,79
49
164,79
49
164,79
49
18,459
79
18,472
35
17,709
91
16,358
49
14,959
4,1666
67
4,1666
67
4,1666
67
4,1666
67
4,1666
589,61
01
590,43
1
570,08
48
533,99
74
496,87
164,79
49
164,79
49
164,79
49
164,79
49
164,79
c
hitung
an
0.7R
0,03
0,42
0,03
0,42
0,03
0,45
0,04
0,49
0,03
0,46
0,03
0,45
0,03
0,47
0,04
0,50
0,04
0,54
Tc
burril
0,177
0,178
0,184
0,194
0,186
0,186
0,190
0,197
0,204
Kavitasi ?
Tidak Kavitasi
Tidak Kavitasi
Tidak Kavitasi
Tidak Kavitasi
Tidak Kavitasi
Tidak Kavitasi
Tidak Kavitasi
Tidak Kavitasi
Tidak Kavitasi
6
TUGAS
33
67
PROPULSI
B5-45
B5-60
B5-75
B5-90
B5-105
17,018
42
17,379
52
16,799
68
15,970
13
14,920
04
4,1666
67
4,1666
67
4,1666
67
4,1666
67
4,1666
67
06
49
550,50
19
560,44
91
544,57
77
522,75
27
494,61
95
164,79
49
164,79
49
164,79
49
164,79
49
164,79
49
0,04
0,49
0,03
0,48
0,04
0,49
0,04
0,51
0,04
0,54
0,193
0,191
0,194
0,199
0,205
Tidak Kavitasi
Tidak Kavitasi
Tidak Kavitasi
Tidak Kavitasi
Tidak Kavitasi
Propeller Biasa
7
TUGAS
PROPULSI
8
TUGAS
PROPULSI
Azzimuth thrusters
Azimuth thruster digunakan untuk mempermudah
kapal dalam manuver, dengan posisi alat penggerak berada di
bagian atas sehingga memberi tempat yang lebih lapang untuk
menempatkan penggerak utamanya, baik berupa motor diesel atau
motor listrik.
Azzimuth thrusters
Electrical pods
9
TUGAS
PROPULSI
Electrical pods
Tunnel thrusters
Tunnel thrusters
Waterjets
Waterjets
10
TUGAS
setiap daun
dapat menghasilkan daya dorong pada ka-pal. Sistem ini
PROPULSI
bekerja mirip pengendali langkah balig-baling helicopter (colective pitch
control). Roda gigi dalam mekanisasi propulsi ini, saat berputar dapat
merubah sudut serang dari tiap daun propeller (berbetuk hydrofoil)
sehingga tiap daun baling-baling akan menghasilkan daya dorong (thrust)
pada berbagai arah, menyebab-kan kapal tidak butuh rudder lagi.
11
TUGAS
34 knots.Kemudian
turbines mengalami kemajuan pesat hingga pada
PROPULSI
tahun 1906, yang mana diaplikasikan sebagai tenaga penggerak untuk
kapal perang HMS. Dreadnought dan kapal Atlantic Liner Mauretania.
Kebutuhan bahan bakar (fuel consumption) secara rata-rata untuk suatu
Large Turbine adalah 0.30 kg per kWh. Namun demikian, keunggulan segi
ekonomis tersebut mengalami suatu tantangan dari sisi Non-reversible
dan Rotational Speed, yang mana memerlukan pertimbangan teknis lebih
lanjut. Untuk kepentingan reverse diperlukan adanya reversing turbines
yang secara terpisah diinstal ke sistem. Sementara itu untuk mengatasi
rotational speed-nya yang relatif tinggi, maka diperlukan adanya
mechanical geared untuk menurunkan putaran output turbines khususnya
untuk alat gerak kapal berjenis screw propeller, sehingga hal itu
menyebabkan terjadinya power loss berkisar 2 hingga 4 persen.
Penurunan putaran turbines (rpm) ke propeller shaft (poros propeller),
dapat juga diatasi dengan merancang electric driven, yaitu dengan mengcouple secara langsung antara turbine dengan generator yang mana
keduanya sama-sama memiliki operasional yang lebih efisien bila dalam
kondisi putaran tinggi.
Kemudian, generator men-supply listrik ke electric motor yang
dihubungkan dengan poros propeller. Hal ini memberikan kelonggaran
pada masalah lay-out engine room yang mana pengaruh hubungan poros
secara langsung dari turbine ke propulsor dapat dieleminasi. Turboelectric Drive juga memberikan keuntungan terhadap pengurangan untuk
reversed gear mechanism serta fleksibilitas dalam operasinya. Namun
demikian, power loss akibat transmisi tenaga serta investment perlu
dipertimbangkan.
12
TUGAS
GasPROPULSI
Turbin
= PE (1 + x)/nb
P adalah daya yang disalurkan kebaling-baling P atau defenisi balingbaling (propulsi effeciency) . faktor (1 + x) kadang-kadang juga disebut
sebagai faktor beban (load factor) dan faktor x disebut sebagai fraksi
13
TUGAS
beban (load
fraction) atau kelonggaran dinas (service allowance).Untuk
PROPULSI
lebih jelasnya maka hubungan interaksi kapal mesin propeller
digambarkan sebagai berikut :
THP
DHP
SHP
BHP
IHP
IHP (Internal Horse Power) adalah daya yang terjadi dari dalam
selinder mesin.
-
BHP (Brake Horse Power) adalah daya yang keluar dari dalam mesin.
SHP (Shaft Horse Power) adalah daya yang disalurkan pada poros
untuk diteruskan kepada propeller.
DHP (Delivery Horse Power) adalah daya yang ditransfer dari poros
ke daun propeller.
THP (Thrust Horse Power) adalah daya yang dihasilkan akibat
putaran propeller.
Untuk dapat menentukan motor penggerak yang akan digunakan
pada suatu kapal, harus diketahui besarnya daya motor yang sesuai
dengan daya efektif untuk menggerakkan kapal. Daya atau tenaga kerja
yang dihasilkan oleh mesin penggerak diteruskan dalam bentuk putaran
melalui serangkaian poros ke baling-baling yang kemudian berputar dan
mendorong kapal kedepan.
Guna keperluan penerusan daya dari motor penggerak ke susunan
poros dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui alat transmisi
yang disebut Sistem Transmisi Daya yang terdiri dari kopling untuk gerak
maju dan mundur kapal serta roda gigi reduksi untuk menurunkan putaran
mesin yang ditransmisikan agar sesuai dengan putaran poros propeller.
Selain berfungsi sebagai penerus daya, sistem transmisi daya juga
berfungsi untuk menahan tumbukan dan getaran yang terjadi dalam
penerusan daya sehingga transmisi daya dari motor penggerak ke poros
dapat berlangsung secara halus dan dengan demikian dapat menjamin
umur motor dan peralatan yang dihubungkannya.
Didalam merencanakan suatu sistem tranmisi daya penggerak
kapalmaka perlu diperhatikan besarnya daya yang akan ditransmisikan,
putaran poros, mesin yang dipakai, dan kondisi kapal yaitu kaitannya
14
TUGAS
dengan operasi
kapal. Pemilihan sistem transmisi daya secara langsung
PROPULSI
tanpa melihat faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerusan daya dan
teknis perencanaan/pemilihan sistem trasmisi daya dapat mengakibatkan
kerusakan dalam sistem transmisi daya sendiri dam motor penggerak
serta penggerak kapal secara keseluruhan yang akhirnya sampai kepada
hal yang paling fatal yaitu menyangkut keselamatan dalam pelayaran.
Interaksi Kapal - Mesin kapal - Propeller merupakan Korelasi antara
Kapal - Mesin - Propeller yang digambarkan dengan suatu kurva batas
daerah kerja mesin dalam laju kisaran terhadap daya. Titik kerja untuk
gabungan ketiga system selalu terletak pada kurva ini. Ketiga komponen
digabung bersama sehingga jika satu komponen berubah maka kedua
komponen lainya juga akan berubah.
Ketiga komponen ditinjau secara terpisah untuk memeriksa interaksi
antara kapal , mesin dan propeller kemudian dicocokan karakteristik
untuk kapal dan baling-baling pada daerah kerja mesin induk.
Kondisi kapal
Mesin Kapal
15
TUGAS
Efisiensi juga
akan naik jika garis tengah propeller diperbesar dan laju
PROPULSI
kisaran diturunkan.
6.
= RTdinas x Vs
= EHP/H
= DHP/sb
BHP Scr
= SHP/0.98
16
Matching)
TUGAS
(Surjo Widodo Adjie, Daya motor yang diinstal,Engine Propeller
PROPULSI
b.
BHP mcr
EHP
(1 t ) xVs
dimana :
Vs
= Kecepatan Dinas
dimana :
bentuk buritan,
k xw
17
TUGAS
Untuk kapal dengan sistem single screw, dalam buku
PROPULSI
0.5 x Cb - 0.05
= 0.628
Po = 0.628 Do