Anda di halaman 1dari 22

RESUME KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NY.

S DENGAN
DIAGNOSA MEDIS G2P1A0 GRAVIDA LETAK SUNGSANG
RUANG OPERASI KAMAR 1 KEBIDANAN
RSUD KAB. SUMEDANG

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah
Program Profesi Ners Angkatan XLVII

Disusun oleh :

Sulis Nur Apni

Dosen Pembimbing :

Bambang Aditya S.Kep., Ners., M.Kep

Clinical Intructor:

Dadan Darwanto, S.Kep., Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XLVII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2024
1. HASIL SIMILARITY INDEX
2. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
a. Identitas Pasien
● Nama : Ny. S
● Umur : 34 Tahun 6 bulan 20 hari
● Agama : Islam
● Pendidikan : SLTA
● Suku : Sunda
● Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
● Alamat : Bojongloa, Sumedang
● No. Rekam Medis : 000049748
● Tanggal masuk RS : 07 Maret 2024
● Tanggal Pengkajian : 08 Maret 2024
● Diagnosa medis : G2P1A0 Letak Sungsang + Bekas SC
b. Identitas keluarga yang dapat dihubungi
● Nama : Tn. W
● Umur : 38 tahun
● Hubungan : Suami
● Alamat : Bojongloa, Sumedang

3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien kehamilan cukup bulan bekas SC 11 tahun yang lalu, mengeluh nyeri saat
kontraksi
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien G2P1A0 menunda hamil 9 bulan, pasien memiliki riwayat SC tahun 2013, 11
tahun yang lalu, kondisi janin pasien sungsang sehingga diperlukan tindakan untuk SC,
pasien merasakan nyeri di bagian perut, nyeri perut menjalar ke bagian bawah
perut hingga ke punggung, skala nyeri yang dirasakan 5 dari (0-10), pasien
mengatakan nyeri dirasakan apabila berjalan dan beraktivitas serta berkurang
saat beristirahat, pasien mengatakan cemas terkait kondisi bayi karena diketahui
sebelumnya posisi bayi sungsang dan harus dilakukan SC.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.


d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Berdasarkan pengakuan pasien keluarga tidak ada yang memiliki riwayat seperti pasien
dengan kondisi bayi yang sungsang dan harus di lakukan tindakan Caesar.
e. Riwayat Psikososial Spiritual
1) Interaksi dalam keluarga dan masyarakat sekitar
● Hubungan pasien dengan anggota keluarga: Pasien menjalin hubungan baik
dengan anggota keluarga. Pasien tidak mengalami permasalah yang
berhubangan atau berinteraksi dengan anggota keluarga.
● Hubungan pasien dengan masyarakat sekitar: Pasien menjalin hubungan baik
dengan lingkungan masyarakat dan mampu bersosialisasi. Pasien tidak
mengalami permasalah yang berhubangan atau berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya.
2) Konsep Diri
● Citra tubuh: Menurut pasien, sebelum hamil sekarang pasien pernah
mengalami masalah terkait anggota tubuhnya. Ada laporan bahwa pasien telah
mengalami operasi SC 11 tahun yang lalu ada perubahan dalam tubuh pasien.
● Peran diri: Menurut pasien, pasien adalah seorang istri dan ibu dalam keluarga
di rumahnya yang dihuni.
● Identitas diri: Menurut pasien adalah seorang perempuan yang baik. Tidak
ditemukan permasalahan terkait identitas diri atau terkait gender pada diri
pasien.
● Harga diri: Menurut pasien tidak ada masalah pada harga diri pasien. pasien
dikenal sebagai orang yang ramah dan tidak sombong. Pasien bergaul dengan
lingkungan sekitar secara normal tanpa mengalami perasaan minder atau
masalah harga diri lainnya
● Ideal diri: Menurut pasien, pasien seharusnya ada di lingkungan asalnya dan
menjalankan perannya sebagai seorang istri dan juga ibu dari anaknya. Selama
sebelum sakit tidak ada pengakuan keluarga yang mengarah pada data ideal diri
3) Sistem nilai kepercayaan
● Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan
Tidak ada nilai dan keyakinan pada keluarga yang bertentangan dengan nilai-
nilai kesehatan. Keluarga menganggap apa yang terjadi pada pasien dengan
harus melahirkan secara SC kembali karena anak di dalam kandungannya
sungsang merupakan takdir dari tuhan yang harus ditanggapi secara sabar dan
tawakal.
● Aktivitas agama/kepercayaan yang dilakukan
Pasien seorang penganut agama islam. Pasien masih aktif dalam mengikuti
kegitan pengajian rutin bersama warga walaupun sedang hamil. Untuk
pelaksanaan ibadah setelah dirumah sakit karena waktunya untuk melahirkan,
pasien hanya menjalankanya apabila dalam kondisi baik dan bersih saja.

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Pasien sadar penuh dan dapat berorientasi terhadap tempat
a. Kesadaran : Composmetis: E4 V5 M6, GCS 15
b. Tanda-tanda vital
● Tekanan Darah : 129/61 mmHg
● Frekuensi Nadi : 74 x/menit
● Frekuensi Pernapasan : 17 x/menit
● Saturasi Oksigen : 98%
● Berat Badan : 80 Kg
● Tinggi Badan : 156 cm
c. Index Massa Tubuh/BMI : 25,6 gemuk
5. PRE OPERASI, INTRA OPERASI, POST OPERASI
A. PRE OPERASI
a. Resume pasien pre operasi/pra dialysis
• Tanggal operasi : 08 Maret 2024
• Diagnosa : G2P1A0 Gravida 37-38 minggu letak lintang bekas SC 1X
• Riwayat alergi : Tidak ada
• Keadaan umum : Composmentis
• Keluhan utama : Kehamilan cukup bulan dengan letak sungsang
• TTV Pre Operasi :
− TD : 129/61 mmHg
− HR : 74 x/menit
− RR : 17 x/menit
− Suhu: 36˚C
− SpO2: 98%
• Pasien dipuasakan sejak 6 jam sebelum operasi
• Pasien terpasang infus dan kateter sebelum operasi
• Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 08 Maret 2024 | Pukul 08:07:46
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

HEMATOLOGI

Hematologi Rutin

Hemoglobin 12,6 g/dL 12,3-15,3

Lekosit 7,900 /mm3 4.500-10.000

Trombosit 159.000 /mm3 150.000-450.000

Hematokrit 38,3 % 35-47

KIMIA KLINIK

Gula Darah

GDS 77 mg/dL <150

IMUNOSEROLOGI

HbsAg Negatif COI Negattif

Antigen SARS-CoV-2 Negatif - Negatif


• Cek List Persiapan Operasi

No Kegiatan Ya Tidak
1. Verifikasi pasien
a) Periksa identitas pasien 🗸
b) Periksa gelang identitas pasien 🗸
c) Periksa kelengkapan informed consent 🗸
d) Konsultasi 🗸
e) Periksa kelengkapan rawat inap/rawat jalan 🗸
f) Periksa kelengkapan pemeriksaan penunjang 🗸
2. Persiapan fisik pasien
a) Puasa 🗸
b) Protesa luar (gelang, cincin, kalung, anting, dll) 🗸
c) Protesa dalam (gigi palsu, alat pacu jantung, dll) 🗸
d) Persiapan kulit area insisi (pencukuran mandi, dll) 🗸
e) Pengosongan kandung kemih (BAK, kateter urine, 🗸
dll)
f) Memastikan persiapan darah 🗸
g) Alat bantu penglihatan (kaca mat, softlens, dll) 🗸
h) Alat bantu pendengaran 🗸
i) Obat terakhir diberikan jenis: 🗸
j) Vaskuler akses (cimino) 🗸
3. Persiapan lain
a) Site marking (kecuali melibatkan satu organ) 🗸

B. INTRA OPERASI
b. Resume pasien intra operasi/intra dialysis
No. Time-Out (sebelum tindakan insisi)

1 Verbalisasi anggota tim operasi Ya

2 Konfirmasi
● Identitas Ya
● Tindakan Ya
● Area Ya

3 Penandaan area operasi Ya

4 Penayangan hasil pemeriksaan penunjang Ditayangkan

5 Antibiotik profilaksis Ya, sebelum

6 Hal penting khusus dalam pembedahan Tidak diperlukan

7 Perkiraan lama operasi 1 Jam


8 Perawat instrumen dan sirkuler
● Konfirmasi kelengkapan alat Ya
● Perlu alat tambahan Tidak
9 Berdoa sebelum insisi Ya

Time-out
a) Identifikasi petugas OK dan waktu tindakan
− Operator : dr. Pipih Sp.OG
− Asitensi operator : Dini
− Anestesi : dr. Cindy Sp.An
− Asisten anestesi : Riska, Putri
− Scrub nurse : B.d Yunita
− Circulating nurse : B.d Ai Tuti
b) TTV Pasien
− TD : 126/81
− HR : 78x/menit
− RR : 18x/menit
− Suhu : 35.6 C
− SpO2 : 97%
c) Waktu Operasi
− Masuk ruang operasi : 10.20
− Waktu mulai operasi : 10.43
− Waktu selesai : 11.43
d) Klasifikasi
− Jenis luka : Luka bersih
− Jenis Tindakan : Sectio Caesarea + MOW
− Tipe Operasi : Cyto
− Jenis anestesi : Spinal
− Status Asa : ASA II
− Posisi pasien : Supine
e) Peralatan Tindakan
− Set Instrumen yang digunakan : SC
− Peralatan penunjang : Suction
f) Perdarahan pada saat operasi : ±300 cc
g) Terapi saat pembedahan : Sectio Caesarea + MOW
− Bupivacaine 12,5 mg : obat anestesi
− RL+OXY 500 ml
h) Pasca operasi
Terpasang NGT : Tidak
Terpasang Kateter : Ya
Terpasang Oksigen NS : Ya
Suction : Ya

Sign-Out
BMHP Disiapkan Terpakai Sisa
Kasa lepas 30 30 -

C. POST OPERASI
c. Resume pasien post operasi/post dialysis
• Masuk RR : 11.43
• Keadaan umum : Compos Mentis, tampak lemas
• Jalan napas : Tidak ada sumbatan jalan nafas
• Terapi : Oksigen 3 liter nasal kanul, terpasang infus
• Aldert score :
− Aktivitas 1
− Sirkulasi 2
− Pernafasan 2
− Kesadaran 2
− Kulit 2
− Total skor 9
• Keluhan : Pasien mengatakan mulas dibagian perut, kedua kaki merasa kaku,
dan merasakan lemas serta pusing
• Observasi TTV Pasca Operasi
Tanda-tanda I II III
vital
TD 89/53 mmHg 90/53mmHg 110/60 mmHg
HR 73x/menit 80x/menit 73x/menit
RR 20 x/menit 20 x/menit 20 x/menit
S 35,3˚C 36 ˚C 36 ˚C
Spo2 95% 98% 98%

6. TERAPI
a. Terapi Farmakologi
Tabel Obat
No. Nama Obat Dosis dan Golongan Fungsi Efek Samping
cara Obat
pemberian

1 RL+OXY 500 ml kristaloid Cairan elektrolit Asidosis laktak


isotonik yang dan hiperkalemia,
sering digunakan alergi termasuk
untuk resusitasi pruritus
cairan dan terapi
cairan rumatan
misalkan pada
pasien syok, luka
bakar, atau
gangguan
kesemibangan
elektrolit.
2 Bupivacaine 12,5 mg Anestesi Obat anestesi Lemah pada area
lokal penyuntikan, mati
Yang memiliki
golongan rasa atau kesemutan,
amida efek anestesi dan
iritasi kulit, mual atau
analgesik lebih
muntah, pusing sakit
panjang
kepala, menggigil
dibandingkan obat
atau gemetar seluruh
anestesi lokal
tubuh, tremor.
lainnya. Efek
anestesi ini terjadi
dengan
menghambat
konduksi saraf
dengan
menurunkan
permeabilitas
membran saraf
terhadap natrium.
3 Dexamethaso 5 mg Kortikosteroid Bermanfaat Sakit perut, rasa
ne
menangani panas di dada,
berbagai kondisi sakit kepala,
peradangan, gangguan tidur,
reaksi alergi, nafsu makan
penyakit meningkat.
autoimun, dan
multiple
myeloma
4 Ondansetron 4 mg Antiemetik Obat yang Sakit kepala atau
antagonis digunakan untuk pusing, rasa
reseptor mencegah serta seperti melayang,
serotonin mengobati mual konstipasi,
dan muntah yang kelelahan dan
bisa disebabkan tubuh terasa
oleh efek lemah, rasa
samping operasi. menggigil,
kantuk.
5 Ranitidin 50 mg Antagonis Menghambat Sakit kepala,
reseptor secara kompetitif sembelit, diare,
Histamin kerja reseptor mual dan
H2 histamin H2, yang
muntah.
sangat berperan
dalam sekresi
asam lambung
6. Kalnex 500 mg antifibrinol Obat untuk Mual atau
itik menghentikan muntah, diare,
perdarahan pada pusing, ruam atau
sejumlah kondisi, gatal ringan pada
seperti mimisan kulit, nyeri otot,
yang tidak nyeri
kunjung berhenti, sendi/punggung,
atau perdarahan hidung tersumbat
setelah operasi. dan migrain.
7. Methergin 1 amp Ergot Obat untuk Mual dan
alkaloid mencegah dan muntah, rasa
mengatasi tidak enak di
perdarahan mulut, sakit
pascapersalinan perut, diare, sakit
(postpartum) kepala, serta
pusing.

7. ANALISIS DATA
Data Penunjang Etiologi Masalah Keperawatan

DS: Janin letak sungsang


− Pasien mengatakan 
merasakan nyeri di Perlu tindakan Operasi Section
bagian perut Caesarea
DO: 
− Ekpresi wajah Insisi dinding abdomen
nampak meringis

bila timbul nyeri
Terputusnya inkonuitas
− Skala nyeri 5 jaringan, pembuluh darah,
saraf-saraf di sekitar daerah
insisi
Nyeri Akut (D.0077)

Merangsang pengeluaran
histamin dan prostaglandin

Rangsangan ujung saraf perifer

Korteks mempersepsikan
nyeri

Nyeri Akut
DS :
− Pasien mengatakan Sectio Caesarea
mulas dibagian
perut, kedua kaki 
merasa kaku
Post Anastesi Spinal OP SC
dan merasakan
lemas serta pusing 
DO :
Penurunan saraf Gangguan Mobilitas Fisik
− Pasien tampak (D. 0054)
ekstremitas bawah
lemas

− Skala nyeri 5
Kekakuan
− Aldert Score
Aktivitas 1 
Gangguan Mobilitas Fisik
− TD
I : 89/53
II : 90/53
III : 110/60
− Terpasang kateter

Faktor Risiko : Sectio Caesarea


− Efek prosedur 
Infasif Luka post OP SC
− peningkatan 
paparan organisme Jaringan terbuka Risiko Infeksi (D.0142)

patogen lingkungan 
invasi bakteri Kurang proteksi

Invasi bakteri

Risiko Infeksi
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)
Diagnosa praoperasi
a. Nyeri akut (D. 0077) b.d agen cedera fisik (prosedur operasi SC) d.d pasien mengeluh
nyeri di bagian perut, ekpresi wajah nampak meringis bila timbul nyeri, skala nyeri 5
b. Gangguan Mobilitas fisik (D. 0054) b.d nyeri pasca operasi d.d pasien mengatakan
mulas dibagian perut, kedua kaki merasa kaku, pasien tampak lemas, skala nyeri 5,
Aldert Score Aktivitas 1, TD (I : 89/53, II : 90/53, III : 110/60), terpasang kateter
c. Resiko Infeksi (D. 0142) b.d efek prosedur invasif
9. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. S Ruangan : OK
No. Medrek : 000049748 Nama Mahasiswa : Sulis Nur Apni

NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Nyeri akut Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238) Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0077)
Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengetahui lokasi,
diharapkan tingkat nyeri menurun karakterisik, durasi, frekuensi, karakterisik, durasi,
dengan kriteria hasil: kualitas, intensitas nyeri, skala frekuensi, kualitas,
1. Pasien mengatakan nyeri nyeri intensitas nyeri
berkurang (skala nyeri 2. Identifikasi skala nyeri 2. Mengetahui skala nyeri
ringan) 3. Identifikasi respon nyeri
3. Mengetahui respon
2. Pasien tidak terlihat meringis nonverbal
nyeri secaa nonverbal
4. Identifikasi faktor yang
3. Frekuensi nadi dalam rentang 4. Mengetahui faktor yang
memperberat dan
normal memperberat dan
memperingan nyeri
4. Tekanan darah dalam rentang memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan
normal 5. Mengetahui
keyakinan tentang nyeri
pengetahuan dan
6. Monitor keberhasilan terapi
keyakinan pasien
komplementer yang diberikan
tentang nyeri
7. Monitor efek samping
6. Mengetahui keberhasilan
penggunaan analgesik
terapi komplementer
Terapeutik yang diberikan
7. Mengetahui efek
1. Berikan teknik
samping penggunaan
nonfarmakologis untuk
analgesik
mengurangi nyeri (relaksasi
napas dalam)
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi Terapeutik
1. Teknik
1. Jelaskan penyebab nyeri,
nonfarmakologis
periode, dan pemicu nyeri
terbukti dapat
2. Jelaskan strategi meredakan mengurangi nyeri
nyeri 2. (relaksasi napas
3. Anjurkan memonitor nyeri dalam)
secara mandiri 3. Istirahat dan tidur sebagai
4. Anjurkan menggunakan salah satu pemenuhan
analgetik secara tepat kebutuhann dasar dan
5. Ajarkan teknik membantu mengurangi
nonfarmakologis untuk nyeri
mengurangi nyeri
Edukasi
Kolaborasi 1. Melalui edukasi pasien
menjadi mengetahui
1. Kolaborasi pemberian analgesik
penyebab nyeri,
periode, dan pemicu
nyeri
Kolaborasi
1. Untuk mengatasi nyeri
pasien apabila dengan
non farmakologi tidak
efektif
Mobilitas Fisik (L. 05042) Dukungan Mobilisasi (I. 05173) Dukungan Mobilisasi (I. 05173)
Gangguan
Setelah dilakukan Intervensi keperawatan
Mobilitas fisik Observasi Observasi
selama 2 x 24 jam diharapkan mobilitas 1. Identifikasi adanya nyeri atau 1. Untuk mengetahui adanya
(D. 0054) keluhan fisik lainnya nyeri yang dialami dalam
fisik meningkat dengan kriteria hasil:
2. Identifikasi toleransi fisik mempengaruhi pergerakan
1. Pergerakan ekstremitas meningkat melakukan pergerakan 2. Untuk memantau aktivitas
yang dapat dilakukan oleh
2. Kekuatan otot meningkat
Terapeutik pasien
3. Skala kekuatan meningkat 1. Fasilitasi melakukan pergerakan
4. Rentang gerak meningkat dapat 2. Libatkan keluarga untuk membantu Terapeutik
pasien dalam meningkatkan 1. Latihan pergerakan ini bisa
menggerakkan bagian kedua kaki pergerakan menghindari pasien dari
5. Gerakan terbatas menurun adanya kekakuan pada otot
Edukasi (Risnah et al., 2019)
1. Anjurkan melakukan mobilisasi 2. Agar keluarga mendukung
dini proses pemulihan pasien
2. Ajarkan mobilisasi sederhana yang dalam melakukan proses
harus dilakukan perawatan
3. Ajarkan melakukan ROM aktif dan
pasif Edukasi
1. Mobilisasi dilakukan agar
pasien terhindar dari
komplikasi lain akibat
terlalu lama berbaring
akibat nyeri postpartum
2. Agar dapat sediki-sedikit
pasien mobilisasi
3. Supaya pasien dapat
mobilisasi

Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan Infeki (L.14539) Pencegahan infeksi (L.14539)


Resiko infeksi
(D. 0142) Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
keperawatan selama 1x24 jam 1. Memonitor tanda dan gejala 1. Mengetahui perubahan suhu,
diharapkan tingkat infeksi menurun infeksi lokal dan sistemik nyeri dan perdarahan yang
dengan kriteria hasil: mengarah pada tanda dan
1. Kebersihan luka meningkat gejala infeksi
Terapeutik Terapeutik
2. Tidak ada demam
1. Cuci tangan sebelum dan 1. Meminimalkan
3. Tidak ada nyeri sesudah kontak dengan pasien terjadinya kontaminasi
4. Tidak ada bengkak dan lingkungan pasien silang sehingga
2. Pertahankan teknik aseptik mencegah penyebaran
pada pasien beresiko tinggi infeksi
2. Meminimalkan paparan
Edukasi: agen infeksi
1. Jelaskan tanda dan gejala
Edukasi :
infeksi
1. Agar pasien mengetahui
2. Ajarkan cara mencuci dan mampu
tangan dengan benar mengidentifikasi tanda
dan gejala terjadinya
infeksi
2. Mencuci tangan dengan
benar menjadi salah satu
cara memutus rantai
penyebaran infeksi.
10. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. S Ruangan : OK
No. Medrek : 000049748 Nama Mahasiswa : Sulis Nur Apni

DIAGNOSA TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF


Nyeri akut (D. 0077) 08 M a r e t 2024 1. Identifikasi Subjektif:
b.d agen cedera fisik lokasi,
pukul 12.10 1. Pasien mengatakan
(prosedur operasi SC) karakterisik,
masih merasa nyeri
durasi,
pada skala 5 (0-10) Sulis
frekuensi,
kualitas,
intensitas nyeri, Objektif:
skala nyeri
1. Klien tampak meringis
2. Identifika
bila merasakan nyeri
si skala
nyeri 2. Tekanan Darah:
3. Identifika 110/60 mmHg
si respon 3. Denyut Nadi:
nyeri 73x/menit
nonverbal
Assesment:
4. Berikan
Nyeri Akut
teknik
nonfarmakol Planning:
ogis untuk
Intervensi dilanjutkan
mengurangi
nyeri Intervensi:
(relaksasi
melakukan pemantauan respon
napas dalam)
nyeri, ttv 4 jam sekali, dan
kolaborasi pemberian analgesik
Evaluasi:
1. Skala nyeri pasien
menurun
2. Pasien sangat
kooperatif saat dibantu
untuk melakukan
teknik relaksasi nafas
dalam
Re-assessment
Tujuan tercapai sebagian,
rencana tindakan manajemen
nyeri dilanjutkan sesuai
kemampuan selama proses
penyembuhan sampai mampu
melakukan secara mandiri
dirumah.

Gangguan Mobilitas 08 M a r e t 2024 1. Identifikasi adanya Subjektif:


fisik (D. 0054) b.d nyeri atau keluhan 1. Pasien mengatakan
pukul 12.25 fisik lainnya
nyeri pasca operasi masih merasa nyeri di Sulis
2. Identifikasi toleransi bagian perut terutama
fisik melakukan
luka operasi serta kaku
pergerakan
3. Fasilitasi melakukan
di bagian kaki
pergerakan
Objektif:
2. pasien tampak lemas
3. skala nyeri 5
4. Aldert Score Aktivitas 1
5. TD (I : 89/53, II : 90/53,
III : 110/60)
6. terpasang kateter
Assesment:
Gangguan mobilitas fisik
Planning:
Intervensi dilanjutkan
Intervensi:
1. Identifikasi adanya nyeri
atau keluhan fisik lainnya
2. Fasilitasi melakukan
pergerakan
3. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
Evaluasi:
1. Skala nyeri pasien
menurun serta keluhan
fisik menurun
2. Pasien sangat
kooperatif saat dibantu
untuk melakukan
pergerakan
Re-assessment
Tujuan tercapai sebagian,
rencana tindakan dukungan
mobilisasi dilanjutkan sesuai
kemampuan selama proses
penyembuhan sampai mampu
melakukan secara mandiri
dirumah.

Resiko Infeksi (D. 0142) 08 Maret 2024 1. Memonitor tanda Subjektif : -


12. 45 dan gejala infeksi
b.d efek prosedur invasif
lokal dan sistemik Objektif : Sulis
saat klien di 1. Tidak muncul tanda- tanda
recovery room infeksi selama pemantauan
2. Mencuci tangan diruang recovery room
sebelum dan
sesudah kontak Assesment:
dengan pasien dan
Masalah teratasi sebagian
lingkungan pasien
3. Mempertahankan Intervensi:
teknik aseptik Intervensi dilanjutkan dengan
selama dan setelah memantau setiap 4 jam sekali
tindakan operasi
Daftar Pustaka
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018) Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta
Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar
Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai