Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat perkotaan yang sarat dengan pola hidup yang
individual seringkali membuat interaksi dengan lingkungan hidup di sekitarnya
menjadi terabaikan. Menurut Otto Soemarwoto pengertian lingkungan hidup adalah
jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang
mempengaruhi kehidupan kita. Sedangkan Munadjat Danusaputro memberikan
pengertian lingkungan hidup sebagai semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya
manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat manusia
berada dan mempengaruhi hidup dan kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
Lingkungan hidup sendiri masih terdapat beberapa bagian di dalamnya yakni,
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik (Physical Environment)
dapat diartikan sebagai segala sesuatu di sekitar kita yang bersifat benda mati, seperti:
air, sinar, gedung dan lainnya, sedangkan lingkungan sosial (Social Environment),
yaitu manusia-manusia lain yang berada di sekitar kita atau kepada siapa kita
mengadakan hubungan pergaulan.
Sebagai suatu kesatuan bagian yang terdapat dalam pengertian lingkungan
hidup, hendaknya manusia yang termasuk dalam lingkungan sosial dan kondisi
lingkungan yang masuk dalam lingkungan fisik dapat saling mengisi dalam upayanya
menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan nyaman. Pada kenyataannya hubungan
antara keduanya seringkali tidak bisa harmonis. Manusia yang lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk menjalani rutinitasnya sebagai manusia modern
seringkali tidak memperhatikan kondisi lingkungan di sekitarnya, bahkan terkesan
merusak kenyamanan yang ada merupakan suatu kondisi yang sangat disayangkan.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan demi kenyamanan hidup
membuat seolah-olah manusia terkesan menutup mata dan tidak mampu berbuat apa44

apa untuk merubah kondisi dan situasi yang ada. Hidup berdampingan dengan polusipolusi yang juga dihasilkan oleh manusia sendiri, seperti bau yang tidak sedap dari
berbagai macam sampah yang tercampur jadi satu seharusnya mampu membuat
manusia menjadi lebih kritis untuk melakukan suatu hal yang mampu merubah
kondisi kehidupan yang ada.
Karena kondisi suatu lingkungan hidup akan sangat berpengaruh terhadap
kualitas kehidupan para penghuninya, maka suatu lingkungan hidup yang sehat
mampu memberikan jaminan kualitas hidup yang sehat bagi para penghuninya.
Seperti ketersediaan air, udara, dan tempat tinggal yang bersih. Berbeda dengan suatu
lingkungan hidup yang dirasa kotor atau tidak sehat, lingkungan hidup dengan
kondisi yang kotor tentunya juga akan berpengaruh dengan kualitas kehidupan yang
dimiliki para penghuninya. Dalam lingkungan hidup yang kotor tidak ada jaminan
ketersediaan air, udara yang bersih, serta penghuninya juga tidak akan mendapatkan
kenyamanan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu kiranya
penting untuk melakukan suatu tindakan nyata yang mampu merubah kondisi
kehidupan yang dapat dimulai dari melakukan pengelolaan sampah secara mandiri.
Dengan merubah pemikiran bahwa sampah merupakan bagian dari suatu kehidupan
dan tidak serta-merta menganggapnya sebagai suatu masalah yang harus
disingkirkan, hendaknya setiap manusia mampu mengelola sampah yang ia hasilkan
secara mandiri. Dimulai dengan melakukan pemilahan sampah berdasarkan sampah
organik dan nonorganik, diharapkan mampu merubah kondisi pengelolaan sampah
menjadi lebih baik. Meningkatnya kesadaran setiap orang mengenai pentingnya
melakukan pengelolaan sampah secara baik dan mandiri membuat penulis ingin
mengetahui lebih dalam mengenai salah satu program pengembangan kinerja
pengelolaan sampah yang tertulis dalam Rencana Strategis tahun 2011-2015
Kelurahan Bumi Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
B. Rumusan Masalah

45

a. Bagaimana evaluasi Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sampah


dalam Rencana Strategis tahun 2011-2015 Kelurahan Bumi Kecamatan
Laweyan Kota Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui evaluasi Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Sampah dalam Rencana Strategis tahun 2011-2015 Kelurahan Bumi
Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
a. Untuk mendeskripsikan evaluasi

Program Pengembangan Kinerja

Pengelolaan Sampah dalam Rencana Strategis tahun 2011-2015 Kelurahan


Bumi Kecamatan Laweyan Kota Surakarta dalam upayanya menciptakan
lingkungan yang sehat dan nyaman.
b. Bagi pemerintah, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan
agar pihak yang berwenang yang terlibat dalam susunan Program
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sampah mampu meningkatkan
kinerjanya, agar diperoleh program yang tepat sehingga tujuannya mampu
tercapai.

BAB II
46

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi dan Jenis Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
menentukan kualitas berupa nilai atau arti dari sesuatu, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.
Adapun terdapat berbagai macam bentuk evaluasi, salah satunya yakni
evaluasi komprehensif yang di dalamnya terdiri dari Evaluasi Program.
Evaluasi Program bertujuan untuk meninjau kembali program atau
perencanaan yang akan diberlakukan, pada evaluasi jenis ini dokumen
perencanaannya atau program kerja yang akan diberlakukan ditinjau kembali
berdasarkan indikator apakah program tersebut rasional atau tidak, serta
sesuai atau tidak dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Selain itu
maksud lain dari evaluasi program ini adalah agar semua pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan program nantinya, yakni pemerintah, swasta, dan
masyarakat merasa ikut bertanggung jawab dalam keberhasilan program yang
akan dilaksanakan.
B. Pengembangan Kinerja
Pengembangan adalah proses pendidikan jangka panjang yang menggunakan
prosedur sistematis dan terorganisir sehingga tenaga kerja mampu
mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan yang umum.
Pengembangan

kinerja

dapat

diartikan

sebagai

usaha-usaha

untuk

meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan umum dari para tenaga kerja agar
pelaksanaan tujuan lebih efisien.

C. Pengelolaan Sampah

47

Sampah dapat diartikan sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga, sampah merupakan sisa atau materi yang tidak lagi digunakan dan
memang harus dibuang. Seringkali persoalan mengenai sampah tidak ada
habisnya, karena kebanyakan orang menganggap sampah seperti pengertian
yang telah disebutkan di atas. Akibatnya keberadaan sampah kian lama
semakin menumpuk, oleh karena itu perlu adanya suatu pengelolaan sampah
secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat demi terciptanya
lingkungan yang bebas sampah.
D. Upaya Menciptakan Lingkungan yang Sehat dan Nyaman
Asas dalam pengelolaan lingkungan hidup yakni asas kelestarian dan
keberlanjutan, dapat diartikan bahwa setiap orang memiliki kewajiban dan
tanggung jawab dalam menjaga, melestarikan, dan melindungi lingkungan
hidup. Tujuannya agar para generasi mendatang tetap memperoleh haknya
untuk mendapatkan lingkungan atas lingkungan hidup yang sehat dan baik,
selain itu mereka juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang sama
seperti para pendahulunya dalam upaya melestarikan lingkungan. Hal ini
sesuai dengan Pasal 65 ayat (4) yang menyebutkan bahwa: setiap orang
berhak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Selain itu dalam pasal 70 UU
Nomor 32 Tahun 2009 disebutkan bahwa masyarakat memiliki hak dan
kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Kemudian dalam Undang-Undang nomor 32 Tahun 2009 disebutkan bahwa
setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup
serta mengendalikan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup. Dari
ketiga pasal yang dimuat dalam Undang-Undang tersebut telah menjamin

48

adanya hak dan kewajiban dari keterlibatan masyarakat secara langsung dalam
upaya menjaga, mengelola dan menciptakan lingkungan yang lestari.

BAB III
49

METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, Bogdan dan
Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
gambar dan bukan angka.
B. Objek Penelitian dan Sumber Data
Objek dalam penelitian ini menggunakan dokumen Rencana Strategis tahun
2011-2015 Kelurahan Bumi Kecamatan Laweyan Kota Surakarta, untuk
sumber data yang diperoleh berupa data sekunder dengan sumber dokumen
yang sama yakni Rencana Strategis tahun 2011-2015 Kelurahan Bumi
Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dengan
menggunakan studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah segala usaha yang
dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan
topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat
diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporang penelitian, karangan ilmiah, thesis,
disertasi,

peraturan-peraturan,

ketetapan-ketetapan,

buku

tahunan,

ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik cetak maupun elektronik lain.


D. Validitas Data
Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, peneliti menggunakan teknik
triangulasi yaitu dengan memanfaatkan dokumen Rencana Strategis tahun
2011-2015 Kelurahan Bumi Kecamatan Laweyan Kota Surakarta untuk
kemudian di konfirmasikan dengan beberapa dokumen mengenai pengelolaan
dan pemanfaatan sampah yang baik dari beberapa sumber.

50

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisa data penelitian ini dilakukan dengan:
a. Mengumpulkan objek penelitian yaitu Rencana Strategis (Renstra) tahun
2011-2015 Kelurahan Bumi Kecamatan Laweyan Kota Surakarta
b. Menguraikan definisi dari setiap penjabaran dari program di Rencana
Strategis (Renstra) tahun 2011-2015 Kelurahan Bumi Kecamatan
Laweyan Kota Surakarta
c. Mengelompokan Program dan Kegiatan agar mendapatkan suatu bentuk
uraian yang jelas dari adanya tujuan yang akan di capai.
d. Menarik kesimpulan.
Kemudian data yang dikumpulkan dan dikelompokkan di sajikan dengan
menganalisa secara kualitatif, yang hendaknya diperiksa dahulu keabsahan
datanya sehingga pengambilan kesimpulan akhir yang dibuat tidak
menimbulkan arti ganda bagi para pembacanya.

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi lokasi
51

Kelurahan Bumi merupakan bagian dari wilayah kecamatan Laweyan kota


Surakarta yang letaknya berada di pusat kecamatan dengan kondisi sebagian
wilayahnya dilalui Sungai Jenes yang memisahkan wilayah Kota Surakarta dan
Kabupaten Sukoharjo, dengan batas administratif sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Purwosari

Sebelah Timur : Kelurahan Penumping dan Kelurahan Panularan

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Barat : Kelurahan Sondakan dan Kelurahan Laweyan

Dengan luas wilayah 37,3 ha, kelurahan Bumi terbagi menjadi 6 lahan penggunaan
antara lain:

Lahan untuk pemukiman : 28,22 ha

Lahan untuk pekarangan : 0,75 ha

Lahan untuk pertamanan : 0,31 ha

Lahan untuk perkantoran : 0,22 ha

Lahan untuk makam/kuburan : 0,84 ha

Lahan untuk prasarana umum lainnya : 6,96 ha

B. Implikasi dari Sampah yang Tidak Terkelola dengan Baik


Lahan pemukiman sebanyak 28,22 ha dengan jumlah penduduk yakni pada
tahun 2009 sebanyak 1.702 KK yang terdiri dari 3.529 jiwa berjenis kelamin lakilaki dan 3.572 berjenis kelamin perempuan dengan total jumlah penduduk
sebanyak 7.101 jiwa, berimplikasi pada banyaknya jumlah sampah yang
52

dihasilkan dari setiap warganya. Tidak hanya sampah rumah tangga, lahan
Kelurahan Bumi yang juga banyak digunakan untuk menggeluti dunia usaha
semakin menambah sampah yang dihasilkan dari wilayah ini. Berbagai macam
bidang usaha seperti perhotelan, rumah makan, dan industri kerajinan yang
banyak dijumpai di wilayah ini menjadi penghasil sampah terbesar di Kelurahan
Bumi. Kondisi ini dapat dibuktikan dengan data sebagai berikut:
Rekapitulasi Hasil Pungutan RPP/K Tahun 2008/2009 Kelurahan Bumi:
Kelompok Rumah

Kelompok

Tangga

Badan Usaha

Tahun

Ketetapan
1

Jumlah
Penerimaan
3

Total

Ketetapan
4

Jumlah
Penerimaan

Ketetapan

Jumlah
Penerimaan

2008

11.004.000 132.018.000 16.680.000

16.460.000

27.684.000

148.478.000

2009

11.004.000 132.025.000 16.680.000

16.550.000

27.684.000

148575.000

C. Penyusunan Program
Agar masalah mengenai pengelolaan sampah tidak berlarut-larut pemerintah
setempat menyusun suatu program, program dapat diartikan sebagai himpunan dari
beberapa kegiatan yang nyata, terpadu, dan sistematis yang akan dilaksanakan oleh
beberapa elemen yang terdapat dan menjadi bagian dari suatu organisasi dalam
rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Adapun program yang dirancang yakni
program pengembangan kinerja pengelolaan sampah dengan beberapa kegiatannya
seperti peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan
serta bimbingan teknis persampahan. Dengan sasarannya terjadi peningkatan kinerja
mengenai pengelolaan sampah, adapun tujuan dari program ini adalah agar tercipta
53

lingkungan yang hijau, bersih dan sehat, sehingga penduduk yang bertempat tinggal
di Kelurahan Bumi memperoleh kenyamanan dalam menjalankan kehidupan seharihari. Selain itu visi yang tertulis di dalam dalam Rencana Strategis tahun 2011-2015
Kelurahan Bumi Kecamatan Laweyan Kota Surakarta dalam berbagai program yang
ada di dalamnya yakni mengandung makna adanya keinginan untuk mewujudkan
kelurahan yang tertata dan lingkungan hijau serta ramah anak, menggerakkan produk
lokal dan menggerakkan ibu-ibu sehingga masyarakat sejahtera. Masyarakat dan
aparat kelurahan maju dan berkembang, dan tetap memegang nilai-nilai budaya dan
pengembangan kesenian tardisional dengan dukungan semangat gotong-royong dari
masyarakat. Sedangkan misi yang juga tertulis di dalamnya yakni mengembangkan
penataan lingkungan hijau, bersih, dan ramah anak. Serta mengembangkan
pemberdayaan ekonomi, produk lokal, dan menyediakan fasilitasi promosi produk
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Agar visi dan misi yang telah
dirancang mampu tercapai diperlukan suatu beberapa faktor kunci sebagai
keberhasilan dari program yang telah dirancang, antara lain:
a. Tersedianya prosedur pelayanan kepada masyarakat yang jelas dan
transparan,
b. Tersedianya sarana sosialisasi prosedur pelayanan masyarakat,
c. Tersedianya SDM yang profesional,
d. Tersedianya motivasi kerja aparatur,
e. Tersedianya anggaran untuk perbaikan dan pengembangan sarana dan
prasarana pelayanan,
f. Tersedianya ide penataan ruang pelayanan,
g. Tersedianya diklat-diklat kompetensi dan kapabilitas aparatur, tersedianya
reward dan punishment kepada pegawai,
54

h. Tersedianya perbaikan penghasilan pengawai.


D. Evaluasi Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sampah
Dari program pengembangan kinerja pengelolaan sampah yang telah
dicanangkan oleh pemerintah kelurahan Bumi di dalamnya terdiri beberapa macam
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Namun beberapa program yang telah disusun dirasa masih terdapat berbagai
kekurangan yang beresiko memunculkan kegagalan dalam keberlangsungan program
nantinya. Oleh karena itu perlu adanya suatu kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk
meninjau kembali program yang akan diberlakukan. Pada evaluasi jenis ini dokumen
yang berisi rincian program dan kegiatan yang akan diberlakukan ditinjau kembali
berdasarkan indikator apakah program tersebut rasional atau tidak, serta sesuai atau
tidak dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Selain itu maksud lain dari
evaluasi program ini adalah agar semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
program nantinya, yakni pemerintah, swasta, dan masyarakat merasa ikut
bertanggung jawab dalam keberhasilan program yang akan dilaksanakan.
Dalam program mengenai pengelolaan sampah yang telah dibuat pemerintah
Kelurahan Bumi hanya memfasilitasi para warganya mulai dari pengembangan
kinerja pengelolaan sampah oleh para petugas sampah, yang kemudian menghasilkan
pemeliharaan sarana dan prasarana penunjang pengangkutan sampah dari beberapa
RT ke TPS secara rutin. Dalam program yang telah dicanangkan seharusnya
pemerintah mampu membuat para warganya untuk mengelola sampah secara mandiri,
yakni dengan cara melakukan pemilahan sampah yang didasarkan pada jenisnya.
Yaitu sampah organik adalah semacam sampah basah seperti sisa makanan, daun
kering, dan rantai pohon yang berjatuhan. Dan sampah nonorganik, semacam sampah
kering seperti kertas dan kemasan yang berbahan dasar plastik atau kaleng. Misalnya
botol air mineral, kemasan mie instan, deterjen, dan kaleng susu bekas. Seharusnya
pemerintah setempat memberikan sosialisasi secara rutin agar warga kelurahan Bumi
55

menyadari akan pentingnya melakukan pemilahan sampah. Tujuan dari pemilahan ini
adalah agar sampah-sampah yang dihasilkan tidak menimbulkan bau tidak sedap.
Selain itu dalam pemanfaatan dan pengelolaan nantinya tidak mengalami kesulitan.
Dalam kegiatan ini masyarakat selaku pihak yang menghasilkan sampah diberikan
penyadaran bahwa hendaknya masyarakat juga terlibat dalam usaha pengelolaan
sampah, sehingga tidak hanya bergantung kepada petugas pengambil sampah. Karena
tanpa adanya pemilahan terlebih dahulu oleh masyarakat yang merupakan penghasil
sampah pihak yang mengolah dan memanfaatkan kembali sampah yang dihasilkan
akan mengalami kesulitan.
Setelah pemerintah mampu memberikan pemahaman kepada warganya
mengenai pentingnya melakukan pemilahan sampah, barulah menuju ke tahap
selanjutnya yakni memberikan pelatihan dan bimbingan mengenai pemanfaatan dan
pengolahan sampah yang mampu menghasilkan barang-barang yang dapat digunakan
kembali seperti tas berbahan dasar kemasan plastik, lampion berbahan kaleng atau
botol plastik bekas, dan tempat tissue berbahan limbah koran. Setelah masyarakat
mampu memanfaatkan berbagai macam sampah yang dihasilkan baik dari sampah
rumah tangga maupun sampah dari bidang usaha menjadi berbagai macam barang
yang mampu digunakan kembali serta bermanfaat atau yang biasa disebut dengan
proses produksi, pemerintah Kelurahan Bumi seharusnya menyediakan akses
pemasaran untuk barang-barang hasil produksi pemanfaatan sampah. Karena pada
kenyataannya masyarakat yang merupakan kalangan menengah ke bawah hanya
mampu memberikan tenaga dan keahlian yang dimiliki untuk mengolah dan
memanfaatkan sampah yang ada, mereka tidak memiliki akses atau jaringan yang
dapat digunakan untuk memasarkan produk olahan sampah yang dihasilkan.
Kemudian

setelah

rangkaian

pengelolaan

dan

pemanfaatan

sampah

telah

dilaksanakan ada baiknya pemerintah juga mencantumkan kegiatan evaluasi untuk


memastikan bahwa program pengembangan pengelolaan sampah yang telah
dicanangkan benar-benar bermanfaat bagi warga kelurahan Bumi.
56

Berbagai macam kekurangan yang masih ditemui dalam susunan program


Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sampah yang dicanangkan oleh pemerintah
kelurahan Bumi tentunya tidak lepas dari berbagai faktor isu-isu strategis yang ada di
dalamnya, seperti:
a. Isu-isu internal di lingkungan kantor kelurahan Bumi seperti:

Prasarana yang tersedia kurang lengkap

Sistem kerja yang belum optimal

Administrasi yang belum tertib

b. Isu-isu eksternal, seperti:

Air sungai di kali Jenes dan Kh Samanhudi yang terpolusi karena


perkembangan dunia usaha produk lokal khususnya batik semakin
meningkat

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Karena sistem kerja oleh para pegawai pemerintah Kelurahan Bumi dirasa
belum optimal

membuat penyusunan beberapa program khususnya program


57

pengembangan kinerja pengelolaan sampah dinilai kurang efektif. Hal ini dapat
dilihat dari program yang telah disusun terkesan melewati beberapa tahap, seperti
tidak adanya program yang mengupayakan agar masyarakat bisa mandiri dalam
mengelola sampah. Khususnya dalam hal pemilahan sampah yang didasarkan pada
jenisnya yakni sampah organik dan sampah nonorganik, serta tidak memfasilitasi
pemasaran produk hasil olahan sampah. Setelah pemerintah khususnya Kepala Seksi
Pemberdayaan Masyarakat yang merupakan pihak yang diberi wewenang khusus
untuk menangani program ini berhasil memberikan pemahaman kepada masyarakat
mengenai pentingnya pemilahan sampah, baru menuju ke tahap selanjutnya yakni
pemberian bimbingan dan pelatihan mengenai pengelolaan dan pemanfaatan sampah
hingga ke proses produksi. Setelah proses produksi selesai, dalam program yang
tertulis dalam Renstra pemerintah tidak lagi memfasilitasi akses pemasaran dari
barang-barang hasil produksi pemanfaatan sampah. Sehingga terdapat kemungkinan
bahwa masyarakat yang terlibat dalam kegiatan produksi memasarkan sendiri produk
yang dihasilkan tanpa adanya bantuan dari pemerintah setempat. Padahal
masayarakat yang terlibat dalam kegiatan produksi hanya mampu memberikan tenaga
dan keahlian yang dimiliki, seringkali mereka tidak memiliki jaringan ataupun akses
untuk memasarkan produk yang dihasilkan. Tahap demi tahap mengenai pengelolaan
dan pemanfaatan sampah yang ada seharusnya dilakukan secara runtut dan rinci
supaya untuk tahapan selanjutnya diperoleh kemudahan. Tanpa adanya tahapan yang
runtut dan rinci mengenai pengelolaan dan pemanfaatan sampah dari pemerintah
Kelurahan Bumi yang mana sebagai fasilitator dari adanya program yang telah
dirancang tidak akan mampu memperoleh keberhasilan yang bisa saja berimplikasi
pada tidak tercapainya tujuan atas pembuatan program yaitu peningkatan
kesejahteraan dan kenyamanan hidup yang sehat dan nyaman bagi warga Kelurahan
Bumi Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
B. Saran

58

Untuk

mengatasi

beberapa

masalah

yang

bisa

saja

menghambat

keberlangsungan program, dapat diambil suatu solusi untuk memecahkan masalah


tersebut. Seperti ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang lengkap dapat diatasi
dengan cara memprioritaskan anggaran untuk penyediaan dan perbaikan sarana dan
prasarana pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Sedangkan untuk sistem kerja oleh
para pegawai yang dirasa belum optimal, pemerintah setempat hendaknya terus
melakukan perbaikan dan evaluasi yang tujuannya meningkatkan kinerja para
pegawai. Seperti memberikan sanksi tegas berupa skorsing hingga pencopotan
jabatan bagi pegawai yang ketahuan membolos atau tidak menyelesaikan
pekerjaannya di saat jam kerja. Selain itu bagi para pegawai yang mampu bekerja
secara optimal hendaknya diberikan suatu penghargaan seperti pemberian hadiah
berupa bingkisan, atau kenaikan gaji. Dengan kebijakan mengenai kepegawaian yang
seperti yang telah disebutkan di atas dirasa akan mampu meningkatkan kinerja para
pegawai, yang harapannya kemudian mereka mampu merancang program-program
yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

59

Anda mungkin juga menyukai