LAPORAN KASUS
Diajukan guna melengkapi tugas pada bagian Pedodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Oleh :
Lubna
Danang Dewantara AP
111611101008
111611101062
Instruktur :
Dr Finda
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ahmad Sanusi
Alamat
Umur
: 21 Tahun
Jenis Kelamin
: Lakilaki
: Sendiri
Cara Kedatangan
: Sendiri
Jenis Kasus
: Non Trauma
AIRWAY
Dinding Dada
: Lancar
Trachea
: Simetris
: Di Tengah
BREATHING
Gerak Dada
: simestris
: tidak
Krepitasi
: tidak
SIRKULASI
Akral
DISABILITY
GCS
: 4/5/6
Pupil
: Ukuran OD 3mm
RC OD +/OS 3mm
OS +/-
VITAL SIGN
Tensi
: 110/70 mmHg
Nadi
: 88 x/mnt
RR
: 20 x/mnt
T-Axila
: 38,1 oC
T-Rectal
ANAMNESA
Keluhan Utama
: Demam
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala / Leher
: a-/i-/c-/d-
Thoraks
Abdomen / Punggung
: soefl, Bu (+) N
Ekstremitas
Genetalia
: dbm
Definisi
Demam
berdarah dengue/DBD
(dengue
biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998, sedangkan mortalitas
DBD cenderung menurun hingga mencapai 2% pada tahun 1999.
Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes
(terutama A. aegypti dan A. albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya
berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi
nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas dan
tempat penampungan air lainnya).
Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue
yaitu :
1. Vektor : perkembang biakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan
vektor di lingkungan, transportasi vektor dilingkungan, transportasi vektor
dai satu tempat ke tempat lain;
2. Pejamu : terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan
paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis kelamin;
3. Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk (WHO,
2000).
Patogenesis
Patogenesis terjadinya demam berdarah dengue hingga saat ini masih
diperdebatkan. Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa
mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue
dan sindrom renjatan dengue.
Respon imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah :
1. Respon humoral berupa pembentukan antibody yang berparan dalam
proses netralisasi virus, sitolisis
yang
dimeasi komplemen
dan
Nyeri kepala.
Nyeri retro-oebital.
Mialgia / artralgia.
Ruam kulit.
Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bending positif).
Leukopenia. dan pemeriksaan serologi dengue positif, atau ditemukan
pasien DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang
sama.
Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.
Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut :
Uji bendung positif.
Petekie, ekimosis, atau purpura.
Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), atau