Anda di halaman 1dari 20

Departemen Keperawatan Anak

Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2021
PANDUAN PELAKSANAAN OSCE/UJIAN PRAKTIKUM DARING
MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

KETENTUAN UMUM
1. Ujian OSCE/Ujian Praktikum Daring akan dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yaitu
pada setiap hari Rabu pada tanggal 19 Mei 2021, 02 Juni 2021, dan 09 Juni 2021 pada
rentang pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB (jam sesuai dengan kesepakatan
bersama dosen penguji).
2. Ujian dilaksanakan bergantian setiap mahasiswa sesuai waktu yang telah disepakati
bersama dosen penguji.
3. Dosen penguji merupakan dosen tutor di masing-masing kelompok. Berikut untuk
pembagian dosen tutor sesuai kelompok masing-masing:
Kelompok A (1) : Fanny Adistie, S.Kep., Ners., M.Kep
Kelompok B (2) : Windy Rakhmawati, S.Kp., M.Kep., Ph.D/
Khoerunnisa, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.Kep.An
Kelompok C (3) : Ikeu Nurhidayah, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.Kep.An
Kelompok D (4) : Gusgus Ghraha Ramdhanie, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.Kep.An
Kelompok E (5) : Neti Juniarti, S.Kp., M.Kes., MNurs., Ph.D
Kelompok F (6) : Wiwi Mardiah, S.Kp., M.Kes
Kelompok G (7) : Dyah Setyorini, S.Kp., M.Kes
Kelompok H (8) : Sukmawati, S.Kp., M.Kes
Kelompok I (9) : Lilis Mamuroh, SKp., M.Kes
Kelompok J (10) : Ema Arum Rukmasari, S.Pd., S.Kep., Ners., M.Kes
Kelompok K (11) : Hendrawati, S.Kp., M.Kes
Kelompok L (12) : Sri Hendrawati, S.Kep., Ners., M.Kep
Kelompok M (13) : Dr. Siti Yuyun Rahayu Fitri, S.Kp., M.Si
Kelompok N (14) : Nenden Nur Asriyani Maryam, S.Kep., Ners., MSN
4. Pelaksanaan OSCE/Ujian Praktikum Daring akan dilakukan oleh mahasiswa bersama
dosen penguji sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati melalui platform Zoom
Meeting/Google Meeting.

Departemen Keperawatan Anak


Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2021
5. Sehari sebelum kegiatan berlangsung, maka perwakilan mahasiswa dari setiap kelompok
dosen penguji menghubungi dosen penguji terkait kesepakatan jam pelaksanaan ujian dan
platform yang akan digunakan pada saat ujian.
6. Pada hari pelaksanaan OSCE/Ujian Praktikum Daring, mahasiswa dipanggil secara random
untuk diminta melakukan demonstrasi dan menjelaskan skill lab yang akan diujikan dengan
menggunakan alat yang tersedia di rumah masing-masing (modifikasi alat diperbolehkan,
dengan catatan mahasiswa menyebutkan dan memahami prinsip penggunaan alat tersebut).
Skills lab yang akan diujikan antara lain:
a. Pengkajian fisik pada bayi baru lahir  19 Mei 2021
b. Memandikan bayi dan perawatan tali pusat  02 Juni 2021
c. Pemasangan OGT  09 Juni 2021
d. Pemberian imunisasi dasar  09 Juni 2021
7. Mahasiswa harus selalu mengaktifkan video dan audio selama OSCE/Ujian Praktikum
Daring.
8. Sebelum ujian berlangsung, mahasiswa harus memperlihatkan kondisi di sekeliling ruangan
yang digunakan dan dipastikan tidak terdapat catatan dalam bentuk apapun yang terkait
dengan prosedur pelaksanaan ujian.
9. Mahasiswa melakukan demonstrasi dan menjelaskan skill lab tersebut berisikan tentang:
a. Menjelaskan prinsip pelaksanaan skill lab yang diujikan.
b. Mendemonstrasikan dan menjelaskan persiapan yang harus dilakukan serta alat-alat
yang dibutuhkan pada skill lab yang diujikan.
c. Mendemonstrasikan dan menjelaskan tahapan pelaksanaan skill lab tersebut beserta
penerapan prinsip-prinsipnya.
d. Mendemonstrasikan dan menjelaskan hal-hal yang harus dievaluasi dari pelaksanaan
skill lab tersebut.
e. Mendemonstrasikan dan menjelaskan prinsip-prinsip pendokumentasian pada skill lab
yang diujikan.
10. Selama OSCE/Ujian Praktikum Daring, mahasiswa TIDAK DIPERKENANKAN untuk
melihat catatan/searching/bertanya ke siapapun/diberitahu oleh siapapun. Jika ditemukan
oleh penguji kondisi tersebut, ujian akan dihentikan dan mahasiswa otomatis mendapatkan
nilai 0 (nol).
11. Berikut jadwal dan waktu yang disediakan untuk kegiatan OSCE/Ujian Praktikum Daring:
Departemen Keperawatan Anak
Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2021
a. 19 Mei 2021 : Pengkajian pada bayi baru lahir; waktu tindakan masing-masing
mahasiswa selama 15 menit.
b. 02 Juni 2021 : Memandikan bayi dan perawatan tali pusat, waktu tindakan masing-
masing mahasiswa selama 15 menit.
c. 09 Juni 2021 : Pemasangan OGT dan Pemberian imunisasi pada anak, waktu tindakan
masing-masing mahasiswa selama 20 menit (masing-masing tindakan 10 menit).
12. Mahasiswa silahkan memanfaatkan waktu yang telah disediakan untuk
mendemonstrasikan dan menjelaskan skill lab yang diujikan.
13. Nilai OSCE/Ujian Praktikum Daring sesuai dengan hasil yang diperoleh mahasiswa saat
ujian online, tidak terdapat remedial OSCE.
14. Ketentuan pakaian saat OSCE/Ujian Praktikum Daring sesuai dengan ketentuan
berpakaian dari Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yaitu menggunakan Jas
Lab. Apabila terdapat mahasiswa yang terkendala dengan penggunaan Jas Lab, maka
mahasiswa tersebut harus melaporkan hal tersebut kepada dosen tutor masing-masing
sebelum ujian OSCE.

TEKNIS PELAKSANAAN
1. Link atau meeting code atau meeting ID sudah ditentukan sebelum jadwal OSCE (dapat
dibuatkan oleh dosen penguji/mahasiswa).
2. Mahasiswa silahkan sign in/join sesuai dengan jadwal masing-masing (koordinator
kelompok silahkan membuat jadwal waktu masuk dan keluar ujian OSCE daring sesuai
dengan platform yang digunakan.
3. Dosen tetap stand by di Zoom Meeting/Google Meeting, yang keluar masuk room adalah
mahasiswa sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
4. Untuk menghindari gagal sign in/join yang akan berdampak terhadap kemunduran waktu,
maka untuk peserta ujian selanjutnya, diharapkan 2 menit sebelum jadwal ujiannya
dimulai sudah sign in/join ke Zoom Meeting/Google Meeting.
5. Adapun tahapan ujiannya adalah:
a. Mahasiswa diwajibkan log in 2 menit sebelum jadwal yang sudah ditentukan.
b. Pada saat log in, mahasiswa dipersilahkan untuk memperlihatkan/menyorot lingkungan
sekeliling tempat ujian dilaksanakan dan dipastikan tidak terdapat catatan dalam bentuk
apapun yang terkait dengan prosedur pelaksanaan ujian.
Departemen Keperawatan Anak
Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2021
c. Setelah lingkungan di sekeliling mahasiswa dipastikan aman, maka mahasiswa
dipersilahkan untuk memulai ujian sesuai arahan dosen penguji.
d. Pada saat ujian, kamera/perangkat/laptop/PC ditempatkan sejajar dengan mahasiswa
dan menyorot tindakan yang mahasiswa lakukan agar dosen penguji dapat melihat
aktifitas mahasiswa.
e. Setelah selesai ujian maka mahasiswa dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan
dengan leave meeting.
f. Begitu seterusnya sampai dengan semua mahasiswa selesai mengikuti OSCE/Ujian
Praktikum Daring.
6. Penguji disilahkan untuk memberikan penilaian sesuai dengan format yang telah
disediakan.

Departemen Keperawatan Anak


Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2021
Departemen Keperawatan Anak, FKep Unpad
Nama :

NPM :

FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI

NILAI
NO ITEM PENILAIAN
0 1 2
1. Persiapan
A. Persiapan Alat
- Baki alat - Stetoskop
- Bengkok - Thermometer
- Tissue - Midline
- Kapas alcohol
- Timbangan berat badan
- Pengukur panjang badan

B. Persiapan Klien dan Keluarga


✓ Perawat mencuci tangan
✓ Melakukan salam terapeutik pada orang tua dan keluarga
✓ Konfirmasi identitas bayi dan orang tua
✓ Menjelaskan rencana tindakan beserta tujuan
✓ Melakukan informed consent kepada orang tua
✓ Berkomunikasi dengan orang tua dan bayi sesuai usia dan tahapan perkembangan
✓ Melibatkan orang tua dalam melakukan pengkajian

2. Pelaksanaan
A. Anamnesa
1) Mengkaji identitas bayi dan keluarga (penanggung jawab)
2) Mengkaji keluhan utama (kepada orang tua) → PQRST
3) Mengkaji riwayat kesehatan sekarang
4) Mengkaji riwayat kesehatan dahulu
5) Mengkaji riwayat anak saat prenatal, intranatal dan postnatal
6) Mengkaji riwayat imunisasi
7) Mengkaji riwayat keluarga → Genogram (jika diperlukan)
8) Mengkaji ADL
9) Mengkaji perkembangan
10) Mengkaji status nutrisi

B. Pemeriksaan Fisik
1) Mengkaji penampilan umum
✓ Tingkat kesadaran menggunakan penilaian kesadaran sesuai usia
✓ Ekspresi wajah
✓ Posisi tubuh
✓ Pergerakan tubuh
Updated by Fanny Adistie
Februari, 2021
Departemen Keperawatan Anak, FKep Unpad

✓ Tangisan
✓ Perilaku (adakah yang memperlihatkan nyeri)

2) Mengkaji antropometri :
✓ Berat badan
✓ Panjang badan
✓ Lingkar lengan atas
✓ Lingkar kepala
✓ Lingkar dada
✓ Lingkar abdomen
✓ Interpretasikan status nutrisi

3) Mengkaji tanda-tanda vital:


✓ Suhu: suhu aksila, hindari tindakan invasive
✓ Respirasi: kaji 1 menit penuh, pada infant pernafasan abdominal
✓ Nadi: ukur satu menit penuh, ukur pada apical pulse untuk anak usia < 2 tahun
✓ Tekanan darah: gunakan manset sesuai usia (bila diperlukan)

4) Mengkaji kulit:
✓ Warna: BBL berwarna merah cerah, 2-3 hari setelah lahir berwarna pink, adakah
sianosis, jaundice, tanda lahir, ecchimosis, ptekie. Adakah accrocyanosis atau cutis
marmorata. Adakah perubahan warna Harlequin. Adakah Mongolian spot atau
Telangiectatic naevi
✓ Keutuhan: Adakah lesi, milia, miliaria
✓ Tekstur: lembut
✓ Suhu
✓ Kelembaban
✓ Turgor
✓ Pada BBL: adakah vernix caseosa, lanugo

5) Mengkaji kepala:
✓ Bentuk kepala; makrosefali atau mikrosefali
✓ Ukuran lingkar kepala 33 – 34 atau < 49 dan diukur dari bagian frontal kebagian
occipital.
✓ Tulang tengkorak:
▪ Anencefali: tidak ada tulang tengkorak
▪ Encefalokel: benjolan yang terjadi di wajah dan kepala karena gangguan penutupan
tabung saraf
✓ Fontanel anterior menutup: 18 bulan
✓ Fontanel posterior: menutup 2 – 6 bulan
✓ Adakah Caput sucedanum atau Cephal hematome
✓ Distribusi rambut dan warna
✓ Pergerakan kepala serta kontrol kepala

6) Mengkaji mata:
✓ Kaji ukuran, bentuk, kesimetrisan
✓ Pada BBL area sekitar mata mengalami edema
✓ Kondisi konjungtiva, sklera (jernih/ikterik), kornea, pupil simetris atau tidak

Updated by Fanny Adistie


Februari, 2021
Departemen Keperawatan Anak, FKep Unpad

✓ Keselarasan mata, adakah strabismus


✓ Mengkaji penglihatan dengan persepsi cahaya (adakah penyempitan pupil, berkedip,
mengikuti cahaya ke garis tengah, meningkatkan alertness, atau penolakan untuk
membuka mata setelah terpapar cahaya)
✓ Alis tumbuh umur 2-3 bulan
✓ Ujung cantus mata sejajar dengan telinga (bila telinga dibawah ujung kantus mata
tanda Down Syndrome)
✓ Kelopak mata:
▪ Ptosis: celah kelopak mata menyempit karena kelopak mata atas turun.
▪ Enoftalmus kelopak mata mnyempit karena kelopak mata atas dan bawah tertarik
kebelakang.
▪ Exoptalmus: pelebaran celah kelopak mata, karena kelopak mata atas dan bawah
tertarik kebelakang.
✓ Glaberal refleks: mengetuk dahi diantara kedua mata,hasil positif bila tiap ketukan
mengakibatkan kedua mata klien berkedip.
✓ Adakah Doll Eye Refleks

7) Mengkaji telinga:
✓ Kaji struktur luar telinga, posisi,
✓ Simetris kiri dan kanan
✓ Pada BBL premature daun telinga dilipat, dan lama baru kembali keposisi semula
menunjukkan tulang rawan masih lunak.
✓ Canalis auditorious ditarik kebawah kemudian kebelakang, gunakan otoskop untuk
melihat membrane tympani intact atau tidak, warna, refleks cahaya,apakah ada
serumen atau cairan, benda asing, adakah tanda-tanda infeksi.
✓ Kaji refleks startle

8) Mengkaji hidung:
✓ Keadaan hidung: intact/tidak, adakah deviasi, adakah nasal flaring
✓ Adakah nasal discharge
✓ Jembatan hidung apakah ada atau tidak ada
✓ Cuping hidung masih keras pada umur < 40 hari
✓ Pasase udara
✓ Gunakan speculum untuk melihat pembuluh darah mukosa, secret, polip, atau deviasi
septum.

9) Mengkaji mulut dan tenggorokan:


✓ Kaji bentuk (intact/tidak, apakah terdapat labioschizis/labiopalatoschizis)
✓ Kaji kelembaban
✓ Adakah minor abnormalitas: Natal teeth atau Epstein pearl
✓ Periksa kebersihan gusi dan lidah
✓ Tekan pangkal lidah dengan menggunakan spatel, atau jari kelingking, hasil positif bila
ada refleks muntah (Gags refleks)
✓ Saat bayi menangis perhatikan uvula
✓ Kaji refleks: Rooting, Sucking, Extrusion

10) Mengkaji leher:


✓ Lipatan leher 2-3 kali lipat lebih pendek dari orang dewasa.
✓ Periksa arteri karotis
✓ Mengkaji kelenjar limfe: submental, submaksilaris, tonsilar, cervical, aksilari, inguinal
(adanya satu nodus kecil merupakan hal yang biasa pada anak)
Updated by Fanny Adistie
Februari, 2021
Departemen Keperawatan Anak, FKep Unpad

✓ Adakah pembesaran kelenjar tiroid


✓ Kaji pergerakan leher
✓ Apakah anak dapat menegakkan kepala (torticollis), normalnya bayi usia 4 bulan sudah
bisa menegakkan kepala.
✓ Kaji refleks Neck righting dan tonic neck refleks

11) Mengkaji dada:


✓ Bentuk dada apakah simetris kiri dan kanan
✓ Bentuk dada barrel anterior – posterior dan tranversal hampir sama 1:1
✓ Adakah retraksi otot-otot bantuan pernafasan: subcostal, intercostal, substernal,
supraclavicular
✓ Waspadai adanya grunting
✓ Mengkaji kesimetrisan ekspansi paru
✓ Kaji suara nafas: Bronchial, Broncho vesikuler, Vesikuler
✓ Adakah wheezing, ronchi atau rales
✓ Apeks jantung pada mid klavikula kiri intercosta 5, adakah tampak pulsasi apikal
✓ Dengarkan bunyi jantung:
▪ Batas jantung pada sternal kanan ICS 2 bunyi katup aorta), sternal kiri ICS 2 (bunyi
katup pulmonal), sternal kiri ICS 3-4 (bunyi katup tricuspid), sternal kiri mid klavikula
ICS 5 (bunyi katup mitral).
▪ Kaji kualitas, intensitas, rate dan irama, adakah murmur atau gallop

12) Mengkaji punggung:


✓ Inspeksi kesimetrisan scapula, kelengkungan tulang belakang
✓ Susuri tulang belakang, apakah ada spina bivida okulta: ada lekukan pada lumbo sacral,
tanpa herniasi dan distribusi lanugo lebih banyak.
✓ Spina bivida sistika: dengan herniasi, meningokel (berisi meningen dan CSF) dan
mielomeningokel (meningen + CSF + saraf spinal).
✓ Kaji Refleks Perez

13) Mengkaji abdomen:


✓ Inspeksi kontur, pergerakan, umbilical cord (pada BBL), adakah herniasi, adakah
diastasis recti
✓ Observasi distensi abdomen, ukur lingkar perut
✓ Auskultasi bising usus, hitung satu menit penuh
✓ Palpasi pada daerah hati adakah pembesaran
✓ Perkusi pada daerah hati suara yang ditimbulkan adakah pekak/dullness, ukur
✓ Perkusi pada daerah lambung suara yang ditimbulkan adalah timpani
✓ Palpasi pada daerah limpa pada kuadran kiri atas 1-2 cm bawah margin kosta kiri
✓ Palpasi adanya distensi kandung kemih
✓ Refleks kremaster: gores pada abdomen mulai dari sisi lateral kemedial, terlihat
kontraksi.

14) Mengkaji ekstremitas:


✓ Ekstremitas atas
▪ Kesimetrisan
▪ Kaji jumlah jari – jari polidaktil (> dari 5), sindaktil (jari – jari bersatu)
▪ Ujung jari halus
▪ Adakah clubbing finger
▪ Adakah sianosis atau tidak
▪ CRT

Updated by Fanny Adistie


Februari, 2021
Departemen Keperawatan Anak, FKep Unpad

▪ Kaji creases pada telapak tangan,


▪ Suhu akral, kelembaban
▪ Edema
▪ Kaji refleks grasp
▪ Kekuatan otot/keaktifan
✓ Ekstremitas bawah:
▪ Kesimetrisan
▪ Jumlah jari – jari polidaktil (> dari 5), sindaktil (jari – jari bersatu)
▪ Adakah Bowleg
▪ Adakah Talipes
▪ Adakah Clubfoot
▪ Tredelenburg test: berdiri angkat satu kaki, lihat posisi pelvis apakah simetris kiri
dan kanan.
▪ CRT
▪ Suhu akral, kelembaban
▪ Edema
▪ Refleks patella, babinski
▪ Kekuatan otot/keaktifan
▪ Kaji refleks moro, stepping

15) Mengkaji persarafan: (dikaji beberapa refleks pada pemeriksaan bersamaan head to toe)

16) Mengkaji genitalia:


✓ Laki-laki: ukuran penis, gland penis, prepusium, letak meatus uretra, skrotum (adakah
hydrocele), testis (sudah turun atau belum), anus
✓ Perempuan: labia mayora, labia minora, klitoris, orifisium uretra, orifisium vagina,
terdapat discharge atau tidak, anus

17) Membereskan alat

18) Menempatkan kembali bayi dalam posisi nyaman dan aman

19) Perawat mencuci tangan


3. Evaluasi
Respon bayi selama dan sesudah dilakukan pemeriksaan
4. Dokumentasi
1) Catat hasil pengkajian
2) Catat dengan menggunakan bolpoin, bila salah tidak dihapus hanya coret dan paraf
3) Tulis nama perawat yang mengkaji serta tanda tangan

Keterangan : Mengetahui,
Nilai 0 = tidak dilakukan Penilai
1 = dilakukan tapi tidak optimal
2 = dilakukan dengan optimal

NILAI : ….../…… x 100 = ……..


( )

Updated by Fanny Adistie


Februari, 2021
Departemen Keperawatan Anak, FKep Unpad
Nama :

NPM :

FORMAT PENILAIAN

PRAKTIKUM MEMANDIKAN BAYI

NO ITEM PENILAIAN NILAI


0 1 2
1 PENGKAJIAN
Cek perencanaan keperawatan klien

2 PERENCANAAN
1. Cuci tangan di air mengalir
2. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan
✓ Bak mandi yang disesuaikan ✓ Handuk
dengan ukuran bayi ✓ Washlap lembut
✓ Termometer ✓ Baskom
✓ Air hangat (suhu 38 - 40 ’C, ✓ Popok, baju dan pernel
sebaiknya dicek menggunakan ✓ Kapas lembab
termometer untuk air atau ✓ Kassa steril
dapat kita periksa ✓ Handscoon bila dibutuhkan
kehangatannya dengan ✓ Ember tempat baju/linen kotor
mencelupkan ujung siku kita ke ✓ Bengkok atau tempat sampah
dalam air) ✓ Sabun, dan sampo bayi
✓ Barakshort / celemek ✓ Minyak telon
✓ Perlak

3 IMPLEMENTASI
1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih.
2. Gunakan barakshort / celemek
3. Susun perlak serta pakaian bayi yang akan dikenakan setelah mandi
4. Letakkan bayi di atas perlak yang digelar di tempat tidur atau meja empuk.
5. Periksa suhu bayi (bila < 360C jangan dulu dimandikan → hangatkan bayi terlebih
dahulu, bisa dengan menggunakan infant warmer atau skin-to-skin kontak
dengan ibu)
6. Mulai dari rambut: lepas tutup kepala, tapi biarkan pakaian bayi tetap melekat.
7. Cuci kepala dengan sampo bayi dan dibilas air hangat dengan hati-hati.
8. Keringkan rambut lalu pasang kembali tutup kepala.
9. Wajah bayi dibasuh dengan menggunakan kapas atau kassa yang dilembabkan air
hangat bersih.
10. Kapas hanya untuk sekali usap. Usaplah selalu dari ujung mata ke arah pangkal
hidung atau dari yang paling bersih ke area paling kotor.
11. Kemudian mulut diseka yang dilanjutkan ke seluruh wajah dari bagian tengah
keluar.
12. Hidung dan daun telinga dibersihkan dengan kapas atau kassa lembab.
13. Keringkan wajah dengan lembut
14. Buka pakaian bayi, bilatali pusat bayi belum puput buka dan buang kassa
pembungkus tali pusat
15. Washlap basah dicampur sabun, mulai badan, tangan lalu kaki, dengan gerakan
dari depan ke belakang. Lipatan-lipatan di daerah tersebut juga harus
dibersihkan.
16. Khusus kemaluan, apabila bayi BAB gunakan kapas yang dicelupkan air hangat
(dapat dilakukan di awal sebelum mandi)
17. Setelah seluruh tubuh tersabuni, badan dibilas dengan washlap. Dilakukan
Departemen Keperawatan Anak, FKep Unpad

berulang-ulang sampai badan bayi bersih dan sisa sabun sudah hilang.
18. Bila bayi hendak dimandikan dengan cara ”cemplung”, setelah sisa sabun hilang
bayi dimasukkan ke bak berisi air hangat dan bilas hingga bersih. Angkat bayi
dengan cara meletakkan leher bayi di pergelangan tangan dan kaki dijepit di
antara tangan.
19. Setelah dikeringkan dengan handuk lembut, letakkan bayi di atas tempat tidur
yang telah terhampar handuk.
20. Perawatan tali pusat: Keringkan tali pusat dengan kassa kering dan bagian kassa
yang steril, lalu tutup kembali tali pusat dengan kassa kering (perhatikan terilitas
kasa yang akan menutupi tali pusat bayi).
21. Olesi minyak telon di perut, dada, dan kaki. Pemakaian bedak kurang disarankan.
Sebab, beberapa bayi tidak tahan dan dapat mengalami alergi. Apalagi jika bayi
berkeringat, bedak di bagian lipatan badan mengumpul. Inilah yang memicu
biang keringat. Bila tetap akan memakai bedak pastikan debu bedak tidak
terhirup oleh bayi dan tidak mengenai kemaluan bayi.
22. Segera pakaikan popok dan baju. Bila diperkirakan masih dingin, bungkus bayi
dengan selimut/bedong (saat pemakaian bedong, jangan mengikat kaki bayi).
23. Ukur kembali suhu bayi
24. Tempatkan bayi di tempat tidurnya, pastikan bayi dalam keadaan aman dan
nyaman
25. Rapikan alat
26. Cuci tangan

4 EVALUASI
• Cek kebersihan badan bayi
• Cek keadaan tali pusat bila belum puput
• Cek suhu tubuh bayi
• Cek keamanan bayi
• Cek rasa nyaman atau respon bayi

5 DOKUMENTASI
• Mencatat tindakan yang telah dilakukan dengan benar dan sesuai prinsip
dokumentasi
• Mencatat respon, kondisi serta suhu bayi
• Mencatat waktu pelaksanaan
• Mencatat perawat yang melakukan

Keterangan : Mengetahui,
Nilai 0 = tidak dilakukan Penilai
1 = dilakukan tapi tidak optimal
2 = dilakukan dengan optimal

NILAI : ……. x 100 = ……..


( )
FORMAT PENILAIAN
PRAKTIKUM PERAWATAN TALI PUSAT

NILAI
NO. ITEM PENILAIAN
0 1 2
1. PENGKAJIAN
• Cek perencanaan keperawatan klien
• Kaji kepatenan, warna, bau tali pusat

2. PERENCANAAN
• Cuci tangan di air mengalir
• Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan
1. Air DTT hangat
2. 7.1% chlorhexidine digluconate aqueous solution/gel, atau 4%
chlorhexidine (bila diindikasikan)
3. Lidi kapas
4. Kassa steril atau kapas
3. • Membawa alat-alat ke dekat klien

IMPLEMENTASI
• Mencuci tangan dengan bersih
• Membuka kassa yang menutupi tali pusat.
• Membersihkan tali pusat pada bagian pangkal tali pusat dengan
menggunakan lidi kapas yang telah dicelupkan kedalam air DTT hangat.
Lakukanlah dengan hati-hati, apalagi bila pusar bayi masih berwarna
merah. Untuk membersihkan pangkal ini tali pusat sedikit diangkat (bukan
ditarik).
• Gunakan jepitan khusus dari plastik untuk 'memegang' ujung tali pusat
agar lebih mudah dalam membersihkan dan melilitkan perbannya.
• Mengeringkan sisa air yang menempel pada tali pusat dengan
menggunakan kassa steril.
• Menutup atau mengikat dengan longgar bagian atas tali pusat
menggunakan kassa steril kering dengan cara membentuk segitiga.
4. • Mencuci tangan.

EVALUASI
5. • Cek rasa nyaman atau respon klien
• Cek kondisi tali pusat

DOKUMENTASI
• Mencatat tindakan yang telah dilakukan dengan benar
• Waktu, kepatenan, warna dan bau tali pusat
• Respon klien
• Perawat yang melakukan

Keterangan : Mengetahui,
Nilai O = tidak dilakukan Penilai
1 = dilakukan tapi tidak optimal
2 = dilakukan dengan optimal

NILAI : ……. x 100 = …….. ( )


Nama :
NPM :

PROSEDUR PEMASANGAN ORAL GASTRIC TUBE (OGT)


NO ITEM PENILAIAN NILAI
0 1 2
1. Pengkajian
1) Cek perencanaan keperawatan klien
2) Cek kemampuan klien dan orang tua untuk bekerja sama
2. Perencanaan
1) Cuci tangan
2) Persiapan alat
✓ Selang OGT sesuai ukuran (Anak/Bayi no. 6-14), Neonatus (5-10)
✓ Sarung tangan bersih
✓ Tissue
✓ Plester
✓ Gunting plester
✓ Sudip lidah (tongue spatel)
✓ Stetoskop
✓ Handuk mandi atau alas
✓ Spuit 3/5/10/20 cc sesuaikan dengan ukuran selang
✓ Bengkok
✓ Makanan cair yang akan diberikan
✓ Kassa bersih
✓ Alat yang dimasukkan dalam bak instrumen steril : selang OGT, spuit
3. Implementasi
1) Berikan salam teraupetik kepada klien
2) Perkenalkan kembali nama perawat serta validasi identitas klien
3) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan beserta tujuanya (termasuk rasa tidak nyaman yang
kemungkinan yang akan dialami klien ketika tindakan berlangsung)
4) Tutup pintu atau gorden dan juga sampiran harus diperhatikan
5) Mengatur pencahayaan di ruangan
6) Mencuci tangan dengan cara yang baik dan benar
7) Atur klien dengan posisi supinasi
8) Pasang handuk pada dada klien
9) Pasang perlak, pengalas dan bengkok disamping telinga klien
10) Gunakan sarung tangan, jika diperlukan
11) Pasang stetoskop pada telinga
12) Bersihkan area sekitar mulut menggunakan tissue, kaji keadaan mulut anak dengan
menggunakan tongue spatel
13) Ukur panjang selang yang akan dimasukan dengan mengukur jarak dari tepi mulut ke daun
telinga bawah dan proksesus xiphoideus pada sternum (pastikan selang dalam kondisi
tertutup)
14) Beri tanda pada panjang selang yang sudah diukur
15) Masukan selang di mulut yang sudah ditentukan

Departemen Keperawatan Anak


Fakultas Keperawatan, Unpad
2021
16) Lanjutkan memasukkan selang sepanjang mulut. Jika terasa agak tertahan putarlah selang
dan jangan dipaksakan untuk masuk
17) Jika telah selesai memasang OGT, sampai ujung yang telah ditentukan, anjurkan pasien
untuk bernafas normal dan rileks
18) Memeriksa letak selang dengan:
✓ Memasang spuit pada ujung OGT, memasang bagian diafragma stotoskop pada perut
dikuadran kiri atas pasien (lambung) kemudian suntikan 3-5 cc (pada neonatus yang kecil
jumlah udara lebih sedikit diberikan) udara bersama dengan auskultasi abdomen
✓ Aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung
Catatan: Pada neonatus sebaiknya melakukan pengecekan letak selang hanya dengan aspirasi
perlahan
19) Fiksasi selang OGT dengan plester pada bawah mulut atau pipi
20) Rapikan alat
21) Cuci tangan
4. Evaluasi
1) Respon klien
2) Kenyamanan klien
3) Patensi dan keamanan OGT
5. Dokumentasi
1) Waktu pemasangan
2) Jenis dan ukuran selang
3) Respon klien saat dipasang
4) Cairan yang keluar dari lambung : jumlah dan warna
5) Makanan yang diberikan dan jumlahnya
6) Nama perawat yang memasang

Keterangan: Mengetahui,
Nilai 0 = tidak dilakukan Evaluator
1 = dilakukan tapi tidak optimal
2 = dilakukan dengan optimal

Nilai: …./….. x 100 = ……


( )

Departemen Keperawatan Anak


Fakultas Keperawatan, Unpad
2021
Pemberian Imunisasi pada Anak

FORMAT PENILAIAN
PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK

NO. PROSEDUR SKOR


0 1 2
1. PENGKAJIAN
1.1 Mengkaji ulang perencanaan keperawatan imunisasi
1.2 Memberi salam kepada klien dan atau keluarganya
1.3 Melakukan anamnesa
1.4 Melakukan pengkajian langsung dan menentukan area penyuntikan
2. PERENCANAAN
2.1 Menyiapkan alat injeksi yang sesuai kebutuhan
 Kapas air hangat dalam tempat tertutup
 Alas perlak
 Bak spuit
 Bengkok
 Sarung tangan bersih
2.2 Mempersiapkan vaksin yang diperlukan
 Sediaan Sachet Vaksin Hepatitis
a. Buka sachet vaksin Hepatitis
b. Dorong/Tekan plunger dari dua arah sampai terdengar
bunyi ”track”
c. Masukan kedalam bak instrumen
 Mempersiapkan Vaksin Polio
a. Siapkan vaksin Polio berupa vial
b. Buka seluruh penutup vial
c. Ganti penutup vial dengan plastik dropper
d. Masukan kedalam bak intrumen
 Ampul/vial vaksin BCG dan vaksin Campak
a. Pastikan serbuk vaksin berada di badan ampul
b. Siapkan pelarut vaksin BCG atau pelarut vaksin Campak
kemudian ambil melalui spuit sesuai dosis
c. Patahkan batang ampul (langsung patahkan atau gergaji dan
patahkan, gunakan kassa untuk melindungi tangan dari
serpihan kaca bekas patahan ampul) dan siapkan vial vaksin
BCG atau vaksin Campak dan buka timah penutupnya
d. Masukan pelarut melalui spuit kedalam ampul yang berisi
vaksin kering (BCG) atau kedalam vial vaksin Campak
e. Posisikan bagian ampul dan atau vial dibawah dan ambil
vaksin sesuai dengan volume yang dibutuhkan (0,05 cc
untuk vaksin BCG dan 0,5 cc untuk vaksin Campak)
f. Keluarkan udara dari dalam spuit dengan cara menarik
plunger dan mengetuk spuit dengan jari kemudian dorong
sampai tidak ada udara didalam spuit
g. Tutup kembali jarum
h. Simpan dalam bak instrumen
 Vial vaksin Pentabio
a. Pastikan larutan vaksin berada di dalam vial
b. Keluarkan spuit tanpa merubah posisi spuit (tidak
mendorong atau menarik spuit)
c. Posisikan bagian vial dibawah dan ambil vaksin sesuai
dengan volume yang dibutuhkan (0,5 cc untuk vaksin
PENTABIO)
d. Keluarkan udara dari dalam spuit dengan cara menarik
Tim Departemen Keperawatan Anak
Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2021
Pemberian Imunisasi pada Anak

plunger dan mengetuk spuit dengan jari kemudian dorong


sampai tidak ada udara di dalam spuit
e. Tutup kembali jarum
f. Simpan dalam bak instrumen
3. PELAKSANAAN
3.1 Mendekatkan alat-alat ke sisi klien
3.2 Memberikan penjelasan tentang vaksin dan tindakan imunisasi
serta tujuan dan kerjasama yang diharapkan kepada klien dan atau
keluarganya
3.3 Memasang sampiran (untuk memberikan perlindungan
privasi klien)
3.4 Menyalakan lampu ruangan sesuai kebutuhan
3.5 Mencuci tangan dan pasang handscoon
3.6 Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan (nyaman untuk klien dan
memudahkan perawat melakukan tindakan)
3.7 Pilih area tubuh yang akan diinjeksi dengan tepat kecuali vaksinasi
polio diberikan secara oral
 Intramuskuler: Vaktus lateralis untuk vaksinasi PENTABIO
 Intradermal/intracutan: deltoid lengan bagian kanan untuk
vaksinasi BCG
 Subkutan: deltoid lengan bagian kiri untuk vaksinasi Campak
 Untuk pemberian vaksin melalui oral (Polio oral), pegang
rahang bayi sampai mulutnya terbuka, lalu teteskan vaksin
Polio sebanyak 2 tetes
3.8 Memasang perlak
3.10 Melakukan desinfeksi dengan kapas air hangat di
area penyuntikan dengan menghapus area penusukan secara
sirkuler atau sekali hapus
3.11 Mengecek kembali volume obat dan ada tidaknya udara dalam
spuit
3.12 Menginsersikan jarum spuit
 Intramuskuler: retraksikan area dan suntikan dengan sudut
antara jarum dan kulit sebesar 90° (sesuai ketebalan otot klien
dan ukuran jarum)
 Intradermal: retraksikan kulit dan suntikan dengan sudut 15°
 Subkutan: cubit dengan hati-hati kulit pada area yang telah
ditentukan dan suntikan obat dengan sudut 45° (sesuai
ketebalan otot klien dan ukuran jarum)
3.13 Injeksikan obat dengan tepat kemudian injeksikan obat secara
perlahan
3.14 Massage/tekan daerah penyuntikan (kecuali untuk injeksi
intradermal)
3.15 Memasang kembali tutup jarum dan buang spuit ke bengkok
kemudian buka sarung tangan
3.16 Memberitahu klien tindakan sudah selesai
3.17 Membereskan alat
3.18 Membantu klien mendapatkan posisi secara tepat dan nyaman
3.19 Mencuci tangan
4. EVALUASI
4.1 Mengevaluasi respon klien selama tindakan (nyeri, perdarahan,
kejadian lain)
4.2 Mengevaluasi respon klien sesudah tindakan (alergi, nyeri di area
penyuntikan, perdarahan)
5. DOKUMENTASI
Tim Departemen Keperawatan Anak
Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2021
Pemberian Imunisasi pada Anak

5.1 Mencatat respon klien selama dan sesudah tindakan


5.2 Mencatat waktu, jenis vaksin, nama vaksin, dosis, dan cara
pemberian (IM, SC, Intracutan atau IV)
5.3 Mencatat dengan jelas, mudah dibaca, ditanda tangani dan disetai
nama jelas serta bila ada tulisan yang salah tidak dihapus/ditype-x
tetapi dicoret, dibenarkan dan disertai paraf
5.4 Catatan ditulis menggunakan tinta atau ballpoint

Keterangan : Mengetahui,
Nilai 0 = tidak dilakukan Penguji,
1 = dilakukan tapi tidak optimal
2 = dilakukan dengan optimal

NILAI : ……… x 100 = ……..

Tim Departemen Keperawatan Anak


Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2021
Pemberian Imunisasi pada Anak

Dibawah ini merupakan jadwal pemberian immunisasi:

Tim Departemen Keperawatan Anak


Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2021

Anda mungkin juga menyukai