Anda di halaman 1dari 75

INFEKSI

LUKA
OPERASI

BAB I
PENDAHUAN

ILO ??

ILO adalah infeksi luka operasi yang


berkaitan langsung dengan tindakan
pembedahan, yang timbul dalam waktu
30 hari pasca bedah selama pasien di
rawat dirumah sakit, ditandai dengan
terdapatnya sekret purulen, abses atau
selulitis pada luka bekas operasi, dan
dapat disertai komplikasi infeksi akibat
infeksi luka operasi, yaitu adhesi, fistel,
prolaps, stroma, leakage anastomosis,
burst abdomen dan perforfasi.

Survei yang dilakukan oleh


WHO menunjukan 5-34%
dari total nosokomial adalah
ILO. Penelitian di Vietnam
dilaporkan insiden ILO 10,9%
dari 667 pasien.
Pembedahan abdominal
terbukti berisiko 4,46 kali
berisiko mengalami ILO
dibandingkan jenis tindakan
lainnya.

Dari beberapa rumah sakit yang


dilaporkan oleh National Nosocomial
Infections Surveillance (NNIS), tingkat
terjadinya ILO pasca operasi bedah
sesar berkisar dari 2,8% sampai 6,7%.
Lebih dari 40 juta pasien rawat inap di
Amerika Serikat, 31 juta pasien rawat
jalan yang menjalani operasi, dengan
minimal 2% dari pasien, atau sekitar
1,4 juta, mengalami infeksi luka
operasi (ILO) dengan berbagai derajat
keparahan.

Faktor risiko

Pada pasien dengan berat


badan ibu yang ekstrim (kurus
atau obesitas) partus lama
atau ketuban pecah dini,
pemeriksaan panggul
berulang, durasi operasi yang
lama, insisi kulit vertikal,
kategori operasi, prosedur
multipel, manual plasenta,ibu
usia muda, kondisi ibu
preoperatif, kehilangan darah
yang terkait dengan prosedur
operasi, alat, ruangan,
operator dan pada pasien
yang tidak diberikannya
antibiotik profilaksis.

Prognosis

Pada pasien yang


mengalami infeksi luka
operasi cenderung akan
dirawat lebih dar 7 hari
pasca pembedahan dan
5x lebih mungkin
dirawat kembali setelah
30 hari dipulangkan
dibandingkan dengan
pasien yang tidak
mengalami infeksi pasca
pembedahan.

Ilustrasi kasus
Identitas
pasien
Nama
: Ny. N
Usia
: 33 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan
: Ibu Rumah
Tangga
Agama
: Islam
Suku
: Melayu
Alamat
: Jl. Merbau
Marpoyan Damai Pekanbaru
No. MR
: 90.76.90
HO
HO
ME

Nama suami
: Tn.A
Usia
: 35 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan
:
Wiraswasta
Agama
: Islam
Suku
: Melayu
Alamat
: Jl.Merbau
Marpoyan Damai Pekanbaru

Pasien datang ke VK IGD RSUD AA Pekanbaru pada


utama
tanggal Keluhan
1 Desember
2015 :pukul 23.50 WIB.
Luka operasi terbuka dan keluar
cairan berwarna kecoklatan dari
bekas luka operasi
Riwayat penyakit sekarang :
Pada tanggal 1 Desember 2015 jam 12.00 WIB pasien datang
ke poli kebidanan RSUD AA untuk kontrol luka setelah operasi
saesar atas indikasi KPD 8 hari pada BSC 1x yang dilakukan
pada tanggal 24 November 2015. Saat kontrol ke poli
kebidanan, pasien mengeluhkan adanya nyeri pada luka
operasi dan dilakukan pemeriksaan dikatakan luka operasi
dalam keadaan baik,perembesan tidak ada, namun tampak
adanya keluar pus saat dilakukan palpasi pada daerah luka
operasi. Pasien diberikan obat pulang untuk mengatasi infeksi
berupa antibiotik cefadroxyl 2 dd 500 mg dan metronidazole 2
dd 500 mg, anti nyeri natrium diklofenak 2 dd 50 mg.

HO
HO
ME

Riwayat penyakit sekarang :


Pada pukul 23.50 WIB pasien mengeluhkan luka operasi
tampak terbuka pada kedua ujung luka dan keluar cairan
berwarna kecoklatan dari bekas luka operasi dan berbau.
Keluar cairan banyak dan membasahi perban dan merembes
sampai mengenai celana dalam. Karena keluhan tersebut,
pasien memeriksakan diri ke VK IGD RSUD AA. Keluhan
demam tidak ada. Pasien mengaku saat dirawat dirumah,
nafsu makan baik, tetapi pasien tidak pernah mengonsumsi
putih telur. Pasien juga mengaku menjaga kebersihan luka
operasi selama dirawat dirumah

Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat mellitus
penyakit(-),
dahulu
:
Diabetes
hipertensi
(-), asma(-), alergi(+) Cefadroxyl.
Diabetes
mellitus
(-),
hipertensi
(-), asma(-), alergi(+) Cefadroxyl.
Riwayat penyakit keluarga :
Riwayat mellitus(-)
penyakit keluarga
: (-), asma(-), alergi(-) penyakit
Diabetes
hipertensi
Diabetes
jantung
(-)mellitus(-) hipertensi (-), asma(-), alergi(-) penyakit
jantungmenstruasi
(-)
Riwayat
:
Riwayat
menstruasi
:
Menarche 12 tahun, siklus
28 hari, ganti pembalut 2-3 kali sehari.
Menarche
12
tahun,
siklus
28 hari, ganti pembalut 2-3 kali sehari.
Nyeri haid (-)
Nyeri haid (-)
Riwayat perkawinan :
Riwayat1x.
perkawinan
: 2010 saat usia 28 tahun
Menikah
Pada tahun
Menikah
1x. Pada tahun
2010 saat usia 28 tahun
Riwayat
persalinan
:
Riwayat persalinan
I : 2011, :perempuan, SC ai letak lintang, RS Eria
: 2011,
perempuan,
Bunda, aterm,I berat
lahir
2400 gr. SC ai letak lintang, RS Eria
Bunda, aterm,
beratabortus,
lahir 2400
gr. dikuret.
II : 2013,
tidak
2013,laki-laki,
abortus,SC
tidak
dikuret.
IIIII: :2015,
ai KPD
8 hari dengan BSC 1x,
III
:
2015,
laki-laki,
SC
ai
KPD
8 hari2200
dengan
RSUD AA, preterm, berat lahir
gr. BSC 1x,
RSUD AA,
lahir
Riwayat
KB preterm,
: riwayat berat
penggunaan
KB tidak ada 2200 gr.
Riwayatsosial
KB : riwayat
penggunaan
KB tidak
ada ibu rumah
Riwayat
ekonomi
:
pasien
bekerja
sebagai
HO
Riwayat
sosialpasien
ekonomi
: pasien
bekerja
sebagai ibu
rumah
HO
tangga.
Suami
bekerja
sebagai
wiraswasta
(dagang)
ME
tangga. Suami pasien bekerja sebagai wiraswasta (dagang)

10

Keadaan umum : Tampak sakit


ringan
Kesadaran : komposmentis
kooperatif.

TB : 150 cm BB : 50 kg IMT :
22,22(Normoweight)
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,4 derajat Celsius.
Status generalis :
Kepala : Konjungtiva anemis (+/+),
sklera
ikterik (-/-)
Leher
: Pembesaran KGB (-), JVP
tidak
meningkat
Thoraks :
Jantung : S1 dan S2 reguler,
murmur(-), gallop(-)
Paru: Dinding dada simetris kiri dan
kanan, tidak ada bagian yang
tertinggal, suara nafas vesikuler,
ronkhi (-/-), wheezing(-/-)

HO
HO
ME

Abdomen
:
Inspeksi : Perut datar, distensi (-), scar
(+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri
lepas(-), defans muscular(-)
Perkusi : Timpani pada seluruh
lapangan
abdomen
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2dtk.
Udem (-)
11

Status obsetrikus :
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik
I: vulva uretra tenang, perdarahan (-), lokia serosa (+)

Status lokalis :
Tampak luka bekas operasi terbuka di kedua ujung luka,
pus (+), nyeri tekan (-).
Atas 2 cm
Atas 2 cm
Dalam 3 cm
Kanan

HO
HO
ME

Lebar 8 cm

Dalam 4 cm
Kiri

12

Pemeriksaan
penunjang
Darah rutin
Tanggal 1 Desember 2015
Hb
: 8 g/dl
Ht
: 26,4 %
Leukosit : 16.000 /ul
Trombosit
: 504.000 /ul
MCV
:71,5 fL
MCH
: 21,7 pg
MCHC
: 30,4 g/dL

HO
HO
ME

Kimia darah
Tanggal 1
Desember 2015
Glu :
Ure :
Cre :
Alb :

94 mg/dL
36,2 mg/dL
1,04 mg/dL
3,3 mg/dL

Elektrolit
Tanggal 1 Desember
2015
Na : 132,7 mmol/L
K
: 2,87 mmol/L
Cl : 105,7 mmol/L

13

Urin rutin
Tanggal 2 Desember 2015
Makroskopis
Warna : Kuning
Kejernihan : Keruh

Kimia urin
Protein : Positif (1+)
Glukosa : Negatif
Bilirubin : Negatif
Urobilinogen: 0,2 u
Mol/L
Bj : 1.010
Darah : Positif (+1)
Keton
: Negatif
Nitrit
: Negatif
Leukosit esterase :
Positif (+2)

Mikroskopis
Eritrosit: 10-12/LPB
Leukosit
: 20-25/LPB
Sel epitel : 4-5/LPB
Kristal : 0/LPB
Silinder : 0/LPB
Bakteri : 0/LPB
Jamur : 0/LP

Kultur pus
Tanggal 4 Desember 2015
Hasil : tidak ada
pertumbuhan kuman
(negatif)
14

RESUME
Ny.N usia 33 tahun datang ke VK IGD RSUD AA Pekanbaru
pada tanggal 1 Desember 2015. Pasien pasca melahirkan
secara saecar 7 hari SMRS yaitu pada tanggal 24
November 2015 atas indikasi KPD 8 hari pada BSC 1x. Pada
tanggal 1 Desember 2015 jam 12.00 WIB pasien datang ke
poli kebidanan RSUD AA untuk kontrol luka setelah operasi
saesar yang dilakukan pada tanggal 24 November 2015.
Saat kontrol ke poli kebidanan, pasien mengeluhkan
adanya nyeri pada luka operasi dan dilakukan pemeriksaan
dikatakan luka operasi dalam keadaan baik,perembesan
tidak ada, namun tampak adanya keluar pus saat dilakukan
palpasi pada daerah luka operasi. Pasien diberikan obat
pulang untuk mengatasi infeksi berupa antibiotik cefadroxyl
2 dd 500 mg dan metronidazole 2 dd 500 mg, anti nyeri
natrium diklofenak 2 dd 50 mg.
HO
HO
ME

15

Pada pukul 23.50 WIB pasien mengeluhkan luka


operasi terbuka pada kedua ujung luka dan
keluar cairan berwarna kecoklatan dari bekas
luka operasi. Cairan berwarna kecoklatan dan
berbau. Keluar cairan banyak dan membasahi
perban dan merembes sampai mengenai
celana dalam. Karena keluhan tersebut, pasien
memeriksakan diri ke VK IGD RSUD AA. Keluhan
demam tidak ada. Pasien mengaku saat
dirawat dirumah, nafsu makan baik, tetapi
pasien tidak pernah mengonsumsi putih telur.
Pasien juga mengaku menjaga kebersihan luka
operasi selama dirawat dirumah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tampak luka
terbuka pada kedua ujung luka, pus (+), nyeri
tekan (-), pada pemeriksaan penunjang urin

16

Dianosis Infeksi luka operasi


pada P2A1H2 post SCTPP hari
ke-7 ai KPD 8 hari dengan BSC
1x

17

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK YANG


DIUSULKAN
Kultur pus
Uji sensitifitas antibiotik
Urinalisa
PENATALAKSANAAN
Hemodinamik pasien stabil.
Observasi : Keadaan umum, tanda-tanda vital, tanda
inflamasi
Atasi infeksi :Inj. ceftriaxone 2x1gr.
Ganti perban dan tampon : 2x/hari
Rencana rehecting saat luka sudah kering dan tidak ada
tanda-tanda inflamasi

HO
HO
ME

PROGNOSIS
Dubia ad bonam
18

FOLLOW UP
Tanggal 2 Desember 2015
S : Keluar cairan dari bekas luka operasi, pasien juga
mengelukan keluar cairan berwaarna putih dari kemaluan
O:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
TD : 120/70 mmHg N: 80x/mnt T: 36,5o C RR: 20x/mnt
Status generalis
Mata : KA +/+, SI -/Leher : pembesaran KGB (-)
Jantung : S1 dan S2 regular, m (-), g (-)
Paru: vesicular, wh (-/-), r (-/-)
Abdomen : perut datar, scar (+), NT (-), NL (-), BU (+)
normal
Status obsetrikus
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik
HO
HO
I: vulva uretra tenang, perdarahan (-), lokia serosa (+)
ME

19

Status lokalis
Tampak luka tertutup perban, pus (+), perembesan (+).
A: ILO pada P2A1H2 post SCTPP hari ke-8 ai KPD 8 hari
dengan BSC 1x.
P:
Hemodinamik pasien stabil. Observasi : Keadaan umum, tandatanda vital, tandainflamasi
Atasi infeksi :Inj. ceftriaxone 2x1gr
Inj. Gentamisin 2x 80 mg
Ganti perban dan tampon : 2x/hari
Pemeriksaan Urin rutin
Rencana rehecting saat luka sudah kering dan tidak ada tandatanda inflamasi

20

Tanggal 3 Desember 2015


S : Keluar cairan dari bekas luka operasi,
O:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
TD : 120/80 mmHg N: 80x/mnt T: 36,5 o C RR: 20x/mnt
Status generalis
Mata : KA +/+, SI -/Leher : pembesaran KGB (-)
Jantung : S1 dan S2 regular, m (-), g (-)
Paru: vesicular, wh (-/-), r (-/-)
Abdomen : perut datar, scar (+), NT (-), NL (-), BU (+)
normal
Status obsetrikus
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik
I: vulva uretra tenang, perdarahan (-), lokia serosa (+)
21

Dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk melihat ada/tidaknya fistel


vesikovagina
Io: porsio tampak licin, OUE tertutup fluksus (+) lokia serosa
Dilakukan spooling kateter dengan aqua bidest 25 cc tidak tampak
rembesan cairan di introitus vagina.
Vt : tidak teraba adanya vesiko vagina fistel didaera fornix anterior
Status lokalis
Tampak luka tertutup perban, pus (+), perembesan (+).
A: ILO pada P2A1H2 post SCTPP hari ke-9 ai KPD 8 hari dengan
BSC
1x.
P:
Hemodinamik pasien stabil. Observasi : Keadaan umum, tanda-tanda
vital, tanda inflamasi
Atasi infeksi : Inj. ceftriaxone 2x1gr.
Inj. Gentamisin 2x 80 mg
Metronidazole 3x500 mg
Nonflamin 3x50 mg
Ganti perban dan tampon: 2x/hari
Rencana rehecting saat luka sudah kering dan tidak ada tanda-tanda
inflamasi
22

Tanggal 4 Desember 2015


S : Keluar cairan dari bekas luka operasi
O :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
TD : 120/90 mmHg N: 80x/mnt T: 36,3o C RR: 20x/mnt
Status generalis
Mata : KA +/+, SI -/Leher : pembesaran KGB (-)
Jantung : S1 dan S2 regular, m (-), g (-)
Paru: vesicular, wh (-/-), r (-/-)
Abdomen : perut datar, scar (+), NT (-), NL (-), BU (+) normal
Status obsetrikus
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik
I: vulva uretra tenang, perdarahan (-), lokia serosa (+)
Status lokalis
Tampak luka tertutup perban, pus (+), perembesan (+).
Laboratorium:
Kultur pus : tidak ada pertumbuhan kuman (negatif)
23

A: ILO pada P2A1H2 post SCTPP hari ke-10 ai KPD 8


hari dengan BSC 1x.
P:
Hemodinamik pasien stabil. Observasi : Keadaan umum,
tanda-tanda vital, tanda inflamasi
Atasi infeksi : Inj. ceftriaxone 2x1gr.
Inj. Gentamisin 2x 80 mg
Metronidazole 3x500 mg
Nonflamin 3x50 mg
Ganti perban dan tampon: 2x/hari
Rencana rehecting saat luka sudah kering dan tidak ada
tanda-tanda inflamasi

24

Tanggal 5 Desember 2015


S : Keluar cairan dari bekas luka operasi
O :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
TD : 120/80 mmHg N: 84x/mnt T: 36,3 o C RR: 20x/mnt
Status generalis
Mata : KA +/+, SI -/Leher : pembesaran KGB (-)
Jantung : S1 dan S2 regular, m (-), g (-)
Paru: vesicular, wh (-/-), r (-/-)
Abdomen : perut datar, scar (+), NT (-), NL (-), BU (+) normal
Status obsetrikus
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik
I: vulva uretra tenang, perdarahan (-), lokia serosa (+)
Status lokalis
Tampak luka tertutup perban, pus (+), perembesan (+).
25

A: ILO pada P2A1H2 post SCTPP hari ke-11 ai KPD 8


hari dengan BSC 1x.
P:
Hemodinamik pasien stabil. Observasi : Keadaan umum,
tanda-tanda vital, tanda inflamasi
Atasi infeksi : Inj. ceftriaxone 2x1gr.
Inj. Gentamisin 2x 80 mg
Metronidazole 3x500 mg
Nonflamin 3x50 mg
Ganti perban dan tampon : 2x/hari
Rencana rehecting saat luka sudah kering dan tidak ada
tanda-tanda inflamasi

26

Tanggal 7 Desember 2015


S : Keluar cairan dari bekas luka operasi
O:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
TD : 130/90 mmHg N: 80x/mnt T: 36,5 o C RR: 20x/mnt
Status generalis
Mata : KA +/+, SI -/Leher : pembesaran KGB (-)
Jantung : S1 dan S2 regular, m (-), g (-)
Paru: vesicular, wh (-/-), r (-/-)
Abdomen : perut datar, scar (+), NT (-), NL (-), BU (+) normal
Status obsetrikus
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik
I: vulva uretra tenang, perdarahan (-), lokia serosa (+)
Status lokalis
Tampak luka tertutup perban, pus (+), perembesan (+).
27

A : ILO pada P2A1H2 post SCTPP hari ke-12 ai KPD


8 hari dengan BSC 1x.
P:
Hemodinamik pasien stabil. Observasi : Keadaan umum,
tanda-tanda vital, tanda inflamasi
Atasi infeksi : Inj. ceftriaxone 2x1gr.
Inj. Gentamisin 2x 80 mg
Metronidazole 3x500 mg
Nonflamin 3x50 mg
Ganti perban dan tampon : 2x/hari
Rencana rehecting saat luka sudah kering dan tidak ada
tanda-tanda inflamasi

28

Tanggal 8 Desember 2015


S : Keluar cairan dari bekas luka operasi sudah berkurang
O :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
TD : 130/80 mmHg N: 80x/mnt T: 36o C RR: 20x/mnt
Status generalis
Mata : KA +/+, SI -/Leher : pembesaran KGB (-)
Jantung : S1 dan S2 regular, m (-), g (-)
Paru: vesicular, wh (-/-), r (-/-)
Abdomen : perut datar, scar (+), NT (-), NL (-), BU (+) normal
Status obsetrikus
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik
I: vulva uretra tenang, perdarahan (-), lokia serosa (+)
Status lokalis
Tampak luka tertutup perban, pus (+) sudah berkurang,
perembesan (+) sudah berkurang.
29

A: ILO pada P2A1H2 post SCTPP hari ke-13 ai KPD 8


hari dengan BSC 1x.
P:
Hemodinamik pasien stabil. Observasi : Keadaan umum,
tanda-tanda vital, tandai inflamasi
Atasi infeksi :Inj. ceftriaxone 2x1gr.
Inj. Gentamisin 2x 80 mg
Metronidazole 3x500 mg
Nonflamin 3x50 mg
Ganti perban dan tampon: 2x/hari
Rencana rehecting saat luka sudah kering dan tidak ada
tanda-tanda inflamasi

30

Tanggal 10 Desember 2015


S : Keluar cairan dari bekas luka operasi sudah berkurang
O :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
TD : 120/80 mmHg N: 80x/mnt T: 36,5 o C RR: 20x/mnt
Status generalis
Mata : KA -/-, SI -/Leher : pembesaran KGB (-)
Jantung : S1 dan S2 regular, m (-), g (-)
Paru: vesicular, wh (-/-), r (-/-)
Abdomen : perut datar, scar (+), NT (-), NL (-), BU (+) normal
Status obsetrikus
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik
I: vulva uretra tenang, perdarahan (-), lokia alba (+)
Status lokalis
Tampak luka tertutup perban, pus (+) sudah berkurang,
perembesan (-)
31

A: ILO pada P2A1H2 post SCTPP hari ke-14 ai KPD 8


hari dengan BSC 1x.
P:
Hemodinamik pasien stabil. Observasi : Keadaan umum,
tanda-tanda vital, tanda inflamasi
Atasi infeksi : Inj. ceftriaxone 2x1gr.
Inj. Gentamisin 2x 80 mg
Metronidazole 3x500 mg
Nonflamin 3x50 mg
Ganti perban dan tampon: 2x/hari
Rencana rehecting saat luka sudah kering dan tidak ada
tanda-tanda inflamasi

32

Tanggal 11 Desember 2015


S : Luka operasi sudah mulai kering
O :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
TD : 120/80 mmHg N: 80x/mnt T: 36,5 o C RR: 20x/mnt
Status generalis
Mata : KA -/-, SI -/Leher : pembesaran KGB (-)
Jantung : S1 dan S2 regular, m (-), g (-)
Paru: vesicular, wh (-/-), r (-/-)
Abdomen : perut datar, scar (+), NT (-), NL (-), BU (+) normal
Status obsetrikus
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik
I: vulva uretra tenang, perdarahan (-), lokia alba (+)
Status lokalis
Tampak luka tertutup perban, pus (-), perembesan (-)

33

A: ILO pada P2A1H2 post SCTPP hari ke15ai KPD 8 hari dengan BSC 1x.
P:
Hemodinamik pasien stabil. Observasi :
Keadaan umum, tanda-tanda vital, tanda
inflamasi
Atasi infeksi : Amoksisilin 3x500 mg
Atasi nyeri : Na diklofenak 3x50 mg
Ganti perban dan tampon : 2x/hari
Rencana rehecting besok

34

Tanggal 12 Desember 2015


S : Luka operasi sudah kering
O :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
TD : 120/90 mmHg N: 80x/mnt T: 37o C RR: 20x/mnt
Status generalis
Mata : KA -/-, SI -/Leher : pembesaran KGB (-)
Jantung : S1 dan S2 regular, m (-), g (-)
Paru: vesicular, wh (-/-), r (-/-)
Abdomen : perut datar, scar (+), NT (-), NL (-), BU (+) normal
Status obsetrikus
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik
I: vulva uretra tenang, perdarahan (-), lokia alba (+)
Status lokalis
Tampak luka tertutup perban, pus (-), perembesan (-)
35

A: ILO pada P2A1H2 post SCTPP hari ke-16 ai


KPD 8 hari dengan BSC 1x.
P:
Hemodinamik pasien stabil. Observasi : Keadaan
umum, tanda-tanda vital, tanda inflamasi
Atasi infeksi : Amoksisilin 3x500 mg
Atasi nyeri : Na diklofenak 3x50 mg
Ganti perban dan tampon : 2x/hari
Hari ini rehecting
Rencana pulang setelah rehecting

36

37

Tinjauan pustaka

ILO

Definisi

- Infeksi luka operasi yang berkaitan langsung


dengan tindakan pembedahan, timbul dalam
30 hari pasca bedah selama pasien di rawat
dirumah sakit, ditandai dengan sekret
purulen, abses/seluliti, disertai komplikasi
berupa adhesi, fistel, prolaps, stroma, leakage
anastomosis, burst abdomen dan perforfasi.
- Bila menyangkut pemasangan implan atau
prostesis, maka jangka waktu (window
periode) terjadinya infeksi menjadi 1 tahun.

Tanda-tanda inflamasi
Rubor
Dolor
Kalor
Tumor
fungsiolesa

Insidensi ILO pasca operasi bedah sasar :


Turki
0,3% ,
Australia 17 %
National Nosocomial Infections Surveillance
(NNIS) :2,8% sampai 6,7%.

Epidemiol
ogi

Amerika Serikat 40 juta pasien rawat


inap 31 juta pasien rawat jalan yang menjalani
operasi 2% dari pasien (ILO)
ILO 10% pada wanita pasca operasi bedah
saesar yang tidak mendapatkan terapi
antibiotik profilaksis.
operasi emergensi
status sosioekonomi

Klasifikasi Luka
CDC (Center for Disease
Control and Prevention)
1999, ILO berdasarkan
dalamnya infeksi
berpenetrasi pada luka :

1. Insisi dangkal (superficial)


2. Insisi dalam
3. Insisi organ/rongga

Klasifikasi luka
menurut CDC
berdasarkan tingkat
kontaminasi

Luka bersih
Luka bersih
terkontaminasi
Luka terkontaminasi
Luka kotor

Menurut klasifikasi luka yang dimodifikasi, luka


operasi bedah sesar diklasifikasikan sebagai
berikut:

Kelas
1

Jika ketuban tidak pecah atau


persalinan tidak memanjang

Kelas
2

Jika didapatkan pecah ketuban


kurang dari 2 jam

Kelas
3

Jika pecah ketuban lebih dari 2


jam

Kelas
4

Jika didapatkan cairan ketuban


yang purulen

Klasifikasi Luka

Patogenesis
Respon vaskuler dan seluler pelepasan amine
cedera jaringan vasokonstriksi pembuluh darah setempat
selama 5-10 menit.
Pembuluh darah dengan diameter hingga 5 mm tertutup
mekanisme kontraksi hipoksia jaringan dan asidosis
nitric oxide, adenosine, dan metabolit vasoaktif
vasodilatasi dan relaksasi otot pembuluh darahluka
tampak kemerahan, hangat dan bengkak.
Leukosit polimorfonuklear makrofag

Tahap Penyembuhan
Luka

Epitelialisasi,
Fibroplasia,
Kontraksi luka,
Maturasi
luka/remodelling

Fibroplasia
Proses deposisi kolagen dan pembentukan jaringan parut sehingga
luka mendapatkan kembali kekuatan stukturalnya.
Diferensial sel mesenkim menjadi fibroblas, bermigrasi ke luka
proliferasi fibroblas dan membentuk glikoprotein dan
mukopolisakariaground substance jaringan ikat.
sintesis kolagen-tropokolagen oleh fibroblas.
Tropokolagen berpolimerasi menjadi serat kolagen membentuk
bundle kolagen.
Tensile strength luka yang bermakna terjadi setelah 4-5 hari, di
mana setelah terbentuk cukup kolagen, disebut sebagai lag
period of wound healing.

Kontraksi luka
Proses aktif oleh protein kontraktil dalam
fibroblas (miofibroblas).
Kehilangan jaringan yang cukup
luaskedua ujung luka akan mendekat
respon penyembuhan
Kontraksi luka terjadi setelah 5 hari ,
bersamaan dengan fase fibroplasia. Laju
pemendekan luka mencapai 0,75 mm/hari 9

Maturasi
luka/Remodelling
Jaringan memiliki serat kolagen yang
tersusun acak dan memiliki sedikit tensile
strength.
Serat kolagen digantikan oleh serat yang
tersusun teratur> parut yang lebih
padat dan kuat.
Kolagen pada jaringan luka awal 30%
kolagen tipe III, jaringan intak 10-20%
kolagen tipe III.
Proses ini dapat terjadi hingga 2 tahun
setelah cedera awal terjadi.

Faktor Risiko
ILO

berat badan ekstrim (kurus


atau obesitas),
partus lama atau ketuban
pecah dini,
pemeriksaan panggul
berulang,
durasi operasi yang lama,
insisi kulit vertikal,
kategori operasi,
prosedur multipel,
manual plasenta
ibu usia muda,
kondisi ibu preoperatif,
kehilangan darah yang terkait
dengan prosedur operasi,
tidak diberikannya antibiotik
profilaksis.

Centers for Disease Control and Preventions (CDC) mengembangkan


National Nosocomial Infection Surveillance System (NNIS) Risk Index
yang secara internasional telah diakui untuk menilai faktor risiko
terjadinya ILO.

1 poin jika pasien menjalani operasi yang diklasifikasikan


sebagai luka terkontaminasi atau luka kotor.
1 poin jika status fisik pasien berdasarkan penilaian ASA
1 poin jika lama operasi melebihi persentil ke-75
berdasarkan waktu operasi yang ditentukan daridatabase
NNIS (T point).
Skor ASA mencerminkan status kesehatan pasien
sebelum operasi.

Setiap benda asing yang ada di


daerah tubuh meningkatkan
infeksi.
Benang monofilamen menurunkan
risiko terjadinya infeksi
Jahitan subkutikuler menggunakan
benang yang dapat diserap juga
menurunkan risiko infeksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Diabetes Mellitus
Hiperglikemia perioperatif
Obesitas
Malnutrisi Merokok
Infeksi lain di luar luka operasi
Kolonisasi Mikroorganisme
Hipotermia perioperatif

Gejala
dan
tanda

Nyeri
Palpitasi
Keluar cairan dari luka
operasi
Bengkak

Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Laboratorium
Kultur dari luka dan biopsi
jaringan

Tatalaksa
na
-

Pembersihan luka
Debridement
Penutup luka
Obat-obatan
Terapi oksigen hyperbarik
Terapi tekanan negatif
Pengobatan lain

Pencegahan ILO
Berdasarkan pedoman dari NICE
(National Institute for Health and
Clinical Excellence), antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Insisi dinding abdomen


Instrumen untuk insisi kulit
Penutupan dinding perut
Penutupan jaringan subkutan
Penggunaan drainsuperficial
Pemberian antibiotik

Tiga faktor Hidrasi


utama
luka
untuk

Suplai
penyembu
darah
han luka

Minimalis
asi infeksi

Dressing luka 24 jam


setelah operasi
Monitoring adanya demam
Nilai tanda-tanda infeksi
pada luka
Gunakan pakaian yang
longgar, nyaman, dan
berbahan katun agar mudah
menyerap keringat
Bersihkan luka secara
lembut dan keringkan luka
setiap hari
Rencanakan untuk melepas
jahitan
Edukasi pasien dan
keluarganya

Perawatan luka
pada operasi bedah
sesar

pembahasan
Dari uraian kasus di atas didapatkan
permasalahan sebagai berikut
1. Apakah diagnosis pada pasien ini
sudah tepat?
2. Apakah penatalaksaan pasien ini sudah
tepat?
3. Bagaimana prognosis pada pasien ini?

Apakah diagnosis pada pasien ini sudah


tepat?
Diagnosis pasien ini kurang tepat.
Diagnosis
infeksi luka operasi pada P2A1H2
post SCTPP hari ke-7 atas indikasi KPD 8 hari
dengan BSC 1x.
Diagnosis yang tepat adalah infeksi luka operasi
pada P2A1H2 post SCTPP hari ke-7 atas indikasi
KPD 8 hari dengan BSC 1x dengan hipoalbumin,
anemia mikrositik hipokrom dan suspek infeksi
saluran kemih asimptomatik.

Hb
: 8 g/dl
Leukosit : 16.000 /ul
MCV
:71,5 fL
MCH
: 21,7 pg
MCHC
: 30,4 g/dL

Albumin : 3,3 mg/dL

Pada pasien ini terdapat beberapa faktor


risiko untuk dapat terjadinya ILO yaitu
a. ketuban pecah dini
b. tindakan bedah sesar
c. hipoalbumin
d. anemia.

2 Apakah penatalaksanaan pada pasien ini


sudah tepat?
Penatalaksanaan pada pasien ini
kurang tepat. Tatalaksana pada pasien
ini adalah
a. observasi agar hemodinamik tetap
stabil.
b. Antibiotik IV yaitu ceftriaxone.
c. Ganti verban dua kali perhari
d. dan dilakukan rencana rehecting
saat luka sudah kering.
e. Pada hari ke-2 dirawat pasien
mendapatkan
terapi
antibiotik
ceftriaxone dan gentamisin dan
diilakukan pemeriksaan kultur pus.

Seharusnya pada
pada pasien
pasien ini
ini hanya
hanya
Seharusnya
diberikan ceftriaxone
ceftriaxone sampai
sampai hasil
hasil
diberikan
kultur keluar.
keluar. Tetapi
Tetapi pada
pada pasien
pasien
kultur
masih diberikan
diberikan injeksi
injeksi ceftriaxone,
ceftriaxone,
masih
injeksigentamisin
gentamisindan
danmetronidazole
metronidazole
injeksi
sampaipasien
pasiendirencanakan
direncanakanpulang.
pulang.
sampai
Seharusnya pada
pada pasien
pasien tidak
tidak perlu
perlu
Seharusnya
diberikan antibiotik
antibiotik gentamisin
gentamisin dan
dan
diberikan
metronidazole.
metronidazole.

3 Bagaimana prognosis pada pasien ini?

Prognosis pada pasien ini adalah


dubia ad bonam.
Dibandingkan dengan pasien
yang tidak terinfeksi, pasien
dengan ILO cenderung dirawat 7
hari lebih lama dan 5 kali lebih
mungkin untuk dirawat kembali
dalam waktu 30 hari setelah
dipulangkan.

Bab V
Kesimpulan dan saran
faktor risiko:
- ketuban pecah dini
- tindakan bedah
sesar
Selaput ketuban
pecahmikroorganisme dapat
masukcairan amnion tidak lagi
steril media pertumbuhan
bakteri berkontak dengan
uterus dan kulit yang diinsisi

Penatalaksanaan pada pasien ini kurang


tepat.

Pemberian anti biotik

Penatalaksanaan untuk
luka terbuka sudah
tepat.

hanya diberikan
ceftriaxone sampai
hasil kultur keluar
pada pasien masih
diberikan injeksi
ceftriaxone, injeksi
gentamisin dan
metronidazole sampai
pasien direncanakan
pulang.

luka dirawat dengan


debridement dan wet
to dry dengan
menggunankan kassa
NaCL 9% dan
betadine tiap 3 kali
sehari. Pada hari ke
sembilan dirawat
dilakukan rehecting
pada pasien.

Prognosisdubia ad
bonam

Dibandingkan dengan
pasien yang tidak terinfeksi,
pasien dengan ILO
cenderung dirawat 7 hari
lebih lama dan 5 kali lebih
mungkin untuk dirawat
kembali dalam waktu 30
hari setelah dipulangkan.

Saran
Disarankan kepada ibu-ibu hamil yang
mengalami ketuban pecah yang
ditandai dengan keluar air-air dari jalan
lahir sebelum tanda-tanda inpartu agar
segera memeriksakan diri ke fasilitas
kesehatan terdekat agar mencegah
terjadinya infeksi.
Sebaiknya pada pasien tidak perlu
diberikan antibiotic gentamisin dan
metronidazole sebelum hasil kultur
keluar karena akan menyebabkan resiko
terjadinya antibiotik.
Memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga untuk menjaga kebersihan
luka operasi, meningkatkan asupan
nutrisi dan mengontrol luka operasi ke
poli kebidanan agar tidak terjadi infeksi
yang berulang.

Anda mungkin juga menyukai