Kronik
Oleh :
PENDAHULUAN
DEFINISI
Penyakit
paru
obstruksi
kronik
dan
hambatan
diobati,
aliran
ditandai
udara
yang
oleh
tidak
berhubungan
dengan
respons
berbahaya,
disertai
efek
paru
obstruksi
kronik
gabungan
keduanya.
Bronkitis
tiga
bulan
dalam
setahun,
dengan
pelebaran
bagian
distal
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko PPOK terdiri dari :
1. Asap rokok
2. Polusi udara
3. Stres oksidatif
4. Gen
5. Tumbuh kembang paru
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi dan angka mortalitas
PPOK terus meningkat. Pada tahun 1992,
berdasarkan Survei Kesehatan Rumah
Tangga Depkes RI, PPOK bersama asma
bronkial menduduki peringkat keenam
dan merokok merupakan penyebab PPOK
terbanyak
(95%
kasus)
di
negara
berkembang.8
penyumbang
angka
untuk
penyakit
tidak
kesakitan
menular
menunjukkan
prevalensi
PPOK
wanita.
Di
Asia
Tenggara
Indonesia
penyakit
bronkitis
PPOK
merupakan
masalah
meningkat
pada
perokok
dan
IMUNOPATOLOGI
yang
menyebabkan
hilangnya
elastic
recoil,
hiperinflasi,
penebalan
pembentukan
penimbunan
akibat
folikel
kolagen
peningkatan
limfoid
di
dan
bagian
luar
saluran
napas.
Lumen
penyakit.
pada
PPOK
Hambatan
disebabkan
aliran
oleh
dari
CO2
ke
hipoksemia,
Menurut
Elastase,
di
Hipotesis
dalam
Elastase-Anti
paru
terdapat
dan
antielastase
untuk
adanya
rangsangan
pada
paru
Barrel chest
Penggunaan otot bantu nafas
Hipertrofi otot bantu nafas
Pelebaran sela iga
Palpasi
Pada emfisema, fremitus melemah dan
sela iga melebar.
Perkusi
Pada emfisema hipersonor, batas
jantung mengecil, letak diafragma
rendah, hepar terdorong kebawah.
Auskultasi
Suara nafas vesikuler normahl,
melemah
Terdapat ronkhi atau mengi pada waktu
bernafas biasa atau pada ekspirasi
biasa
Ekspirasi memanjang
Bunyi jantung terdengar jauh.
Pink puffer
PPOK
dan
memantau
perjalanan
penyakit. Disebut obstruksi apabila
%VEP1 (VEP1/VEP1 prediksi) <80% atau
VEP1% (VEP1/KVP) < 75%. Apabila
spirometri tidak tersedia atau tidak
mungkin
dilakukan,
bisa
dilakukan
pemeriksaan
APE
(arus
puncak
ekspirasi), dengan memantau variabiliti
harian pagi dan sore tidak melebihi 20% .
1
EMFISEMA
BRONKITIS
KRONIK
Hiiperinflasi
Normal
Hiperlusen
Corakan
Ruang retrosternal
mendatar
Diafragma mendatar
bronkovaskul
er
bertambah
pada 21%
kasus
Jantung menggantung
akut
akan
dibagi
menjadi tiga :
a.Tipe (eksaserbasi berat), memiliki 3
gejala di atas
b.Tipe II (eksaserbasi sedang), memiliki 2
gejala di atas
c.Tipe III (eksaserbasi ringan), memiliki 1
gejala di atas ditambah infeksi saluran
napas atas lebih dari 5 hari, demam
tanpa sebab lain, peningkatan batuk,
peningkatan mengi atau peningkatan
frekuensi pernapasan > 20% baseline,
atau frekuensi nadi > 20% baseline
Penatalaksanaan eksaserbasi akut ringan
dilakukan dirumah oleh penderita yang
telah diedukasi dengan cara :
Menambahkan dosis bronkodilator atau
dengan mengubah bentuk
bronkodilator yang digunakan
dari bentuk inhaler, oral dengan
bentuk nebuliser
Menggunakan oksigen bila aktivitas dan
selama tidur
Menambahkan mukolitik
Menambahkan ekspektoran
Jika dalam 2 hari gejala tidak berkurang
segera ke dokter
Penyebab eksaserbasi akut
Primer :
-Infeksi trakeobronkial (biasanya
karena virus)
Sekunder :
-Pnemonia
-Gagal jantung kanan, atau kiri,
atau aritmia
-Emboli paru
-Pneumotoraks spontan
-Penggunaan oksigen yang tidak
tepat
-Penggunaan obat-obatan (obat
penenang, diuretik) yang
tidak tepat
-Penyakit metabolik (DM, gangguan
elektrolit)
-Nutrisi buruk
-Lingkunagn memburuk/polusi
udara
-Aspirasi berulang
KLASIFIKASI PPOK
Tabel 3. Klasifikasi PPOK menurut GOLD
2015: 1
Klasifikasi GEJALA
Spirometri
PPOK
KLINIS
PPOK Ringan
PPOK Sedang
PPOK Berat
PPOK Sangat
Berat
7.
8.
Menurut gejala :
Sedikit gejala (mMRC 0-1 atau CAT <10):
pasien A atau C
Banyak gejala (mMRC 2 atau CAT10):
pasien B atau D
Berdasarkan hasil spirometri :
Resiko rendah (GOLD 1 atau 2) : pasien A
atau B
Resiko tinggi (GOLD 3 atau 4) : pasien C
dan D
Eksaserbasi :
Resiko rendah : 1 per tahun dan tidak
pernah dirawat akibat eksaserbasi :
pasien A atau B
Resiko tinggi : 2 per tahun atau 1
dirawat akibat eksaserbasi : pasien C
atau D
Tabel 5. Kombinasi assesmen PPOK
PENATALAKSANAAN
Tujuan penaalaksanaan PPOK mencakup
beberapa komponen, yaitu :
1. mengurangi gejala
2. Mencegah progresifitas penyakit
3. Meningkatkan toleransi latihan
4. Meningkatkan status kesehatan
5. Mencegah dan menangani komplikasi
6. Mencegah dan menangani eksaserbasi
7. Menurunkan kematian
Penghentian merokok mempunyai
pengaruh besar untuk mempengaruhi
riwayat dari PPOK. Kita sebagai dokter
harus bisa membuat pasien untuk
berhenti merokok. Aktivitas fisik sangat
berguna untuk penderita PPOK dan
pasien harus didorong untuk tetap aktif.
Tabel 6. Tabel penatalaksanaan non
farmakologis
Pasien
grup
A
B,C,D
Hal yang
penting
Berhenti
rokok
( bisa
ditambahk
an terapi
farmakolo
gi)
Berhenti
rekomend
asi
Aktivitas
fisik
Menurut
guideline
Vaksin flu
Vaksin
pneumococca
l
Aktivitas
Vaksin flu
merokok (
bisa
ditambah
dengan
terapi
farmakolo
gi)
Rehabilita
si paru
fisik
Vaksin
pneumococca
l
bronchitis kronik.
Tabel 7. Terapi farmakologi untuk PPOK
stabil
Grup pasien
Pilihan
pertama
Pilihan
kedua
Pilihan lain
Antikolinergi
k
kerja
pendek atau
kerja
pendek
beta2 agonis
Teofilin
Antikolinergi
k
kerja
lama
atau
beta2agonis
kerja lama
Antikolinergi
k kerja lama
atau
beta2agonis
kerja
lama
atau
beta2agonis
kerja
pendek dan
antikolinergi
k
kerja
pendek
Antikolinergi
k kerja lama
dan
beta2agonis
kerja lama
Inhalasi
kortikosteroi
d
+
beta2agonis
kerja lama
Atau
antikolinergi
k kerja lama
Inhalasi
Antikolinergi
k kerja lama
dan
beta2agonis
kerja
lama
atau
sntikolinergi
k kerja lama
dan
penghambat
PDE-4 atau
beta2agonis
kerja
lama
dan
pengambat
PDE-4
Inhalasi
Beta2agonis
kerja cepat
dan
atau
antikolinergi
k kerja cepat
Teofilin
Beta2agonis
kerja cepat
dan
atau
antikolinergi
k kerja cepat
Teofilin
Karbosistein
kortikosteroi
d
+
beta2agonis
dan
atau
antikolinergi
k
kerja
panjang
kortikosteroi
d
+
beta2agonis
dan
antikolinergi
k kerja lama
atau inhalasi
kortikosteroi
d
+beta2
agonis dan
penghambat
PDE-4 atau
antikolinergi
k kerja lama
dan
beta2agonis
kerja
lama
atau
antikolinergi
k kerja lama
dan
penghambat
PDE-4
n-asetil
sistein
beta2agonis
kerja cepat
dan/atau
antikolinergi
k kerja cepat
teofilin
Antikolinergik
kerja cepat
ipratropium bromide
oxitropium bromide
kerja lama
aclidinum bromide
glicopyrronium
bromide
Tiotropium
umeclidinum
inhalasi kortikosteroid
beclomethasone
budesonide
fluticasone
kombinasi beta 2 agonis kerja lama + kortikosteroid dalam
formoterol/belclometasone
formoterol/budesonid
e
formoterol/mometasone
salmeterol/fluticason
e
vilanterol/fluticasone furoate
kortikosteroid sistemik
prednisone
metilprednisolon
penghambat phospodiesterase 4
raflumilast
EDUKASI1,2
SEDIAAN/KEKU
ATAN
inh 80/4,5 mcg
inh160/4,5 mcg
tab 0,5mg
inh 100 mcg/puf
inh 20 mcg/puf
tab 4mg
tab 16 mg
aerosol 100 mcg
tab 100, 150, SR
300mg
manfaat
dan
efek
ketika
2. Penggunaan obat-obatan
3. Penggunaan oksigen
Kapan oksigen harus digunakan, dosis,
dan efek samping jika kelebihan oksigen.
akut
PPOK
di
seperti
rumah
pada
PPOK
H.
influenzae,
M.
catarrhalis).
Terapi
eksaserbasi
akut
di
rumah
sakit:
Terapi
oksigen
terkontrol,
(dosis
dan
frekuensi
ditingkatkan) + antikolinergik
(0,5mg/
Aminofilin
bolus
(dengan
perlahan
kgbb/jam).
5
mg/kgBB
pengenceran)
(10
menit)
harus
untuk
perdrip
mg/kgBB/jam.
0,5-0,8
Pemberian
cairan
perinfus.
Cairan
Steroid
intravena
keadaan berat.
pada
DAFTAR PUSTAKA
1.
SR
Bambang,
Hisyam
Barnawi.