Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian | Diagnosa Kep | Intervensi Kep|

22 April 2022

Kasus 1
Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien
2. Masuk melalui dan dengan cara apa
3. Keluhan utama : mual, muntah, sakit kepala, penurunan
kesadaran, gangguan penglihatan, kejang, perubahan
status mental
4. Riwayat keluarga apakah ada keluarga yang menderita
kasus yang sama
5. Riwayat penyakit yang diderita
6. Riwayat operasi
7. Psikososial/ekonomi
8. Pemeriksaan fisik
a. Mata : penglihatan kabur atau mengalami kebutaan
b. Hidung :adanya gangguan penciuman
c. Telinga : adanya gangguan pendengaran
d. Respirasi : tampak sesak
e. Kardiovaskuler : takikardi
f. Gastrointestinal : mual, muntah, intoleransi makan
g. Nutrisi : terdapat malnutrisi, dekubitus
h. Neurologi : sakit kepala hebat, letargi, koma, paralise,
kelemahan, vertigo
i. Integument : warna kulit kemerahan, atrifi/deformitas
Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi
a. Cemas berhubungan dengan krisis situasi (prosedur
tindakan operasi)
b. Kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan operasi
berhubungan dengan kurang paparan informasi
2. Intra Operasi
a. Risiko cedera
b. Risiko Perdarahan
3. Post Operasi
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera
(prosedur bedah)
b. Risiko infeksi

1
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian | Diagnosa Kep | Intervensi Kep|

22 April 2022

Kasus 2
Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien
2. Masuk melalui dan dengan cara apa
3. Keluhan utama : . Pasien datang dengan keluhan rasa
sakit, tidak enak atau tegang didaerah sekitar payudara
4. Riwayat keluarga apakah ada keluarga yang menderita
kasus yang sama
5. Riwayat penyakit yang diderita : Ada benjolan di
payudara kiri berdiameter kira-kira 10cm dan sudah ada
luka
6. Riwayat operasi
7. Psikososial/ekonomi
8. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : normal, mesochephal , tulang kepala
umumnya bulat dengan tonjolan frontal di bagian
anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : tersebar merata, warna, kelembaban
c. Mata : tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.
Konjungtiva agak anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri
tekan.
d. Telinga : bentuk normal, posisi simetris , tidak ada
sekret tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada
gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi
dan nyeri tekan.
f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan
perasa.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
kelainan
h. Dada : Tanda tumor ganas secara USG :

2
1) lesi dengan batas tidak tegas dan tidak teratur
2) Struktur echo internal lemah dan heterogen
3) Batasecho anterior lesi kuat, posterior lesi lemah
sampai tidak ada
4) Adanya perbedaan besar tumor secara klinis dan
USG
i. Hepar : tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas : tidak ada gangguan pada ektremitas.
Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi
c. Cemas berhubungan dengan krisis situasi (prosedur
tindakan operasi)
d. Kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan operasi
berhubungan dengan kurang paparan informasi
e. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
(luka payudara)
2. Intra Operasi
a. Risiko cedera
b. Risiko Perdarahan
3. Post Operasi
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera
(prosedur bedah)
b. Risiko infeksi

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian | Diagnosa Kep | Intervensi Kep|

3
22 April 2022

Kasus 3
Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
2. Riwayat kesehatan pasien, pasien datang ke RSUD Dr
Moewardi pada tanggal 11 April 2022 pada pukul 20.30
WIB dengan keluhan tidak bisa BAB dan kentut, pasien
mengatakan keluhannya sudah dirasakan selama ± 2 hari
yang lalu.
3. Pasien mengatakan muntah tiap makan dan minum, oleh
keluarga dibawa ke RSUD Wonogiri karena dokter bedah
tidak ditempat maka dirujuk ke RSUD Dr Moewardi
dengan diagnosa obstruksi ileus.
4. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi dan
alergi terhadap apapun baik makanan, obat.
5. Untuk pola eliminasi buang air besar belum bisa
dilakukan pasien, diperberat dengan pasien juga tidak bisa
kentut. Buang air besar terakhir 2 hari yang lalu dengan
warna kuning kecoklatan, terasa susah saat keluar dan
perih pada area anus.
6. Keadaan umum pasien: baik dengan tanda-tanda vital:
Tekanan Darah: 110/60mmHg, nadi 96 x/menit, suhu
36,50C, respirasi 24x/menit, SPO2 98%, akral dingin,
pasien terpasang dower cateter ukuran 24.
7. Pemeriksaan head to toe pada Eliminasi: anus memerah,
terasa perih tidak ada hemoroid. Hasil pemeriksaan
labolatorium pada tanggal 12 April 2022 jam 09.00 WIB
diperoleh hasil: nilai Hemoglobin 14,7 gr/dl (13-16),
Leokosit 6,2 ribu/ul (4-12 ribu/ul), Eritrosit 5,15 juta/ul,
Hematokrit 43 % (36-47 %), Trombosit 217 ribu/ul (150-
400 ribu/ul), Albumin 3,6 g/dl, Kreatinin 0,8 mg/dl,
Ureum 39 mg/dl, Natrium: 838 mmol/L, Kalium: 4,0
mmol/L, Klorida: 103 mmol/L, HbsAg: negatif (-). Hasil
pemeriksaan USG pada tanggal 12 Juli 2012 diperoleh
hasil: gambaran dilatasi udara usus preperitonial, tidak
nampak kelainan. Terapi yang diperoleh pada tanggal 12
Juli 2012: Infus RL 20 tpm, injeksi ceftriaxon 2 gr/24
jam, injeksi ranitidin 50 mg/12 jam, injeksi ondansetron
50 mg/12 jam, injeksi ketorolac 30 mg/8 jam di berikan
pada pukul 12.00.

Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi
a. Resiko Infeksi berhubungan dengan dampak prosedur
invasife: IV line, dower cateter

4
b. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
c. Kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan operasi
berhubungan dengan kurang paparan informasi
2. Intra Operasi
a. Resiko perdarahan berhubungan dengan efek samping
terkait terapi pembedahan: Laparotomi
b. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan sensorik
akibat medikasi: Anestesi, penggunaan instrumen
operasi
3. Post Operasi
a. Resiko infeksi berhubungan dengan dampak tindakan
infasive: tindakan Laparotomi, terputusnya kontiunitas
jaringan
b. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera
(prosedur bedah)

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian | Diagnosa Kep | Intervensi Kep|

22 April 2022

Kasus 4
Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
2. Riwayat kesehatan pasien datang ke RSUD Dr Harjono
Ponorogo tanggal 20 April 2022 pukul 14.00 WIB, pasien
G3 P2 A0, gerakan janin masih dirasakan. Air kawah
sudah dirasakan keluar sejak 1 hari yang lalu.
3. HPHT 31 Juli 2021, HPL 8 April 2022 dan usia
kehamilan 38 minggu 1 hari. Anamnesa dokter pasien
mengalami KPD 1 hari sehingga perlu dilakukan tindakan
operasi sectio caesarea.
4. Dari pengkajian pola management koping dan stres,
pasien mengatakan tindakan persalinan operasi ini
merupakan pengalaman pertama sehingga pasien khawatir
dan takut.

5
5. Hasil pemeriksaan fisik fokus kesadaran composmentis,
GCS : E4 V5 M6, tanda-tanda vital untuk tekanan darah
120/80 mmHg, pernafasan 20 kali/ menit, nadi 84 kali/
menit, suhu 366 °C.
6. Pemeriksaan yang penting pada kehamilan yaitu
pemeriksaan abdomen didapatkan inspeksi : perut
membesar, terdapat linia nigra, palpasi : leopold I :
Teraba tegang, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah
prossesus xipoideus, leopold II: Pada bagian kanan teraba
panjang, pipih, seperti (punggung) dan disebelah kiri
teraba ekstremitas, Pu-Ka letak memanjang, leopold III:
Pada bagian bawah teraba keras,bulat melenting (kepala ),
leopold IV: Kepala sudah masuk PAP, kontraksi belum
teratur, auskultasi : DJJ: 144 kali/ menit.
7. Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin, tanggal 25
Maret 2022 didapatkan hasil Hemoglobin 11.7 g/dl
(normal 12.0-15.0), Leukosit 11.5 Ribu/ul (normal 4.5-
11), Golongan darah B, HBs Ag Non reaktif (normal Non
reaktif).
8. Hasil pemeriksaan USG tanggal 25 Maret 2022 yaitu
tampak janin tunggal, letak memanjang, puka, preskep,
DJJ positif. Air ketuban kesan sedikit. Tak tampak jelas
kelainan kongenital mayor. Kesan saat ini janin hidup
tunggal dalam keadaan baik.

Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi
a. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
(tindakan pembedahan SC)
b. Kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan operasi
berhubungan dengan kurang paparan informasi
2. Intra Operasi
a. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan
sensorik akibat medikasi: Anestesi, penggunaan
instrumen operasi
b. Risiko kekurangan volume cairan /syok hipovolemik
b/d perdarahan
3. Post Operasi
a. Resiko infeksi berhubungan dengan dampak tindakan
infasive: tindakan SC, terputusnya kontiunitas jaringan
b. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera
(prosedur bedah)

6
NAMA : DIAN PUSPANINGRUM
NIM : 1911B0017
KASUS :2
SEMESTER :6
PRODI : S1 KEPERAWATAN

No. Nursing Diagnosis Nursing Outcome Nursing Interventions and Activities


1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Nursing intervetions :
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri.
agen injuri biologis nyeri pasien berkurang, 2. Observasi respon nonverbal
(luka Payudara) dengan kriteria hasil : dari yeri.
 Pasien mengatakan 3. Ajarkan teknik
nyeri berkurang nonfarmakologis (relaksasi).
(skala 0 – 3 ) 4. Kolaborasi pemberian terapi
 Pasien tidak tampak anti nyeri.
kesakitan / 5. Monitor tanda-tanda vital
menahan nyeri pasien.
6. Tingkatkan istirahat.
2. Risiko cedera Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji faktor resiko cedera
keperawatan 3 x 24 jam, 2. Identifikasi
pasien tidak mengalami kebutuhan.keamanan klien
cedera, dengan kriteria sesuai kondisi dan fungsi
hasil : kognitif pasien.
 Pasien mampu menjelaskan 3. Ajarkan pada pasien dan
cara / metode untuk menceah cara mengidentifikasi factor
cedera resiko cedera dan cara
 Memotifsi gaya hidup untuk penanggulangannya.
mencegah cedera 4. Melakukan pengawasan
 Pasien mampu terbebas dari secara intensif kepada klien
cedera yang beresiko terjadi cedera.
 Kondisi pasien menjadi 5. Ajarkann pada klien &
sejahtera kieluarga tentang lingkungan
yang aman.
3. Risiko infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Cuci tangan sebelum dan
keperawatan 3 x 24 jam, sesudah dari tempat pasien.
pasien tidak mengalami 2. Ajarkan teknik cuci tangan
infeksi,, dengan kriteria kepada pasien dan keluarga.
hasil : 3. Menerpkan universal
 Tidak ada rembesan luka precaution.
operasi 4. Menerapkan prinsip steril saat
 Tidak ada tanda - tanda melakukan perawatan luka.
infeksi 5. Mendorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
6. Memberikan antibiotic bila
perlu.
7. Membatasi pengunjung.
8. Memonitor tanda infeksi.

7
8

Anda mungkin juga menyukai